Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PENGANTAR ILMU ANTROPOLOGI KE- 5

Nama : Levica
Nim : E1041211082
Program Studi : Sosiologi
Mata Kuliah : Pengantar ilmu Antropologi
Dosen : Diaz Restu Darmawan, S. pd, M.A

1. Isi dari buku Masyarakat Sejarah dan Kebudayaan Tionghoa di Kalimantan Barat.
Dalam sejarah, seperti dikutip dari buku Masyarakat Sejarah Dan Kebudayaan
Tionghoa DI Kalimantan Barat, karya Syafaruddin Usman MHD, SPd. SH.
I .Istilah Tionghoa ini dibuat sendiri oleh keturunan Cina, berasal dari kata
zhonghua.  Zhonghua dalam bahasa Mandarin dilafalkan sebagai Tionghoa. Bahasa Tionghoa
salah satu dari budaya paling tua dan komplek di dunia, warga negara keturunan Tionghoa
sudah banyak tersebar di Indonesia, maka tidak heran banyak di kenal luas. Budaya Tionghoa
yang telah di kenal di Indonesia mencakup kuliner, kesenian, musik, perayaan, bahasa, dan
pakaian.
Dengan berkembangnya kerajaan-kerajaan di Nusantara, para imigran Tiongkok pun
mulai berdatangan, terutama untuk kepentingan perdagangan. Pada prasasti-prasasti dari
Jawa orang Cina disebut-sebut sebagai warga asing yang menetap di samping nama-nama
suku bangsa dari Nusantara, daratan Asia Tenggara dan anak benua India.
Berikut adalah salah satu ciri khas etnis dari Suku Tionghoa antara lain :
1. Adat Istiadat
Cadar Merah Pada Pengantin Wanita
Pernihakan tradisional tionghoa menggunakan cadar merah untuk menutupi
muka. Cadar ini berasal dari masa dinasti utara dan selatan yang dimana bahanya
terbuat dari sutra.
Seiring berjalannya waktu, kebiasaan memakai cadar pada saat pesta
pernikahan menjadi sebuah tradisi yang wajib di lakukan oleh Suku Tionghoa.
Pemakaian cadar pada pengantin wanita dengan tujuan agar kecantikan pengantin
wanitanya tidak menjadi perhatian lelaki lain dan pengantin pria ingin melihat
pengantin wanitanya terlihat lebih anggun. Pengantin wanita menerima pemakaian
cadar untuk menunjukkan kesetiaan kepada pengantin pria dan cadar itu harus
berwarna merah yang melambangkan kebahagiaan.

2. Kebudayaan
Budaya The
Minum teh telah menjadi semacam ritual di kalangan masyarakat Tionghoa.
Di Cina, budaya minum teh dikenal sejak 3.000 tahun sebelum Masehi (SM), yaitu
pada zaman Kaisar Shen Nung berkuasa. Bahkan, berlanjut di Jepang sejak
masa Kamakaru (1192 – 1333) oleh pengikut Zen.
Tujuan minum teh, agar mereka mendapatkan kesegaran tubuh
selama meditasi yang bisa memakan waktu berjam-jam.
Pada akhirnya, tradisi minum teh menjadi bagian dari upacara ritual Zen
sehingga masyarakat Tionghoa sudah meyakini teh dapat menetralisasi kadar lemak
dalam darah apabila setelah mereka mengonsumsi makanan yang mengandung lemak.
Mereka juga percaya, minum teh dapat melancarkan buang air seni,
menghambat diare, dan juga kegunaan lainnya.

3. Ritual
Ceng Beng / Festival Qingming
Ritual etnis Tionghoa sembahyang kubur atau jiarah ke kuburan sanak
keluarga yang sudah meninggal. Bagi etnis Tionghoa ini merupakan hari dimana
untuk mengingat dan menghormati nenek moyang. Memberi doa di depan makam
leluhur, menyapu pusaran, menyajikan makanana, teh, arak, dupa, makanan dan
kertas sembahyang sebagai persembahan kepada nenek moyang.
Sembahyang kubur dilakukan 2 kali dalam setahun, yaitu pada saat festival
Qingming dan pertengahan bulan 7 dalam kalender Tionghoa atau yang dikenal
dengan 七 月 半 (pinyin: qī yuè bàn), Chit Nyiat Pan (Hakka), Chi Gwe Pua
(Hokkien). Sembahyang kubur pada festival Qingming dilakukan selama 15 hari
dengan festival Qingming sebagai hari terakhir atau puncak perayaannya, sedangkan
sembahyang kubur pada pertengahan bulan 7 dimulai dari tanggal 1 sampai 15
kalender Tionghoa. Bulan ke-7 dalam kalender Tionghoa disebut sebagai Bulan
Hantu. Pada hari ke-15 atau pertengahan bulan 7 kalender Tionghoa, diadakan
perayaan untuk memberi makan kepada arwah-arwah yang tidak ada keluarga atau
yang ditelantarkan oleh keluarganya.
Secara umum, kepercayaan tradisional Tionghoa mementingkan ritual penghormatan
yaitu:
a. Penghormatan leluhur: Penghormatan kepada nenek moyang merupakan intisari
dalam kepercayaan tradisional Tionghoa. Ini dikarenakan pengaruh ajaran
Konfusianisme yang mengutamakan bakti kepada orang tua termasuk leluhur
jauh.
b. Penghormatan dewa-dewi: Dewa-dewi dalam kepercayaan tradisional Tionghoa
tak terhitung jumlahnya, ini tergantung kepada popularitas sang dewa atau dewi.
Mayoritas dewa atau dewi yang populer adalah dewa-dewi yang merupakan tokoh
sejarah, kemudian dikultuskan sepeninggal mereka karena jasa yang besar bagi
masyarakat Tionghoa di zaman mereka hidup.

4. Bahasa
Bahasa Tionghoa memiliki banyak varian lokal/ lisan. Bahasa Tionghoa
merupakan bahasa dengan jumlah penutur asli terbanyak di dunia.
Di Indonesia Bahasa Tionghoa dibagi jadi beberapa bagian yaitu ada Bahasa
Tio ciu dan hakka khek yang sering digunakan oleh orang-orang tionghoa yang
tinggal di Kota Pontianak, Bahasa Singkawang yang mayoritas penduduk Singkawang
menggunakan Bahasa daerah tersebut, dan ada juga Bahasa hokkien dan Bahasa
Mandarin yang digunakan sebagai bahasa komunikasi sehari-hari penduduk Suku
Tionghoa di Jakarta atau sekitar daerah pulau jawa.

5. Pakaian
Cheongsam
Cheongsam merupakan salah satu baju tradisional perempuan Tionghoa. Kata
Cheongsam sendiri berasal dari bahasa Kanton, yaitu Chángshān atau 長 衫 . Jika
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, Cheongsam berarti ‘gaun panjang'.
Cheongsam identik dengan kerah yang tinggi dan aksen kancing yang
menghiasi bagian tengah atau kanannya, cheongsam juga memiliki banyak sekali
jenis corak atau motif. Setiap motif atau corak yang ada pada cheongsam itu memiliki
makna yang berbeda.Misalnya motif Phoenix China yang dikenal sebagai fenghuang,
melambangkan penyatuan pria dan perempuan, motif ini sering ditemukan dalam baju
cheongsam pernikahan. Selain itu, ada juga motif dua burung bangau yang
melambangkan kebahagiaan ganda, motif ini paling populer dan sering ditemukan
dalam baju cheongsam. Yang terakhir, ada motif naga yang memiliki makna sebagai
metafora kekuatan dan keberuntungan.

6. Kesenian
a. Barongsai
Barongsai berasal dari kata Barong dan Sai, barong adalah kata dalam bahasa
Indonesia, sedangkan Sai adalah bahasa Tiongkok dialek hokkian yang berarti
singa.
Tarian tradisional Tionghoa ini menggunakan kostum yang menyerupai singa,
yang dimana masyrakat Tionghoa percaya bahwa singa melambangkan
kebahagiaan dan kesenangan. Konon, tarian barongsai dilakukan untuk mengusir
roh-roh jahat. Tarian barongsai ini dengan gerakan singa akan memakan amplop
yang disebut ’Lay See’.Di atas amplop tersebut biasanya ditempeli dengan
sayuran selada air yang melambangkan hadiah bagi sang Singa.
b. Wayang Potehi
Kesenian ini mirip wayang golek (wayang kayu), namun cerita yang ditampilkan
berasal dari legenda rakyat tiongkok, seperti Sampek Engthay, Sih Djienkoei,
Capsha Thaypoo, Sungokong, dan lain-lain.

7. Perayaan
a. Tahun Baru Imlek
Perayaan terpenting orang Tionghoa. Perayaan tahun baru imlek di hari pertama
bulan pertama berakhir dengan Cap Go Meh pada saat bulan purnama. Tahun baru
imlek di kenal Chuxi berarti pergantian tahun Cina yang uniknya perayaan imlek
para orang-orang tionghoa harus menggunakan pakaian berwarnah merah agar
keberuntungan
b. Cap Go Meh
Melambangkan hari ke -15 pada perayaan imlek bagi komunitas tionghoa.
Perayaan ini di rayakan dengan jamuan besar dan juga berbagai kagiatan
sembahyang di tempat ibadah setelah itu dirayai dengan pementasan atraksi naga
dan juga barongsai.
c. Pertengahan Musim Gugur
Pada tanggal 15 Agustus Imlek, banyak cerita yanag mendasarinya bahwa asal
perayaan musim gugur lebih dari 2000 tahun yang lalu, karena pada saat itu
Tiongkok merupakan negara pertanian, maka perayaan ini bertepatan dengan
panen musim gugur.
d. Perayaan Perahu Naga
Perayaan Ini menjadi simbol dalam semangat dalam kebudayaan bangsa tionghoa.
Ini merupakan salah satu dari perayaan besar bangsa tionghoa yang di adakan
setiap tahun.

jadi patut disadari

2. Suasana dan fasilitas Dinas Perpustakaan Kota Pontianak


3. Kesimpulan
Mengunjungi perpustakaan kota
Hari ini saya mengunjungi perpustakaan kota yang berada dijalan alianyang, perpustakaan
tersebut tidak jauh dari rumah saya, ini adalah kunjungan kesekian kalinya saya
keperpustakaan ini, hari ini saya memiliki tujuan untuk meminjam buku dan juga sekaligus
mengerjakan tugas di sana.

Anda mungkin juga menyukai