Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul
Judul merupakan hal yang sangat penting dari karya ilmiah, karena judul akan
memberikan gambaran tentang keseluruhan isi skripsi. Agar tidak terjadi kekeliruan dalam
memahami makna yang terkandung dalam judul penelitian ini, peneliti merasa perlu untuk
memberikan penegasan terhadap judul. Adapun judul skripsi ini adalah “Pola Hubungan
Sosial Antara Etnis China Dengan Etnis Non China di Kelurahan Pesawahan
Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung”. Adapun Istilah-istilah yang
terdapat dalam judul proposal skripsi ini adalah sebagai berikut:
Pola adalah struktur yang tetap terdiri dari unsur-unsur terhadap suatu perilaku dan
dapat dipakai untuk menggambarkan atau mendeskripsikan gejala perilaku itu sendiri. 1
Dalam penelitian ini yang dimaksud pola yakni struktur perilaku yang menggambarkan
gejala antara Etnis China dan Etnis Non China di Kelurahan Pesawahan Kecamatan Teluk
Betung Selatan Kota Bandar Lampung.
Hubungan Sosial merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuhkan
yang bersifat timbal balik dan saling mempengaruhi satu sama lain.2 Dalam penilitian ini
yang dimaksud hubungan sosial adalah hubungan antara etnis china dan etnis non china yang
saling membutuhkan bersifat timbal balik dan saling mempengaruhi yang berada di
Kelurahan Pesawahan Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung.
Etnis atau suku merupakan suatu kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan
yang lain berdasarkan akar dan identitas kebudayaan, terutama bahasa. Dengan kata lain
etnis adalah kelompok manusia yang terkait oleh kesadaran dan identitas. 3 Dalam penelitian
ini yang dimaksud etnis adalah sekelompok manusia yang memiliki identitas kebudayaan
terutama bahasa yang dimiliki etnis China maupun Non China yang berada di Kelurahan
Pesawahan Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung.
Kampung Pecinaan merupakan satu kesatuan lingkungan tempat tinggal yang dihuni
oleh sekelompok masyarakat yang terdiri dari kesatuan keluarga Cina. Dalam penelitian ini
yang dimaksud kampung pecinaan adalah sebuah tempat tinggal yang dihuni oleh individu
atau sekelompok masyarakat yang mayoritas China yang berada di Kelurahan Pesawahan
Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung.
Maksud dari judul ini adalah untuk melihat serta mengetahui Pola Hubungan Sosial
Antara Etnis China Dengan Etnis Non China di Kelurahan Pesawahan Kecamatan Teluk
Betung Selatan Kota Bandar Lampung.

B. Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan Bangsa yang majemuk dengan keberagaman, baik dalam ranah
etnik, budaya, agama, maupun suku. Keberagaman ini telah menjadi landasan dalam
kehidupan dan berkebangsaan yang membuat bangsa ini menjadi bangsa yang besar.

1
Mukhammad Lazuardial Alwan, Pola Hubungan Patron-Klien Usaha Perikanan Tangkap Di Pelabuhan Pasuruan
Jawa Timur, Skripsi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2020. 5
2
Susanto Astrid. S, Pengantar Sosiologi Dan Perubahan Sosial (Bandung: Binacipta, 2005). 16
3
Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 2007). 65

1
2

Menurut sejarah, awal mula datangnya orang-orang Tionghoa ke Indonesia dapat ditelurusuri
sejak masa Dinasti Han (206 SM-220 M). Pada masa itu, Tionghoa telah membuka hubungan
perdagangan dengan Negara-negara yang ada dikawasan Asia Tenggara, dan menurut catatan
sudah ada orang Tionghoa yang datang ke Pulau Jawa (Djawa Dwipa). Pada masa Dinasti
Tang (618-907) juga didapati orang-orang Tionghoa di Kerajaan Sriwijaya. 4 Namun,
keberagaman yang merupakan kekayaan bangsa jika tidak dikelola dengan baik dalam
kehidupan dapat menjadi investasi konflik. Maka keberagaman ini harus dikelola dengan
edukatif, sistematis, dan kreatif, agar menjadi asset bangsa yang tak ternilai.
Etnis atau suku merupakan suatu kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan
yang lain berdasarkan akar dan identitas kebudayaan, terutama bahasa. Dengan kata lain
etnis adalah kelompok manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas tadi sering kali
dikuatkan oleh kesatuan bahasa. Etnis china atau Tionghoa yang berada di Indonesia bukan
berasal dari satu kelompok saja, tetapi terdiri dari berbagai suku bangsa dari dua propinsi
dinegara tionghoa yaitu fukian dan Kwantung. Daerah ini merupakan daerah yang sangat
penting didalam perdagangan orang Tionghoa. Tionghoa dapat dikelompokan menjadi dua
bagian, yaitu Tionghoa Totok dan Tionghoa Keturunan. Tionghoa Totok adalah orang yang
lahir di Tionghoa dan Indonesia, dan merupakan hasil perkawinan sesama Tionghoa.
Sedangkan Tionghoa Keturunan adalah orang Tionghoa yang lahir di Indonesia dan
merupakan hasil perkawinan campur antara orang Tionghoa dengan orang Indonesia.
Etnis Cina (Tionghoa) sangat menghargai budaya nenek moyangnya, semua hasil
cipta karya dan produk budaya yang dilahirkan baik yang dibawakan oleh etnis Tionghoa
sendiri maupun etnis Tionghoa peranakan yang sudah hidup beberapa generasi di Indonesia
khususnya di Kota Bandar Lampung. Adapun kehidupan etnis Tionghoa terdapat dari
beberapa sumber yaitu Taoisme, Konfusime, dan Budhisme yang menjadi pegangan untuk
landasan dalan dalam kehidupannya. Ajaran Taoisme adalah sebuah ajaran yang menyeluruh
tentang kehidupan dan alam, dalam Chu disebutkan bahwa Lao Tzu dan Zhung Tzu sekitar
300 Sebelum Masehi. Mereka justru berpikir bahwa bahwa keberadaan tertinggi ada di alam
seperti yang mereka amati, kemudian pengikutnya menetapkan ajaran Taoisme sebagai
doktrin religius dan mengangkat Lao Tzu sebagai pendeta spiritual. Maka ajaran Lao Tzu
dikaitkan dengan takhayul dan keajaiban, sementara ajaran Tao mengajarkan bahwa semua
yang ada di dunia merupakan suatu proses dari semua benda hidup dan semua benda-benda
yang ada di alam semesta.
Ajaran Konfusionisme merupakan sebuah ajaran yang dianut oleh etnis Tionghoa di
Indonesia, ajaran Kong Hu Cu dibawa oleh Kong Hu Cu Tiongkok. Etnis Tionghoa
diperantauan banyak mengikuti ajaran Kong Hu Cu. Adapun masa reformasi budaya dan
agama Kong Hu Cu sudah mulai berkembang. Ajaran Konfusionisme mengajarkan bahwa
manusia merupakan pusat dari pada dunia dan sesama manusia harus saling tolong
menolong, karena manusia tidak akan bisa hidup tanpa pertolongan orang lain.
Ajaran Budhisme merupakan senuah kepercayaan yang diciptakan oleh seseorang
anak manusia yang meliputi petunjuk-petunjuk kehidupan didunia. Awalnya agama Budha
merupakan suatu agama yang dibawa oleh orang luar yang seterusnya disesuaikan dengan
budaya dan peradaban Cina. Sehingga agama Budha sampai sekarang masih berkembang

4
Ilyasin, Persepsi Siswa etnis Tionghoa Terhadap Pembelajaran Sejarah Pokok Bahasan Pergerakan Nasional Di SMA
Kristen Wonosobo Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, 2019. 1
3

dinegara China maupun diperantauan. Adapun agama ini banyak dianut oleh etnis Cina
perantauan dan dianggap sebagai agama resmi di Indonesia. 5
Kepercayaan etnis Cina (Tionghoa) banyak menggunakan symbol kombinasi antara
ajaran Taoisme dan ajaran lainnya. Adapun penggunaan symbol-simbol tersebut sering
terlihat pada perilaku dalam kehidupan sehari-hari dan kebiasaan sangat tergantung kepada
kepercayaan nenek moyangnya. Secara keseluruhan etnis Tionghoa memiliki kewajiban
untuk mengembangkan budaya dan tradisinya kepada dunia luar. Adapun budaya yang
berkembang sampai sekarang yaitu perayaan pergantian tahun baru, hari besar imlek, upacara
kematian, perayaan cap go meh, ceng beng, Barongsai Liongsai, Angpao dan penggunaan
bahasa khek sesamanya. Masyarakat etnis Tionghoa umumnya memiliki adat dan
kebudayaan yang berbeda dengan masyarakat etnis non Cina. Namun sebagai minoritas etnis
Tionghoa mendapat perlakukan dan respon yang positif meskipun banyak perbedaan dari
segi agama dan budaya mereka.
Perbedaan persepsi yang dimiliki oleh warga keturunan Tionghoa dengan orang
pribumi (Etnis Non Cina) dapat mempengaruhi perbedaan pola hubungan sosial mereka.
Terutama mereka yang tinggal di suatu lingkup yang terdiri dari Etnis Cina dan Non Cina,
sehingga mereka membutuhkan komunikasi untuk menyatukan perbedaan tersebut. Warga
keturunan Cina yang berada di Indonesia selalu memiliki perbedaan satu sama lain, sampai
saat ini warga keturunan Tionghoa sulit untuk berbaur dengan lingkungan sekitar mereka
khususnya dengan pribumi. Kebudayaan etnis Tionghoa yang sudah ada ribuan tahun
membuat generasinya mampu mempertahankan serta mengembangkan budaya dan tradisi
leluhurnya baik di negerinya maupun di perantauan. Etnis Tianghoa mengembangkan
budayanya diseluruh Indonesia bahkan sampai ke Kota Bandar Lampung, hal ini bertanda
bahwa mereka mampu mempertahankan budaya leluhurnya dimana saja dan kapan saja.
Manusia merupakan mahluk sosial, sebagai makhluk sosial tentunya individu
(manusia) tidak dapat hidup sendiri, semenjak individu lahir sampai kematiannya individu
selalu membutuhkan individu lainnya, karena dalam melakukan aktivitas-aktivitas sehari-hari
dan untuk memenuhi segala kebutuhannya tidak dapat dilepaskan dari individu atau
kelompok lainnya. Dengan adanya hubungan ini maka semenjak itulah terjadinya interaksi
sosial dalam kehidupan individu. Hubungan sosial merupakan foktor utama dalam kehidupan
sosial. Hubungan sosial merupakan hubungan antar manusia yang saling membutuhkan.
Hubungan sosial yaitu hubungan antara manusia yang menghasilkan adanya proses
pengaruh-mempengaruhi. Hubungan kerap ditandai oleh kadar yang tinggi mengenai
keramah-tamahan dan kasih sayang, kepercayaan, pengungkapan diri, tanggung jawab,
dirumuskan melalui lambang-lambang dan ritual.6 Sesuatu kenyataan apabila manusia lahir,
hidup dan berkembang di dalam masyarakat. karena itu sadar ataupun tidak, manusia selalu
bergaul, berkomunikasi dan bekerjasama dengan masyarakat, juga dengan lingkungan
sekitarnya.
Islam sebagai agama Allah yang ajarannya sangat komplek dan komperasif mengatur
hubungan sosial antar sesama masyarakat, Islam membentangkan pola hidup yang ideal dan
praktis. Islam mengajarkan hidup seimbang baik dalam urusan ibadah maupun mu’amalah.
Dengan ibadah seseorang berhubungan langsung dengan Allah Swt secara vertical. Adapun
aspek mu’amalah, seseorang akan berhubungan dengan urusan duniawi, seperti ekonomi,
5
Rahmad Sepia Fikri, Eksistensi Etnis Tionghoa di Kota Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya. Skripsi Program Studi
Sejarah Dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab Dan Humaniora Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, 2021. 16-17
6
Muhammad Budyatna Dkk, Teori Komunikasi Antar Pribadi, (Jakarta: Karisma Putra Utama, 2011). 156
4

sosial, kemasyarakatan, dan nilai-nilai lainnya dalam memenuhi hajat hidupnya.7 Islam hadir
tidak hanya bertujuan untuk mempertahankan eksistensinya sebagai agama, tetapi juga
mangakui eksistensi agama-agama lain, dan memberikan ruang atau hak untuk hidup
berdampingan, saling menghargai dan menghormati adanya perbedaan dalam masyarakat
beragam. 8
Perbedaan merupakan sebuah keragaman yang tidak bisa di hindarkan karena
merupakan sebuah keniscayaan dalam kehidupan. Dalam hal ini islam adalah agama yang
mengajarkan tentang rasa kemanusiaan, saling menghormati dan menghargai atas adanya
keberagaman dalam masyarakat. Keberagaman ini mulai dari suku, ras, agama dan lain
sebagainya. Sehingga Islam dapat diterima di dalam masyarakat karena mengandung sebuah
nilai-nilai sosial yang sesuai di masyarakat. 9Sebagaimana hal tersebut telah tercantum dalam
ayat Al-Quran sebagai berikut:

Artinya: “Wahai manusia! Kami telah menciptakan kamu dari seseorang laki-laki
dan prempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar
kamu saling mengenal. Sungguh yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Mehateliti”. (QS. Hujurat ayat:
13).10

Sebagai sesama manusia dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat meskipun


terdapat adanya perbedaan suku, agama, maupun bahasa yang berbeda, harus saling
menghargai satu sama lain. Dengan menjalin hubungan interpersonal, hubungan antar
kelompok dan hubungan sosial masyarakat yang lebih luas. Meskipun adanya suatu
perbedaan baik itu etnis, agama, suku dan bahasa diantara kelompok masyarakatnya.
Masyarakat terdiri dari berbagai kelompok, namun secara garis besar dapat dibagi menjadi
dua etnis di dalam masyarakat yakni masyarakat yang beretnis Cina dan masyarakat yang
beretnis non Cina yang menjalini hidup bersama di dalam masyarakat dan saling
berdampingan yang berada di Kelurahan Pesawahan Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota
Bandar Lampung.
Peneliti melakukan penelitian awal pada masyarakt yang beretnis Cina atau Tianghoa
yang bertempat di Kelurahan Pesawahan Kecamatan Teluk Betung Kota Bandar Lampung.
Teluk betung merupakan pusat perniagaan dan tanjung karang, sebagai pusat pemerintahan
dan politik, lalu Kota Bandar Lampung diramaikan oleh sebagian etnis Cina (Tianghoa).
Karena memang merupakan tempat dimana masyarakat Tianghoa bermukim dan
membangun kehidupan ekonomi niaganya sejak abad ke-17 M sampai sekarang. Adapun
jumlah penduduk yang berada di Kecamatan Teluk Betung Selatan yakni 10.335 orang.
Penduduk yang beragama Islam terdapat 8.903 orang, Kristen Prostetan terdapat 608 orang,
Kristen Khatolik terdapat 396 orang, Hindu terdapat 33 orang, dan agama Budha terdapat
7
Hamzah Ya’qub, Etos Kerja Islam, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1992). 6
8
M. Qurais Shihab, Wawasan Al-Quran (Bandung: Mizan, 2005). 379
9
Ibnu Rusydi dan Siti Zolehah, “Makna Kerukunan Antara Umat Beragama Dalam Konteks Keislaman Dan
Keindonesian”, Jurnal For Islamic Studies Vol. 1, No. 1 (2018). 170-181
10
Surah Hujurat ayat 13.
5

918 orang. Sedangkan masyarakat yang beretnis Cina terdapat 30 KK dan masyarakat yang
beretnis non Cina seperti Lampung dan Jawa yang maritas beragama Islam jauh lebih
banyak.11
Hubungan sosial yang terjalin diantara masyarakatnya yang memiliki keragaman
etnis terlihat adanya perbedaan budaya maupun bahasa mengakibatkan hubungan menjadi
kurang terbuka atau berakhir menjadi komunikasi negative. Komunikasi negative merupakan
komunikasi dapat bersifat negative jika pihak-pihak yang melakukan komunikasi tersebut
tidak saling mengerti atau salah paham maksud masing-masing pihak, sehingga tidak
menghasilkan kerjasama.12 Selain masyarakata Etnis Cina terdapat juga masyarakat yang
beretnis non Cina yakni masyarakat Pribumi yang beretnis Lampung serta beretnis Jawa
yang mayoritasnya beragama Islam yang berada di di Kelurahan Pesawahan Kecamatan
Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung. Etnis Cina mempunyai budaya dan adat yang
berbeda dengan masyarakat di Kota Bandar Lampung, namun mereka bisa menyesuaikan
dalam berinteraksi dengan masyarakat yang tinggal disekitarnya. Masyarakat yang ber Etnis
Cina tidak hanya tinggal di Kelurahan Pesawahan Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota
Bandar Lampung saja, akan tetapi hampir seluruh Bandar Lampung terdapat masyarakat
yang beretnis Cina, bahkan mereka membangun hubungan dengan masyarakat sekitar tempat
tinggal dengan sangat baik. Hal ini terlihat semakin banyaknya etnis Tionghoa di seluruh
Kota Bandar Lampung. Kebiasaan masyarakat Cina yang selalu disibukan dengan pekerjaan,
sehingga dalam bersosialisasi di dalam lingkungan masyarakat menjadi kurang berjalan.
Kontak sosial serta komunikasi antara masyarakat tidak berjalan dengan baik antara
lingkungan masyarakatnya dikarnakan masyarakat etnis Cina lebih sering menghabiskan
waktunya untuk bekerja dari pada dirumah serta lebih senang ketika menjalin hubungan
antara sesama etnisnya, karena adanya persamaan budaya dan bahasa yang mereka miliki.
Sehingga jarang sekali masyarakat etnis cina melakukan hubungan dengan masyarakat etnis
lainnya. 13. Berdasarkan latar belakang masalah diatas penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian lebih mendalam terkait Pola Hubungan Sosial yang terjalin antara Etnis Cina dan
non Cina. Maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini yang berjudul Pola Hubungan
Sosial Antara Etnis China Dengan Etnis Non China di Kelurahan Pesawahan
Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung.

C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian adalah area spesifik yang akan diteliti. Penelitian ini dilakukan di
Kelurahan Pesawahan Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung. Maka dalam
penelitian ini peneliti berfokus pada Pola Hubungan Sosial Etnis China dan Etnis Non China
di Kampung Pecinaan Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung. Sedangkan
yang menjadi sub-fokus pada penelitan yakni Solidaritas Sosial antara Etnis China dan Non
China di Kampung Pecinaan Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, permasalahan yang perluh diteliti yakni:
1. Bagaimana Pola Hubungan Sosial Etnis China dan Etnis Non China di Kelurahan
Pesawahan Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung ?
11
Profil Kelurahan Pesawahan Kecamatan Teluk Betung Selatan, 2021
12
Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi (Jakarta: Kencana, 2011). 73
13
Saiful, Masyarakat Kelurahan Pesawahan, Wawancara 28, September 2022.
6

2. Bagaimana Solidaritas Sosial antara Etnis China dan Non China di Kelurahan
Pesawahan Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung ?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, terdapat tujuan dari penelitian ini, yakni:
1. Untuk mengetahui Pola Hubungan Sosial Etnis China dan Etnis Non China di
Kelurahan Pesawahan Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung.
2. Untuk mengetahui Solidaritas Sosial antara Etnis China dan Non China di Kelurahan
Pesawahan Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dan
memberikan sumbangan pemikiran dibidang sosiologi Agama serta dapat menambah
wawasan dan pengetahuan dengan melalui penelitian tentang Pola Hubungan Sosial
Antara Etnis China Dengan Etnis Non China di Kelurahan Pesawahan Kecamatan Teluk
Betung Selatan Kota Bandar Lampung.

2. Manfaat Praktis
Secara praktis hasil dari penelitian ini diharapkan bisa menjadi sumbangan pikiran
bagi ilmu pengetahuan dan yang paling menjurus yaitu ilmu pengetahuan dijurusan
sosisologi disuatu saat nanti dan bisa menjadi rujukan atau referensi bagi para akademisi
yang akan melakukan kajian atau penelitian dengan tema yang sama dengan peneliti
lakukan yakni terkait Pola Hubungan Sosial Antara Etnis China Dengan Etnis Non China
di Kelurahan Pesawahan Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung.

G. Kajian Penelitian Terdahulu Yang Relevan (Studi Pustaka)


Tinjauan pustaka bertujuan agar peneliti mengetahui terkait hal yang telah diteliti dan
yang belum diteliti sehingga tidak terjadi duplikat dalam penelitian. adapun beberapa hasil
penelitian yang peneliti temukan terkait dengan penelitian ini yaitu:
1. Skripsi Isnaeni Diana Imanina K yang ditulis pada tahun 2018 yang berjudul “Interaksi
Sosial Etnis Lokal Dan Etnis Tionghoa Dalam Pencegahan Konflik Di Kota Makassar”.
Jenis penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif, teknik pengumpulan data adalah
wawancara, dokumentasi, dan pengamatan. Teknik analisis data dilakukan secara
deskriptif kualitatif. 14Persamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah sama-
sama membahas Etnis Tionghoa. Sedangkan perbedaannya yakni skripsi Isnaeni Diana
Imanina Kberfokus pada Interaksi Sosial Etnis Lokal dan Etnis Tionghoa dalam
pencegahan konflik di Kota Makassar, sedangkan yang akan peniliti teliti berfokus pada
Pola Hubungan Sosial antara Etnis China dan Non China di Kelurahan Pesawahan
Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung.

2. Skripsi Rahmad Sepia Fikri yang ditulis pada tahun 2021 yang berjudul “Eksistensi
Etnis Tionghoa di Kota Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya”. Jenis penelitian yang
14
Isnaeni Diana Imanina K, Interaksi Sosial Etnis Lokal Dan Etnis Tionghoa Dalam Pencegahan Konflik Di Kota
Makassar. Skripsi Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar, 2018.
7

digunakan Kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan observasi, wawancara


dan dokumentasi. Teknik analisis data berupa reduksi data, penyajian data dan
verifikasi/ kesimpulan. 15Persamaan dengan peneliti lakukan yakni sama-sama
membahas Etnis Tianghoa. Sedangkan perbedaannya yakni skripsi Rahmad Sepia Fikri
berfokus pada keberadaan Etnis Tionghoa di Kota Blangpidie Kabupaten Aceh Barat
Daya. Sedangkan yang peneliti lakukan berfokus pada Pola Hubungan Sosial antara
Etnis China dan Non China di Kelurahan Pesawahan Kecamatan Teluk Betung Selatan
Kota Bandar Lampung.

3. Jurnal Ega Lia Triana Putri yang ditulis pada tahun 2016 yang berjudul “Pola
Komunikasi Etnis Tionghoa Dengan Masyarakat Pribumi”. 16 Adapun persamaan dengan
penelitian yang peniliti lakukan yakni sama-sama membehas mengenai Etnis China
(Tionghoa). Sedangkangkan perbedaannya yakni jurnal Ega Lia Triana Putri berfokus
pada Pola Komunikasi yang terjadi antara Etnis Tionghoa dengan Masyarakat pribumi
yang terjadi sejak tinggal di Indonesia khususnya di daerah Kelurahan Mekarsari
Tangerang, sedangkan yang akan peniliti lakukan yakni berfokus pada Pola Hubungan
Sosial Antara Etnis China dan Non China di Kelurahan Pesawahan Kecamatan Teluk
Betung Selatan Kota Bandar Lampung.

H. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan untuk menjawab
dan menyelesaikan suatu permasalahan tertentu. Penelitian ilmiah harus menggunakan
metode atau cara-cara tertentu sehingga hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan
secara ilmiah, maka jenis penelitian dan sifat penelitian yang digunakan yaitu:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research). Sesuai
dengan nama penelitian tersebut yaitu penelitian lapangan, maka peneliti melakukan
penelitian dengan cara terjun langsung kelapangan dengan melihat objek peneliti
memfokuskan pada Pola Hubungan Sosial Antara Etnis China Dengan Etnis Non China di
Kelurahan Pesawahan Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung.

2. Sifat Penelitian
Melihat dari sifat penelitian yang di lakukan maka penelitian ini bersifat deskriftif,
yang dimaksud deskriftif menurut Sumardi Suryabrata adalah: penelitian tentang apa
adanya masyarakat yang semata mata menggambarkan (mendeskripsikan) keadaan dan
kejadian atas sesuatu objek. Dengan demikian penelitian ini hanya mengemukakan secara
apa adanya terkait Pola Hubungan Sosial Antara Etnis China Dengan Etnis Non China di
Kelurahan Pesawahan Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung.

3. Sumber Data

15
Rahmad Sepia Fikri, Eksistensi Etnis Tionghoa di Kota Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya. Skripsi Program
Studi Sejarah Dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab Dan Humaniora Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, 2021.
16
Ega Lia Triana Putri, Pola Komunikasi Etnis Tionghoa Dengan Masyarakat Pribumi. Jurnal Wacana Vol. XV. No.2,
2016
8

a. Data Primer
Data primer adalah jenis data yang diperoleh langsung dari objek penelitian
sebagai bahan informasi yang dicari Data primer dalam penelitian ini adalah seluruh data
yang berhubungan dengan wawancara dan absorvasi. Sumber data primer diambil dari
Masyarakat Etnis China dan Etnis Non China yang menjadi narasumber. Pada sumber
data, informasi yang dibutuhkan berkaitan dengan Pola Hubungan Sosial Antara Etnis
China Dengan Etnis Non China di Kelurahan Pesawahan Kecamatan Teluk Betung
Selatan Kota Bandar Lampung yang meliputi wawancara dan metode kualitatif untuk
mendapatkan sebuah data yang berguna dalam penelitian.

b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber
sekunder dari data yang kita butuhkan. Adapun sumber sekunder terdiri dari berbagai
literatur bacaan yang memiliki relevansi dengan kajian ini seperti skripsi, jurnal ilmiah
dan artikel dengan penelitian terkait tentang Pola Hubungan Sosial Antara Etnis China
Dengan Etnis Non China di Kelurahan Pesawahan Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota
Bandar Lampung.

4. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar
data yang ditetapkan. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata dan gambar bukan
berupa angka-angka. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural
setting (kondisi yang alamiah), dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara
mendalam (in depth interview), observasi berperanserta (participant observation), dan
dokumentasi.17 Untuk memperoleh data yang dibutuhkan, penelitian ini menggunakan
metode pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan
peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat,
pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan, dan perasaan. 18 Berdasarkan
cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah
laku dengan melihat atau mengamati individu secara langsung. Metode ini digunakan
untuk memperoleh data tentang Pola Hubungan Sosial Antara Etnis China Dengan Etnis
Non China di Kelurahan Pesawahan Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar
Lampung.

b. Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan metode yang memfokuskan perhatian terhadap gejala,
kejadian atau sesuatu dengan maksud menafsirkan, menggunakan faktor- faktor
penyebabnya dan menemukan kaidah- kaidah yang mengaturnya.19 Dialog yang
digunakan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Metode
17
Laxy Meleong, “Metodelogi Penelitian Kualitatif”, (Bandung: Remaja Rosda karya, 2006). 11
18
Junaidi Ghony dan Fauzan Almaksur, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012). 161
19
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Press, 2015. 185
9

penelitian ini digunakan untuk memperoleh data dari masyarakat untuk mendapatkan
sebuah informasi dan menjadi data yang berguna bagi penulis dalam penelitian ini,
wawancara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah wawancara mengenai Pola
Hubungan Sosial Antara Etnis China Dengan Etnis Non China di Kelurahan Pesawahan
Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung.

c. Dokumentasi
Merupakan upaya mencari data mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
variable yang berupa catatan baik yang berupa skripsi, buku, surat kabar, majalah prasasti,
notulen kamus agenda dan sebagainya. Dokumentasi digunakan untuk melengkapi dan
menguatkan data-data yang diperoleh sebelumnya. Data yang didapatkan dari metode
dokumentasi dapat berupa gambar atau foto, dan dokumen. 20Metode ini digunakan untuk
memperoleh data-data yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini
penulis mengambil data dokumentasi terkait Pola Hubungan Sosial Antara Etnis China
Dengan Etnis Non China di Kelurahan Pesawahan Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota
Bandar Lampung.

5. Metode Pendekatan Penelitian


a. Pendekatan Sosiologis

Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis. Pendekatan sosiologis adalah


kajian sebuah studi untuk mempelajari hidup bersama dalam masyarakat. Pendekatan
sosiologis merupakan suatu pendekatan yang berhubungan dengan penelitian pendekatan
sosiologis dapat digunakan juga sebagai pendekatan untuk mengerti suatu agama. 21
Mempelajari tatanan kehidupan bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan
antara manusia yang menguasai hidupnya. Pendekatan tersebut dibutuhkan untuk
mengetahui bagaimana Pola Hubungan Sosial Antara Etnis China Dengan Etnis Non
China di Kelurahan Pesawahan Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memisahkan nya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensistesikan nya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa
yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. 22
Aktivitas dalam analisis data meliputi reduction, display, dan conclusion drawing/
verivication.

a. Reduksi Data (Data Reduction)


Data yang sudah didapatkan peneliti melalui wawancara, observasi dan
dokumentasi yang cukup banyak itu kemudian di rangkum, dipilah-pilih hal-hal yang
pokok, membuang hal yang tidak perlu, sehingga fokus pada penelitian.23

20
Budi Koestoro Dan Basrowi, Strategi Penelitian Sosial Dan Pendidikan (Surabaya: Yayasan Kampusina, 2006). 142
21
Ibid. 157.
22
Mathew B. Miles And A. Micheal Huberman, Analisis Data Kualitatif (Jakarta: UI-Press, 2009),15
23
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai
Disiplin Ilmu, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014). 178
10

b. Penyajian Data (Display)


Penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan melalui uraian singkat,
bagan, hubungan antar kategori atau sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka
nantinya data akan terorganisasikan dan tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan
semakin mudah untuk dipahami.24 Serta dapat diperoleh gambaran tentang Pola
Hubungan Sosial Antara Etnis China Dengan Etnis Non China di Kelurahan Pesawahan
Kecamatan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung.

c. Kesimpulan Akhir (Verification)


Verifikasi dalam analisis data merupakan penarikan kesimpulan. Kesimpulan awal
masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat
yang mendukung. Setelah data yang telah dikumpulkan diolah, tahapan selanjutnya
dianalisis menggubakan metode berfikir induktif, yaitu berangkat dari fakta-fakta yang
khusus, pristiwa yang kongkrit ditarik generalisasi nya yang umum. Kesimpulan
merupakan gambaran suatu objek yang sebelumnya belum jelas sehingga dengan adanya
kesimpulan objek tersebut dapat dijelaskan dengan sejelas-jelasnya.25

24
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. 249
25
Abdul Majid, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Sulawesi Selatan: Aksara Timur, 2017). 59
11

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku
A. Micheal Huberman And Mathew B. Miles, Analisis Data Kualitatif, Jakarta: UI-Press, 2009
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian
Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu, Jakarta: Rajawali Pers, 2014
Budyatna Muhammad Dkk, Teori Komunikasi Antar Pribadi, Jakarta: Karisma Putra Utama,
2011
Basrowi dan Budi Koestoro, Strategi Penelitian Sosial Dan Pendidikan, Surabaya: Yayasan
Kampusina, 2006
Fauzan Almaksur dan Junaidi Ghony, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012
Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Jakarta: Djambatan, 2007
Majid Abdul, Analisis Data Penelitian Kualitatif , Sulawesi Selatan: Aksara Timur, 2017
Meleong Laxy, “Metodelogi Penelitian Kualitatif”, Bandung: Remaja Rosda karya, 2006
Soekanto Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Press, 2015
Susanto Astrid. S, Pengantar Sosiologi Dan Perubahan Sosial , Bandung: Binacipta, 2005
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D
Shihab M. Qurais, Wawasan Al-Quran, Bandung: Mizan, 2005
Usman Kolip dan Elly M. Setiadi, Pengantar Sosiologi , Jakarta: Kencana, 2011
Ya’qub Hamzah, Etos Kerja Islam, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1992

Sumber Jurnal
Siti Zolehah dan Ibnu Rusydi, “Makna Kerukunan Antara Umat Beragama Dalam Konteks
Keislaman Dan Keindonesian”, Jurnal For Islamic Studies Vol. 1, No. 1 (2018)
Triana Putri, Ega Lia, Pola Komunikasi Etnis Tionghoa Dengan Masyarakat Pribumi. Jurnal
Wacana Vol. XV. No.2, (2016)

Sumber Skripsi
Ilyasin, Persepsi Siswa etnis Tionghoa Terhadap Pembelajaran Sejarah Pokok Bahasan
Pergerakan Nasional Di SMA Kristen Wonosobo Tahun Ajaran 2017/2018. Skripsi
Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang, 2019
K Imanina Isnaeni Diana, Interaksi Sosial Etnis Lokal Dan Etnis Tionghoa Dalam Pencegahan
Konflik Di Kota Makassar. Skripsi Program Studi Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar, 2018
Lazuardial Alwan Mukhammad, Pola Hubungan Patron-Klien Usaha Perikanan Tangkap Di
Pelabuhan Pasuruan Jawa Timur, Skripsi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2020
Sepia Fikri Rahmad, Eksistensi Etnis Tionghoa di Kota Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya.
Skripsi Program Studi Sejarah Dan Kebudayaan Islam Fakultas Adab Dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, 2021
12

Wawancara
Saiful, Masyarakat Kelurahan Pesawahan, Wawancara 28, September 2022

Anda mungkin juga menyukai