Anda di halaman 1dari 6

PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI KEBUDAYAAN ETNIS

CINA BENTENG DI TANGERANG

Mata Kuliah
Metode Penelitian Desain
Semester Genap 2023/2024

Nama : Muhammad Salechorrahman Indrawan


NPM : 202146500455
Kelas : RF

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2024
1. Pengertian objek penelitian

Budaya dan masyarakat Tionghoa di Indonesia telah lama menjadi

bagian dari budaya bangsa. Salah satunya adalah etnis Tionghoa di Kota

Tangerang dikenal dengan Cina Benteng, istilah Cina Benteng muncul tidak

terlepas dari berdirinya Benteng Makassar yang terletak di tepi Sungai

Cisadane, Tangerang. Kawasan Cina Benteng Kota Lama Tangerang juga

menyimpan bangunan-bangunan yang bernilai sejarah, seperti Klenteng Boen

Tek Bio yang menjadi klenteng tertua di daerah tangerang dan Museum

Benteng Heritage yang juga sangat menarik untuk dijadikan sebagai obyek

wisata sejarah. (Sulistyo dan Anisa, 2012). Beberapa tradisi leluhur juga

masih dipertahankan antara lain Cap Go Meh, Pek Cun, Tiong Ciu Pia (kue

bulan), dan Pek Gwee Cap Go (hari kesempurnaan). Tradisi perkawinan pada

etnis Cina Benteng dengan masyarakat lokal disebut dengan Ciotau. Pakaian

pengantin yang merupakan perpaduan antara budaya Cina dan Betawi.

Pakaian pengantin laki-laki merupakan pakaian kebesaran Dinasti Ching,

seperti terlihat dari topinya, sedangkan pakaian pengantin perempuan hasil

akulturasi Cina-Betawi yang tampak pada kembang goyang. Kesenian

masyarakat Cina Benteng yang telah berakulturasi salah satunya adalah

Gambang kromong dan tari Cokek. Masyarakat Cina Benteng masih

melakukan upacara peringatan hari-hari besar agama secara lengkap seperti

imlek, upacara ceng beng, upacara toan ngu/pec-hun, upacara cit gwe, peh

gwe, cap gwe, cia gwe dan cap go meh. (Thresnawaty S, 2015).
2. Deskripsi objek penelitian

Mengenai kedatangan orang Cina ke Tangerang memang masih belum

diketahui secara pasti. Tetapi dalam kitab sejarah Sunda yang berjudul Tina

Layang Parahyang (Catatan dari Parahyangan) disebutkan tentang kedatangan

berasal dari rombongan kapal yang dipimpin oleh Tjen Tjie Lung atau

Halung sekitar tahun 1407 di muara Sungai Cisadane.

Terdapat beberapa bangunan bersejarah, seperti Klenteng Boen Tek Bio

yang dibangun pada tahun 1750 yang merupakan klenteng tertua di Kota

Tangerang, Museum Benteng Heritage yang didirikan pada tahun 2011 juga

sangat menarik untuk dijadikan sebagai obyek wisata sejarah.

Kesenian masyarakat Cina Benteng yang telah berakulturasi salah

satunya adalah Gambang kromong dan tari Cokek. Gambang kromong adalah

musik pengiring pertunjukan lenong. Dari instrumen musik dan jenis lagu-

lagunya terasa kuat pengaruh Tionghoa. Perlengkapan musik gambang

keromong dari namanya saja menunjukkan membaurnya unsur-unsur

Tionghoa, Melayu, Sunda, dan Jawa. Pengaruh Tionghoa bisa dilihat dari tiga

macam biola yang diberi nama tehyan, kengahyan, dan shukong. Sedangkan

gambang kromong, kecrek, dan gong bisa disebut sebagai alat-alat gamelan

yang mewakili budaya Sunda dan Jawa. (Tari Cokek adalah tarian khas

Tangerang yang diwarnai budaya etnik Tionghoa. Tarian ini diiringi orkes

gambang kromong ala Betawi dengan penari mengenakan kebaya yang

disebut cokek. Cokek merupakan tradisi lokal masyarakat Betawi dan Cina
Benteng. Tarian cokek mirip tari sintren dari Cirebon atau sejenis tari

ronggeng.

Upacara ciotau merupakan upacara asli dari negara Tiongkok lengkap

dengan sesaji dan tata cara yang penuh simbolis. ciotau memiliki arti sumpah

sehidup semati dan di akhirat akan bertemu lagi. Pakaian pengantinnya

perpaduan antara budaya Cina dan Betawi. Pakaian pengantin laki-laki

merupakan pakaian kebesaran Dinasti Ching, seperti terlihat dari topinya,

sedangkan pakaian pengantin perempuan hasil akulturasi Cina-Betawi yang

tampak pada kembang goyang.

Pesta tahun baru Imlek juga disebut sebagai pesta tahun baru musim

semi. Masyarakat Cina Benteng merayakan dari tanggal 1 cia-gwe sampai

tanggal 15 cia-gwe, yaitu pada saat dirayakan hari raya cap go meh. Perayaan

cap go meh dilakukan tiap tanggal 15 Cia gwee atau hari terakhir perayaan

Imlek. Perayaan Kue Onde pada bulan keenam imlek tepatnya tanggal 15 lak

gwee, masyarakat Cina Benteng melakukan sembahyang kue onde. Tujuan

dari upacara ini adalah menyambut roh-roh orang yang sudah meninggal.

Pada tanggal 15 peh gwee atau tanggal 15 bulan delapan imlek, masyarakat

Cina Benteng melakukan sembahyang sin beng, yakni sembahyang untuk

para arwah leluhur. Masyarakat Cina Benteng juga melakukan upacara ceng

beng yakni melakukan ziarah dan membersihkan makam para leluhur.

Upacara peh cun adalah upacara menghias perahu dan lomba perahu dayung

naga. Peh cun berasal dari kata peh artinya dayung dan cun artinya perahu.

Jadi peh cun memiliki arti lomba mendayung perahu.


3. Nilai Lebih Objek

Menambah wawasan mengenai kebudayaan, kesenian, dan arsitektur

etnis tionghoa di Tangerang untuk pelajar, terutama yang berdomisili atau

lahir di kota Tangerang yang pernah mendengar istilah Cina Benteng tapi

sama sekali tidak tahu ataupun memiliki salah persepsi terhadap etnis Cina

Benteng. Padahal etnis ini memiliki sejarah serta kebudayaan yang sama erat

dan sama tuanya dengan sejarah kota Tangerang itu sendiri. Sehingga

diharapkan para pelajar yang akan menjadi penerus bangsa mengenali,

bahkan memahami, serta agar kita tidak menjadi bangsa yang miskin dengan

peradaban apalagi amnesia sejarah serta kebudayaan.


DAFTAR PUSTAKA

Sulistomo, B. A. (2018). Jurnal Perancangan Buku Ilustrasi Kebudayaan


Peranakan Tionghoa Di Tangerang. Yogyakarta.

Thresnawaty, E. (2015). Sejarah Sosial-Budaya Masyarakat Cina Benteng di


Kota Tangerang. Bandung.

Sulistyo, Budi dan Anisa Fitria, Marsela. (2012). Pengembangan Sejarah Dan
Budaya Kawasan Cina Benteng Kota Lama Tangerang, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai