Anda di halaman 1dari 5

LOAD BALANCE

MENGGUNAKAN METODE PCC

Kebutuhan layanan internet yang sangat besar pada saat ini memungkinkan kita untuk berlangganan lebih
dari satu layanan internet. Sebagai administrator/pengelola jaringan, kita harus memastikan koneksi
internet yang dimiliki dapat digunakan secara optimal dengan membagi beban dan koneksi ke beberapa
jalur/link yang dimiliki dengan menggunakan teknik Load Balance.
Load balance digunakan untuk mendistribusikan beban trafik koneksi pada dua atau lebih jalur koneksi
secara seimbang agar trafik berjalan optimal, sehingga dapat memaksimalkan throughput
bandwidth yang didapat dari provider. Selain itu laoad balance dapat digunakan untuk memperkecil
waktu tanggap dan menghindari overload pada salah satu jalur koneksi. Ada beberapa metode load
balance yang bisa kita gunakan, diantaranya ECMP (Equal-Cost Multiple Path), PCC (Per-Connection
Classifier) dan NTH.
PCC (Per-Connection Classifier) mengambil bidang yang dipilih dari header IP, kemudian dengan
bantuan algoritma hashing mengubah bidang tersebut menjadi 32-bit. Nilai ini kemudian dibagi
dengan denominator  tertentu dan sisanya kemudian dibandingkan dengan reminder tertentu, apabila
sama maka paket akan ditangkap. Rules dapat dibuat dengan memilih informasi dari src-address, dst-
address, src-port atau dst-port dari header IP.
PCC merupakan metode yang menspesifikasikan suatu paket menuju gateway koneksi tertentu. PCC
mengelompokkan trafik koneksi yang akan melalui atau keluar masuk router menjadi beberapa
kelompok. Mikrotik akan mengingat-ingat gateway yang telah dilewati di awal trafik koneksi, sehingga
pada paket-paket data selanjutnya yang masih berkaitan dengan paket data sebelumnya akan dilewatkan
pada jalur gateway yang sama.
1. KONFIGURASI DASAR
Topologi yang akan digunakan adalah sebagai berikut.

A. IP Address
Router memiliki dua jalur WAN (ISP) dengan alamat IP statis 10.111.0.2/24 (ISP-1) dan alamat
IP dinamis 172.16.0.0/24 (ISP-2), sedangkan jaringan lokal menggunakan network
192.168.0.0/24.

ip address
add address=192.168.0.1/24 network=192.168.0.0 broadcast=192.168.0.255 interface=ether5
add address=10.111.0.2/24 network=10.111.0.0 broadcast=10.111.0.255 interface=ether1
/ip dhcp-client add interface=ether2 add-default-route=no disabled=no
B. NAT
Untuk konfigurasi NAT, karena terdapat dua uplink ke ISP, maka tambahkan dua rule src-nat
mengarah ke ISP masing-masing.

ip firewall nat
add chain=srcnat out-interface=ether1 action=masquerade
comment=nat-isp1
add chain=srcnat out-interface=ether2 action=masquerade comment=nat-isp2

2. Routing
A. Policy Routing
Langkah pertama, untuk mengelola koneksi yang dimulai dari luar, koneksi replies  harus keluar
melalui interface yang sama (dari IP Publik yang sama) saat koneksi request datang.
Lakukan marking  untuk menandai semua koneksi masuk, untuk mengingat interface  yang
digunakan.

ip firewall mangle
add chain=prerouting dst-address=10.111.0.0/24  action=accept in-interface=ether5
add chain=prerouting dst-address=172.16.0.0/24  action=accept in-interface=ether5
add chain=prerouting in-interface=ether1 connection-mark=no-mark action=mark-connection
new-connection-mark=ISP1_conn
add chain=prerouting in-interface=ether2 connection-mark=no-mark action=mark-connection
new-connection-mark=ISP2_conn

Action mark-routing hanya dapat digunakan di mangle chain output dan prerouting, tetapi mangle
chain prerouting menangkap semua lalu lintas yang menuju ke router. Untuk menghindari ini kita
akan menggunakan dst-address-type =!local. Selanjutnya tambahkan rule PCC untuk membagi
lalu lintas menjadi dua kelompok berdasarkan source address dan destination address (both-
addresses). Karena kecepatan koneksi kedua ISP berbeda (1 Mbps dan 512 kbps), kita membagi
beban trafiknya menjadi 3 (tiga) bagian. Dua bagian pertama akan melewati gateway ISP-1, dan 1
bagian terakhir akan melewati gateway ISP-2.
ip firewall mangle
add chain=prerouting  in-interface=ether5 connection-mark=no-mark dst-address-type=!local
per-connection-classifier=both-addresses:3/0 action=mark-connection new-connection-
mark=ISP1_conn
add chain=prerouting  in-interface=ether5 connection-mark=no-mark dst-address-type=!local
per-connection-classifier=both-addresses:3/1 action=mark-connection new-connection-
mark=ISP1_conn
add chain=prerouting  in-interface=ether5 connection-mark=no-mark dst-address-type=!local
per-connection-classifier=both-addresses:3/2 action=mark-connection new-connection-
mark=ISP2_conn

Setelah rule PCC dibuat, tambahkan action mark-routing berdasarkan connection -mark yang
sudah dibuat. Karena policy routing hanya diperlukan untuk trafik yang keluar/menuju ke
internet, jangan lupa untuk menentukan parameter in-interface.

ip firewall mangle
add chain=prerouting connection-mark=ISP1_conn in-interface=ether5 action=mark-routing
new-routing-mark=to_ISP1
add chain=prerouting connection-mark=ISP2_conn in-interface=ether5 action=mark-routing
new-routing-mark=to_ISP2
add chain=output connection-mark=ISP1_conn action=mark-routing new-routing-
mark=to_ISP1     
add chain=output connection-mark=ISP2_conn action=mark-routing new-routing-
mark=to_ISP2

Berikut adalah contoh pembuatan marking load balance PCC pada firewall mangle.

Konfigurasi ini bisa disesuaikan dengan jumlah uplink yang dimiliki, dan juga jumlah jaringan
lokal yang saat ini terpasang. Setelah konfigurasi mark-connection dan mark-routing selesai,
tambahkan rule default route  pada menu IP>Route, yaitu berdasarkan mark-routing yang sudah
dibuat.
Berikut contoh command line yang digunakan.

ip route
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=10.111.0.1 routing-mark=to_ISP1 check-gateway=ping
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=172.16.0.1 routing-mark=to_ISP2 check-gateway=ping
Tambahkan juga rule berikut ini, yang bisa berfungsi sebagai failover saat salah satu ISP mati
atau putus.

ip route
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=10.111.0.1 distance=1 check-gateway=ping
add dst-address=0.0.0.0/0 gateway=172.16.0.1 distance=2 check-gateway=ping

3. PENGUJIAN
Kita melakukan beberapa pengujian untuk membuktikan konfigurasi PCC sudah berjalan dengan
baik.
A. Pengujian Download

Dari hasil pengujian di atas, pada saat mendownload file pertama (1 koneksi) mendapatkan speed
107 KBps/856 kbps yang melalui ISP-1, lalu melakukan download file lagi (koneksi baru) pada
server lain mendapatkan speed 59 KBps/472 kbps yang melalui ISP-2
B. Pengujian Akses Video
Dari hasil pengujian di atas, ketika mengakses video di website yang berbeda terlihat kedua jalur
ISP aktif bersamaan. Dapat dilihat pada trafik kedua interface upstream (ISP), Rx. Rate 1015 kbps
dan 525 kbps sesuai dengan kecepatan koneksi masing-masing ISP.
C. Pengujian Traceroute

Dari hasil kedua traceroute di atas untuk tujuan alamat IP yang berbeda, terlihat keduanya melalui
gateway ISP yang berbeda. Tujuan 202.65.113.16 melalui gateway ISP-1 (10.111.0.1) sementara
tujuan 103.255.15.28 melalui gateway ISP-2 (172.16.0.1).

Anda mungkin juga menyukai