Peralatan laboratorium yang selanjutnya disebut peralatan, adalah mesin, perkakas, perlengkapan,
dan alat-alat kerja lain yang secara khusus dipergunakan untuk pengujian, kalibrasi, dan/atau
produksi dalam skala terbatas.
Peralatan kategori 3 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan perawatannya sulit, resiko
penggunaan tinggi, akurasi/kecermatan pengukurannya tinggi, serta sistem kerja rumit yang
pengoperasiannya memerlukan pelatihan khusis/tertentu dan bersertifikat.
Peralatan kategori 2 adalah peraratan yang cara pengoperasian dan perawatannya sedang, resiko
penggunaan sedang, akurasi/kecermatan pengukurannya sedang, serta sistem kerja yang tidak
begitu rumit yang pengoperasiannya memerlukan pelatihan khusus/tertentu.
Peralatan kategori 1 adalah peralatan yang cara pengoperasian dan perawatannya mudah, resiko
penggunaan rendah, akurasi/kecermatan pengukurannya rendah, serta sistem kerja sederhana yang
pengoperasian nya cukup dengan menggunakan panduan (SOP, manual).
Sumber : SKB Mendiknas dan Ka BKN Nomor : 02/V/PB/2010 dan 12 Tahun 2010
“PERENCANAAN LABORATORIUM”
A. Pengertian Perencanaan Laboratorium
Planning atau perencanaan merupakan proses memutuskan kegiatan apa,
bagaimana melaksanakannya, kapan, dan oleh siapa. Perencanaan perlu dilakukan untuk
menghindari kesalahan dalam melakukan tindakan sehingga menyebabkan kerugian bagi
organisasi. Dalam perencanaan akan ditentukan secara matang segala sesuatu yang akan
dilaksanakan, sumber-sumber daya apa saja yang harus disediakan untuk mendukung
pelaksanaannya (manusia, bahan dan alat laboratorium, anggaran), jadwal kegiatan yang
mencakup target waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan segala proses.
Perencanaan merupakan sebuah proses pemikiran yang sistematis, analitis, logis
tentang kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, SDM, tenaga dan dana
yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan secara efektif dan
efisien. Perencanaan ini dimaksudkan untuk merencakan konsep dari suatu laboratorium itu
sendiri. Artinya sebelum laboratoium itu dibangun harus tahu dulu untuk keperluan apa dan
untuk dipakai siapa laboratorium tersebut. Misalnya laboratorium yang akan digunakan untuk
pembelajaran Fisika di Sekolah Menengah tentunya akan memiliki bentuk yang berbeda
dengan laboratorium untuk penelitian.
Adapun tujuan dari perencanaan laboratorium adalah untuk menghindari kesalahan
dalam melakukan tindakan sehingga menyebabkan kerugian bagi sebuah laboratorium.
Dalam perencanaan akan ditentukan secara matang segala sesuatu yang akan dilaksanakan,
sumber-sumber daya apa saja yang harus disediakan untuk mendukung pelaksanaannya
( manusia, bahan dan alat laboratorium, anggaran), jadwal kegiatan yang mencakup target
waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan segala proses.
Hal yang diperhatikan dalam perencanaan laboratorium adalah perencanaan harus
disesuaikan dengan tujuan dari laboratorium sehingga bisa menjamin mutu dari laboratorium
tersebut, juga harus disesuaikan dengan jumlah siswa agar tidak berlebihan ataupun
kekurangan, kemudian juga memperhatikan dampaknya bagi semua orang, jangan sampai
perencanaan yang dibuat malah merugikan orang lain.
B. Standar Tata Letak Laboratorium Fisika
Fungsi utama laboratorium fisika sekolah adalah sebagai salah satu sumber belajar
fisika di sekolah atau sebagai salah satu fasilitas penunjang proses pembelajaran fisika di
sekolah. Agar fungsi utama itu dapat berjalan dengan baikmaka laboratorium fisika sekolah
sebaiknya memiliki fasilitas-fasilitas ruangan untuk kegiatan proses pembelajaran fisika,
kegiatan administrasi dan pengelolaan laboratorium, kegiatan pemeliharaan dan persiapan
(setting) alat-alat laboratorium, dan penyimpanan alat-alat laboratorium (Sutrisno, 2010: 9).
Fasilitas ruangan laboratorium fisika sekolah biasanya terdiri dari ruang praktikum,
ruang guru, ruang persiapan dan ruang penyimpanan. Bentuk, ukuran, denah atau tata letak
dan fasilitas dari setiap ruangan itu dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan
setiap kegiatan yang dilaksanakan di dalamnya dapat berjalan dengan baik dan nyaman,
memudahkan akses dari ruangan yang satu ke ruangan yang lainnya, memudahkan
pengontrolan, menjaga keamaan alat-alat dan memelihara keselamatan kerja. Berikut ini
adalah salah satu contoh gambaran umum dari setiap ruangan-ruangan itu (Sutrisno, 2010: 9).
Sutrisno (2010: 10), agar kegiatan proses pembelajaran di dalam ruang praktikum
dapat berjalan dengan baik, maka ruang praktikum hendaknya memiliki fasilitas-fasilitas
utama sebagai berikut:
1. Instalasi laboratorium
a. Instalasi listrik
1) Memberikan penerangan di semua ruangan laboratorium (ruang praktikum, ruang guru,
ruang persiapan ruang penyimpanan atau gudang)
4) Komponen instalasi listrik Iaboratorium dapat terdiri dari jaringan kabel, sikring, lampu,
saklar dan stop kontak, Iebih baik kalau dilengkapi dengan stabiliser.
5) jaringan instalasi listrik di Iaboratorium dapat dipasang pada langit-langit ruangan, dinding
ruangan, lantai, meja praktikum, meja demonstrasi, dan meja persiapan.
b. Instalasi air
1) Kebutuhan instalasi air di laboratorium adalah untuk keperiuan proses: pembelajaran yaitu
eksperimen dan demonstrasi, merawat dan memelihara alat-alat laboratorium yang dapat
dibersihkan dengan air, memelihara kebersihan laboratorium dan untuk mencuci tangan.
2) Komponen lnstalasi air terdiri dari saluran air bersih dari sumbernya ke dalam laboratorium,
saluran air buangan (limbah), dan bak cuci lengkap dengan kran airnya
3) Bak Cuci dapat dipasang di bagian mangan yang memerlukan, namun hendaknya jauh dari
lemari alat-alat yang tidak tahan terhadap kelembaban dan dari stop kontak
c. Instalasi gas
2) Dapat dibuat dengan menggunakan tabung gas LPG dan penyaluran gas ke kompor/pemanas
melalui pipa instalasi gas yang dapat dipasang pada dinding atau lantai ke kompor/pemanas
3) Perhatikan instalasi udara yang cukup di tempat yang tepat untuk membuang kebocoran gas
yang mungkin terjadi
4) Gas LPG itu lebih berat dari udara sehingga lubang pembuangan kebocoran gas itu harus di
bagian bawah dinding atau cukup rendah
2. Fasilitas mebeler berupa meja dan kursi praktikan untuk siswa, kursi dan meja demonstrasi
untuk guru, loker penitipan tas buku siswa dan lemari penyimpanan alat alat praktikum.
a. Meja
1) Meja praktikum
b) Satu meja untuk satu percobaan yang dapat dilakukan oleh dua sampai 4 orang siswa.
c) Ukuran meja praktikum kira kin dua kali meja belajar di kelas tinggi 75 cm. lebar 70 cm dan
panjang 20 cm
e) Sebaiknya satu meja dipasang terpisah (jangan berimpit) dengan meja yang lainnya
2) Meja demonstrasi
c) Ukuran panjangnya kira~kira dua kali meia praktikum dengan Iebar dan tinggi yang sama
atau bisa juga tinggi 75 cm. lebar 80 cm dan panjang 200 cm.
d) Dilengkapi dengan instalasi listrik berupa stop kontak. Di samping meja demonstrasi dapat
dipasang bak cuci.
3) Meja persiapan
a) Untuk guru dan atau laboran mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk proses
pembelajaran.
1) Kursi di laboratorium dibedakan atas kursi biasa untuk guru dan kursi praktikum untuk siswa
melakukan percobaan atau mengikuti pembelajaran di laboratorium.
4) tingginya sekitar 50 cm dan tempat duduknya terbuat dari kayu berbentuk dengan diameter
sekitar 25 cm
5) Agar tidak cepat merusak lantai dan tidak menimbulkan suara berisik ketika digeser, bagian
bawak (telapak) kaki kursi sebaiknya dilapisi plastik, kayu atau karet.
c. Lemari
1) Lemari alat
b) Lemari alat di laboratorioum dibedakan atas Iemari tinggi yang disimpan di ruang
penyimpanan. dan Iemari pendek yang terdapat di bagian pinggir ruang praktikum.
c) Lemari pendek yang terdapat di bagian pinggir ruang praktikum, juga dapat digunakan
sebagai meja praktikum, misalnya untuk percobaan yang menggunakan instalasi gas
d) Semua lemari laboratorium. terutama lemari alat-alat harus terbuat dari bahan yang kuat
untuk menahan beban yang cukup berat. sebaiknya tidak dari partikel blok atau tripleks dan
multiplek yang terlalu tipis.
e) Agar tidak menyita tempat yang lebar. pintu lemari alat biasanya berupa pintu geser.
f) Bagian depan lemari alat di ruang penyimpanan sebaiknya terbuat dari kaca. agar mudah
dilihat alat apa yang terdapat di dalamnya.
g) Pintu lemari alat harus dilengkapi dengan kunci yang menjamin keamaan alat di dalamnya.
2) Lemari administrasi
a) Lemari administrasi adalah lemari yang digunakan untuk menyimpan segala format
administrasi laboratorium.
b) Lemari ini dapat dibuat dari kayu atau plat logam. dengan ukuran yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan dan ketersediaan tempat.
3) Lemari buku
d. Rak
1) Rak adalah lemari tanpa dinding. yang digunakan untuk menyimpan alat-alat.
2) Alat-alat yang disimpan dalam rak ini biasanya adalah alat-alat yang memiliki kotak khusus.
acau alat-alat yang tidak terlalu memerlukan perlindungan dari cuaca dan debu.
3) Rak dapat disimpan di ruang penyimpanan alat. di ruang persiapan, dan di ruang guru.
e. Loker
1) Loker siswa adalah lemari yang disediakan di laboratorium khusus untuk menyimpan buku
dan tas siswa di dalam laboratorium.
3) Loker di laboratorium biasanya dibuat hanya berupa kotak-kota dari sekat-sekat dan tahap-
tahap tanpa pintu.
4) Loker dapat dibuat dari bahan kayu dengan ukuran yang ideal uncuk siswa.
3. Papan tulis dan mungkin layar untuk OHP (Overhead Projector) dan LCD(Liquit Crystal
Display).
Menurut Sutrisno (2010: 11), untuk menjaga kenyamanan dan keselamatan kerja di
dalamnya, sebaiknya ruangan praktikum memiliki fasilitas-fasilitas sebagai berikut:
1. Ventilas udara yang cukup, dapat berupa jendela, langit-langit yang tidak tertutup rapat, atau
mungkin kipas angin (exhouse-van).
2. Pintu masuk dan pintu keluar yang berbeda dengan daun pintu yang membuka keluar.
3. Pintu yang berhubungan langsung dengan ruang persiapan dan ruang guru serta dapat
teramati dari kedua ruangan itu.
4. Kotak P3K.
5. Fasilitas pemadam kebakaran.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam menata runag laboratorium adalah
sebagai berikut:
1. Tidak terletak searah dengan arah mata angin
Hal ini sangat penting diperhatikan karena arah mata angin atau kemana arah angin
bertiup akan mempengaruhi aktivitas di ruang laboratorium. Angin dapa membawa debu,
membawa asap dari luar ruangan laboratorium, atau membawa aroma yang tidak sedap atau
berbahaya dari zat-zat beracun.
2. Jarak terhadap sumber air
Keberadaan sumber air akan sangat membantu kelancaran kegiatan di laboratorium.
Dengan demikian, pengguna laboratorium tidak akan merasa kesulitan jika sewaktu-waktu
mereka membutuhkan air atau ingin melakukan sesuatu yang berhubungan dengan
penggunaan air.
3. Saluran pembuangan
Penataan laboratorium harus memperhatikan saluran pembuangan dari laboratorium.
Saluran pembuangan adalah saluran yang digunakan untuk membuang sisa-sisa dari bahan-
bahan yang sudah diolah, dan diproses, seperti sisa sampah, sisa pembakarn mesin (asap),
limbah pabrik dn sebagainya. Saluran pembuangan tidak boleh menuju sumber air dan tidak
boleh mengarah pada tempat yang bisa membahayakan, seperti saluran asap tidak boleh
mengarah ke gedung tempat kegiatan lainnya.
4. Jarak dengan gedung lain.
Pertimbangan jarak jauh dan dekat didasarkan pada urgensi dari gedung lain karena
dapat menggangu aktivitas di sana.
5. Mudah dikontrol
Ruang laboratorium yang baik adalah ruang laboratorium yang mudah untuk
dikontrol, baik oleh menejer laboratorium, pengawas, maupun yang lainnya. Agar mudah
dikontrol ruang laboratorium sebaiknya dibangun di dekat ruang menejer laboratorium.
6. Luas ruangan per personal.
Ruang laboratorium perlu didesain sesuai dengan daya tampung yang diinginkan.
Karena setiap individu yang melakukan kegiatan di laboratorium harus merasa leluasa dan
bisa bebas bergerak.
7. Terdapat ventilasi (jendela) yang bisa terbuka lebar dan mengarah keluar.
Ventilasi berperan penting untuk menghilangkan gerah atau penat bagi para pengguna
laboratorium saat beraktivitas, selain itu dengan adanya ventilasi maka sirkulasi udara di
dalam laboratorium dapat berjalan baik.
8. Lantai rata dan tidak licin
Lantai laboratorium harus rata serta tidak licin, hal ini agar tidak menggangu aktivitas
para praktikan atau pengguna laboraorium, lantai yang tidak rata dan licin bisa membuat para
praktikan menjadi susah untuk bergerak dan memungkinkan terjadinya kecelakaan karena
terjatuh saat membawa alat praktikan.
1. Ruang Praktikum
Menurut Sutrisno (2010: 9), ruang praktikum merupakan bagian utama darisebuah
laboratorium fisika sekolah. Ruang praktikum adalah ruang tempat berlangsungnya proses
pembelajaran fisika di laboratorium. Proses pembelajaran fisika di dalam ruang praktikum
dapat berupa peragaan atau demonstrasi, praktikum perorangan atau kelompok dan
penelitian. Proses pembelajaran di ruang praktikum menuntut tempat yang lebih luas dari
pada proses pembelajaran klasikal di dalam kelas biasa. Oleh karena itu luas ruang praktikum
harus dapat memberikan keleluasaan bergerak kepada siswa dan guru selama melakukan
proses pembelajaran. Luas ruang praktikum ini tentu harus memperhitungkan jumlah siswa
dan guru yang akan melaksanakan proses pembelajaran fisika di dalamnya. Luas ruang
praktikum biasanya antara satu setengah sampai dua kali luas ruang kelas.
Menurut Kancono (2010: 2-4), ruang praktikum yang berisi perabot seperti meja,
kursi, almari, rak dan meja demonstrasi. Luas minimum 2,5 m2 untuk tiap orang siswa,
sehingga untuk tiap 50 orang siswa luas laboratorium 125 m2. Bentuk ruangan sedemikian
rupa sehingga siswa dapat duduk tidak berdempetan dan siswa paling belakangpun dapat
melihat percobaan yang didemonstrasikan guru. Menurut Suyanta (2010: 2-4), laboratorium
harus ditata sedemikian rupa hingga dapat berfungsi dengan baik. Tata ruang yang sempurna,
harus dimulai sejak perencanaan gedung sampai pada pelaksanaan pembangunan. Tata ruang
yang baik mempunyai:
a. Pintu masuk (in)
b. Pintu keluar (out)
c. Pintu darurat (emergency-exit)
d. Ruang guru (teacher-room)
e. Ruang persiapan (preparation-room)
f. Ruang peralatan (equipment-room)
g. Ruang penangas (fume-hood)
h. Ruang penyimpanan (storage - room)
i. Ruang staf (staff-room)
j. Ruang teknisi (technician-room)
k. Ruang bekerja (activity-room)
l. Ruang istirahat/ibadah
m. Ruang prasarana kebersihan
n. Ruang toilet
o. Lemari praktikan (locker)
p. Lemari gelas (glass-rack)
q. Lemari alat-alat optik (opticals-rack)
r. Pintu jendela diberi kawat kasa, agar serangga dan burung tidak dapat masuk.
s. Fan (untuk dehumidifier)
t. Ruang ber-AC untuk alat-alat yang memerlukan persyaratan tertentu.
2. Ruang Guru
Menurut Sutrisno (2010: 12), ruang guru di laboratorium adalah tempat kerja bagi
penanggung jawab laboratorium dan guru yang melaksanakan proses pembelajaran di ruang
laboratorium.
a. Ruang guru terdapat dalam laboratorium, dengan satu pintu masuk dan keluar yang sama
melalui ruang praktikum.
b. Ruang guru memiliki ventilasi udara dan instalasi listrik yang baik.
c. Memiliki fasilitas mobiler seperti:
1.) Kursi dan meja tulis untuk satu orang guru atau lebih.
2.) Lemari atau rak buku.
3.) Lemari untuk keperluan administrasi.
4.) Loker atau rak untuk menyimpan pekerjaan tulis siswa yang akan diperiksa oleh guru.
d. Dalam ruang ini dapat dilaksanakan pekerjaan administrasi laboratorium seperti:
1.) Inventarisasi alat-alat laboratorium.
2.) Administrasi penggunaan alat-alat laboratorium.
3.) Administrasi peminjaman alat-alat laboratorium.
4.) Pengelolaan kegiatan laboratorium.
e. Dalam ruang guru juga dapat dilaksanakan pekerjaan akademik laboratorium seperti:
1.) Merencanakan kegiatan laboratorium.
2.) Menyusun jadwal kegiatan laboratorium.
3.) Memeriksa pekerjaan siswa.
3. Ruang Persiapan
Menurut Kancono (2010: 2–4), menjelaskan bahwa ruangan persiapan yaitu tempat
guru dan laboran/pembantu laboratorium melakukan persiapan sebelum kegiatan praktikum
atau demonstrasi dilakukan. Luas lantai 20 m2 untuk laboratorium yang luasnya 100 m2
sehingga tidak mengganggu kegiatan ruang lain. Menurut Sutrisno (2010: 13), menyatakan
bahwa ruang persiapan adalah ruang yang disediakan untuk melakukan perawatan dan
persiapan alat-alat laboratorium.
a. Bila sekolah atau laboratorium memiliki petugas laboran, ruang persiapan juga dapat
digunakan sebagai ruang kerja laboran dalam melayani kegiatan laboratorium kepada guru
dan siswa.
b. Ruang persiapan terdapat di dalam laboratorium, diantara ruang praktikum dan ruang-ruang
penyimpanan atau gudang.
c. Ruang persiapan memiliki instalasi listrik dan ventilasi udara yang baik.
d. Memiliki fasilitas mobiler seperti:
1.) Kursi dan meja kerja untuk melakukan perawatan dan persiapan alat-alat laboratorium.
2.) Lemari atau rak alat-alat.
3.) Loket penyimpanan alat-alat.
e. Di dalam ruang ini dapat dilaksanakan kegiatan pemeliharaan dan perawatan alat-
alatlaboratorium seperti:
1.) Memeriksa jumlah kelengkapan alat.
2.) Memeriksa keadaan.
3.) Memperbaiki.
4.) Membersihkan.
5.) Mengkalibrasi ulang.
f. Di dalam ruang ini juga dapat dilaksanakan pekerjaan mempersiapkan alat-alat yang akan
digunakan dalam kegiatan laboratorium seperti:
1.) Pemeliharaan dan perawatan.
2.) Pengaturan (setting).
3.) Uji coba.
4. Ruang Penyimpanan
Menurut Kuncono (2010:2–4), ruangan gudang terdiri dari ruang penyimpanan alat
atau perkakas dan ruang penyimpan chemicalien (bahan-bahan kimia). Luas gudang
minimum 20 m2. Terpisahkan ruang ini karena sering terjadi perusakan perkakas oleh
terkontaminasinya zat kimia. Menurut Sutrisno (2010: 14), ruang penyimpanan di
laboratorium dapat juga disebut sebagai gudang laboratorium yang disediakan khusus untuk
menyimpan alat-alat yang sedang tidak digunakan.
a. Ruang penyimpanan terdapat di dalam laboratorium di sebelah dalam ruang persiapan.
b. Demi keamanan dan kemudahan penyimpanan dan pengambilan alat-alat, ruang
penyimpanan atau gudang biasanya hanya memiliki satu pintu masuk dan keluar melalui
ruang persiapan.
c. Ruang penyimpanan atau gudang harus memiliki instalasi listrik dan ventilasiudara yang
baik.
d. Memiliki fasilitas meleber seperti:
1.) Macam-macam lemari alat-alat dan bahan-bahan.
2.) Macam-macam rak untuk alat-alat.
5. Ruang Gelap
Menurut Kancono (2010: 2–4), ruangan gelap kegunaannya untuk prosespembuatan
foto atau kegiatan yang mensyaratkan bebas cahaya seperti fotografi dan sablon. Luas
minimum 2,5 m2 yang disediakan untuk dua orang (Kancono, 2010 : 2-4).
Peralatan yang ada juga harus disertai dengan buku petunjuk pengoperasian (manual
operation). Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan, dimana buku manual
merupakan acuan untuk perbaikan seperlunya. Teknisi laboratorium yang ada harus
senantiasa berada di tempat, karena setiap kali peralatan dioperasikan ada kemungkinan alat
tidak berfungsi dengan baik. Beberapa peralatan yang dimiliki harus disusun secara teratur
pada tempat tertentu, berupa rak atau meja yang disediakan (Suyanta, 2010: 4).
Penataan tata letak, tata ruang sertaketersediaan alat dan bahan pada suatu
laboratorium sangatlah penting. Sehingga diperlukan penataan yang baik serta alat dan bahan
yang lengkap dibutuhkan untuk menunjang jalannya suatu pemanfaatan laboratorium.
Adapun kegiatan yang harus dilakukan dalam perencanaan alat dan bahan adalah:
a. Pengadaan Alat dan Bahan Praktikum
3) Technically (Teknis) atau tingkat komersil, merupakan tingkat paling rendah dan tidak ada
spefikasi lain pada wadahnya.
Makna huruf-huruf penting lainnya yang sering ditemukan pada label botol kimia adalah:
1) British Pharmacopeia (B.P.), menunjukkan bahwa bahan tersebut dibuat dengan standar
kemurnian British Pharmacopeia.
4) P.A. (Pro Analytic) digunakan untuk analisis dengan tingkat kemurnian yang tinggi. Dalam
kegiatan praktikum sekolah bahan kimia dalam tingkatan teknis sudah memadai. Dengan
memilih bahan kimia tingkat teknis biaya pembelian bahan dapat dihemat lebih dari 50%,
namun apabila biaya memungkinkan dapat menggunakan bahan kimia dengan tingkat
kemurnian lebih tinggi. Meskipun demikian dalam kegiatan praktikum sekolah penggunaan
bahan kimia murni tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil kerja praktek.
Bahan kimia teknis cocok untuk laboratorium sekolah karena harganya lebih murah daripada
bahan-bahan analitik.