Anda di halaman 1dari 2

Di sebuah sekolah, ada seorang siswa yang sedang menjalankan rutinitasnya.

Rutinitasnya dimulai dengan berolahraga di lapangan basket dan pull-up bar, kemudian belajar
di perpustakaan. Suatu hari, setelah selesai berolahraga, ia merasa lapar dan ingin mencari
makanan di luar sekolah. Setelah keluar dari sekolah, ia tertarik kepada sebuah jajanan siomay,
kemudian memutuskan untuk membelinya. Namun, ada hal yang aneh. Sebelum membeli
siomay tersebut, ia diingatkan oleh pak satpam bahwa siomay tersebut memiliki kutukan bagi
mereka yang tidak menyukai rasanya. Awalnya, ia bingung, tetapi rasa penasaran membuatnya
tetap membeli siomay tersebut. Sebelum ia memakan siomay tersebut, pak satpam
mengingatkannya kembali bahwa ia tidak bisa menipu rasa dari siomay tersebut. Ia langsung
memakan siomay tersebut karena sangat penasaran.

Setelah memakan siomay tersebut, ia langsung memuntahkannya dan mengeluh, "Siomay


apa-apaan ini? Rasanya seperti sampah!". Tiba-tiba, ia jatuh kesakitan di lantai dan pingsan.
Setelah siuman, ia menyadari bahwa ada seseorang yang sedang menarik lehernya. Ia
menjadi bingung dan menoleh ke sekelilingnya. Saat melihat dirinya di cermin, ia tertegun.
Bayangan di cermin menunjukkan sosok seekor kucing. Ia telah berubah menjadi seekor
kucing.

Ia mulai panik dan berusaha memanggil bantuan, tetapi suara yang keluar hanya "meow". Ia
merasa takut dan tidak tahu harus berbuat apa. Berhari-hari ia berada di dekat penjual siomay
itu sambil mengeong agar orang-orang menyadari keberadaannya, tetapi upayanya tidak
berhasil. Setelah beberapa saat, barulah ia menyadari bahwa ia tidak sendirian. Di sekitarnya
terdapat kucing-kucing lain yang juga berubah bentuk dari manusia menjadi kucing. Mereka
bingung dan tidak tahu harus berbuat apa untuk kembali ke bentuk semula. Akhirnya, di
tengah keputusasaan, mereka memutuskan untuk membentuk sebuah persatuan dan
mencari cara untuk menghilangkan kutukan tersebut.

Setelah berdiskusi dan mencari petunjuk ke mana-mana, mereka menemukan sebuah legenda
kuno tentang kutukan siomay tersebut. Legenda itu mengatakan bahwa jika seseorang berhasil
memakan siomay itu dengan sukarela dan merasakan kelezatan di dalamnya, maka kutukan
akan hilang. Namun, kutukan akan semakin kuat bagi mereka yang menolak atau memaksakan
diri untuk memakannya.

Kelompok kucing-kucing itu pun memutuskan untuk membuktikan legenda tersebut. Mereka
pergi ke tempat siomay tersebut dan meminta untuk diberikan siomay. Setelah mereka
mencobanya, mereka memakan siomay itu dengan penuh keyakinan dan benar-benar
merasakan kelezatan di dalamnya. Beberapa saat kemudian, mereka merasakan perubahan
pada diri mereka dan kembali menjadi manusia.

Pengalaman yang mereka lalui mengajarkan bahwa hati nurani dan kepercayaan diri
merupakan aspek penting dalam membuat keputusan. Sang siswa akhirnya berhasil kembali
menjadi manusia setelah dengan sukarela mencoba siomay kutukan dan menghormati kutukan
tersebut. Semua kembali normal dan mereka dapat beraktivitas seperti sebelumnya. Namun,
pengalaman ini menjadi pelajaran tentang pentingnya menghormati kepercayaan dan legenda
yang ada di sekitar kita.

SPOK:
1. Di sebuah sekolah(keterangan), ada(predikat) seorang siswa yang sedang menjalankan
rutinitasnya(subjek). (Simpleks)
2. Ia(subjek) langsung memakan(predikat) siomay tersebut(objek) karena sangat
penasaran(keterangan). (Simpleks)
3. Ia(subjek) menjadi bingung(predikat) dan(konjungsi) menoleh(predikat) ke
sekelilingnya(keterangan). (Kompleks)
4. Mereka(subjek) pergi(predikat) ke tempat siomay tersebut(keterangan) dan(konjungsi)
meminta(predikat) untuk(pelesapan subjek) diberikan(predikat) siomay(objek).
(Kompleks)
5. Akhirnya, di tengah keputusasaan(keterangan), mereka(subjek) memutuskan(predikat)
untuk(pelesapan subjek) membentuk(predikat) sebuah persatuan(objek) dan(konjungsi)
mencari(predikat) cara(objek) untuk menghilangkan kutukan tersebut(keterangan).
(Kompleks)

Anda mungkin juga menyukai