Anda di halaman 1dari 4

Energizer 1: KERIKIL

Penakluk pertama Mount Everest, puncak tertinggi dunia di Pegunungan Himalaya, Sir Edmund
Hillary pernah ditanya oleh wartawan, apa yang paling
ditakutinya dalam menjelajah alam. Dia lalu mengaku tidak takut pada binatang buas, jurang
yang curam, bongkahan es raksasa, atau padang pasir yang luas dan gersang sekali pun! Lantas
apa? Sebutir pasir yang terselip di sela-sela jari kaki, kata Hillary. Wartawan heran, tetapi sang
penjelajah melanjutkan kata-katanya, Sebutir pasir yang masuk di
sela-sela jari kaki sering sekali menjadi awal malapetaka. Ia bisa masuk ke kulit kaki atau
menyelusup lewat kuku. Lama-lama jari kaki terkena infeksi, lalu membusuk. Tanpa sadar, kaki
pun tak bisa digerakkan. Itulah malapetaka bagi seorang penjelajah sebab hal ini bisa berakhir
dengan dimana dia harus ditandu.
Apa yang dinyatakan oleh Hillary, bisa di umpamakan dengan hal-hal kecil dalam kehidupan
sehari-hari yang seringkali kita remehkan. Kebiasaan buruk, sikap negatif ataupun karakter yang
kita pikir sepele, namun hal tersebut kemudian ternyata menjadi infeksi dan menyebabkan
kelumpuhan. Lihat saja berbagai kerikil kecil seringkali disepelekan orang yang mungkin
berakibat buruk. Misalkan saja: kebiasaan menunda, tidak disiplin, membuang sampah
sembarangan, pola makan tidak memaki, mengumpat, tidak jujur, atau kebiasaan yang sepele.
Betapa hal itu seringkali yang merampas kebesaran serta kehidupan seseorang. So, seringkali
yang besar justru ditimbulkan oleh hal yang sepele. itu, jangan remehkan kerikil-kerikil dalam
hidup Anda. Buanglah sebelum ia menghancurkan hidup Anda!

Energizer 2: DOA SEORANG PEMUDA


Seorang pemuda bersikeras dalam doa, Tuhan, saya cuma menginginkan wanita itu. Tak mau
yang lain.
Tapi, apakah kamu yakin?, tanya Tuhan.
Iya Tuhan. Saya tak mau yang lain. Tolong, berikan dia untuk saya.
Okelah, kata Tuhan, Kalau itu maumu.
Pemuda itupun secara ajaib bisa mendapat dan menikahi wanita itu. Tetapi perkawinannya
kacau.
Istrinya bukan wanita yang bertanggung jawab dan sama sekali tidak mengasihi dia. Ujung-
ujungnya, ia menjadi gila gara - gara menikahi wanita itu.
Dilema sebuah doa: Anda begitu menginginkannya, tetapi apakah Anda yakin bahwa itulah
yang terbaik untuk Anda? Seringkali dalam doa, kita bukan meminta kebijaksanaan Tuhan untuk
memberi yang terbaik, tetapi memaksa Tuhan mengikuti agenda kita. Sebenarnya,
beruntunglah orang yang merelakan Tuhan untuk melakukan yang terbaik dalam hidupnya serta
mau menerima, meskipun tidak selalu yang seperti yang diinginkannya.
Ada sebuah statement menarik,
Aku meminta pada Tuhan kemudahan, tetapi Tuhan memberiku cobaan...Aku marah awalnya...
Tetapi ketika waktu berjalan bertahun - tahun, cobaan itulah yang menjadikanku
Seperti sekuat ini

Karena itulah, lain kali kalau meminta dalam doa pikirkanlah apakah itu benar - benar yang
terbaik buat kita?

Energizer 3: MELEBIHI KAPASITAS


Seorang anak memutuskan suatu cara cepat untuk belajar. Ia akan mengurung dirinya selama
sebulan di kamar untuk belajar. Setelah itu, ia akan punya waktu banyak untuk bersenang
- senang dan bermain saja, sepanjang tahun.
Sebelum ia melakukan niatnya, ibunya yang bijaksana menasihati.

Nak, makanlah semua nasi untuk seminggu ini dalam sehari, sehingga ibu tak perlu lagi masak
selama seminggu. Jadi, ibu cuma perlu masak sehari. Akan mengurangi beban ibu.
Anak itupun tersadar dan belajar.
Kita tidak bisa memaksakan segala sesuatu secara instan, semuanya dalam waktu sekejab.
Apalagi untuk sesuatu yang membutuhkan proses.
Sayangnya, kita berada di antara generasi yang ingin serba
instan. Instan menjadi terkenal,
instan menjadi manager, instan menjadi kayA raya, instan sukses. Bukannya tidak mungkin hal
tersebut diraih. Tetapi, hasilnya menjadi tidak wajar, tidak normal, tidak sehat dan terkadang
juga tidak langgeng.

Kita menemukan banyak orang yang tidak sabar menunggu suatu proses malah berakhir dimana
ia harus membayar dengan waktu yang justru lebih panjang. Bersabarlah dan berdisiplinlah
untuk suatu proses, karena ketika waktunya tiba hasilnya juga lebih solid.

Energizer 4: RAYAP BUKU, CECAK DAN TIKUS


Tiga binatang bertemu.
Pertama, rayap buku yang tiap hari memakan buku-buku di suatu perpustakaan. Seekor cecak
yang tinggal di sekolah serta seekor tikus yang tinggal di rumah ibadat.
Ketiganya bertemu dan saling ngobrol.
Rayap buku: Aku tinggal di antara tumpukan buku dan makan buku, kok nggak pintar - pintar
ya?.
Cecak: Aku juga. Saya tiap hari mendengarkan guru yang mengajar. Kenapa aku juga tidak
pintar ya?.
Tikus menanggapi, Aku juga punya masalah. Aku tinggal di rumah ibadat. Tapi tetap saja aku
tidak menjadi hewan yang suci.
Pengetahuan, kebijaksanaan serta pencerahan dimulai dari dalam kita, bukan dari luar.
Tempat, teman, lingkungan tidak akan otomatis membuat Anda lebih baik, kalau tidak ada
KEMAUAN dari dalam

Energizer 5: JANGAN BERI AKU MAKAN!


Ada kisah menarik mengenai kumpulan beruang yang hidup di Yellowstone National Park.
Ternyata, didekat sekitar kandang beruang dipasang rambu-rambu oleh petugas dengan tulisan
besarbesar
DONT FEED THE BEAR!. Kebanyakan orang berpikir, bahwa rambu-rambu tersebut
dipasang untuk melindungi para turis, karena resiko untuk diserang oleh beruang tersebut saat
mereka memberi makan beruang. Tetapi faktanya, ternyata menurut petugas di hutan tersebut,
malah sebaliknya. Rambu-rambu tersebut dipasang untuk melindungi para beruang. Petugas
hutan tersebut menceritakan kalau setiap musim gugur, dimana para turis sudah tidak datang
berkunjung ke Yellowstone National Park tersebut, mereka harus menggotong beberapa mayat
beruang. Ternyata beruang-beruang tersebut mati karena kelaparan. Kok bisa? Rupanya, karena
para beruang ini sudah belajar bergantung kepada makanan yang diberikan oleh turis-turis
tersebut, sehingga mereka sudah tidak bisa mencari makannya sendiri.
Nah, bagaimana dengan kehidupan Anda sendiri? Apakah Anda cukup mandiri ataukah begitu
bergantungnya kepada orang lain, untuk berbagai kebutuhan hidup Anda? Saking
bergantungnya, sehingga tatkala orang yang jadi pegangan Anda tersebut tidak ada, maka Anda
pun menjadi begitu menderitanya. Hal ini, bisa terjadi dalam banyak aspek kehidupan kita baik
secara finansial, emosional, motivasional, ataupun relasional. Eh bener lho, ada yang saking
bergantungnya, sehingga ketika orang yang jadi pegangannya itu pergi atau pindah ataupun
meninggal, dirinya pun mengalami kehilangan yang teramat sangat! Sama seperti beruang itu.
Dengan bertambahnya umur kita, kita pun perlu belajar jadi mandiri. Mandiri secara financial,
mandiri secara emosional, mandiri secara motivasional dan juga mandiri secara relasional!
Energizer 6: CIUMAN TERAKHIR DARI SANG JERAPAH
Kisah mengharukan ini terjadi saat petugas kebun binatang yang telah bekerja lebih dari 25
tahun,
Mario mengunjungi kebun binatangnya untuk terakhir kali. Ceritanya, Mario, seorang pria
berusia 54 tahun yang tiap harinya bekerja sebagai pembersih di kebun binatang Rotterdam di
Belanda ini, menderita penyakit yang sangat parah. Kondisinya memburuk karena penyakit
kanker yang dideritanya. Makanya, di masa-masa terakhirnya, ia menyatakan keinginannya
untuk mengunjungi kebun binatangnya untuk terakhir kali. Untuk itu, ia harus dibawa dengan
menggunakan kereta yang disediakan oleh Dutch Ambulance Wish Foundation.
Dan tatkala berada di kandang jerapah, salah seekor jerapah pada akhirnya menjulurkan
kepalanya dan memberikan ciuman kepada Mario, yang selama ini ikut merawatnya. Ciuman
terakhir Sebuah pelajaran menarik buat kita. Kejadian seperti ini seringkali membuat kita
merenung dan membandingkan kasih sayang binatang dengan kasih sayang manusia.
Bayangkan, seekor binatang yang seringkali kita anggap derajatnya lebih rendah dari manusia,
ternyata mampu menunjukkan penghargaan dan kasih sayangnya pada orang yang pernah berjasa
bagi hidupnya.
Bagaimana dengan kita? Terkadang, kita seringkali lupa. Tatkala sukses, berhasil, kaya dan
hebat, kita seringkali lupa berterima kasih dan bersyukur pada orang-orang yang turut berjasa
bagi kesuksesan kita. Kali ini, si jerapah ini mengingatkan kita, ia tidak pernah melupakan orang
yang pernah merawat dirinya. Ciuman yang diberikan si Jerapah seolah-olah sebuah ucapan
terima kasih. Nah, sudahkah Anda berterima kasih pada orang yang telah berjasa dalam hidup
Anda?

Anda mungkin juga menyukai