Anda di halaman 1dari 2

PEMERINTAH KABUPATEN NGADA

PENGENDALI ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (POPT)


KECAMATAN BAJAWA UTARA

Watukapu, 07 Maret 2023

Kepada
Yth
Nomor : 01/LPD/POPT/02/02/2023 1. Camat Bajawa Utara
Hal : Laporan Peringatan Dini 2. Kepala BPP Watukapu
Sifat : Penting/Segera 3. Kepala Desa sekecamatan Bajawa
Utara
4. Penyuluh Pertanian Lapangan BPP
Watukapu

Di
Tempat

Dengan ini kami laporkan kepada Bapak/Ibu bahwa berdasarkan pengamatan keliling pada
tanggal 01 Maret 2023 sampai tanggal 07 Maret 2023, telah terjadi serangan OPT Penyakit Layu
Bakteri pada tanaman pisang (data terlampir) yang perlu segera dikendalikan. Untuk
mengendalikannya kami merekomendasikan tindakan sebagai berikut:
1. Pengamatan secara rutin di lahan tanaman pisang,
2. Sterilisasi alat panen seperti parang sebelum maupun setelah digunakan,
3. Pemanen atau orang harus steril sebelum dan sesudah melakukan kegiatan panen dan pasca
panen agar tidak sebagai vektor OPT tanaman pisang,
4. Sanitasi lahan dan lingkungan sekitar tanaman pisang,
5. Pemangkasan jantung pisang ketika sudah muncul buah terakhir,
6. Pemangkasan daun yang tua dan yang terserang bercak daun maupun ulat penggulung daun
serta penjaranganan akan pisang yang terlalu padat dimana untuk satu rumpun maksimal 5-6
pohon / batang pisang,
7. Memperhatikan jarak tanam minimal 4x4 meter maksimal 5x5 meter,
8. Membuat saluran drainase yang baik dengan ukuran 40x40 cm, dan hindari agar akar
tanaman tidak terluka,
9. Hindari untuk pemanenan secara langsung yang dilakukan oleh konsumen /pembeli,
sebaiknya pemanenan dilakukan oleh petani/pemilik tanaman pisang,
10. Eradikasi total /pemusnahan tanaman pisang yang terserang layu bakteri,
11. Tidak memberikan bagian tanaman pisang yang sudah terserang penyakit pada
hewan/ternak,
12. Pemberian agen hayati seperti PGPR ( Layu Bakteri), untuk tanaman pisang yang terserang
maupun tanaman yang masih sehat untuk mencegah penyebaran OPT kurang lebih 2 kali
setahun pengaplikasian pada lahan budidaya tanaman pisang,
13. Melakukan GERAKAN PENGENDALIAN (GERDAL) menggunakan agen hayati untuk
pencegahan tanaman lain yang belum terinfeksi OPT pada tanaman pisang,
14. Pemberian pupuk bokashi sebagai nutrisi bagi agen hayati dan kebutuhan unsur hara
tanaman,
15. Perhatikan pH tanah agar tetap normal (pH 6,5-7,5) untuk menekan perkembangan OPT,
16. Lahan yang telah dilakukan era dikasi untuk penanaman kembali tanaman pisang kurang
lebih 2 tahun setelah eradikasi dan diberi perlakuan pada tanah dan tanaman, atau dilakukan
rotasi dengan tanaman bukan inang seperti tanaman kacang-kacangan,
17. Dilarang menggunakan tanaman pisang sebagai bibit dari wilayah yang sudah terserang OPT
tanaman pisang,
18. Karantina local / wilayah. Untuk saat ini jangan memasukkan atau mengeluarkan buah
pisang, anakan maupun batang tanaman pisang dari luar atau dalam wilayah kecamatan yang
sudah terserang OPT tanaman pisang,

19. Saran sebaiknya ada Peraturan berupa PERDES/ADRT untuk setiap kelompok tani terkait
pengendalian maupun penyebaran OPT tanaman pisang,
20. Apabila tidak mengindahkan rekomendasi teknis maka akan terjadi peningkatan serangan
OPT menjadi Puso.

Bagi Desa yang sudah terserang maupun belum terserang OPT tanaman pisang perlu
melakukan tindakan pencegahan dan pengendalian serta menyiapkan waktu yang
dikoordinasikan bersama dengan PPL dan POPT untuk melakukan sosialisasi mengenai OPT
tanaman pisang ini, di tingkat Kecamatan maupun Desa mengingat bahwa OPT ini sangat
berbahaya dan penyebarannya sangat cepat.

POPT Kecamatan Bajawa Utara

1. Vinsensius Krispinus Folo Rema A.Md

2. Maria Ursini Yati Nduang, SP

3. Maria Derita Jelita Nunu, SP

4. Maria Yunita B. Pati, SP

Tembusan disampaikan Kepada Yth:


1. Kepala Dinas Pertanian dan KetahananPangan Kab. Ngada di Bajawa
2. Kepala UPTD Proteksi Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi NTT di Kupang
3. Koordinator POPT Kabupaten Ngada di Bajawa

Anda mungkin juga menyukai