Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PELATIHAN (IKP)


DI KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA

Oleh
Fitri M. Manihuruk, M.Si
Widyaiswara Ahli Muda

BALAI BESAR PELATIHAN PETERNAKAN KUPANG


BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2023
PENDAHULUAN
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap sumber daya
manusia pertanian untuk menghadapi perubahan iklim dan juga dampak dari El Nino yang
akan menyebabkan kekeringan, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Pertanian (BPPSDMP) melalui Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang
berencana menyelenggarakan pelatihan tematik dan/atau kewirausahaan di wilayah kerja,
salah satunya kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur.
Sebelum menyelenggarakan pelatihan tersebut, BBPP Kupang melakukan identifikasi
kebutuhan pelatihan di kabupaten Timor Tengah Utara. Identifikasi kebutuhan pelatihan ini
diperlukan sebagai Langkah awal untuk penyusunan program pelatihan yang akan
dilaksanakan. Manfaat identifikasi kebutuhan pelatihan ini antara lain 1) memperoleh data
mengenai permasalahan dan kebutuhan yang diinginkan oleh sasaran; 2) untuk
mempermudah dalam menentukan skala prioritas dalam perencanaan program kegiatan;
serta 3) memperlancar pelaksanaan kegiatan pelatihan yang akan dilaksanakan.

METODE
Identifikasi kebutuhan pelatihan Kabupaten Timor Tengah Utara ini dilakukan dengan
menyebarkan form identifikasi potensi permasalahan serta kebutuhan pelatihan komoditas
pertanian/peternakan. Form identifikasi terdiri atas program dinas pertanian/peternakan,
komoditas pertanian/peternakan yang berkaitan dengan program tersebut, permasalah yang
dihadapi selama melaksanakan program, sasaran program, serta lokasi permasalahan
tersebut.
Identifikasi dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Timor Tengah Utara, dengan
melibatkan penyuluh, petani dan petani milineal. Identifikasi dilakukan dengan skoring
urgent, serious, growth (USG) dari suatu masalah yang dihadapi, dengan skor mulai dari 1
sampai 5, sebagai berikut:
1. Tidak penting, tidak serius, dan pertumbuhan/penyebaran tidak banyak;
2. Kurang penting, kurang serius, dan pertumbuhan/penyebaran kurang banyak;
3. Cukup penting, cukup serius, dan pertumbuhan/penyebaran cukup banyak;
4. Penting, serius, dan pertumbuhan/penyebaran banyak; serta
5. Sangat penting, sangat serius, dan pertumbuhan/penyebaran sangat banyak.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Identifikasi kebutuhan bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan atau tuntutan kinerja
di dalam lembaga atau dinas untuk mengarahkan kemampuan sumber daya manusia sesuai
yang diharapkan oleh program lembaga atau dinas, yang berkaitan dengan ketercapaian
tujuan organisasi, peningkatan produktivitas, serta penyediaan produk dan jasa yang ber-
Tabel 1. Identifikasi potensi permasalahan serta kebutuhan pelatihan komoditas pertanian/peternakan

N Program Dinas Komoditas Permasalahan-permasalahan Sasaran Skoring Lokasi Tematik


o. Pertanian/Peternakan Pertanian/Peternakan yang Dihadapi USG* (Kab/Kec/Desa)
1. Penyediaan dan Jagung Produksi rendah karena masih Penyuluh (13 orang) 5 Kabupaten TTU
pengembangan sarana menggunakan benih lokal Petani (12 orang) Kecamatan Bikomi Tengah
pertanian Sarana pendukung kurang Petani milenial (5 orang) Desa Oenenu Utara
2. Penyediaan dan Jagung Produksi rendah karena masih Penyuluh (10 orang) 5 Kabupaten TTU
penanggulangan Kacang tanah menggunakan benih lokal Petani (15 orang) Kecamatan Insana Barat
bencana pertanian Petani milenial (5 orang) Desa Nifunenas
3. Program penyuluhan Bawang putih Produksi rendah karena masih Penyuluh (8 orang) 5 Kabupaten TTU
pertanian Kacang merah menggunakan benih lokal Petani (16 orang) Kecamatan Miomaffo Barat
Pasca panen belum tepat Petani milenial (5 orang) Desa Eban
4. Program penyuluhan Padi sawah Hama penggerak batang Penyuluh (8 orang) 5 Kabupaten TTU
pertanian Walang sangit Petani (16 orang) Kecamatan Biboki Moenieu
Petani milenial (6 orang) Desa Oepuah Utara
5. Program penyuluhan Padi sawah Walang sangit Penyuluh (10 orang) 5 Kabupaten TTU
pertanian Pupuk organik Petani (14 orang) Kecamatan Biboki Tanpah
Petani milenial (6 orang) Desa Te’ Eba Timur

Keterangan: Skoring USG (Urgent, Serious, Growth) 1-5; 1) Tidak penting, tidak serius, dan pertumbuhan/penyebaran tidak banyak; 2) Kurang penting, kurang
serius, dan pertumbuhan/penyebaran kurang banyak; 3) Cukup penting, cukup serius, dan pertumbuhan/penyebaran cukup banyak; 4) Penting,
serius, dan pertumbuhan/penyebaran banyak; serta 5) Sangat penting, sangat serius, dan pertumbuhan/penyebaran sangat banyak.
kualitas. Hasil identifikasi potensi permasalahan serta kebutuhan pelatihan komoditas
pertanian/peternakan di Kabupaten TTU terdapat dalam Tabel 1.
Permasalahan komoditas pertanian/peternakan yang dihadapi di Kabupaten TTU
sebagaian besar berasal dari tanaman pangan dan hortikultura. Hal ini sesuai dengan sektor
unggulan bidang pertanian/peternakan di Kabupaten TTU adalah sektor pertanian dengan
komoditas basis yaitu tanaman pangan dan hortikultura. Komoditas mempunyai
permasalahan di Kabupaten TTU antara lain padi sawah, jagung, kacang tanah, kacang
merah, dan bawang putih.
Komoditas jagung merupakan masalah dengan skoring sangat penting, sangat serius
dan pertumbuhan/penyebarannya sangat banyak terdapat di Desa Oenesu Utara,
Kecamatan Bikomi Tengah dan Desa Nifunenas, Kecamatan Insana Barat. Permasalahan
yang dihadapi pada komoditas jagung ini antara lain penggunaan benih lokal yang
mengakibatkan produksi rendah dan sarana pendukung pertanian masih kurang.
Permasalahan ini sesuai dengan program dinas yang sedang berlangsung yaitu penyediaan
dan pengembangan sarana pertanian serta penyediaan dan penanggulangan bencana
pertanian. Berdasarkan permasalahan tersebut diharapkan dilakukan tematik/pelatihan
dengan tema utama pada komoditas jagung dengan sasaran penyuluh 13 orang, petani 12
orang dan petani milenial 5 orang di Desa Oenenu Utara serta penyuluh 10 orang, petani 15
orang dan petani milenial 5 orang di Desa Nifunenas.
Komoditas kacang tanah merupakan masalah dengan skoring sangat penting, sangat
serius dan pertumbuhan/penyebarannya sangat banyak terdapat di Desa Nifunenas,
Kecamatan Insana Barat. Permasalahan yang dihadapi adalah penggunaan benih lokal
sehingga produksi rendah. Permasalahan ini sesuai dengan program dinas yaitu penyediaan
dan penanggulangan bencana pertanian. Berdasarkan permasalahan tersebut diharapkan
dilakukan tematik/pelatihan dengan tema utama pada komoditas kacang tanah dengan
sasaran penyuluh 10 orang, petani 15 orang dan petani milenial 5 orang di Desa Nifunenas.
Komoditas bawang putih dan kacang merah merupakan masalah dengan skoring
sangat penting, sangat serius dan pertumbuhan/penyebarannya sangat banyak terdapat di
Desa Eban, Kecamatan Miomaffo Barat. Permasalahan yang dihadapi adalah penggunaan
benih lokal sehingga produksi rendah dan pasca panen yang belum tepat. Permasalahan ini
sesuai dengan program dinas yaitu program penyuluhan pertanian. Berdasarkan
permasalahan tersebut diharapkan dilakukan tematik/pelatihan dengan tema utama pada
komoditas bawang putih dengan sasaran penyuluh 8 orang, petani 16 orang, dan petani
milenial 5 orang di Desa Eban.
Komoditas padi sawah merupakan masalah dengan skoring sangat penting, sangat
serius dan pertumbuhan/penyebarannya sangat banyak terdapat di Desa Oepuah Utara,
Kecamatan Biboki Moenieu dan Desa Te’ Eba Timur, Kecamatan Biboki Tanpah.
Permasalahan yang dihadapi antara lain terdapat hama penggerak batang, walang sangit,
dan penggunaan pupuk organik. Permasalahan ini sesuai dengan program dinas yaitu
program penyuluhan pertanian. Berdasarkan permasalahan tersebut diharapkan dilakukan
tematik/pelatihan dengan tema utama komoditas padi sawah dengan sasaran penyuluh 8
orang, petani 16 orang, dan petani milenial 6 orang di Desa Oepuah Utara, serta penyuluh
10 orang, petani 14 orang, dan petani milenial 6 orang di Desa Te’ Eba Timur.

KESIMPULAN
Kabupaten Timor Tengah Utara memiliki beberapa permasalahan di komoditas
pertanian, antara lain komoditas jagung, kacang tanah, bawang putih, kacang merah, dan
padi sawah. Pemasalahan ini memiliki skoring sangat penting, sangat serius dan
pertumbuhan/penyebarannya sangat banyak di Desa Oenesu Utara, Desa Nifunenas, Desa
Eban, Desa Oepuah Utara, dan Desa Te’ Eba Timur. Hasil identifikasi pemasalahan ini
diharapkan dilakukan tematik/pelatihan dengan tema sesuai dengan kebutuhan pada
program dinas tersebut.

Anda mungkin juga menyukai