Anda di halaman 1dari 3

Pengembangan VUB Inpari IR Nutri Zinc

Hasil Inovasi Badan Litbang Pertanian untuk mengatasi stunting di Indonesia


(Dani Medionovianto)

Badan Litbang Pertanian melalui Balai Besar Penelitian Tanaman Padi telah melepas varietas
unggul baru bernama Inpari IR Nutri Zinc yang ditetapkan melalui SK Menteri Pertanian No.
168/HK.540/C/01/2019. Varietas tersebut memiliki keunggulan antara lain rata-rata kandungan
Zn 29,54 ppm (sekitar 23% lebih tinggi daripada Ciherang), potensi kandungan Zn 34,51 ppm,
rata rata hasil: 6,21 t/ha (setara Ciherang), potensi hasil: 9,98 t/ha, umur 115 hari setelah semai,
tekstur nasi pulen, agak tahan wereng coklat biotipe 1 dan 2, agak tahan hawar daun bakteri
strain III, agak tahan tungro isolat Garut dan Purwakarta, serta tahan blas strain 033, 073, dan
133. Dengan keunggulan tersebut, diharapkan varietas ini memiliki daya adaptasi luas dan dapat
diterima oleh konsumen padi di Indonesia.
Zn merupakan unsur gizi yang sangat fital bagi manusia. Zn merupakan komponen
komponen lebih dari 300 enzim yang berfungsi antara lain untuk penyembuhan luka, menjaga
kesuburan, sintesa protein, dan meningkatkan daya tahan tubuh, dan berbagai fungsi terkait
kesehatan dan produktivitas manusia eczema, rambut rontok, pembentukan organ reproduktif
tidak sempurna, menghambat pertumbuhan, pertumbuhan mental tidak sempurna, depresi pasca
melahirkan, anemia, selera makan menurun, dan lain-lain (Mares-Perlman, dkk., 1995). Salah
satu akibat dari kekurangan gizi Zn yang berat adalah kekerdilan ( stunting) pada anak-anak
(Herman, 2007; Black and Walker, 2012). Jika prevalensinya besar, kekurangan gizi Zn pada
akhirnya memberikan kerugian secara financial dan non financial yang sangat besar terhadap
suatu negara.
Angka prevalensi kekurangan gizi, khususnya Zn, di seluruh dunia termasuk di Indonesia
masih tergolong tinggi. Prevalensi kekurangan gizi Zn di Indonesia berkisar antara 10 – 90%,
tergantung kelompok demografi penduduk (Herman, 2009). Prevalensi kekurangan gizi Zn pada
anak di bawah lima tahun mencapai 31,6 % (Herman, 2007). Penelitian terbaru
mengungkapkan bahwa proporsi balita dengan kategori sangat pendek dan pendek di Indonesia
adalah 30,8 %, dengan Propinsi Nusa Tenggara Timur sebagai propinsi dengan prevalensi
tertinggi yaitu 42,6%, disusul Sulawesi Barat, Aceh, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Tengah
(Riskesdas, 2018). Dewasa ini pemerintah telah menerbitkan daftar 100 kabupaten dengan
permasalahan stunting yang perlu diprioritaskan penanganannya (Tim Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan, 2017).
Penanggulangan kekurangan gizi Zn yang berakibat stunting tersebut antara lain dengan
suplementasi, fortifikasi, dan biofortifikasi (Bouis 2004; Bouis, dkk., 2011), yaitu perakitan
varietas yang memiliki kandungan gizi target khususnya Zn yang tinggi, sesuai dengan tingkat
yang dibutuhkan. Varietas dengan biofortifikasi Zn yang baru dilepas saat ini adalah Inpari IR
Nutri Zinc. Varietas Inpari IR Nutri Zinc memiliki kandungan Zn sekitar 6 ppm lebih tinggi
daripada umumnya varietas di Indonesia, khususnya Ciherang (24,01 ppm). Oleh karena itu,
diharapkan Inpari IR Nutri Zinc dapat berperan mengatasi kekurangan gizi Zn yang banyak terjadi
di Indonesia.
Pendekatan pemuliaan atau biofortifikasi ini dinilai lebih abadi dan ekonomis (Nakandalage,
dkk., 2016) dan merupakan pendekatan yang feasible, sustainable, dan ekonomis untuk
mengatasi kekurangan gizi Zn di dunia (Salunke, dkk., 2011; Atiqueur-Rehman, dkk., 2014).
Varietas dengan kandungan Zn tinggi dapat berkelanjutan karena petani dapat terus menanam
varietas tersebut dan mengkonsumsi padinya. Benih varietas tersebut bahkan dapat dikirim ke
daerah-daerah terpencil untuk ditanam secara berkelanjutan di daerah-daerah tersebut.
Produksi benih varietas Inpari IR Nutri Zinc mutlak diperlukan untuk memasifkan
penanaman varietas tersebut. Dewasa ini, produksi Benih Penjenis, Benih Dasar, Benih Pokok
tengah diinisiasi oleh BB Padi agar benih Inpari IR Nutri Zinc dapat segera tersedia bagi petani di
berbagai daerah dengan jumlah yang cukup. Diharapkan varietas ini dapat tersebar ke seluruh
Indonesia karena kejadian stunting dan kekurangan gizi Zn terjadi merata di semua pulau di
Indonesia. Produksi benih sumber terus dilakukan untuk mengantisipasi kebutuhan tersebut.
Diharapkan pada waktu yang akan datang varietas yang dilepas tetap dilengkpai dengan karakter
tinggi nutrisi dan dapat tersebar di seluruh areal padi di Indonesia, sehingga memberikan dampak
nyata bagi peningkatan kualitas kesehatan penduduk Indonesia di masa depan.
UPBS (Unit Produksi Benih Sumber) BB Padi telah memproduksi benih varietas Inpari IR
Nutri Zinc kelas benih SS sebanyak 3 ton pada MK 2019, selain itu tengah diproduksi benih
varietas tersebut untuk kelas benih BS (Benih Sumber) seluas 0,2 ha, FS (Benih Dasar, Foundation
Seed) seluas 0,4 ha, dan SS (Benih Pokok, Stock Seed) seluas 2 ha. Selain itu, terkait dengan
pengembangan varietas Inpari IR Nutri Zinc, Harvest Plus, sebuah kegiatan dalam CGIAR
(Consultative Group of International Agricultural Research and Development ) pada MK 2019 ini
memberikan bantuan berupa produksi Benih Dasar seluas satu ha yang diharapkan benihnya
dapat diproduksi kembali oleh pada produsen benih hingga kelas Benih Sebar, sehingga
diharapkan pada pertengahan tahun 2021 lebih dari satu juta ha telah ditanami varietas inpari IR
Nutri Zinc di berbagai daerah di Indonesia (Lampiran 1).
Benih varietas Inpari IR Nutri Zinc telah tersebar luas ke berbagai daerah di Indonesia,
mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tengah, Kalimantan Barat, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa
Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Sebanyak 33 BPTP (Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian), kepanjangan tangan Badan Litbang di tiap propinsi, akan
memproduksi benih Inpari IR Nutri Zinc untuk mempercepat diseminasi dan adopsi tersebut di
setiap propinsi. Produksi benih tersebut sekaligus merupakan demplot pengenalan varietas
kepada stake holders di tiap propinsinya. Permintaan benih terus berdatangan dari berbagai
daerah, menandakan antusiasme petani, produsen benih, hingga jajaran pemerintah daerah
untuk memanfaatkan inovasi teknologi Badan Litbang Pertanian tersebut. Pasokan benih varietas
Inpari IR Nutri Zinc cepat terserap dan produksi benihnya akan terus ditingkatkan untuk
mengantisipasi kebutuhan di musim-musim yang akan datang.
Kerja sama semua pihak, termasuk para produsen benih, penggilingan, petani, penyuluh,
instansi pemerintah di berbagai sektor baik di pusat maupun daerah, dan segenap pihak yang
terkait sangat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakatnya antara lain
melalui pemanfaatan varietas hasil biofortifikasi ini. Dengan kualitas kesehatan yang prima,
diharapkan bonus demografi yang akan datang dapat bermanfaat optimal untuk mewujudkan
Indonesia emas di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai