Anda di halaman 1dari 6

GAPOKTAN MARENGKALINGA

DESA PATAMPANUA KECAMATAN MARIORIAWA


KABUPATEN SOPPENG

Patampanua, 31 Agustus 2022


Nomor : 001/ G. MRK /IX/ 2022 Kepada Yth :
Lamp : 1 (satu) Exp Bapak Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan
Perihal : Permohonan Bantuan Cq. Kepala Dinas Tanaman Pangan,
Pupuk Organik Cair MPS Hortikultura dan Perkebunan
Provinsi Sulawesi Selatan
Di –
Makassar
Dengan Hormat,
Dalam rangka mendukung Program Ketahanan Pangan Nasional khususnya dalam
rangka mencapai dan mempertahankan swasembada beras, maka perlu adanya upaya produksi
dan produktivitas hasil pertanian khususnya pertanian tanaman pangan yaitu padi, palawija
dan kedelai.
Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi dan produktivitas hasil komoditi
pertanian adalah dengan penerapan teknologi mekanisasi pertanian untuk mengatasi masalah
semakin berkurangnya tenaga kerja dan semakin meningkatnya indeks pertanaman.
Oleh karena itu kami dari Gapoktan Marengkalinga Desa Patampanua Kecamatan
Marioriawa dengan ini mengajukan permohonan bantuan Pupuk Organik Cair MPS kepada
Bapak Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Cq. Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura
dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan dengan harapan bantuan Pupuk Organik Cair MPS
ini dapat membantu petani dalam menghadapi permasalahan dalam pengolahan lahan
pertanian.
Demikian permohonan ini kami ajukan kepada bapak dengan harapan dapat dikabulkan.
Atas perhatian dan kesediaannya kami ucapkan banyak terimah kasih.
PPL DESA PATAMPANUA, KETUA GAPOKTAN MARENGKALINGA,

ARIFIN TEMLIHAN
NIP. 19701231 202121 1 033

KEPALA DESA PATAMPANUA, KEPALA BPP MARIORIAWA,

AMUIRUDDIN, S. Ag SYARIFUDDIN A, SP
NIP. 19631231 198803 1 175
Mengetahui :
KEPALA DINAS
TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA, PERKEBUNAN
DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN SOPPENG

Ir. F A J A R, MMA
NIP. 19640203 199003 1 011
Tembusan :
1. Bupati Soppeng di Watansoppeng.
2. Arsip.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pupuk organik merupakan pupuk dengan bahan dasar yang diambil dari alam dengan
jumlah dan jenis unsur hara yang terkandung secara alami. Pupuk organik merupakan salah satu bahan
yang sangat penting dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah secara aman, dalam arti produk
pertanian yang dihasilkan terbebas dari bahan – bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia
sehingga aman dikonsumsi (Musnamar, 2003).
Saat ini ada beberapa jenis pupuk organik sebagai pupuk alam berdasarkan bahan dasarnya,
yaitu pupuk kandang, kompos, humus, pupuk hijau, dan pupuk mikroba. Sedangkan ditinjau dari
bentuknya ada pupuk organik cair yang dibuat dari bahan organik cair dan ada pupuk organic padat.
Sebagai contoh kompos merupakan contoh pupuk organik padat yang dibuat dari bahan organik padat
(tumbuh-tumbuhan), sedangkan thilurine adalah pupuk organik cair yang dibuat dari bahan organik
cair (urine sapi).
Pupuk organik dapat dibuat dari limbah, contohnya limbah peternakan sapi perah baik
berupa feses maupun urinennya, limbah rumah pemotongan hewan berupa rumen sapi juga dapat
dijadikan bahan pembuatan pupuk organik cair.
Limbah padat Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yaitu isi rumen dapat dimanfaatkan
sebagai bahan dasar dalam pembuatan pupuk cair organik. Isi rumen adalah isi saluran pencernaan
ruminansia yang belum dicerna secara sempurna yang berasal dari ternak yang dipotong.
Pemanfaatan isi rumen sebagai bahan pembuatan pupuk cair juga dapat mengurangi
pencemaran dari limbah RPH yang ditimbulkan. Namun saat ini belum begitu banyak pemanfaatan
limbah RPH untuk diolah menjadi pupuk cair, padahal dengan diolah menjadi pupuk cair limbah RPH
tersebut dapat disimpan dalam waktu yang lama dan lebih efisien.
Penelitian tentang pemanfaatan limbah RPH cukup banyak dilakukan seperti penelitian
yang dilakukan oleh Ristianto (2007), yang meneliti pemanfaatan isi rumen limbah rumah potong
hewan sebagai pakan alternatif pengganti hijauan dimana penelitian menunjukan hasil isi rumen
limbah rumah potong hewan berpotensi untukalternatif pakan pengganti hijauan serta memiliki bakteri
asam laktat plantarum sebagai inokulan yang baik. Dalam penelitian Arsul ihsan (2013), tentang
produksi biogas menggunakan cairan isi rumen sapi dengan limbah cair tempe menunjukan bahwa gas
yang dihasilkan mengandung gas metana atau dapat dijadikan sebagai bahan bakar, karena ketika
disulut dengan nyala api menimbulkan nyala berwarna biru.
Pupuk cair organik adalah jenis pupuk yang berbentuk cair tidak padat yang mudah sekali
larut pada tanah dan membawa unsur-unsur penting guna kesuburan tanah. Pupuk organik cair adalah
pupuk yang dapat memberikan hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman pada tanah, karena
bentuknya yang cair maka jika terjadi kelebihan kapasitas pupuk pada tanah maka dengan sendirinya
tanaman akan mudah mengatur pemupukan jelas lebih merata, tidak akan terjadi penumpukan
konsentrasi pupuk di satu tempat (Slamet,dkk, 2005). Menurut Amilia (2011), dalam penelitian
penggunaan pupuk organik cair untuk mengurangi dosis penggunaan pupuk anorganik pada padi
sawah menyatakan bahwa aplikasi pupuk organic cair (POC I dan POC II) dapat meningkatkan
pertumbuhan, komponen hasil, dan hasil padi
Di sawah.Aplikasi POC I dengan 75 % - 100 % dosis pupuk NPK meningkatkan hasil 22
% - 34 %, sedangkan POC II dengan 100 % dan 50 % dosis NPK meningkatkan 8 % - 14 % hasil.
Secara ekonomi aplikasi POC I dan POC II lebih menguntungkan.Pupuk POC I berpotensi untuk
mereduksi penggunaan pupuk NPK sebesar 25 %.
Penelitian PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria) pertama kali dilakukan oleh
Kloepper dan Schroth (1978), bahwa adanya keberadaan bakteri yang hidup di sekitar akar mampu
memacu pertumbuhan tanaman jika diaplikasikan pada bibit/benih. Tanaman juga nantinya akan
beradaptasi terhadap hama penyakit. Bakteri PGPR mampu mengikat nitrogen bebas dari alam (fiksasi
nitrogen bebas) yang mana nitrogen bebas ini diubah menjadi ammonia kemudian disalurkan
ketanaman.Bakteri akar juga mampu menyediakan beragam mineral yang dibutuhkan tanaman seperti
besi, fosfor, atau belerang. PGPR juga memacu peningkatan hormon tanaman. Peningkatan hormon
tanaman inilah yang secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Pada akar bambu terdapat bakteri Pseudomonas flourenscens dan bakteri Bacillus polymixa
yang dapat membantu proses fermentasi. Bakteri PGPR akar bambu dapat mengeluarkan cairan yang
mampu melarutkan mineral sehingga menjadi unsur hara yang tersedia, merombak dan menguraikan
bahan organik (dekomposisi bahan organik) menjadi nutrisi tanaman. Selain itu bakteri Pseudomonas
fluorenscens dan bakteri Bacillus polymixa dapat mengeluarkan enzim serta hormon yang berguna
untuk memacu pertumbuhan tanaman dan mengeluarkan antibiotik yang mampu menghambat
pertumbuhan tanaman dan mengeluarkan antibiotic yang mampu menghambat pertumbuhan dan
perkembangan mikroba yang bersifat patogenik (mikroba penyebab penyakit) (Efendi, 2011).

BAB II
PROFIL GAPOKTAN
A. Data Gapoktan
Nama Gapoktan : MARENGKALINGA
Alamat : Desa Patampanua Kecamatan Marioriawa Kabupaten
Soppeng
Kelas Gapoktan : -
Jumlah Anggota : 600 Orang
B. SusunanPengurus
1. Pelindung/Penasehat : Kepala Desa Patampanua
2. Pembina : PPL Desa Patampanua
3. Ketua : TEMLIHAN
4. Sekretaris : SUKARNO, R
5. Bendahara : WIWI
6. Seksi-Seksi : -
C. Potensi Gapoktan
1. Potensi luas lahan : Lahan Basah : 561,86 Ha
Lahan Kering : 331,25 Ha
2. Jumlah anggota : 600 orang
3. Pola Tanam : Padi – Palawija
D. Kegiatan Gapoktan
1. Jenis Usaha Pokok : Padi dan Palawija
2. Jenis Usaha Lain : Penyewaan alsintan
3. Pertemuan rutin bulanan : Setiap tanggal 15 setiap bulan
4. Tempat pertemuan : Sekretariat Gapoktan MARENGKALINGA
5. Jumlah iuran anggota : Rp. 5.000,- / anggota

6. Prestasi Gapoktan : -
7. Jadwal pembinaan : Senin dan Kamis
8. Kerja bakti : Setiap hari minggu
E. Letak Geografis
1. Titik Koordinat :
2. Jarak dari Ibukota kecamatan : + 7 km
3. Jarak dari Ibukota kabupaten : + 23 km
4. Jarak dari Ibukota propinsi : + 184 km

BAB III
KRITERIA DAN KOMITMEN GAPOKTAN

Untuk melengkapi surat permohonan bantuan Pupuk Organik Cair MPS yang kami ajukan, maka
dengan ini kami sampaikan beberapa kriteria dan komitmen dari Gapoktan MARENGKALINGA Desa
Patampanua Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng sebagai berikut :
1. Gapoktan MARENGKALINGA berada dilokasi sentra produksi, mendukung kegiatan SL-
PTT Padi, Jagung, Kedelai dan masih tinggi tingkat susut hasilnya dan berpotensi baik untuk
dapat menurunkan tingkat susut hasilnya,
2. Gapoktan MARENGKALINGA berkomitmen melaksanakan penerapan pengelolaan
pascapanen secara baik dan benar dan mendukung Program Peningkatan Produksi Beras
Nasional (P2BN),
3. Gapoktan MARENGKALINGA merupakan Gapoktan yang aktif sejak tahun 2007 dan
mempunyai komitmen dan mau bekerja sama baik dengan lingkungan setempat maupun
dengan Pemerintah dalam mendukung pembangunan pertanian khususnya tanaman pangan,
4. Gapoktan MARENGKALINGA bersedia menerima bantuan Pupuk Organik Cair MPS dan
mampu mengoptimalkan penggunaan Pupuk Organik Cair MPS tersebut sesuai dengan
pedoman teknis,
5. Gapoktan MARENGKALINGA bersedia dan mampu bertanggungjawab dalam memafaatkan
dan merawat bantuan sarana Pupuk Organik Cair MPS yang diterimanya,
6. Gapoktan MARENGKALINGA berkomitmen untuk memamfaatkan sarana Pupuk Organik
Cair MPS yang diterima untuk kepentingan seluruh anggota Gapoktan MARENGKALINGA
dan Gapoktan sekitarnya,
7. Gapoktan MARENGKALINGA dapat mengelola bantuan sarana Pupuk Organik Cair MPS
yang diberikan secara professional dan dapat memberikan keuntungan sosial ekonomi bagi
Gapoktan,
8. Gapoktan MARENGKALINGA berpengalaman dalam mengoperasionalkan sarana Pupuk
Organik Cair MPS tanaman pangan dan merupakan Gapoktan binaan DTPHPKP Kabupaten
Soppeng,
9. Gapoktan MARENGKALINGA memiliki modal kelompok untuk membiayai operasional
kegiatan sarana Pupuk Organik Cair MPS tersebut,
10. Gapoktan MARENGKALINGA memiliki tabungan bank atas nama pengurus Gapoktan yang
diketahui oleh petugas DTPHPKP Kabupaten Soppeng.
11. Gapoktan MARENGKALINGA mempunyai potensi lahan seluas 893,11 Ha yang terdiri dari
lahan sawah dan lahan kering.
12. Gapoktan MARENGKALINGA bersedia menyiapkan sarana lainnya dan dana operasional
dari alat yang diterima dan bersedia menerima bimbingan dan pengawalan dari petugas
DTPHPKP Kabupaten Soppeng dalam mengoperasikan bantuan sarana Pupuk Organik Cair
MPS tersebut.
BAB IV
PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat, berdasarkan kebutuhan Gapoktan MARENGKALINGA yang
sesuai dengan kondisi lapangan yang ada pada saat ini.
Bantuan pengadaan sarana pertanian merupakan salah satu kebijakan yang diambil Pemerintah
sebagai upaya untuk membantu petani agar dapat meningkatkan produksinya dan juga dalam rangka
mendukung program swasembada pangan nasional secara berkelanjutan.
Dengan adanya bantuan Pupuk Organik Cair MPS ini, maka diharapkan agar permasalahan
kurangnya tenaga kerja dapat diatasi sehingga pengolahan lahan pertanian dapat lebih optimal dan
pertanaman dapat dilaksanakan secara tepat waktu.
Besar harapan kami agar permohonan ini dapat dipertimbangkan dan dikabulkan. Atas perhatian
dan perkenannya diucapkan terimakasih.
Patampanua, 31 Agustus 2022
PPL DESA PATAMPANUA, KETUA GAPOKTAN MARENGKALINGA,

ARIFIN TEMLIHAN
NIP. 19701231 202121 1 033

KEPALA DESA PATAMPANUA, KEPALA BPP MARIORIAWA,

AMUIRUDDIN, S. Ag SYARIFUDDIN A, SP
NIP. 19631231 198803 1 175
Mengetahui :
KEPALA DINAS
TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA, PERKEBUNAN
DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN SOPPENG

Ir. F A J A R, MMA
NIP. 19640203 199003 1 011
Proposal
BANTUAN PUPUK ORGANIK CAIR MPS

GAPOKTAN
MARENGKALINGA
Desa Patampanua
KECAMATAN Marioriawa
KABUPATEN SOPPENG
TAHUN 2022

Anda mungkin juga menyukai