Anda di halaman 1dari 1

GMKI Cab.

Kendari
Sekretaris Fungsi Penelitian dan Pengembangan

Bencana Banjir Bandang Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara, 17 Desember 2020

Penyebab Banjir :
Hujan pada Rabu 16 Desember mengakibatkan meluapnya sungai Batuganda dan Sungai
Rante Angin setinggi 1 meter. Material beupa lumpur dan pepohonan menyusur ke
pemukiman warga.
Wilayah hutan di hulu Sungai Lasusua yang berada di Desa Batuganda, sudah mengalami
kerusakan. Diketahui, hulu sungai tempat datangnya banjir berasal Desa Batuganda Permai.
Kemudian, banjir bandang melintas melewati Desa Tojabi, Kelurahan Lasusua dan Desa
Pitulua.
Dahulu, menurut warga setempat, sekitar pegunungan dan hulu sungai merupakan bekas
lokasi bisnis kayu perusahaan Hasil Bumi Indonesia (HBI). Aktif pada masa Orde Baru, saat
ini perusahaan tidak beroperasi lagi.
Wilayah pegunungan itu, berganti dengan perkebunan cengkeh dan tanaman lainnya. Hal ini,
diduga memperparah kondisi hutan kafrena menggantikan tanaman asli. Kenyataannya di
sana memang terjadi pembukaan lahan perkebunan di wilayah perbukitan dan pesisir sungai.

Dampak Banjir :
676 unit rumah milik warga yang tersebar di 10 desa yang ada di 3 kecamatan mengalami
kerusakan. Rincian kerusakan :
1. Kecamatan Lasusua
- Desa Batuganda: 3 rumah dan 1 mobil warga hanyut, 37 rumah terendam lumpur, 3
rusak berat
- Desa Rante Limbong: 15 rumah rusak berat, 60 rumah rusak sedang
- Desa Tojabi: 150 rumah rusak sedang, 1 bangunan mushola rusak sedang
- Desa Pitulua: 91 rumah rusak berat, 300 rumah rusak ringan, dan 5 fasilitas umum
rusak ringan
- Kelurahan Lasusua: 18 rumah rusak ringan
2. Kecamatan Rante Angin 
- Kelurahan Rante Angin: 10 rumah rusak ringan
- Desa Landolia: 15 rumah rusak ringan, 1 masjid rusak ringan
- Desa Maroko: 12 rumah rusak ringan
3. Kecamatan Wawo 
- Desa Tinukari: 16 rumah rusak ringan 
- Desa Pumbolo: 12 rumah rusak ringan

Kebutuhan warga:
1. Kebutuhan pokok, Pakaian layak pakai, peralatan kebersihan.

Anda mungkin juga menyukai