Anda di halaman 1dari 27

KLIPING & POSTER

“PENYEBAB BUMI DAN MAHLUK HIDUP PUNAH


Dan
“PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA TANAH, AIR, UDARA, FLORA
DAN FAUNA (TAUFF)”

Hevienta Gurning, S.Si


NIM : 012018041
SLDP BATCH 9

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA JAKARTA
2019
KLIPING
I. Penyebab Bumi dan Mahluk Hidup Punah, Antara lain diakibatkan oleh :
1. Pengurasan Sumber Daya Alam
1.1 Banjir Batu dan Lumpur. Dua Jembatan Ambruk Akibat Banjir dan Longsor di
Pekalonga

Hujan Lebat pada Kamis (15/2/2018) yang berlangsung seharian menyebabkan banjir di sejumlah
wilayah di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Akibat banjir dan longsor, dua jembatan putus dan
ribuan rumah terdampak banjir. "Tidak ada korban jiwa akibat banjir," ujar Kepala Pusat Data
Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui siaran pers, Jumat (16/2/2018).
Jembatan yang putus yakni jembatan Kalikeruh yang menghubungkan Desa Luragung, Kecamatan
Kandangserang, Kabupaten Pekalongan, dengan Desa Medayu Kecamatan Watukumpul, Kabupaten
Pemalang. Jembatan yang dibangun Dinas Pekerjaan Umum Pekalongan pada 2003 itu terkena
longsor dan putus sehingga tidak dapat dilalui. Sutopo mengatakan, banjir di Pekalongan melanda
beberapa wilayah, antaralain Desa Lambanggelun, Kecamatan Paninggaran yang kini sudah surut.
Sumber Info :
 Penulis : Ambaranie Nadia Kemala Movanita
 Link : https://nasional.kompas.com/read/2018/02/16/16330921/dua-
jembatan-ambruk-akibat-banjir-dan-longsor-di-pekalongan\
 Tanggal Berita : Kompas.com - 16/02/2018, 16:33 WIB

1.2 Banjir dan Tanah Longsor Sulawesi Telan 68 Korban Jiwa

Pulau Sulawesi, Indonesia, kembali dihempas bencana. Minggu lalu hujan lebat dan angin
topan menimbulkan banjir dan tanah longsor di provinsi Sulawesi Selatan. Setidaknya 68
orang tewas dan 7.000 lainnya terpaksa mengungsi. Sedikitnya 68 orang tewas di pulau
Sulawesi di Indonesia dan hampir 7.000 orang mengungsi di tempat penampungan darurat
setelah banjir, tanah longsor dan angin topan menghantam wilayah itu pekan lalu, kata pihak
berwenang pada hari Minggu (27/1).Tim pencarian dan penyelamatan di provinsi Sulawesi
Selatan masih mencari tujuh orang yang hilang, kata Sutopo Purwo Nugroho, juru bicara
badan penanggulangan bencana Indonesia, dan 47 orang terluka ketika hujan lebat yang
menyebabkan bendungan meluap.
Sumber Info :
 Penulis : Reuters/The New York Times
 Link : https://www.matamatapolitik.com/news-pasca-gempa-sulteng-68-
sr-bmkg-cabut-peringatan-tsunami/
 Tanggal Berita : Matamata politik.com - 28/01/2019, 16:33 WIB

1.3 Hujan Deras, Sejumlah Daerah di Ciamis Longsor Rusak Puluhan Rumah

Hujan deras di Ciamis menimbulkan bencana tanah longsor di sejumlah titik. Puluhan rumah
mengalami rusak sedang dan berat setelah tertimpa material longsor. Selain longsor, juga
terjadi pergerakan tanah dan banjir luapan sungai. Berdasarkan data dari BPBD Ciamis,
hujan deras Senin (11/2/2019) sore, di Kecamatan Panawangan menimbulkan longsor di 43
titik, tepatnya di lereng bukit di Desa Panawangan. Longsor tersebut merusak 21 rumah dan
mengancam 22 rumah, serta mengancam 2 Sekolah Dasar. Di Desa Kertayasa, Panawangan,
longsor mengancam 8 rumah dan merusak kandang ayam warga. Khawatir longsor susulan,
warga penghuni 8 rumah tersebut terpaksa mengungsi sementara ke rumah kerabat
terdekat. Di Kecamatan Ciamis tepatnya di Desa Panyingkiran, tebing setinggi 10 meter
menimpa rumah milik Rahmat. Kondisi rumah rusak berat, penghuni terpaksa mengungsi.
Sumber Info :
 Penulis : Dadang Hermansyah
 Link : https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-4424265/hujan-deras-
sejumlah-daerah-di-ciamis-longsor-rusak-puluhan-rumah
 Tanggal Berita : detikNews.com - 12/02/2019, 10:12 WIB
2. PENCEMARAN LINGKUNGAN
2.1 Tumpahan Minyak Pertamina Mulai Masuk ke Tambak Nelayan di Karawang.

Warga di sepanjang Pantai Sedari hingga Cemarajaya, Karawang mulai mencium bau
menyengat yang diduga dari ceceran minyak proyek eksplorasi Pertamina PHE ONWJ di
BLON YY A Pantai Utara, Karawang yang mengalami kebocoran. Bahkan ceceran minyak
tersebut sudah masuk ke wilayah tambak milik penduduk di Desa Cemarajaya, Kecamatan
Cibuaya. Peristiwa kebocoran pipa Pertamina ini diketahui warga setempat sejak Minggu
(21/7/2019) kemarin. Dari pemantauan diketahui warga Desa Cemarajaya dibantu pihak
kepolisian dan aparat pemerintah setempat secara serentak membersihkan ceceran minyak
tersebut di pinggiran pantai. Ceceran minyak semakin bertambah banyak sejak Minggu Sore
hingga hari ini disertai bau minyak tanah yang cukup menyengat. Warga memasukan cairan
kental minyak tersebut kedalam karung- karung yang sudah dicampur pasir. Warga khawatir
ceceran minyak tersebut akan merambah hingga ke tambak-tambak milik warga yang ada di
dekat pantai. "Awalnya itu hanya berupa gelembung gas yang muncul sejak 12 Juli lalu.
Kemudian situasi bertambah parah karena kemudian terjadi tumpahan minyak dan baru
sampai ke pantai mulai kemarin," kata Aktivis Nelayan Pesisir Laut Karawang, Wanasuki,
Senin (22/7/2019).
Sumber Info :
 Penulis : Nila Kusuma
 Link : https://daerah.sindonews.com/read/1422695/174/tumpahan-minyak-
pertamina-mulai-masuk-ke-tambak-nelayan-di-karawang-1563797436
 Tanggal Berita : detikNews.com - 22/07/2019, 19:10 WIB

2.2 Ratusan Tambak Petani di Sekitar Kawasan PT VDNI Terancam Hilang

KONAWE - Ratusan hektare tambak ikan, udang dan kepiting di Desa Tani Indah, Kecamaan
Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), di sekitar kawasan industri
pengolahan ore nikel, PT Virtue Dragon Nickel Industri (VDNI) terancam hilang. Sebab, saat
ini hasil panen tambak, terus berkurang, akibat air tambak milik para petani, mulai berubah.
Kondisi ini diakui para petani, jauh berbeda sebelum berdirinya kawasan industri PT VDNI.
Perubahan warna air tambak ini, diakui para petani cukup mempengaruhi hasil panen
budidaya ikan bandeng. Sementara budidaya kepiting dan undang, tidak lagi dilakukan para
petani, karena takut tidak berhasil. Sebelum adanya aktivitas kawasan industri PT VDNI,
petani tambak memperoleh hasil panen dengan nilai rata-rata mencapai 1 ton ikan bandeng
per petak, kemudian di ekspor ke Singapura. Namun saat ini, hasil itu tidak pernah lagi
diperoleh para petani tambak di Desa Tani Indah. Sejak masuknya PT. VDNI, perlahan-lahan
produktifitas tambak mengalami penurunan, dengan nilai rata-rata panen sebanyak 800
kilogram (Kg) per tambak dalam setahun terakhir. Selain jumlah panen menurun,
pencemaran debu jalan hauling juga menyebabkan ukuran ikan menjadi kerdil.
Sumber Info :
 Penulis : Asdar Zula
 Link : https://daerah.sindonews.com/read/1422695/174/tumpahan-
minyak-pertamina-mulai-masuk-ke-tambak-nelayan-di-karawang-1563797436
 Tanggal Berita : sindoNews.com - 7/05/2019, 22:53 WIB

2.3 Limbah Pabrik di Bantul Terbukti Cemari Sumur Warga

Warga lima dusun di Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul gerah dengan kondisi
lingkungannya yang tidak sehat. Sungai yang mengalir di daerahnya tercemar limbah industri
setempat. Begitu juga sumur milik warga. Pada Selasa, 30 Juli 2019, puluhan warga
mendatangi Kantor Badan Lingkungan Hidup (BLH) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di
Jalan Argolobang Kota Yogyakarta. Mereka mendesak pemerintah menindak tegas pelaku
perusakan lingkungan. Faktanya memang ada yang membuang limbah bukan pada
tempatnya. BLH DIY merespons tuntutan warga. Beberapa sampel diambil untuk diuji di
laboratorium. Berdasarkan hasil laboratorium, aliran sungai yang paling tercemar limbah di
selatan PT Samitex. Lokasinya setelah saluran melewati pabrik tekstil ini. Kandungan limbah
di saluran pabrik produsen kain kafan ini melebihi baku mutu baik kandung fosfat, sulfida,
detergen, TTS, BOD, COD, DO dan warna air. Pada titik saluran setelah pabrik tersebut
baunya juga menyengat. "Bau menyengat karena kandungan NH3 mencapai 12.3. Padahal
baku mutunya paling aman di angka 8," kata Kuncara. Atas hasil laboratorium yang positif
mencemari lingkungan itu, BLH DIY meminta warga setempat tidak main hakim sendiri.
Pemerintah akan menindak pihak yang mencemari lingkungan.
Sumber Info :
 Penulis : Ridwan Anshori
 Link : https://www.tagar.id/limbah-pabrik-di-bantul-terbukti-cemari-sumur-
warga
 Tanggal Berita : TagarNews.com - 30/07/2019, 10:37 WIB
3. PEMBANGUNAN SEKALI ADA “SEKADA”
3.1 Mubazir, Proyek Pembangunan MCK Desa Tanara Tak Bisa Dipakai, Air Bersih Tak Keluar

SERANG, Tribunpos.com Pekerjaan kegiatan pengelolaan dan pengembangan air bersih


dengan penyediaan prasarana air bersih, yang telah rampung dikerjakan oleh CV. Karya
Sejati, mendapatkan respon negatif dari masyarakat sekitar. Pasalnya, pembangunan
fasilitas kamar Mandi, Cuci dan Kakus (MCK) yang berlokasi di Desa Tanara RT 02 RW 01,
Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Banten dengan anggaran mencapai Rp146 juta lebih
yang bersumber dari Anggaran APBD-P Provinsi Banten tahun anggaran 2018, keadaan
saluran air keran tidak berfungsi.
Sumber Info :
 Penulis : Sandi Pusaka Herman - Banten
 Link : https://www.tribunpos.com/berita-utama/mubazir-proyek-
pembangunan-mck-desa-tanara-tak-bisa-dipakai-air-bersih-tak-keluar
 Tanggal Berita : Tribunpos.com- 8/01/2019, 10:37 WIB

3.2 Maraknya Proyek Bermasalah, Kepala Dusun Tidak Pernah Musdus

Maros, JAPOS.CO – Desa Bori Masunggu, Kacamatan Baru, Kabupaten Maros diduga
menghaburkan uang di 3 item fisik pembangunan Kantor Desa Bori Masunggu Tahun
Anggaran 2017. Sampai tahun 2019 periode ke 2, kepala desa terpilih, kantor desa yang
dibangun di periode 1 belum dapat dimanfaatkan masyarakat desa tersebut. Menurut
narasumber yang tidak mau namanya disebutkan mengatakan bahwa tanah yang dibangun
kantor Desa Bori Masunggu diduga bukan tanah milik kantor desa namun tanah milik gedung
pembangunan sekolah, sehingga sampai saat ini anggaran pembangunan kantor Desa Bori
Masunggu mubazir.
Sumber Info :
 Penulis : Bora
 Link : https://www.japos.co/2019/08/01/maraknya-proyek-bermasalah-kepala-
dusun-tidak-pernah-musdus/
 Tanggal Berita : Japos.co - 01/08/2019, 15:37 WIB

3.3 Kejati Jambi Selidiki Proyek Mangkrak di UIN STS Jambi

Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jambi saat ini melalui Tim Penyidik Pidana Khusus (Pidsus) saat ini
mulai menyelidiki pembangunan gedung auditorium serbaguna Universitas Islam Negeri
(UIN) Sulthan Thaha Syaifuddin (STS) Jambi yang mangkrak dengan total anggaran mencapai
Rp 35 miliar. Informasi dari salah satu sumber di Kejati Jambi terkait kasus tersebut, pihak
Kejati sudah pernah mengigatkan yakni oleh tim Pengawal dan Pengaman Pemerintahan dan
Pembangunan (TP4) Kejati. "Itu dulu sudah di ingatkan kalau tidak salah sudah tiga kali oleh
TP4D," katanya, Senin (1/7) kemarin. Dia menyebutkan persoalan pembangunan auditorium
tersebut tidak tercapai hingga batas waktu yang ditentukan yakni sejak 7 Juni 2018 hingga
31 Desember 2018 dengan waktu 208 hari kalender. "Kita sudah ingatkan untuk
memperbaiki tapi ga bisa, ya sudah kita putus dari TP4D," bebernya. Masih dikatakan sumber
tersebut, proyek auditorium UIN STS Jambi itu bernilai Rp 35 miliar. Namun, nilai tersebut
tidak serta merta langsung di carikan. Melainkan dikucurkan sebanyak Rp 7 miliar atau
sekitar 20 persen. "Ya, segitu tapi dana yang dicarikan itu kemudian digunakan untuk yang
lain senilai Rp 4.5 miliar, sisanya baru digunakan untuk pembagunan dan hanya dapat
dikerjakan sekitar 7 persen," ungkap sumber itu.
Sumber Info :
 Penulis : Muhammad Safei
 Link : https://www.jernih.id/read/2019/07/02/3049/kejati-jambi-selidiki-
proyek-mangkrak-di-uin-sts-jambi/
 Tanggal Berita : JerniId.co - 02/07/2019, 13:32 WIB
4. ENGGAN “MEMELIHARA”
4.1 Banjir dan Longsor Terjang Purworejo

purworejo - Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah sejak kemarin
menyebabkan banjir di beberapa desa. Tanah longsor pun juga menerjang beberapa rumah
warga. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Hujan deras yang terus mengguyur
Purworejo sejak kemarin hingga hari ini menyebabkan pemukiman penduduk di empat
Kecamatan terendam banjir. Ketinggian air rata-rata 30 cm hingga 1 meter. Longsor juga
terjadi di beberapa titik dan menerjang rumah warga. "Hingga saat ini banjir sementara
terpantau menggenangi desa-desa di 4 Kecamatan. Longsor juga terjadi di beberapa titik,"
kata Kepala BPBD Purworejo, Sutrisno saat dihubungi detikcom, Minggu (17/3/2019) petang.
Dari hasil pantauan petugas di lapangan, air mulai naik sejak sore tadi. Beberapa desa yang
terendam antara lain Desa Kalirejo dan Bugel Kecamatan Bagelen, Desa Purwodadi,
Bapangsari, Jenar, Purwosari, Ketangi, Bubutan Kecamatan Purwodadi, Desa Candi
Kecamatan Ngombol, serta Desa Gintungan di Kecamatan Gebang.
Sumber Info :
 Penulis : Rinto Heksantoro
 Link : https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-4471730/banjir-dan-
longsor-terjang-purworejo
 Tanggal Berita : detikNews.com - 17/03/2019, 21:42 WIB

4.2 Hujan Deras, Air Sungai di Bantul Menguap

Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Bantul seharian ini mengakibatkan
beberapa sungai meluap. Luapan air dari sungai sudah ada yang masuk ke pekarangan rumah
warga. BPBD Bantul meminta masyarakat tetap waspada. "Sementara yang laporan-laporan
baru masuk di Pusdalops itu laporan luapan-luapan aliran sungai di (Kabupaten) Bantul," ujar
Manajer Pusdalops BPBD Kabupaten Bantul, Aka Lukluk Firmansyah saat dihubungi detikcom
melalui sambungan telepon, Minggu (17/3/2019) malam. Aka mengatakan luapan sungai
membuat beberapa titik di Kabupaten Bantul tergenang air. BPBD Bantul telah berkoordinasi
dengan pihak terkait untuk menanggulanginya. "Jadi (titik-titik yang terkena luapan air
sungai) mulai dari wilayah timur dan tengah, wilayah timur itu dari Pleret, Imogiri sudah ada
luapan. Untuk wilayah barat masih mandali (aman terkendali)," katanya. "Dari BPBD sendiri
sudah berkoordinasi dan menurunkan relawan di masing-masing desa, dan pihak-pihak
terkait juga sudah diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dan memantau wilayahnya
masing-masing," imbuh Aka. Menurutnya luapan air itu berasal dari luapan aliran Sungai Oya
dan sungai-sungai kecil yang masuk ke Sungai Opak.
Sumber Info :
 Penulis : Pradito Rida Pertana
 Link : https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-4471553/hujan-deras-air-
sungai-di-bantul-meluap
 Tanggal Berita : detikNews.com - 17/03/2019, 19:48 WIB

4.3 Banjir melanda, separuh ibu kota Jakarta sempat lumpuh

Hujan lebat yang mengguyur Jakarta Senin (11/12) mengakibatkan banjir di berbagai lokasi
dan melumpuhkan separuh ibukota. Sejak siang, langit Jakarta gelap disertai angin kencang,
dan hujan turun dengan derasnya. Kemacetan terjadi di mana-mana, bahkan sebelum air
menggenang dan menjadi banjir. Para warganet berbagi kabar foto dan video, melalui cuitan
yang sebagian ditujukan kepada akun Twitter Humas Polda Metro jaya, @TMCPoldaMetro,
dan Badan Penanggulangan Bencana daerah Jakarta, @BPBJakarta. Berbagai laporan
terjadinya banjir dan kemacetan, serta gangguan lain seperti pohon tumbang di berbagaiu
pelosok Jakarta, dilaporkan warga, dan dicuitkan ulang baik oleh BPBD Jakarta maupun Polda
Metro Jakarta. BPBD Jakarta melaporkan melalui akun mereka, bahwa tanggul sementara di
Jatipadang jebo dan para petugas berusaha untuk menahan tanggul sementara secara
'manual.'
Sumber Info :
 Penulis : BPBD-Jakarta
 Link : https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-42305789
 Tanggal Berita : 11/12/2017, 19:48 WIB
5. KORUPSI : PARASIT MEMATIKAN !!!!!
5.1 Proyek Jembatan Mangkrak Akibat Korupsi

Pembangunan Jembatan Semanding di Desa Tremes, Kecamatan Sidoharjo terhenti.


Kondisi tersebut akibat kasus dugaan korupsi APBDes Tremes yang menyeret kepala desa
nonaktif Agus Juair sebagai terdakwa. Kini, warga terpaksa membuat jembatan darurat dari
bambu agar jembatan bisa dilintasi kendaraan. Kasi Pemerintahan Desa Tremes Arif
Gunawan mengatakan, warga secara swadaya membuat jembatan anyaman bambu di
sayap Jembatan Semanding.
Menurut Arif, badan jembatan sudah rampung dibangun dan menyisakan pengurukan
bagian sayap. "Saya juga tidak tahu kenapa jembatan itu dibangun. Jembatan itu hanya
menghubungkan empat KK (kepala keluarga, Red)," terang dia.
Pada APBDes 2019, pemerintah desa setempat tidak mengalokasikan anggaran
pembangunan jembatan. Sebab, perkara dugaan korupsi yang menjerat Agus Juair belum
berkekuatan hukum tetap.
Sumber Info :
 Penulis : Iwan Kawul
 Link : https://radarsolo.jawapos.com/read/2019/05/16/137448/proyek-
jembatan-mangkrak-akibat-korupsi
 Tanggal Berita : 16/05/2019, 17:04 WIB

5.2 Kasus Korupsi Rp 29,13 M, Mantan Pejabat PT Petrogas Jatim Utama Ditahan Kejaksaan

Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya menahan mantan pejabat PT Petrogas Jatim Utama
(PJU), terkait dugaan kasus korupsi yang merugikan negara senilai Rp 29,13 miliar.
Penahanan terhadap mantan General Manager Finance and Administration PT Petrogas
Jatim Utama (PJU) bernama Wahyudi Pujo Saptono ini dilakukan, setelah terjadi pelimpahan
tahap 2 (barang bukti dan tersangka) oleh Mabes Polri melalui Kejaksaan Agung (Kejagung).
Kepala Seksi Pidana Khusus (Kasi Pidsus) Kejari Surabaya, Heru Kamarullah mengungkapkan,
kasus ini bermula pada November 2010 lalu, dilakukan penandatangan Perjanjian Kerja Sama
(PKS) antara PT GHI dengan PT PJU yang ditandatangani oleh Direktur Utama PT PJU Abdul
Muid dan pejabat dari PT GHI, Suryanto di gedung perkantoran Intiland di Surabaya. Dalam
PKS tersebut, menurut penyidik, ada beberapa pedoman aturan yang tidak dipatuhi oleh PT
PJU. Di antaranya Anggaran Dasar PT PJU dalam mekanisme kerja sama pihak ketiga, dan
pelanggaran Keputusan Menteri Dalam Negeri (Kepmendagri) Nomor 43 Tahun 2004.
"Dalam pelaksanaan tersebut, mulai dari perencanaan kerja sama, pelaksanaan kerja sama
dan pencairan anggaran internal PT PJU, tidak sesuai standar operasional prosedur (SOP)
internal PT PJU. Antara lain, pengalihan uang kas PT PJU termasuk modal kerja sama dengan
PT GHI kepada pihak ketiga," ujarnya, Kamis (17/1).
Sumber Info :
 Penulis : Erwin Yohanes
 Link : https://www.merdeka.com/peristiwa/kasus-korupsi-rp-2913-m-
mantan-pejabat-pt-petrogas-jatim-utama-ditahan-kejaksaan.html
 Tanggal Berita : Kompas.com - 17/01/2019, 19:30 WIB

5.3 Kepala Lingkungan di Bali Korupsi Rp 298 Juta, Hasil Palsukan Akta Kematian Warga

Dewa Ketut Artawa (52) dan I Gede Astawa (48), kini hanya bisa pasrah dan menyesali
perbuatannya. Pasalnya, karena perbuatannya, kedua kelian banjar (Kepala Lingkungan) di
Desa Tukadaya, Kecamatan Melaya, Jembrana, Bali ini, harus rela menginap di hotel predeo
dan bersiap-siap menanggalkan jabatan keliannya. Kasus yang menjerat Dewa Ketut Astawa,
Kelian Banjar Sarikuning Tulungagung dan I Gede Astawa, Kelian Banjar Munduk Ranti, Desa
Tukadaya ini, terkait korupsi dana santunan kematian. Santunan kematian ini merupakan
program Pemkab Jembrana dengan dana yang bersumber dari APBD Kabupaten. Wakapolres
Jembrana, Kompol I Komang Budiarta mengatakan, kedua kelian banjar tersebut melakukan
korupsi dana santunan kematian. Program pro rakyat dari Pemkab Jembrana ini
dimanfaatkan kedua pelaku untuk mengeruk uang negara, yang dicairkan oleh Dinas
Kesejahteraan Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Jembrana untuk
memperkaya diri sendiri dengan cara membuat akte kematian fiktif. "Berkas kematian itu
dibuat fiktif dan diajukan ke Dinas Sosial. Satu berkas bernilai Rp 1,5 juta," terang Budiarta
didampingi Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Yusak A Sooai, Jumat (18/1).
Sumber Info :
 Penulis : Moh. Kadafi
 Link : https://www.merdeka.com/peristiwa/2-kepala-lingkungan-di-bali-
korupsi-rp-298-juta-hasil-palsukan-akta-kematian-warga.html
 Tanggal Berita : Merdeka.com, 19/01/2019, 00:36 WIB
II. Pencemaran Lingkungan Tanah, Air, Udara, Flora, Fauna
1. Pencemaran Lingkungan Pada Tanah
1.1 Penyebab Pencemaran Tanah yang Disepelekan Beserta Dampaknya

Tanah merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup,
bahkan sebelum air. Tanpa adanya tanah, seluruh makhluk hidup tidak bisa bertahan hidup
lama. Tanah memiliki banyak peran yang sangat penting untuk menunjang kehidupan
makhluk hidup yang ada di daratan khususnya. Oleh karena itu, penting untuk selalu
menjaga atau merawat tanah agar tidak rusak. Apabila tanah menjadi rusak atau tercemar,
akan mengakibatkan rusaknya kondisi lingkungan lainnya yang turut mengambil kebutuhan
hidup melalui tanah ini.
Sumber Info :
 Penulis : Nisa Mutia Sari
 Link : hhttps://hot.liputan6.com/read/4005365/penyebab-pencemaran-tanah-
yang-disepelekan-beserta-dampaknya
 Tanggal Berita : Liputan6.com - 5/07/2019, 10:40 WITA

1.2 Pengaruh Penggunaan Pestisida Pada Tanah

Pestisida merupakan formula senyawa kimia yang digunakan para petani untuk membasmi
musuh tanaman. Dengan penggunaan pestisida, hasil panen akan meningkat. Akan tetapi,
penggunaan pestisida secara kontinyu dapat memberikan dampak negatif, salah satunya
kerusakan pada lahan pertanian. Secara umum sifat pestisida adalah pelindung manusia dari
ancaman serangga, jamur, gulma, dan hewan pengganggu lainnya. Namun di sisi lain,
formula senyawa kandungan pestisida ternyata juga merupakan polutan atau bahkan racun
bagi keselamatan kelangsungan ekosistem lingkungan manusia itu sendiri, termasuk bagi
tanah dan lingkungan hidupnya. Pestisida dengan intensitas pemakaian yang terlalu tinggi
dan dilakukan secara terus-menerus akan menyebabkan beberapa kerugian antara lain
pencemaran pada lingkungan pertanian, penurunan produktivitas, keracunan pada hewan,
bahkan keracunan pada manusia. Pestisida menyebabkan kesuburan tanah berkurang.
Sumber Info :
 Penulis : Agus Ary Subakti
 Link : https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/pengaruh-penggunaan-pestisida-
pada-tanah-45
 Tanggal Berita : Dinas Pertanian - 7/12/2018, 10:40 WITA

1.3 Tanah Pertanian Rusak, Apel Malang Terancam Musnah

Sugiman, petani apel di Desa Tulungrejo Kecamatan Bumiaji Kota Batu, Jawa Timur
memutuskan mengurangi penggunaan bahan kimia untuk merawat kebun apel miliknya.
Meski belum seratus persen, tapi pola perawatan pertanian apel dengan pupuk organik
mulai diterapkannya. “Saya ingin buah apel produksi lahan pertanian saya berkualitas, lebih
sehat dan ramah lingkungan,” kata Sugiman, Kamis (12/11/2015). Ia memiliki lahan
pertanian seluas 2,5 hektare (ha) yang ditanami sekitar 2.000 pohon apel. Sekali panen, 1
ha lahan apel menghasilkan 20 ton apel. Dulu, menggunakan pupuk kimia dan pestisida
adalah satu-satunya cara merawat pertanian apel miliknya. Namun sejak tahun 2008,
Sugiman mulai menerapkan penggunaan pupuk organik dengan pola secara terputus. “Pola
penggunaanya putus-putus. Daya tahan tanaman apel belum mampu kalau sepenuhnya
menggunakan organik. Kalau cuaca buruk dan banyak serangan hama, pupuk kimia dan
pestisida baru dipakai,” ujarnya.
Sumber Info :
 Penulis : Zainul Arifin
 Link : https://www.liputan6.com/bisnis/read/2363718/tanah-pertanian-rusak-
apel-malang-terancam-
musnah?utm_expid=.9Z4i5ypGQeGiS7w9arwTvQ.0&utm_referrer=https%3A%2F%2Fwww.
google.com%2F
 Tanggal Berita : Liputan6.com - 12/11/2015, 11:30 WIB
2. Pencemaran Lingkungan Pada Air
2.1 Bahaya! 50 Drum Limbah Mengandung Amonia Nyaris Cemari PDAM Semarang

Limbah lengket yang bikin gatal nyaris mencemari salah satu sumber air baku PDAM Tirta
Moedal Semarang yaitu sungai Banjir Kanal Barat. Alat berat pun dikerahkan untuk
mengevakuasi limbah yang dibuang misterius itu. Limbah tersebut awalnya berbentuk
tabung seukuran drum. Di lokasi drum tidak ditemukan di lokasi, hanya limbah yang sudah
membeku. Namun sebagian besar ada yang sudah meleleh dan menjadi cairan lengket
layaknya slime. Lokasi pembuangannya ada di bantaran sungai BKB Semarang tepatnya di
wilayah RT 9 RW 1, Manyaran, Semarang. Limbah yang masih berbentuk drum bahkan
terlihat ada yang sudah menggelinding persis di bibir sungai. Kabid Penegakkan Perundang-
undangan Daerah Satpol PP Semarang, Marthen Dacosta mengatakan awalnya ada warga
melapor ke Wali Kota Hendrar Prihadi hari Senin (8/7) lalu. Pada hari yang sama Satpol PP
meninjau lokasi dan berkoordinasi dengan PDAM serta Dinas Lingkungan Hidup. "Informasi
ada pembuangan limbah di sepanjang banjir kanal barat. Kami rapatkan untuk dilakukan
eksekusi," kata Marthen di lokasi, Rabu (10/7).
Sumber Info :
 Penulis : Angling Adhitya Purbaya
 Link : https://news.detik.com/berita-jawa-tengah/d-4619327/bahaya-50-
drum-limbah-mengandung-amonia-nyaris-cemari-pdam-
semarang?_ga=2.89068184.2072212974.1564742028-2123719134.1564215789
 Tanggal Berita : detikNews.com - 11/07/2019, 08:09 WIB

2.2 Pencemaran Kali Bekasi Semakin Parah, Airnya Berwarna Hitam dan Bau

Merdeka.com - Kondisi air Kali Bekasi menghitam dan menimbulkan aroma tidak sedap sejak
sepuluh hari lalu. Pencemaran berat ini menyebabkan produksi air di PDAM Tirta Patriot
menyusut, dari semula 490 liter perdetik menjadi 420 liter perdetik. Pelanggan pun protes.
Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan pada Dinas Lingkungan Hidup
Kota Bekasi Masriwati mengatakan, pencemaran terjadi sejak di wilayah hulu Kali Cileungsi
di Kabupaten Bogor. Hal itu terungkap setelah instansinya menyusuri aliran sungai
tersebut.n"Kami menyarankan agar masyarakat tidak menyentuh air Kali Bekasi, takut iritasi
dan gatal, apalagi untuk kebutuhan sehari-hari, sangat tidak disarankan," ujarnya, Kamis
(1/8).
Sumber Info :
 Penulis : Adi Nugroho
 Link : https://www.merdeka.com/peristiwa/pencemaran-kali-bekasi-semakin-
parah-airnya-berwarna-hitam-dan-bau.html
 Tanggal Berita : Merdeka.com - 01/08/2019, 15:17 WIB

2.3 DLH: 60 Persen Air Sungai Jakarta Tercemar Berat

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta menyatakan kualitas air sungai yang diteliti dari
sejak 2014 hingga 2017 memburuk. Wakil Kepala DLH DKI Jakarta Ali Maulana Hakim
mengatakan 60 persen sampel air sungai di Jakarta tercemar berat. “Dari (tahun) 2014
sampai 2017 memang ada, khusus untuk yang tercemar berat itu ada peningkatan di 2016
ke 2017. Prosentasenya sudah sampai 60 persen tercemar beratnya,” ungkap Ali
kepada Republika.co.id, Rabu (12/9).
Sumber Info :
 Penulis : Farah Noersativa
 Link : https://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-
nasional/18/09/12/pey4nh282-dlh-60-persen-air-sungai-jakarta-tercemar-beratl
 Tanggal Berita : Republik.co.id - 12/09/2018, 21:09 WIB
3. Pencemaran Lingkungan Pada Udara
3.1 Waspada, Udara Palembang Mulai Tercemar Kabut Asap

Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di kawasan Ogan Ilir (OI) dan Kabupaten Ogan
Komering Ilir (OKI) menyebabkan kabut asap telah memasuki wilayah Kota Palembang,
Sumatera Selatan. Akibatnya, pencemaran udara pun kini telah mulai dirasakan. Hasil Indeks
Standar Pencemaran Udara (ISPU) kini telah mencapai 151-150 mikron/gram dan berada di
level tidak sehat, Jumat (5/10/2018). Kasi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Klas
I Kenten Palembang, Nandang Pangaribowo menjelaskan, naiknya ISPU ke level tidak sehat
karena belum adanya curah hujan. Kekeringan di beberapa wilayah, berdampak pada
pencemaran udara akibat kebakaran hutan dan lahan. “Partikel debu juga menjadi
meningkat sehingga kondisi udara menjadi tidak sehat,” kata Nanadang. Pakai Bom Air,
Kebakaran Hutan di Gunung Sumbing Berkurang Tak hanya udara, jarak pandang di Kota
Palembang pun kini telah berkisar 1-2 kilometer akibat tertutup asap. Nandang mengimbau
kepada seluruh masyarakat untuk menggunakan masker ketika berada di luar ruangan dalam
beraktivitas. Jika kondisi ini (karhutla) terus terjadi maka kondisi udara pun bisa semakin
buruk. Sebaiknya masyarakat menggunakan masker ketika berada di luar,” ujarnya.
Sumber Info :
 Penulis : Kontributor Palembang, Aji YK Putra
 Link : https://regional.kompas.com/read/2018/10/05/17474851/waspada-
udara-palembang-mulai-tercemar-kabut-asap
 Tanggal Berita : Kompas.com - 05/10/2018, 17:47 WIB

3.2 Banyak Warga Meninggal Diduga Terkait Pencemaran Udara, Walhi Lakukan
Investigasi

Terkait fenomena meninggalnya 61 warga Desa Karanglo, Kecamatan Kerek, Tuban, dalam rentang
waktu 45 hari, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Timur Ony Mahardika
menyatakan, bakal menerjukan tim untuk melakukan investigasi. Ada indikasi, para korban
meninggal dunia menderita sakit terlebih dulu akibat pencemaran limbah industri. “Hari Senin
(11/4) besok, kami akan menerjukan tim untuk mencari data dan kebenaran di lapangan. Apakah
mereka yang meninggal itu karena adanya pencemaran lingkungan, karena 60 persen yang
meninggal kabarnya kena penyakit paru-paru," tutur Ony saat dihubungi Kompas.com, Sabtu
(2/4/2016). Ia pun tidak menutup kemungkinan, warga yang meninggal dunia tersebut lantaran
terkena pencemaran industri semen yang banyak menjamur di Kabupaten Tuban. Untuk itu, tim
investigasi yang diterjunkan bakal mencari data-data pendukung di lapangan, baik di puskesmas
maupun tempat-tempat lain yang dianggap mendukung pencarian data dan fakta. “Kami belum
berani memastikan jika fenomena ini imbas dari produksi semen, sebab kami butuh pendalaman.
Sumber Info :
 Penulis : Kontributor Gresik, Hamzah Arfah
 Link :
https://regional.kompas.com/read/2016/04/02/16072411/Banyak.Warga.Mening
gal.Diduga.Terkait.Pencemaran.Udara.Walhi.Lakukan.Investigasi
 Tanggal Berita : Kompas.com - 02/04/2016, 16:40 WIB

3.3 Aktivitas di India Nyaris Lumpuh akibat Kabut Polusi Terparah

Kabut asap tebal akibat tingkat polusi udara yang parah di New Delhi, India, menyebabkan
kelumpuhan di beberapa aktivitas pokok di kota itu. Sebanyak 50 penerbangan di Bandara
Internasional Indira Gandhi harus ditunda pada Selasa (8/11/2017) pagi. Dua dari tiga landasan pacu
tidak dapat beroperasi. Laman The Indian Express, Rabu (8/11/2017) menulis, jarak pandang di
landas pacu pesawat hanya 200 meter pada pukul 07.00-08.00 pagi waktu setempat. Jarak pandang
sedikit membaik sekitar pukul 11.00. Sementara, beberapa maskapai penerbangan telah
membatalkan penerbangan hingga 9 November 2017. Selain itu, pemerintah meminta sekolah dasar
untuk meliburkan kegiatan belajar pada Rabu ini. Beberapa sekolah bahkan telah meliburkan
muridnya sejak beberapa hari sebelumnya. "Kami akan mengevaluasi situasi setiap jam untuk melihat
apakah penutupan sekolah perlu diperpanjang," katanya Wakil Menteri Utama Delhi, Manish Sisodia,
seperti dilansir dari AFP. Pemerintah juga melarang kegiatan di luar ruangan kepada 6.000 sekolah
tingkat menengah dan atas di ibu kota.
Sumber Info :
 Penulis : Veronika Yasinta
 Link :
https://internasional.kompas.com/read/2017/11/08/08121451/aktivitas-di-india-
nyaris-lumpuh-akibat-kabut-polusi-terparah.
 Tanggal Berita : Kompas.com - 05/10/2018, 17:47 WIB
4. Pencemaran Lingkungan Pada Fauna
4.1 Keanekaragaman Fauna Bentuk Akibat Polusi Sungai

Sungai sebagai salah satu sumber daya alam memiliki banyak fungsi bagi kehidupan manusia.
Pemanfaatan air sungai akan mempengaruhi kondisi fisika, kimia dan biologi air. Oleh karena
itu, pengelolaan sungai tidak dapat dipisahkan dari kegiatan manusia di daratan.
Peningkatan jumlah penduduk dan kegiatan manusia merupakan salah satu faktor yang
memicu pencemaran sungai. Pencemaran yang terjadi akan berdampak pada kerusakan
habitat dan mengakibatkan penurunan keanekaragaman organisme yang hidup pada
perairan sungai.
Sumber Info :
 Penulis : Kontributor Palembang, Aji YK Putra
 Link :
https://www.kompasiana.com/dewinta24794/5afada255e137305e65879b2/keanekaragaman-
fauna-bentik-akibat-polusi-sungai
 Tanggal Berita : Kompas.com - 05/10/2018, 17:47 WIB

4.2 Miris, 9 Potret Pilu Hewan Jadi Korban Sampah dari Manusia

Gara-gara ulah buruk manusia dalam menjaga lingkungan, hewanlah yang paling sering
menjadi korban atas aksi tersebut. Selain tidak bertanggung jawab, bumi kita juga semakin
diambang kehancuran akibat tindakan polusi yang terus menerus dilakukan manusia.
Walapun bisa berdampak langsung pada manusia, namun hewan lah yang pertama kali
menjadi korban atas polusi. Tak jarang banyak spesies yang punah hingga menyebabkan
kematian akibat habitat mereka yang tercemar dan terancam oleh manusia.
Sumber Info :
 Penulis : Nur Aida Tifani
 Link : https://www.liputan6.com/citizen6/read/3645504/miris-9-potret-pilu-
hewan-jadi-korban-sampah-dari-manusia
 Tanggal Berita : Liputan6.com - 17/09/2018, 19:03 WIB

4.3 "Makin Mengerikan, Tiap Tahun 1.000 Penyu Mati akibat Sampah Plastik"

Polusi plastik kini mencapai tahap yang memprihatinkan. Banyaknya sampah plastik ini
membuat beberapa spesies terancam. Hal ini banyak dialami oleh penyu laut. Bagi penyu,
kantong plastik terlihat seperti ubur-ubur yang lezat. Jaring ikan yang hanyut juga terlihat
seperti rumput laut tak berbahaya. Tapi jika penyu menelan sampah plastik atau terjerat
jaring ikan, bisa sangat mematikan. Dalam sebuah penelitian terbaru bahkan dijelaskan
bahwa sampah plastik ini telah membunuh 1.000 penyu laut setiap tahunnya. Penelitian ini
dilakukan oleh para peneliti dari University of Exeter, Inggris. Baca juga: Laut Dunia Darurat
Sampah Plastik, Indonesia Turut Menyumbang Mereka melakukan survei samudera di
seluruh dunia di mana penyu tinggal. Hasilnya, 91 persen penyu yang mereka temukan
terjerat alat tangkap telah mati. Para peneliti juga meminta bantuan para ahli yang melintasi
Samudera Atlantik, Pasifik, India, dan Mediterania untuk melihat apakah ada kura-kura
terbunuh oleh plastik. Dari 106 orang yang menanggapi, 84 persen mengatakan mereka
melihatnya.
Sumber Info :
 Penulis : Resa Eka Ayu Sartika
 Link : https://sains.kompas.com/read/2017/12/20/170000423/makin-
mengerikan-tiap-tahun-1.000-penyu-mati-akibat-sampah-plastik
 Tanggal Berita : Kompas.com - 20/12/2017, 17:03 WIB
5. Pencemaran Lingkungan Pada Flora
5.1 300 Ribu Hektar Hutan Papua Rusak Tiap Tahun

Organisasi lingkungan global, mencatat laju kerusakan hutan di Bumi Cenderawasih tiap
tahun mencapai 300 ribu hektare (ha). Kerusakan terparah di bagian selatan Papua dan
sejumlah wilayah yang memiliki perkebunan sawit raksasa. “Itu data kita pada penelitian
tahun 2009 dan 2010. Kerusakan hutan setelah itu bisa saja bertambah,” kata Charles
Tawaru, Koordinator Greenpeace di Papua, Jumat, 10 Agustus 2012. Ia mengatakan, mega
proyek Merauke Integrated Food dan Energy Estate (MIFEE) di Kabupaten Merauke serta
aktivitas penebangan oleh perusahaan pemegang Hak Pengusahaan Hutan, berperan besar
meningkatkan deforestasi di Papua.
Sumber Info :
 Penulis : Jerry Omona
 Link : https://nasional.tempo.co/read/422649/300-ribu-hektar-hutan-papua-
rusak-tiap-tahun/full&view=ok
 Tanggal Berita : Tempo.co - 10/08/2012, 15:43 WIB

5.2 Penyebeb Kebakaran Hutan di Indonesia

Secara umum, penyebab kebakaran hutan di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua.
Yang pertama adalah kebakaran hutan yang disebabkan oleh faktor alam. Yang kedua
kebakaran hutan yang disebabkan oleh faktor manusia. Kebakaran hutan di Indonesia yang
terus terulang setiap tahun ini, penyebabnya sebagian besar oleh faktor manusia, baik tanpa
disengaja maupun disengaja. Dampak kebakaran hutan ini tidak hanya dirasakan oleh
Indonesia, namun juga negara-negara tetangga. Penyebab kebakaran hutan karena faktor
alam atau secara alami dipicu oleh petir, lelehan lahar gunung api, gesekan antara
pepohonan yang kemudian menimbulkan percikan api. Kebakaran hutan yang diakibatkan
oleh petir dan gesekan pohon jarang terjadi di Indonesia apalagi pada hutan hujan tropis.
Baru dapat terjadi apabila kondisi hutan memungkinkan, seperti saat kekeringan yang
panjang.
Sumber Info :
 Penulis : Alamendah
 Link : https://alamendah.org/2015/10/01/penyebab-kebakaran-hutan-di-
indonesia/
 Tanggal Berita : Alamendah’s Blog - 01/10/2015, 15:43 WIB

5.3 Kerusakan Hutan (Deforestasi) di Indonesia

Kerusakan hutan (deforestasi) masih tetap menjadi ancaman di Indonesia. Menurut data laju
deforestasi (kerusakan hutan) periode 2003-2006 yang dikeluarkan oleh Departemen Kehutanan,
laju deforestasi di Indonesia mencapai 1,17 juta hektar pertahun. Bahkan kalau menilik data yang
dikeluarkan oleh State of the World’s Forests 2007 yang dikeluarkan The UN Food & Agriculture
Organization (FAO), angka deforestasi Indonesia pada periode 2000-2005 1,8 juta hektar/tahun. Laju
deforestasi hutan di Indonesia ini membuat Guiness Book of The Record memberikan ‘gelar
kehormatan’ bagi Indonesia sebagai negara dengan daya rusak hutan tercepat di dunia.
Sumber Info :
 Penulis : Alamendah
 Link : https://alamendah.org/2010/03/09/kerusakan-hutan-deforestasi-di-
indonesia/
 Tanggal Berita : Alamendah’s Blog - 09/03/2010, 15:43 WIB
POSTER
I. 5 POSTER PENCEMARAN LINGKUNGAN PADA TANAH, AIR,
UDARA, FLORA DAN FAUNA
II. 5 POSTER PENYEBAB UTAMA BUMI DAN MAHLUK HIDUP
PUNAH

Anda mungkin juga menyukai