Anda di halaman 1dari 3

Bekasi Dilanda Kekeringan, Berikut Update 23 Desa dan 9 Kecamatan yang Terdampak

Wedowati Dessya Soci

Kamis, 14 September 2023 | 12:35 WIB

JawaPos.com - Bencana kekeringan merupakan peristiwa mengancam dan mengganggu


kehidupan yang disebabkan oleh faktor alam.Pemerintah Kabupaten Bekasi menetapkan status
Tanggap Darurat Bencana Kekeringan selama 14 hari kedepan diperpanjang.Hal tersebut
disampaikan oleh PJ Bupati bekasi, Dani Ramdan usai memimpin rapat koordinasi di Aula BPBD
Kabupaten Bekasi pada Rabu (13/09/23) malam.

Adapun data dari Pusdalops BPBD Kabupaten Bekasi, hingga Rabu, 30 Agustus 2023 pukul
19.10 WIB, tercatat ada 23 desa di 9 Kecamatan yang terdampak kekeringan.9 Kecamatan
tersebut diantaranya:Kecamatan Cibarusah,Kecamatan Bojongmangu,Kecamatan Serang Baru,
Kecamatan Cikarang Pusat,Kecamatan Pebayuran,Kecamatan Sukawangi,Kecamatan
Babelan,Kecamatan Tarumajaya dan Kecamatan Muaragembong.Sedangkan desa terbanyak
yang terdampak kekeringan ada 3 kecamatan, yakni Cibarusah, Bojongmangu dan Serang Baru.

Dalam siaran Pers Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Guswanto
menjelaskan bahwa penyebab kemarau disebabkan adanya fenomena el nino.“Masuknya
musim kemarau disertai dengan munculnya fenomena el nino mulai dengan kategori lemah
pada pertengahan tahun 2023,” jelasnya, Rabu (05/07/23).Sebagaimana dikutip Jawa Pos dari
berita Kompas.com yang berjudul ‘BMKG Prediksi Puncak Musim Kemarau Terjadi pada Juli-
Agustus 2023’, yang dirilis oleh situs resmi.

Dugaan kekeringan, diprediksi akan terus terjadi, (BMKG) Stasiun Klimatologi Jawa Barat
memprediksi, kekeringan akan berakhir hingga akhir Oktober-November 2023.Adanya dampak
bencana kekeringan di beberapa Kecamatan tersebut, pihak BPBD berusaha mendistribusikan
air bersih untuk warga hingga Senin, 11 September 2023.Jumlah distribusi air bersih yang
disalurkan di Kabupaten Bekasi sebanyak 2 juta liter lebih belum cukup memenuhi standar yang
telah ditentukan.Selanjutnya Pemerintah Kabupaten Bekasi pun berusaha untuk membuat
sumur satelit serta memasang sambungan pipa PDAM ke rumah warga yang terdampak.Upaya
untuk mengatasi dampak kekeringan di Kabupaten Bekasi terus dilakukan BPBD bersama
PDAM Tirta Bhagasasi, Polres Metro Bekasi, dan stakeholder lainnya.Selain itu, kebutuhan
mendesak saat ini bagi warga yakni air bersih, bak penampungan (toren) dan jerigen air.***
Abrasi Akibat Penambangan Pasir Laut di Takalar Mengkhawatirkan

Penulis: Edo Rusyanto, Hari Gunarto

Jumat, 31 Januari 2020 | 09:14 WIB

Jakarta, Beritasatu.com - Abrasi atau pengikisan darat oleh intrusi air laut telah membuat cemas
sebagian warga di pesisir Galesong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel), yang
berjarak sekitar 19 kilometer selatan Makassar. Sebagian rumah warga rusak karena empasan
gelombang laut akibat abrasi yang membuat jarak rumah semakin dekat dengan garis pantai.

Rais dan Darwis, dua warga Galesong Utara yang rumahnya terkena abrasi mengaku dapur yang
terletak di bagian belakang rusak parah. Dahulu, daratan yang tersisa cukup panjang, sekitar 20
meter dari rumah, tetapi kini menyusut lantaran abrasi yang dipicu aksi penambangan pasir. Sebagai
solusi sementara, masyarakat setempat hanya mengandalkan karung berisi pasir untuk menahan
terjangan ombak."Para penambang pasir tidak mau tidak bertanggung jawab terhadap kerusakan
rumah warga akibat abrasi," kata Rais kepada Berita Satu News Channel di Kecamatan Galesong
Utara, Kabupaten Takalar, Kamis (30/1).Menurut Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia
(Walhi) Sulawesi Selatan Muhammad Al, abrasi yang terjadi di pesisir Galesong Utara sudah sangat
mengkhawatirkan. Pengikisan darat oleh intrusi air laut itu dipicu oleh aktivitas tambang pasir laut
besar-besaran pada 2017-2018. Hal inilah yang memicu kerusakan pada lanskap perairan dan
pesisir Galesong sepanjang 74 kilometer.

Penambangan dan pengerukan pasir laut dilakukan untuk proyek reklamasi kawasan elite Center
Point of Indonesia (CPI) di Pantai Losari Makassar seluas 157 hektare serta Makassar New
Port.Kepala Desa Aeng Batu Batu, Kabupaten Takalar Syarifa Ratu menyatakan abrasi di desanya
mencapai 100 meter. Pihaknya sudah melaporkan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) Kabupaten Takalar dan telah dialokasikan anggaran untuk membeli bronjong penahan abrasi
yang menunggu dipasang.Bagi Muhammad Al, pelajaran yang dipetik dari kasus abrasi di Kabupaten
Takalar adalah pemerintah harus memikirkan pembangunan yang ramah lingkungan. Walhi Sulsel
sangat mendukung pembangunan yang bersahabat dengan lingkungan, yang tidak mengganggu
kehidupan masyarakat sekitar.

Selain itu, pemerintah harus mengubah strategi pembangunan dari yang sifatnya ekstraktif,
termasuk eksploitasi pasir laut, menjadi yang berkelanjutkan (sustainable). "Pembangunan
hendaknya lebih mengedepankan keselamatan rakyat dan keberlanjutan ekosistem," katanya.
Walhi mendorong Pemprov Sulsel agar menerapkan kaidah dan sistem perlindungan sosial dalam
setiap kebijakan pembangunan, terutama pembangunan yang ekstraktif dan membutuhkan modal
besar.Sebelumnya, Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah menyatakan, sudah ada solusi atas
penambangan pasir di bibir pantai yang telah dilarang. Lokasi tambang pasir dipindah ke zona di
atas 8 mil dari pantai. "Yang tambang dekat sini diusir. Kalau ada pengusaha yang masih
menambang di tempat yang dilarang akan kita panggil," katanya.

Pengerukan Pasir Laut,Sekjen Koalisi Perkotaan dan mantan Ketua Walhi DKI Jakarta Ubaidillah
menilai abrasi di Takalar yang dipicu oleh pengerukan pasir laut merupakan ironi. Di satu sisi,
pemerintah memiliki komitmen tinggi terhadap rencana aksi tentang perubahan iklim dan
pengurangan emisi karbon. Namun di sisi lain, pemerintah membiarkan adanya sejumlah proyek
yang merusak lingkungan.Di sisi lain, lanjutnya, hukum dan peraturan pemerintah pusat tentang
reklamasi, selain harus memilki sifat hukum yang mengikat semua pihak, juga harus memiliki
kepastian hukum. Begitu pula kebijakan dan aturan-aturan pemda harus sejalan dan terintegrasi."Hal
ini penting sekali untuk menciptakan situasi yang kondusif bagi pengembangan proyek reklamasi
skala besar, bernilai ratusan triliun rupiah, dan investasi yang bersifat longterm," ujar investor Daily

Anda mungkin juga menyukai