1. Musim Panas
Gambar ilustrasi musim kering
Ketika musim kering, Desa Batujai akan sedikit kesulitan mendapatkan air di sungai mereka. Ini di
karenakan sumber sungai mereka terletak di sebuah Bendungan besar yang menampung air dan
dialirkan ke sungai yang menuju Desa Batujai. Bendungan ini sendiri kepunyaan Desa Batujai yang di
bangun pada zaman presiden soeharto. Beliaulah yang mendukung pembangunan bendungan di Desa
Batujai sekaligus mendanai semua pembangunan bendungan tersebut. Bendungan ini juga digunakan
sebagai tempat wisata karena memiliki panorama yang indah dan sejuk yang didalamnya banyak pohon-
pohon besar ditanam disana. Jika bendungan ini kering (Airnya Sedikit), maka sungai-sungai akan
menjadi kering, sawah-sawah pun menjadi kering Sehingga para petani yang ada disana kesulitan untuk
mengairi sawah mereka. Ini akan berdampak pada hasil panen mereka.
Perlu diketahui bahwa Desa Batujai menjadi sangat kekeringan di musim panas dikarenakan letak
geografisnya berada pada dataran tinggi. Jika di Batujai dataran tinggi, maka di kota mataram atau
Lombok barat adalah dataran rendah. Secara teori air mengalir dari daerah tinggi ke daerah yang lebih
rendah. Itulah sebabnya mengapa di daerah Batujai kering dan di kota Mataram atau Lombok Barat
tetap subur saat musim panas. Tidak hanya di Desa Batujai, hampir seluruh Desa yang ada di Lombok
tengah menuju ke selatan memiliki nasib yang sama. Mulai dari Batujai, tanaq awu, sengkol, Sade,
Rembitan dan masih banyak lagi Desa-Desa yang bernasib sama ketika musim panas.
2. Musim Hujan
Ketika musim Hujan, Desa Batujai sama seperti dengan Desa-Desa lain. Tumbuh-tumbuhan akan
berkembang, rumput-rumputan kecil akan tumbuh menjalar dengan cepat memenuhi setiap tanah yang
ada di Desa itu. Semak belukar pun bergembira karena musim hujan sudah tiba. Air di waduk
Bendungan Batujai pun Penuh dan ikan-ikan mujair, nila, dan lain sebagainya terlihat mengambang-
ambang bermain di permukaan air bendungan. Para pemancing juga bersiap-siap memasang pancing
dan jaring mereka untuk berlomba mendapatkan ikan sebanyak mungkin. Tanah-tanah menjadi sangat
subur dan tidak pernah terjadi banjir. Setiap irigasi dipenuhi air yang berlari dengan derasnya. Para
petani bersiap-siap mengolah kembali lahan mereka yang sudah siap untuk ditanami kebutuhan pokok
seperti padi dan lain sebagainya. Begitulah gambaran Desa Batujai pada saat musim hujan
C. Masyarakat di Desa Batujai
Desa Batujai memiliki beberapa anak Desa (Dusun). Dusun ialah sebutan bagi wilayah yang lebih kecil
dari Desa/bagian dari desa. Kalau dikota biasa dipanggil dengan RT. Ada beberapa RT yang ada di Desa
Batujai diantaranya ialah. Batu Beduk, Dasan Baru, Semundi, Sorak, Bunklotok, Wage, Gabak,
Ketangge, Lolat, Ronseng, Mengilok, Belong, Kebon Re dan masih banyak lagi. Semua itu berada di
bawah naungan Desa Batujai. Masyarakat Batujai adalah masyarakat yang memiliki keberagamaan yang
tinggi, dalam arti spritualitas sangat mereka utamakan. Berbagai macam pengajian di rutinkan di setiap
masjid pada hari-hari tertentu. Pengajian ini disampaikan oleh Tuan Guru yang ada di Desa Batujai
maupun tuang guru yang ada di Desa lain yang diundang untuk mengisi pengajian. Biasanya pengajian
diprogramkan sekali dalam seminggu dan ini diterapkan di semua masjid di Desa Batujai. Di Desa ini
juga terdapat banyak sekali para dai-dai. Mereka berkeliling menyebarkan agama Allah di semua RT.
Dan seperti kebiasaan para dai disana, mereka menginap di masjid-masjid tempat mereka
menyebarkan agama Allah selama 3 hari 3 malam. Malamnya mereka bermuzakarah, ceramah,
sedangkan sorenya mereka berkeliling kampung mengajak masyarakat untuk naik ke masjid bersama-
sama mendirikan ibadah sholat.
Tidak hanya itu, kegiatan keagamaan juga sering di praktekan dalam kehidupan sehari-hari sebagai
masyarakat sosial. Contoh nyatanya, semua masyarakat Desa Batujai mengadakan syukuran dengan
cara zikiran bersama ketika mereka mempunyai rumah baru, ini dilaksanakan supaya rumah yang baru
jadi tersebut bisa menjadi rumah yang baik, enak ditempati, serta tidak senang dihuni oleh makhluk-
makhluk jahat seperti jin dan iblis.
Begitu pula bagi masyarakat yang mempunyai motor baru, mereka juga mengadakan syukuran dengan
cara zikiran bersama atau serakalan bersama dengan membaca barzanji pada malam harinya. Mereka
percaya dengan mengadakan syukuran maka sesuatu yang baik akan terjadi pada diri mereka, dengan
harapan semoga dijauhi dari kecelakaan, semoga motor baru diberkahi Allah SWT. Dan digunakan
sebaik-baiknya untuk mencari rizki. Ini terjadi di hampir semua RT di Desa Batujai, contohnya seperti
RT Baduk Beduk, Baregabak, Kampis, Dasan Baru, Semundi. Dan masih banyak lagi RT yang tak bisa di
uraikan satu persatu.
gambar gotong royong
Dizaman sekarang ini pada tahun 2016 ketika artikel ini ditulis, sampai saat ini masyarakat Batujai
masih memillik solidaritas/persatuan yang tinggi. Seperti gotong royong bersama dalam membangun
rumah, membangun jalan-jalan kecil di dalam lingkungan. Mengadakan pembersihan bersama di
kuburan, mengadakan pembersihan bersama di pinggir-pinggir jalan, dan gotong royong dalam acara
begawe. faktor pendukungnya ialah tidak adanya batas antara rumah yang satu dengan rumah lainnya.
Jika di perkotaan biasanya memiliki batas rumah seperti tembok yang tinggi, adanya gerbang dan lain
sebagainya, dapat membuat interaksi antara rumah yang satu dengan rumah yang lainnya terhalangi.
Tapi di Batujai berbeda, Mereka tidak membuat gerbang rumah atau tembok-tembok tinggi sebagai
pembatas, melainkan hanya beberapa tanaman bunga sepatu yang tingginya setinggi lutut, bahkan ada
juga yang tak memiliki pembatas. Sehingga interaksi antara satu rumah dengan rumah yang lainnya
lebih mudah di lakukan.
Selain padi, beberapa masyarakat khususnya Ibu-Ibu yang ada di beberapa RT/Dusun mengerjakan kain
tenun. Kain tenun ini adalah hal yang paling laris disana. Karena kain tenun ini di beli dengan harga
tinggi oleh para pengumpul, sementara pengumpul menjualnya ke turis-turis lokal maupun non lokal.
Proses kain tenun ini tidak mudah, butuh beberapa minggu untuk menghasilkan satu kain tenun yang
panjangnya sekitar 1,5m sampai 2m. Butuh keterampilan yang cermat dan teliti saat proses pengerjaan
kain tenun ini. Kain tenun ini dikerjakan dengan cara duduk oleh Ibu-Ibu rumah tangga. Mereka duduk
seharian membuat kain tenun dengan alat-alat tradisional seperti bambu dan kayu. Bentuknya pun
sangat unik mencerminkan ciri khas orang sasak.
seperti kebanyakan orang, masyarakat di Desa Batujai juga ada yang berdagang serta berbisnis. Mereka
percaya bahwa selain bertani, berdagang juga adalah salah satu cara mendapatkan hasil yang paling
menjanjikan. Mereka berdagang apa saja yang dibutuhkan para petani seperti pupuk, jaring padi, tali
dan lain sebagainya. Sekarang di tahun 2016 ini masyarakat Batujai sudah banyak sekali yang memenuhi
kebutuhan mereka dengan cara berdagang. Mulai dari makanan, toko bangunan, toko pakaian, obat-
obatan dan lain sebagainya. Walapun begitu, mereka tidak akan terlepas dari kegiatan bertani
dikarenakan hal tersebut merupakan kebiasaan yang mereka lakukan sejak kecil serta luasnya
persawahan di daerah tersebut.
Masyarakat Batujai juga masyarakat yang berpendidikan. Terdapat banyak sekolah di Desa ini mulai
dari SD, SMP,SMA. Dan sekolah-sekolah Islam juga banyak di Desa tersebut. oleh karena itu mereka juga
ada yang berprofesi sebagai Guru dan PNS.
itulah sedikit gambaran mengenai desa batujai kecamatan praya barat kabupaten lombok tengah
Sumber: http://roziesebastian.blogspot.com/2016/05/sejarah-desa-batujai.html
Setelah berakhirnya Kerajaan Majapahit, maka keluarga besar dari majapahit bubar
dan berserakan meninggalkan keraton Majapahit, yang antara lain seorang keluarga
raja bernama Sri Maha Raja Mas Mulia telah mengungsi ke Klungkung Bali, karena
ada hubungan keluarga dengan raja klungkung.
Dari Klungkung beliau hijrah ke pulau lombok (Rincung Lombok Barat) beserta
pengikut / pengiring yang berasal dari majapahit ditambah lagi dengan beberapa
pengiringnya yang berasal dari klungkung, Tidak lama lagi pindah ke Gunung Pujut
Kecamatan Pujut Lombok Tengah bersama pengiringnya yang dari majapahit,
sedangkan pengiringnya yang berasal dari klungkung diam dan tinggal di rincung
sampai sekarang.
Iklan
LAPORKAN IKLAN INI
Di kediaman beliau di Gunung Pujut ini terbentuk dan berkembang kerajaan kecil
yang diperintah secara turun tumurun seperti di bawah ini :
RIWAYAT PEMERINTAHAN
Bahwa menurut petuah atau cerita dari Para Sesepuh di Desa Batujai, urutan atau
bentuk pemerintahan dari pimpinan pertama dahulu sampai sekarang terbagi menjadi
dua bagian sebagai berikut :
1. BERBENTUK KERAJAAN
Yakni sebelum mendapat giliran (jabatan) kepala desa, diperkirakan rata-rata
menjabat sebagai DATU kurang lebih 25 Tahun setiap periode dan piminan dimaksud
adalah :