Anda di halaman 1dari 2

Dabung adalah desa yang berada di Kecamatan Geger Kabupaten Bangkalan.

Kurang lebih dibutuhkan


waktu hampir satu jam dari kantor Kecamatan Geger menuju ke arah timur daya untuk sampai ke
daerah yang tergolong pelosok dan perbukitan ini. Desa yang masih asri alami dengan suasana
pepohonan rindang nan teduh juga dihisasi oleh suara burung yang terbang bebas berkeliaran. Nuansa
daerah pedalaman yang menenangkan. Jika dari arah Bangkalan kota menuju desa Dabung maka ada
dua jalur akses yang bisa dilewati, yakni jalur Desa Kombangan dan jalur Desa Lerpak. Jalur Desa
Kombangan berada di arah sebelah barat dengan rute melewati Desa Kombangan dan Desa Katol Barat
sebelum akhirnya masuk ke jalan kecil bergelombang menuju Desa Dabung. Itu merupakan satu-satunya
jalan utama desa yang menghubungkan antar dusun mengingat luasnya kawasan Desa Dabung.

Begitu juga dengan jalur arah selatan. Kita harus melewati bukit Batu Kucing yang berada di Desa Tlagah
sebelum akhirnya sampai di Desa Lerpak. Untuk memasuki desa Dabung kita harus melewati
pemukiman rumah warga yang berada di dua desa itu dan melintas di atas jalanan berlubang dan tidak
datar. Secara letak DesaDabung merupakan desa paling ujung timur dari Kecamatan Geger. Posisi
geografis desa Dabung bersebelahan dengan Desa Katol Barat (Kecamatan Kokop) di arah utara, Desa
Durin Barat dan Desa Galis Daya (Kecamatan Konang) di arah timur, dan Desa Tlagah (Kecamatan Galis)
di arah selatan.

Hal ini menjadi nilai potensial yang sangat menguntungkan bagi kemajemukan sosial masyarakat.
Dengan letak atau posisi yang berada di tengah-tengah menjadikan masyarakat Dabung diharap mampu
akan berinteraksi dengan baik bersama warga di sekelilingnya yang berbeda latar desa. Yang mana
ketiga warga desa tersebut membawa karakter desa masing-masing. Bagi para pendatang, ketika saat
memasuki kawasan desa maka akan disuguhi dengan udara alam yang utuh. Menampilkan bentang
sawah luas beserta dengan tetanaman ladang yang ditumbuhi padi kuning. Potret jalan-jalan
berkerikilyang hanya bisa dilewati satu mobil dan kurang mulus serta bergelombang kekhasan kawasan
perbukitan yang berlatar jalan bebatuan. Dabung sendiri sebagian besar wilayahnya adalah sawah dan
pepohonan. Kita bisa menikmati pemandangan padi menguning bila musim hujan tiba dan rindangnya
suasana desa sebab banyaknya pohon-pohon yang meneduhi jalanan desa. Tidak seperti daerah
perkotaan yang panas dan penuh polusi, desa Dabung menawarkann nuasana sebaliknya dengan nuansa
sejuk dan alami. Potensi alam ini menjadi alasan utama masyarakat Dabung yang berprofesi sebagai
petani dan peternak hewan. Para petani biasanya akan melakukan aktivitas mengelola sawah dan ladang
apabila musim hujan datang. Mereka membajak, menanami, dan memanen semasa musim hujan. Hasil
panen itu nantinya yang akan dijadikan persediaan pangan dalam satu masa enam bulan atau bahkan
satu tahun. Tergantung banyaknya perolehan hasil panen. Sebagaimana penuturan sebagian warga desa
bahwa kegiatan tani di Desa Dabung hanya terjadi satu masa periode selama setahun, yakni musim
hujan. Di kala musim hujan datang seluruh warga akan bersiap membajak sawah untuk ditanami. Akan
tetapi jika musim hujan itu sudah lewat maka warga desa akan mencari profesi lain. Sebagian dari
mereka beralih pada profesi pedagang atau bisnis dengan mengambil peluang yang ada. Alam Dabung
juga tidak kalah secara hutan. Jika dipersentasekan wilayah Dabung 75% adalah persawahan, 23%
adalah pepohonan dan 2% perumahan warga.Terdapat banyak macam pohon yang menumbuhkan di
daerah yang tergolong subur ini dan terbagi atas jenis pohon besar atau pohon kecil. Untuk jenis pohon
besar terdapat Pohon Jati, Pohon Kasia, Pohon Nyamplong, Pohon Bambu Nureh, Pohon Asem dan
macam pohon yang lain. Namun secara mayoritas daerahDabung dipenuhi oleh Pohon Jati. Sedangkan
untuk jenis pohon kecil ada beberapa diantaranya seperti Pohon Mangga, Pohon Rambutan, Pohon
Kedondong, Pohon Jeruk Bali, Pohon Jambu dan lain-lain. Ini menjadi alasan mengapa banyak dari
rumah warga yang masih menggunakan bahan dasar papan kayu. Rumah kayu ini mudah kita temui dan
merupakan model rumah asli tempo dulu dari masyarakat Dabung. Banyak dari warga yang masih
mempertahankan model bangunan tradisional ini meskipun tidak sedikit pula warga yang memulai
beralih ke model rumah dengan desain yang lebih modern, yakni rumah berbahan dasar batu bata dan
berdinding tembok. Rumah bermodel kayu ini dipertahankan sebagian warga sebagai rumah khas
masyarakat desa dan menyimpan nuansa seni natural tersendiri. Selain sawah dan pohon, Dabung juga
dikelilingi oleh aliran sungai kecil yang berisi air jika musim hujan tiba. Sungai kecil itu kurang lebih
memiliki lebar delapan meter dengan fungsi sebagai saluran pembuangan air dari pekarangan rumah
warga atau lahan sawah yang dibanjiri akibat curah deras hujan. Meskipun ketika musim kemarau tiba
sungai akan kembali mengering seperti lahan tanah kering kelontang dengan bekas kerukan di
tengahnya. Sebagai kawasan dataran tinggi, Dabung menjadi desa yang banyak memiliki sungai-sungai
kecil. Hal ini disebabkan saat musim hujan tiba aliran sungai akan memiliki fungsi paling penting sebagai
alokasi pembuangan aliran air bah seluruh kawasan desa. Air yang menggenangi pekarangan rumah dan
sawah itu akan meminta tempat dan mengalir ke dataran yang lebih rendah. Hingga berkumpul dengan
jenis air yang lain dan bertemu di sungai yang lebih besar.Selain sungai desa dabung juga memiliki danau
yang berada di tengah-tengah dusun batu mogghug. Danau ini oleh warga sekitar dinamai dam-an.
Menjadi tempat yang paling banyak dikunjungi oleh penduduk sekitar apabila musim kemarau tiba.
Sebab sebagian besar warga dusun batu mogghug desa dabung memiliki ketersediaan air bersih yang
minim di kala musim kemaran melanda. Banyak dari mereka yang berbondong-bondong mendatangi
danau untuk mandi, mencuci baju dan mengambil air menggunakan jeriken sebagai persediaan
kebutuhan.

Anda mungkin juga menyukai