Anda di halaman 1dari 3

Contoh Kasus Penyalahgunaan Internet

Internet adalah suatu jaringan komputer terbesar di dunia karena menghubungkan seluruh
jaringan komputer yang ada di dunia ini. Banyak perubahan yang terjadi dengan kehadiran
teknologi internet, terutama bagi pola pikir masyarakat generasi saat ini dan yang akan
datang. Berbagai informasi yang terdapat dalam internet menawarkan para penggunanya
kemudahan-kemudahan akses. Hanya saja keragaman informasi yang tersedia tidak hanya
memuat hal-hal yang baik bagi para penggunanya, hal-hal yang buruk juga bisa dengan
bebas diperoleh.

Kejahatan dunia maya (Inggris: cybercrime) adalah istilah yang mengacu kepada
aktivitas kejahatan dengan komputer atau jaringan komputer menjadi alat, sasaran atau
tempat terjadinya kejahatan.

Berikut ini merupakan contoh kasus penyalahgunaan internet :

1. Penipuan Lewat Email


Penipuan lewat media ini bahkan diindikasikan sebagai bagian dari mafia internasional.
Modus operandinya, seseorang yang berasal dari luar negeri, kebanyakan dari Afrika,
meminta bantuan untuk “menerima” transferan sejumlah dana dari proyek yang telah
dikerjakan atau alasan lain ke rekening calon korbannya.
Iming-imingnya, uang yang bernilai milyaran rupiah itu, 30 persen akan menjadi milik
korban. Hanya saja, kemudian diketahui, dari beberapa laporan, mereka terlebih dahulu
harus mengirimkan sekitar 0,1 persen dari dana yang akan menjadi milik korban kepada
penipu tersebut. Ujungnya, setelah dikirim, uang yang dijanjikan tidak juga diterima. Para
korban pun takut melapor karena selain kasus ini terkait dengan pihak luar, mereka juga
takut dengan mungkin saja malah dituduh terkait dengan “pencucian uang” internasional.
Kegiatan kejahatan ini memiliki modus penipuan. Kejahatan ini memiliki motif cybercrime
sebagai tindakan murni kejahatan. Hal ini dikarenakan si pengirim dengan sengaja
mengirimkan e-mail dengan maksud meminta transferan dana dengan alasan yang tidak
benar. Kasus cybercrime ini dapat termasuk jenis illegal contents. Sasaran dari kasus
kejahatan ini adalah cybercrime menyerang individu (against person).

2. Penipuan Melalui Situs Internet


Para pengguna Internet juga harus waspada dengan adanya modus penipuan lewat
situs-situs yang menawarkan program-program bantuan maupun multilevel marketing
(MLM). Seperti dalam program bernama Given in Freedom Trust (GIFT) dari sebuah situs
yang tadinya beralamat di http://www.entersatu.com/danahibah. Dalam program ini,
penyelenggara mengiming-imingi untuk memberikan dana hibah yang didapat dari
sekelompok dermawan kaya dari beberapa negara bagi perorangan atau perusahaan,
dengan syarat mengirimkan sejumlah dana tertentu ke rekening tertentu tanpa nama.
Program ini menggiurkan karena untuk perorangan tiap pemohon bisa mendapat 760 dollar
AS/bulan dan 3.000 dollar AS/ bulan untuk perusahaan.
Kegiatan kejahatan ini memiliki modus penipuan. Kejahatan ini memiliki motif cybercrime
sebagai tindakan murni kejahatan. Hal ini dikarenakan pihak penyelenggara dengan sengaja
membuat suati situs untuk menipu pembaca situs atau masyaralat. Kasus cybercrime ini
dapat termasuk jenis illegal contents. Sasaran dari kasus kejahatan ini adalah cybercrime
menyerang individu (against person).
3. Denial of Service (DoS) dan Distributed DoS (DDos) attack
DoS attack merupakan serangan yang bertujuan untuk melumpuhkan target (hang, crash)
sehingga dia tidak dapat memberikan layanan. Serangan ini tidak melakukan pencurian,
penyadapan, ataupun pemalsuan data. Akan tetapi dengan hilangnya layanan maka target
tidak dapat memberikan servis sehingga ada kerugian finansial.
Bagaimana status dari DoS attack ini? Bayangkan bila seseorang dapat membuat ATM bank
menjadi tidak berfungsi. Akibatnya nasabah bank tidak dapat melakukan transaksi dan bank
(serta nasabah) dapat mengalami kerugian finansial. DoS attack dapat ditujukan kepada
server (komputer) dan juga dapat ditargetkan kepada jaringan (menghabiskan bandwidth).
Tools untuk melakukan hal ini banyak tersebar di Internet. DDoS attack meningkatkan
serangan ini dengan melakukannya dari berberapa (puluhan, ratusan, dan bahkan ribuan)
komputer secara serentak. Efek yang dihasilkan lebih dahsyat dari DoS attack saja.
Modus dari kegiatan kejahatan ini adalah membuat tidak berfungsinya suatu servis atau
layanan. Motif dari kejahatan ini termasuk ke dalam cybercrime sebagai tindakan murni
kejahatan. Hal ini dikarenakan para penyerang dengan sengaja membuat suatu layanan
tidak berfungsi yang dapat menyebabkan kerugian finansial. Kejahatan kasus cybercrime ini
dapat termasuk jenis hacking dan cracking. Sasaran dari kasus kejahatan ini adalah
cybercrime menyerang hak milik (against property).

4. Terjadinya perubahan dalam website KPU


Pada tanggal 17 April 2004, Dani Hermansyah melakukan deface dengan mengubah
nama-nama partai yang ada dengan nama-nama buah dalam http://www.kpu.go.ig . Hal ini
mengakibatkan keprcayaan masyarakat terhadap Pemilu yang sedang berlangsung pada
saat itu menjadi berkurang. Dengan berubahnya nama partai di dalam website, maka bukan
tidak mungkin angka-angka jumlah pemilih yang masuk di sana menjadi tidak aman dan
bisa diubah.
Modus dari kejahatan ini adalah mengubah tampilan dan informasi website. Motif dari
kejahatan ini termasuk ke dalam cybercrime sebagai tindakan murni kejahatan. Hal ini
dikarenakan para penyerang dengan sengaja mengubah tampilan dan informasi dari
website. Kejahatan kasus cybercrime ini dapat termasuk jenis hacking dan cracking, data
frogery, dan bisa juga cyber terorism. Sasaran dari kasus kejahatan ini adalah cybercrime
menyerang hak milik (against property) dan bisa juga cybercrime menyerang pemerintah
(against government).

5. Kerugian Vietnam karena adanya kejahatan komputer pada tahun 2008


Cybercrime berhasil membuat Vietnam mengalami kerugian mencapai USD 1.76 miliar atau
setara dengan Rp. 1,8 triliun. Banyak perusahaan di Vietnam tidak mepunyai system
keamanan yang handal. Selain itu, kurang adanya perlindungan terhadap penjahat cyber
menyebabkan hampir 60 juta komputer yang terinfeksi virus dan 461 situs diserang oleh
hacker.
Seperti yang disinyalir Vietnam New Agency, Kamis (26/31009), tahun lalu dari 40 kasus
kejahatan dunia maya telah menyebabkan Negara Uncle Ho itu mengalami kerugian
sedikitnya USD 1,76 miliar. Tentu saja, hal itu membuat Vietnam ketar-ketir.
Hal ini semakin diperparah dengan minimnya system pengamanan di berbagai perusahaan.
Dari data ayang dikeluarkan, 70% perusahaan belum memiliki perjanjian resmi tentang
system keamanan internet. Bahkan, 80% perusahaan tidak mengetahui informasi tentang
system informasi keamanan yang jelas.
Untuk itu, demi melindungi asetnya, Vietnam tengah menggeber penggunaan system
keamanan yang memadai bagi perusahaan. Terlabih pertumbuhan internet di sama sangat
menunjang pertumbuhan ekonomi mereka.
Modus dari kegiatan kejahatan ini adalah penyebaran virus dan hacking. Motif dari
kejahatan ini termasuk ke dalam cybercrime sebagai tindakan murni kejahatan. Hal ini
dikarenakan para penyerang dengan sengaja merusak komputer dari perusahaan yang
menyebabkan kerugian finansial negara. Kejahatan kasus cybercrime ini dapat termasuk
jenis hacking dan cracking dan bisa juga penyebaran virus dengan sengaja. Sasaran dari
kasus kejahatan ini adalah cybercrime menyerang hak milik(against property).

Anda mungkin juga menyukai