Anda di halaman 1dari 17

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSA/SPO/BIDAN/005 1/13

Ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit Arsani
PERTOLONGAN Tanggal Terbit
PERSALINAN
NORMAL 11 Desember 2014
dr. Benedicta Wayan Suryani, Sp.M
NIK. 12011.10.076
Pertolongan persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
PENGERTIAN mampu memberikan asuhan persalinan yang bersih dan aman dengan
memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi.
Mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan
yang tinggi bagi ibu dan bayinya,melalui berbagai upaya yang
TUJUAN terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip
keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang
optimal.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Arsani NOMOR
KEBIJAKAN 082/DIREKTUR-SK/XII/2014 Tentang Kebijakan Standar
Prosedur Operasional Unit VK dan NIFAS
Persiapan alat
1. Partus set +heacting set siap pakai.
2. Meja resusitasi (meja datar,hangat,bersih,keras).
3. Satu set alat resusitasi bayi (deelee,bola
karet,sungkup,kassa,kain pernel 3 buah,lampu sorot 60 watt).
4. Alat pelindung diri (celemek,masker,kacamata,sepatu
bot,sarung tangan steril).
5. Kotak sampah basah,kering dan tajam.
6. Bengkok.
7. Larutan clorin 0,5% dan air bersih.
8. Ember tempat kotoran.
9. Kapas cebok.
10. Tensimeter,stetoskop,meteran,termometer,doopler,timbang
PROSEDUR bayi.
11. Kain /duk/underpad.
12. Perlengkapan ibu & bayi.
13. Persiapan obat2an induksin,metergin,lidocain,spuit,umbilical
cort,kassa.

Pelaksanaan
1. Mengenali gejalah dan tanda kala II
Mendengar, Melihat dan memeriksa gejala dan tanda kala dua :
1. Ibu merasa ada dorongan kuat dan ingin meneran.
2. Ibu merasakan regangan yang semakin meningkat pada
rectum vagina.
3. Perineum tampak menonjol.
4. Vulva dan sfingter ani membuka.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSA/SPO/BIDAN/005 2/13

Ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit Arsani
PERTOLONGAN Tanggal Terbit
PERSALINAN
NORMAL 11 Desember 2014
dr. Benedicta Wayan Suryani, Sp.M
NIK. 12011.10.076
Menyiapkan pertolongan persalinan.
1. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan
esensial untuk menolong persalinan dan menaktalaksanankan
komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia yaitu :
tempat datar dan keras, 2 kain kain dan 1 buah handuk bersih
dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari
tubuh bayi.
2.1.1. Menggelar kain di atas perut ibu, tempat resusitasi dan
ganjal bahu bayi.
2.1.2. Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril
sekali pakai di dalam partus set.
2. Pakai celemek plastik.
3. Lepaskan dan simpan semua perhiasan yang di pakai.
4. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian keringkan tangan dengan tissue atau kain bersih
dan kering milik pribadi.
5. Petugas menggunakan sarung tangan.
PROSEDUR 6. Petugas melakukan pemeriksaan dalam
7. Masukan oksitosin ke dalam tabung oksitosin (gunakan
tangan yang memakai sarung tangan DTT dan steril pastikan
tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik).

Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik.


1. Mebersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-
hati
dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau
kasa yang
di basahi air DTT
1.1. Jika introitus vagina, perineum atau anus
terkontaminasi tinja, bersihkan dengan seksama dari
arah depan ke belakang.
1.2. Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi)
dalam wadah yang tersedia.
1.3. Ganti sarung tangan jika terkontaminasi
(dekontaminasi, lepaskan dan rendam larutan klorin
0.5R% ada di langkah 9).
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSA/SPO/BIDAN/005 3/13

Ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit Arsani
PERTOLONGAN Tanggal Terbit
PERSALINAN
NORMAL 11 Desember 2014
dr. Benedicta Wayan Suryani, Sp.M
NIK. 12011.10.076
PROSEDUR 2. Mebersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati
dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa
yang di basahi air DTT.
2.1. Jika introitus vagina, perineum atau anus
terkontaminasi tinja,
bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang.
2.2. Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi)
dalam wadah yang tersedia.
2.3. Ganti sarung tangan jika terkontaminasi
(dekontaminasi, lepaskan dan rendam larutan klorin 0.5R
% ada di langkah 9).
3. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
3.1. Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan
sudah .
3.2. Sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang
masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0.5
lengkap maka lakukan amniotomi.
4. Dekontaminasi % kemudian masukkan dan rendam dalam
keadaan terbalik selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah
sarung tangan di lepaskan.
5. Periksa denyut jantun jani (DJJ) setelah kontraksi atau saat
relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas
normal (120-160 x/menit).
5.1. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
5.2. Mendekomentasikan hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan
semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada
patrograf.

Menyiapkan Ibu dan Keluarga untuk membantu proses


bimbingan
meneran
1. Beritahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan
sesuai dengan keinginannya.
1.1. Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan.
1.2. pemantauan kondisi dan kenyaman ibu dan janin (ikuti
pedoman penatalaksanaan fase aktif).
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSA/SPO/BIDAN/005 4/13

Ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit Arsani
PERTOLONGAN Tanggal Terbit
PERSALINAN
NORMAL 11 Desember 2014
dr. Benedicta Wayan Suryani, Sp.M
NIK. 12011.10.076
1.3. Jelaskan pada angoota keluarga tentang bagaimana
peran mereka untuk mendukung dan memberi semangat
pada ibu untuk meneran secara benar.
2. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. (bila rasa
ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi
setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu
merasa nyaman).

3. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada


dorongan kuat untuk meneran.

3.1. Bimbing ibu agar dapat meneran secra benar dan


efektif.
3.2. Dikung dan beri semangat pada saat meneran dan
PROSEDUR perbaiki cara meneran apabila caranya tiodak sesuai
terlentang dalam waktu lama.
3.3. Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.
3.4. Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat
untuk ibu.
3.5. Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum).
3.6. Menilai DJJ setelah kontraksi uterus selesai.
3.7. Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera
lahir stelah 120 menit (2 jam) meneran (primigravida0
atau menit (1 jam) meneran (multi gravida).

4. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi


yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk
meneran dalam waktu 60 menit.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSA/SPO/BIDAN/005 5/13

Ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit Arsani
PERTOLONGAN Tanggal Terbit
PERSALINAN
NORMAL 11 Desember 2014
dr. Benedicta Wayan Suryani, Sp.M
NIK. 12011.10.076
Persiapan pertolongan kelahiran bayi.
1. Letakan handuk bersih ( untuk mengeringkan bayi) di perut ibu,
jika kepala telah membuka vulva dengan diamter 5-6 cm.
2. Letakan kain bersih dan lipat 1/3 bagian bokong ibu.
3. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan.
4. Pakai sarung tangan.

Lahirnya kepala
1. Setelah tampak kepala bayi dengan diamter 5-6 cm membuka
vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang di
lapisi kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan
kepala bayi utuk menahan posisi defleksi dan membantu
lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan sambil
bernafas cepat dan dangkal.
2. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil
PROSEDUR tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan
proses kelahiran bayi:
2.1. Jika tali pusat melilit leher secara longgar,
lepaskan lewat bagian atas kepala bayi.
2.2. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem
t5ali pusat disua tempat dan potong diantara kedua
klem tersebut.
3. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar spontan.

Lahirnya bahu
1. Setelah melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal.
2. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi.
3. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga
bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakan
arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSA/SPO/BIDAN/005 6/13

Ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit Arsani
PERTOLONGAN Tanggal Terbit
PERSALINAN
NORMAL 11 Desember 2014
dr. Benedicta Wayan Suryani, Sp.M
NIK. 12011.10.076
Lahirnya badan dan tungkai.
1. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki
(masukan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata
kaki dengan ibu jari-jari lainnya)

Penanganan bayi baru lahir.


1. Lakukan penilaian (selintas) :
1.1. Apakah bayi menagis kuat dan/ bernafas tanpa kesulitan.
1.2. Apakah bayi bergerak dengan aktif. Jika bayi tidak
menagis, tidak bernafas atau megap-megap, segera lakukan
tindakan resusitasi ( untuk langkah 25 ini berlanjut ke langkah-
langkah prosedur resusitasi bayi baru dengan asfiksia.
2. Keringkan dan posisikan tubuh bayi di atas perut ibu.
2.1. Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian
tubuh
lainnya ( tanpa mebersihkan verniks) kecuali bagian
tangan.
PROSEDUR 2.2. Ganti handuk basah dengan handuk yang kering.
2.3. Pastikan bayi dalam kondisi mantap di atas perut ibu.

3. Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi Lain
dalam uterus (hamil tunggal).

4. Beritahukan pada ibu bahwa penolong akan menyuntiksn oksitosin


(agar uterus berkontraksi baik).

5. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 IU


(intramuskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan
aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).

6. Dengan menggunakan klem, jepit tali pusat ( 2 menit setelah bayi


lahir) pada sekitar 3 cm dari pusat (umbilicus) bayi. Dari sisi luar
klem penjepit, dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan
lakukan penjepitan kedua paha 2 cm distal dari kelm pertama.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSA/SPO/BIDAN/005 7/13

Ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit Arsani
PERTOLONGAN Tanggal Terbit
PERSALINAN
NORMAL 11 Desember 2014
dr. Benedicta Wayan Suryani, Sp.M
NIK. 12011.10.076
7. Pemotongan dan pengikatan tali pusat.
7.1. Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah di jepit
kemudian lakukan pengguntingan tali pusat (lindungi perut
bayi) diantara klem tersebut.
7.2. Ikat tali pusat dengan benang DTT/ streil pada satu sisi
kemudian lingkarkan kembali benang kesisi berlawanan dan
lakukan ikatan kedua tangan dengan menggunakan simpul
mati.
7.3. Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang disiapkan.

8. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi.


Letakan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu
bayi sehingga bayi menempel dengan baik ke dinding dada perut
ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan
posisi lebih rendah dari puting payudara ibu.

9. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di
PROSEDUR kepala bayi.

II. Penatalaksanaan kala III


1. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva.
2. Letakan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas
simpisis untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali
pusat.
3. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat kearah
bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah
belakang-atas (dorsokranial) secara hati-hati (untuk mencegah
inversio uteri).
4. Jika plasenta tidak lahir 30-40 detik, hentikan. penengangan
tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan
ulangi prosedur di atas: Jika uterus tidak segera berkontraksi,
minta ibu, suami, anggota keluarga untuk melakukan
stimulasi puting susu. Mengeluarkan Plasenta.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSA/SPO/BIDAN/005 8/13

Ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit Arsani
PERTOLONGAN Tanggal Terbit
PERSALINAN
NORMAL 11 Desember 2014
dr. Benedicta Wayan Suryani, Sp.M
NIK. 12011.10.076
5. Lakukan penegangan dan dorong dorso kranial hingga plasenta
terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali
pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke arah atas,
mengikuti proses jalan lahir(tetap lakukan tekanan dorso-
kranial).
5.1. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem
hingga jarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan
plasenta.
5.2. Jika plasenta tidak lepas 15 menit menegangkan tali
pusat
5.2.1. Beri dosis ulang oksitosin 10 unit IM.
5.2.2. Lakukan keterisasi (aseptik) jika kandung kemih
penuh.
5.2.3. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
5.2.4. Ulangi penegangan tali pusat 15 menit selanjutnya
5.2.5. Segera rujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30
menit setelah bayi lahir.
PROSEDUR
5.2.6. Bila terjadi perdarahan, lakukan plasenta manual.

6. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta


dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput
ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada
wadah yang telah di sediakan. Jika selaput plasenta robek, pakai
sarung tangan untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian
gunakan jari-jari tangan atau klem DTT/steril untuk
mengeluarkan bagian selaput tertinggal Ransangan taktil
(Masase) uterus.

7. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan


masase uterus letakan telapak tangan di fundus dan lakukan
masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (uterus teraba keras). Lakukan tindakan yang
diperlukan jika uterus tidak berkontantraksi setelah 15 detik
melakukan rangsang taktil/masase.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSA/SPO/BIDAN/005 9/13

Ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit Arsani
PERTOLONGAN Tanggal Terbit
PERSALINAN
NORMAL 11 Desember 2014
dr. Benedicta Wayan Suryani, Sp.M
NIK. 12011.10.076
Menilai perdarahan
1. Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan
pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukan plasenta
ke dalam kantong plastik atau tempat khusus.
2. Evaluasi kemungkinan laserasi pada jalan lahir (vagina dan
perineum). Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan
pendarahan. Nila ada robekan yang menimbulkan pendarahan
aktif segera lakukan penjahitan.

Melakukan asuhan pasca persalinan


1. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
2. Beri cukup waktu utnuk melakukan kontak kulit ibu-bayi (di
dada ibu selama 1 jam).
2.1. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan
insiasi menyusu dini dalam waktu 30-60 menit,
menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15
PROSEDUR
menit. Bayi cukup menyusui dari satu payudara.
2.2. Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam
walaupun bayi sudah kembali menyusui.
3. Lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata
antibiotik, profilaksis, dan vitamin K1 1 mg IM di paha kiri
anterolateral setelah 1 jam kontak kulit ibu-bayi.
4. Berikan suntikan imunisasi hepatitis B (setelah 1 jam
pemberian vitamin K1) di paha kanan anterolateral.
4.1. Letakan bayi di dalam jangkauan ibu agar
sewaktu-waktu bisa disusukan.
4.2. Letakan kembali bayi di dada ibu bila bayi
baelum berhasil menyusu di dalam 1 jam pertama dan
biarkan sampai bayi berhasil menyusui.
4.3. Evaluasi.
5. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
Pervaginam.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSA/SPO/BIDAN/005 10/13

Ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit Arsani
PERTOLONGAN Tanggal Terbit
PERSALINAN
NORMAL 11 Desember 2014
dr. Benedicta Wayan Suryani, Sp.M
NIK. 12011.10.076
5.1. 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca
persalinan.
5.2. Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca
persalinan.
5.3. Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca
persalinan.
5.4. Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik,
melakukan asuhan yang sesuai untuk
menatalaksanakan atonia uteri.
6. Ajarkan/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi.
7. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
8. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15
menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30
menit 1 jam kedua pasca persalinan.
8.1. Memeriksa temperature tubuh ibu sekali setiap
jam selama 2 jam pertama pasca persalinan.
PROSEDUR
8.2. Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan
yang tidak normal.
9. Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi
bernafas dengan baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh
normal (36,6-37,5).

Kebersihan dan keamanan

1. Tempatkan semua alat bekas pakai dalam larutan klorin 0.5%


untuk dekontaminasi (10 menit), cuci dan bilas perlatan
setelah dekontaminasi.
2. Buang bahan yang terkontaminasi ketempat sampah yang
sesuai
3. Bersihkan badan ibu menggunakan air DTT. Bersihkan sisa
cairan ketuban, kender dan darah bantu ibu memakai pakaian
bersih dan kering.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSA/SPO/BIDAN/005 11/13

Ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit Arsani
PERTOLONGAN Tanggal Terbit
PERSALINAN
NORMAL 11 Desember 2014
dr. Benedicta Wayan Suryani, Sp.M
NIK. 12011.10.076
4. Pastikan ibu nyaman. Bantu ibu memberikan ASI anjurkan
keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang
diinginkan.
5. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0.5 %
6. Celupkan sarung tangan kotor dalam larutan klorin 0.5%
7. balikan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin
0.5 % selama 10 menit.
PROSEDUR 8. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang
kering dan bersih.

Dokumentasi
Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda
vital dan asuhan kala IV.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSA/SPO/BIDAN/005 12/13

Ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit Arsani
PERTOLONGAN Tanggal Terbit
PERSALINAN
NORMAL 11 Desember 2014
dr. Benedicta Wayan Suryani, Sp.M
NIK. 12011.10.076

PROSEDUR
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman

RSA/SPO/BIDAN/005 13/13

Ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit Arsani

PERTOLONGA Tanggal Terbit


N PERSALINAN
NORMAL 11 Desember 2014
dr. Benedicta Wayan Suryani,
Sp.M
NIK. 12011.10.076

PROSEDUR

UNIT TERKAIT Bidan VK dan Nifas

Anda mungkin juga menyukai