Anda di halaman 1dari 11
Menimbang Mengingat BERITA DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2012 NOMOR 41 PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 41 TAHUN 2012 TENTANG KAWASAN DILARANG MEROKOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WAY KANAN, Awa rokok merupakan salah satu zat adiktif ig bila digunskan dapat mengakibatkan bahaya kesehalan bagi individu dan masyarakat bail selaku perakiok akti? maupun perokok pasif, oleh sebab itu diperlukan perlindungan terhadap bahaya roiwk bagi keschetan secara menyeluruh, terpadu, dan bekesinambuangan; bahwa untuk meningkatkan derajat kesehatan asyarakut Kabupaten Way Kanan, diperlukan pengetahuan, pemahaman, kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk senantiasa membiasalan hidup sehat; bahwa, untuk » melaksanakan — ketentuan sebagaimana dimaksud paca Pasal 25 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 tentang Pengamanii Rokok “bagi Kesehatan, maka Pemerintah Daerah wajib mewujudkan Kawasan Nilarang Merokok bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu membentuk Peraturan Bupati tentang Kawasan Dilarang Merokole; Undang-Unclang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokuk Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nom! ‘Tarabahan Lembarin Negara Republile Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah deng Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokkok — Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomer 169, Tambahan Lembaron Negara Republik Indonesia Nomor 3890); : ‘ 2.Undang... ---———————————————— 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 tentang’ Fembentukan Kabupaten Kotamadya Daerah Tingkat I! Way Kanan, Kabupaten\Daerah Tingkat T Lampung Timur, dan Kotamadya Daerah dingkat UW metro (vemoaran Negara iepupnx Indonesia Tahun 1999 Nomor 46, Tambahan Lembarun Negara Republik Indonesia Nomor 3825); $. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesix “Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821); 4, Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang: Penyclenggara Negara yang Bersih dan Bebas dast Kozupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nosaor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851}; 6: Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Ferundungin Anak (Lemparan Negara xepupiuic Indonesia ‘Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor : 4235); 6. Undang-Undung Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembatan Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 7. Undang-Undang Nemor 32 Tahun 2004 tentang Femermianiin Waeran Lemparan wepara KepuDiie Indonesia ‘Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) ‘Scbaysimana telah diubah beberapa kali teralhir déngarr'Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomer 32 ‘Tahun 2004 tentang Femenntinan veeran (Lembaran Negara Kepuoie Indonesia ‘tuhun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 8. Undang-Undung Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan intemasionat Covenant on Economic, ro Social, and Cultural Rights (Kevenan Internasional tentang hak hake Ekonomi, Sosial, dan Budaya) (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 118) Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4557); 9.Undang, 9 Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Fenataan Ruang (Lembaran Negara Republi Padonesin Tahun 2007 Nomor,68, Tambehat Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 10. Undang-Undang Nomor 14 Tahutt 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2008 Nemor él, Tanbaban Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); "Wt Undang-Undang Nomer 32 ‘tahun 2009 tentang Perlindungan dan’ Pengelolaan Lingkungan Hidup Gembaran Negara Republik Indonesia Tehun 2009 Nomor.140, Tambahan Lenibaran Negara Republik Indonesin Nomor 5059}; 12. Undang-Undang Nomor 36 ‘Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20U9 Nomor’ 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 18. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukiia Peraturan Perundang-Undangan Vembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2611 Nomor 82, ‘Tambahan, Lembaran Negara Republil, Indonesia Nomor 5% 4); 14 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 fone Penwamanan Rokok ‘bagi Keséiatan (lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 9000 Nomer 26, Tambahan Lembaran Negara Republik 15. Peraturan Pemerintah Nomor 53. Tahun 2010 Nauene Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, fambahan Lembaran Negura Republik Indonesie Nomor 5135 MEMUTUSKAN..,.. RAB IL ASAS DAN TUJUAN Bagian Ke: As ate ‘ Pasal 2 Penetapan Kawasan Dilarang Merokok berasaskan: a e £ kepentingan Iualitas kesehatan manusia, berarti bahwa Penyelenggaraan Kawasan ‘Tanpal Roleak semata-mata untuk meningkatkan derajat kualitas kesehatan warga masyarakat; Keseimbongen kesehatan manusia dan linglungan, betarti bahwa Pembangunan keschatan harus dilalsanalean secara berimbang antara Kepentingan individu dan kelestarian lingkungan; Kemanfaatan wmum, berarti bahwa Kawasan Dilarang Merokok harus Memberikan manlaat yang sebesar-besamya bagi kemanusiaan den Perikehidupan yang selat bagi setiap warga negara; EStepaduen, berarti bahwa dalam pelaksanaan Kawasdn Dilarang Merokok dilakukan dengan memadukan berbagal unour atau tmensinergikan berbagai komponen terait; Beseesian, bererti bahwa Kawasan Dilarang Merokok harus Gade, tian berbagai aspek seperti kepentingan ekonomi, sosial, Sudaye, dan kesehatan; Eslestarien dan keberlanjutan, berarti bahwa setiap orang memikul Xewajiven dan tanggung jawab terhadap generasi mendatang dan tethadap scsamanya dalam satu gencrasi dengan melaletkan upaya Pomeeebanken Kawasan Dilarang Merokok dan pencegahan terhadap perolok pemul: Partisibasf, berarti bahwa setia anggota masyarakat didorong untuk berperan aki dalam proses penyambilan keputusan dan pelaksanaan Kewasan Dilarang Merokolc, bik secara langsung maupun tidal, langsung; keadilan, Berarti bahwa pelaksanaan Kawasan Dilarang Merokok Gilaleken Barus mencerminka:i Keadilan secara proporsional bagi setiap watga negara, bail lintas gencrasi maupun lintas gender; ansparansi dan alcuntabilitas, berarti bahwa setiap warga masyarakat dapat dengan mudah untuk mengakses dan mendapatkan intormast Kewasan Dilarang Merokok, seria dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan jer undang-undangan. Bagian Kedua Tujitan Pasal 3 Penetapan Kawasan Dilarang Merololk bertujuan untuk: a memberikan perlindungan dari bahaya asap sokok bagi perokok aktif dan/atau perokok pasif: : memberikan ruang dan lingkuigan yang bersih dan sehat bagi masyarakat; cumelindungi..... © melindungi Kesehatan masyarulcat secara umum dari dampak burul merokok bait langsung maupun tidak langsung: oe oka aun ngieungan yang nersin can senat, pépas aan asap rolcolk; € untuk meningkatian kesejahteraan masy £ untule mencegah rokole pemula kat; dan BAR UT HAK DAN KEWAJIBAN Bagian Kesatu Perorangan Pasal 4 (7) Setlap orang berhak atas udara bersih dan menikmati udara yang bebas dari asap rokok. (2) Setiap orang berhak atas informasi dan edukasi yang benar mengenai bahaya asap rokok bagi kesehatan, {S) Setiap orang bothak mendapatkan informasi mengenai Kawasan Dilarang Meroko! Pagal 5 Setiap orang dilarang mezokok di tempat atau area yang dinyatakan sebagai Kawasan Dilarang Mcrokole, Bagian Kedua Lembaga dan/atau Badan Pasal 6 (1) Pimpinan lembaga dan/atau badan‘ pada Kawasan Dilarang Merokolc Yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Dilarang Merokok wajib melarang orang merokok di Kawasan Dilafang Merokek pada. tempat dan/atau lokasi yang menjadi tanggung jawabnya. {2) Pimpinan lembaga dan/atau baclan pada fempat umum dan tempat kerja yang telah ditetapkan scbayai Kawasan ng Merokok wajib menyediakan tempat khusus mernicok (9) Tempet Khusus Merokok scbaaimana dimaksud pada ayat (2) diatur oleh Bupati. (@) Pimpinan lembage dan/atau badan pada Kawasan Dilarang Merokox eee gene Gi@tepkan sebagai Kawasan Dilarang Merokok waiib Seon ene tande-tanda dilarang merokole atau pengumuman yang dapat berupa pamplet dan/atau audio visual di Kawesan Dilerang Merokok pada tempat dan/alau lokasi yang menjadi tanggung jawabnya (5) Pimpinan.... (5) Pimpinan lembaga dan/atau badan berhak untuk: a4. melakukan pengawasan internal pada tempat dan/atau lokasi yaeg menjadi langgung jawabnya; 4 b. melarang semua orang untuk tidak merokolk di Kawasan Dilarang Merokok yang menjadi tanggung jawabriya baik melalui tanda- tanda atau media yang mudah dimengerti; © memasang tanda-tanda dilaring merokole sesuai persyaratan di Semus pinta masuk utama dan di tempat-tempat yang dipandang Perlu dan mudah terbaca can/atau didengar belle (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai bentulc, ukuran, dan persyaratan tanda- tancla dilarang merokok dliatur oleh Bupati, BAB IV KAWASAN DILARANG MEROKOK Pasal 7 (1) Bupati menetapkan Kawasan Dilarang Merokok. (@) Kawasan Dilarang Merokok scbagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi @. tempat umum; b. tempat kerja; ©. tempat ibadah; tempat bermain dan/atau berkumpuiny Hagkungan tempat proses belajar mengajar; sarana Kesehatan; dan sarana olahraga anal-anak; moon Bagian Kesatu Tempat Umum Pasal & (1) Setiap orang dilacang merokok di tempat umum sebagaimana dimaksud daiam Pasal 7 ayat (2) huruf'a seperti pasar moderen, pasar pidisional, tempat wisata, tempat hiburan, hotel dan restoran tonne Kabupaten, tempat rekreasi, halte, terminal angkutan umum, stance kereta api, dan Bandar udara, (2) Tempat umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah i tempat Bau gecung tertutup sumpai batos kucuran air dati atap paling har (S) Tidak termasuk larangan bagi setiap orang sebagaimana dimaksud Pada ayat (1) serta lembage dan/atau badan untuk menjual, dan/atea membeli, mempromosilan, mengiklankan, produk rokek di dalaes Kempat atau gedung tertutup sebagaimana dimakeud pada ayat (2) (@) Bagi lembaga dan/ateu badan scbagaimana dimaksud pada ayat (3) ee paeemPromosikan dan mengiklankan produk roll wajib mempunyai izin. Pagian...,, Bagian Kelima Lingkungan Tempat Proses Belajar Mengajar Pagal 12 ‘ () Setiap orang dilarang meroiulc di tempat proses belajar mengajar sebagaimana dimakeud dalam Pasal’7 ayat (2) huruf e seperti sekolah, Perguruan tinggi, balai pendidikan dan pelatihan, balai latihan kerja, bimbingan belajar, dan kursus. (2) Setiap orang, lembaga dan/atew badan dilarang mempromosikan, mengiklanken, menjual, dan/atau membeli produke rokok di tempat proses helajar mengajar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf ¢ seperti selcolah, perguruan tinggi, balai pendidikan dan pelatihan, balai latihan kerja, bimbingan belajar, dan kursus. (@) Tempat proses belajar mengajar scbagaimana dimakeud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah di tempat atau gedung tertutup sampai batas luar pagar area proses belajar mengajar. Bacian Keenam Sarana Kesehatan Pasal 13 (@)Seliap orang dilarang merokok di tempat sarana kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf f yang meliputi rumah sakit, rumah bersalin, poliklinik, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas),Puskesmas Pembantu (Pustu), Pos Keschatan Desa ®oskesdes) balai veneobatan. vosvandu. dan tempat oraktek Keschatan swasta, > (2) Sttiap orang, lembaga dan/atau Badan dilarang mempromosikan, meagiklankan, menjual, dan/atau membeli produk rokok di tempat Sarana keschatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) hurof f yang meliputi rumah sakit, rumah bersalin, poliklinik, puskesmas, balai pengobatan, posyandu, dan tempat prakick kesehatan swasta, (3) Sarana keschatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) adalah di temoat atau vedune tertutuo samvai batas luar nagar area sarana keschatan. . Bagian Ketujuh Sarana Olakraga Pasal 14 (1) Setiap orang dilarang merokok qi leat sarana olahraga sebagaimana dimakeud dalam Pasal 7 ayat (2) hurul g,yang meliputi sarana olah raga dan tempat olah raga. (2) Setiap orang, lembaga dan/alani badan dilarang mempromosikan, mengiklankan, menjual, dan/atuu membeli produk rokole di tempat sarana olahraga sebagaimana cimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf g yang meliputi sarana olah raga dan tempat olah ra (3) Sarana '9) Sarana olahraga sebagaimana dimaksud Pada ayat (1) adalah di tempat atau gedung tertutup sampai butas luar pagar aces sarana olahraga (@)Tempat olah raga sebagaimana dimakeud pada ajat (1) adalah Japangan olah raga atau tempat tecbuka atau ‘tertutup yang dipergunakan untuk kegiatan olah raga, (5) Sarana olahraga dan tempat olah raga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untule kepentingan olah raya tingkat nasional, khusus untule Pemasangan iklan dan promosi diattr oleh Bupat, Pasal is Oreng dan/atau lembaga dan/atay badan yang menjual rokoie di Kawasan Dilarang Merokoi dilarang mempertihatkan secara jelas jenis dan produk rokol namun dapat dituniullears dengan tanda tulisan *disi tersedia rokel” BABY PEMBINAAN Pasal 16 ) Bupati mclakukan pembinaan umum atas: # Perlindungan terhadap wargn masyarakat dari bahaya rokok; S tervujudnya Kawasan Dilatrany Merokok. 2) Fembinaan scbagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: eee gtuasan informasi dan sosialisast melalui media cetak dan clektronik; b. koordinasi dengan seluruh ir stansi, elemen organisasi jnasyarakat, #elangan pendidikan, tokoh-tokoh masyaraket, den tekoh-tokoh agama; f © memotivasi dan membangun partisipasi gerta prakarsa masyaraket fauuk bidup sehat tanpa asap rokolc dengan melaleukan kampanye Kawasan Dilarang Merokol eee ekan kebijalan-kebijalen yang —_terkait dengan Perlindungan masyarakat dari paparan asap rokol, @ bekerja sama dengan bada-badan atau lembaga-lembaga nasional pepe ran seeemusional dalam upaya melindungt masyeralat dari Papartn asap rokoic. Pasal 17 (1) Pembinaan diietuikan dalam upaya mengarahkan pimpinan lembaga dan/atau badan pada Kawasan Dilarang Merokol untuk lenteaktitkan tempattempat yang dimiliki ata, éiieota oleh Jembaga dan /atau badan agar benat-benar bebas dat asap rolcols, @) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan denge 8. Kunjungan kee lokasi Kawasan Dilarang Merolcole: b. melalukan pembinaan kepnda _pemnlile Pengelola, manajer, Pimpinan, dan penanggung jawab Kawasan Dilarang Merokok, Pasal 18, Pasal 18 (1) Bupati membentuk tim untuk me elaksanakan pembinagn sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 (2) Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdi Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan Perangkat Daerah terkait atas unsur Dinas Kantor Satuan Polisi Pamong Praja, (3) Tim sebagaimana dimakeud pada ay: untuk memasuki Kawasan Dilarang Merokok baik siang maupun malam atau selama jam kerja: maupun di iuar jam kerja untule metakukan supervisi pelaksanasin Peraturan Bupati. at (1) mempunyai kewenangan (@) Tim dalam melakulan supervisi scbagaimana dimaisud pada ayat (1) terlebih dahulu membetitahulan malesud dan tujuannya kepada pimpinan lembaga dan/atau badan kecuali inspelesi mendadak, ) Dalam imelakeanakan kewenanyan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), tim berkoordinasi dengan pimpjnan lembaga dan/atau badan BAB Vi PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN masal 19 () Bupati menunjuk Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) mempunyai tugas pokok dan fung Kawasan Dilarang Merokok. yang pengawasan dan pengendalian (2) Dalam pelaksanaan pengawasan dan pengendalian, SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (i) bekerja sama dengan tim sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1), (8) Hasil pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaporkan kepada Bupati. Pasal 20 Setiap pimpinan lembaga dan/atau badan wajib dan bertanggung jawab melaksanaken pengendalian di lingkungan Kawasan Dilarang Merokok sesuai kewenangannya. BAB VIL PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal 21 Masyarakat memiliki kesempatan untuk bertanggung jawab dan berperan dalam terbentaknya dan terwujudnya Kawasan Dilareny Merokok. Masyarakat berperan aletif untuk mengatur Kawasan Dilarang Merokok di lingkungan tempat tinggalnya masing-masing, Pasal 22, Pasal 22 Peran Serta masyarakat dapat dilakukan secara \ perorany: kelompolc; badan Hukum; badan usaha; lembaga; dan organisasi, AO Boge Pasal 23 Peran Serta masyarakat diarahkan untuk: @. menggunakan hak untuk mendapatkan lingkungan yang bersih dan sehat agar terlindungi dari asap roloix ararig lain; b. ikut memfasilitasi dan membantu pejabat yang berwenang dalam mengawasi terlaksananya Kawasun Dilurang Merokol, Pasal 24 Peran Serta masyarakat dilaksunakan melalui: a. saram, pendapat, pemikiran, usulan, dan pertimbangan berkenaan dengan pemantauan dan pelaksanaan kebijakan Kawasan Dilarang Merolcalc b. Keilutsertaan dalam pemberian bimbingan dalam penyuluhan, serta penyebarluasan informasi kepnda masyarakat tentang Kawasan Dilarang Merokul; amengingatian alati menegur pervicok untuk tidak merokok di Kawasan Dilarang Merokok; @ memberitahu pemili, pengelola, dan penanggung jawab Kawasan Dilazang Meroxok jika terjadi pelonggaran; ©. melaporkan kepada pejabat berwenang jilea terjadi pelanggaran. Pasal 25 Peran masyacal aksanakan melitlui: a, saran, pendapat, pemiliran, usulan, dan pertimbangan berkenaan dengan pemantauan dan pelakssnaan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok; b. keiloutsertaan dalam pemberian bimbingan dalam penyuluhan, serta Peayebarluasan informasi kepada masyarakat tentang Kawasan ‘Tanpa Rokok; € mengingatkan atau menexur perokok untule tidak merokok di Kawasan Tanpa Rokok; 4. memberitahu pemilik, pengelola, dan penanggung jawab Kawasan Tanpa Rokois jika terjadi pelanggaran; metaporkan kepada pejabat berwenang jika terjadi pelanggaran. Pasal 26.. Pasal 26 4 Pemerintah Daerah bertangguing jawab dan wajib mepyebarluaskan informasi yang berkenaan dengan keterlibatan masyarakat dalam terwujudaya Kawasan Dilarang Merokok. BAB VIL PENUTUP Pasal 27 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini akan diacur lebih lanjut olch Bupati Pasal 28 Peraturan Bupati ini mulai berlakw pada tanggal diundangkan. Jat mengetuluinya, memerintahkan pengundangan Agar setiap orang day dengan pcnempatannya dalam Berita Daerah Peraturan Bupati in Kabupaten Way Kenan Ditetapkan di Blambangan Umpu pada langgal 12 November 2012 BUPATI WAY KANAN, z Dto BUSTAMI ZAINUDIN Diundangkan di Blambangan Umpu pada tanggal 12 November 2012 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN WAY KANAN, Dto BUSTAM HADORI BERITA DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2012 NOMOR 41 i dengan aslinya AGIAN HUKUM as ‘9621215 198101 1 001

Anda mungkin juga menyukai