Anda di halaman 1dari 8

ONGKOS / BIAYA PRODUKSI

Adalah semua pengeluaran yg dilakukan oleh perusahaan untuk


memperoleh faktor-faktor produksi & bahan mentah guna m’produksi
output

KURVA BIAYA : kurva yg menunjukkan hubungan antara jumlah biaya


produksi dgn tingkat output yg dihasilkan

DUA JENIS BIAYA PRODUKSI :

1. BIAYA EKSPLISIT : Biaya yg nyata-nyata dikeluarkan untuk


membeli factor produksi ( bahan mentah, gaji pegawai, listrik, sewa,
pajak )
2. BIAYA IMPLISIT : Nilai dari factor produksi yg dimiliki sendiri &
digunakan oleh perusahaan dlm proses produksi ( keahlian
keusahawanan produsen tsb, modal sendiri, tenaga istri &anak,
rumah sendiri, mobil sendiri)

MENURUT JANGKA WAKTU :

1. JANGKA PENDEK ------ Fixed Cost ( FC ) & Variabel Cost ( VC )

Biasayanya kurang dari 1 tahun

2. JANGKA PANJANG ------ semua pengeluaran merupakan biaya


variabel

Biasanya lebih dari 5 tahun


MACAM-MACAM BIAYA PRODUKSI

1. Total Fixed Cost (Biaya Total Tetap) ------- TFC


2. Total Variabel Cost (Biaya Total Variabel) ------- TVC
3. Total Cost (Biaya Total) ----------------------------------- TC

TC = TFC + TVC

4. Average Fixed Cost (Biaya Tetap Rata-rata) --------- AFC

AFC = TFC / Q

5. Average Variable Cost = Biaya Variable Rata-rata -------- AVC

AVC = TVC / Q

6. Average Total Cost = Biaya Total Rata-rata ----------------- AC

AC = TC atau AC = AFC + AVC


Q Q

7. Marginal Cost = Biaya Marjinal --------------------------------- MC

MC = Δ TC
ΔQ
Contoh :
Q TFC TVC TC AFC AVC AC MC
0 60 0 60 0 0 0 -
1 60 30 90 60 30 90 30
2 60 35 95 30 17,5
3 60 40 100 20
4 60 45 105
5 60 50 110
6 60 55 115
Berikut gambar kurvanya :

Gambar Kurva Total

Gambar Kurva Rata-Rata & Marjinal


• Biaya Tetap Total : bentuk kurvanya lurus mendatar karena berapa pun
produksi (Q)nya, biaya yang dilekuarkan tetap sebesar FC
• Biaya Variabel Total : Besarnya berubah sesuai perubahan produksinya
(Q)nya, makin besar produksi, makin tinggi biaya variabelnya, sehingga
kurvanya naik ke atas
Biaya Total : karena merupakan penjumlahan dari TFC dan TVC, maka
gambarnya juga mulai dari di atas FC terus bergerak ke atas sesuai
pertambahan Q nya
GAMBAR KURVA BIAYA RATA-RATA & MARJINAL

Contoh lain gambar

• Kurva AVC dan AC mula-mula tinggi ,lalu turun ke bawah dan naik lagi
• Kurva AFC berbentuk Asymtoot ( tidak menyinggung sumbu X maupun
sumbu Y
• Kurva MC memotong kurva AVC dan AC di titik paling minimum
( terendah)
Memilih Skala Produksi

- Pada Tingkat produksi/ouput/ Q sebesar = 100 unit, maka hal itu dilalui
oleh dua kurva (kapasitas pabrik AC 1 dan AC2 )

- Sehingga pada Q = 100,kita pilih kapasitas pabrik (AC 1) , daripada


AC 2, karena biaya produksi di AC 1 (titik A) lebih rendah dari biaya
produksi di AC 2 ( titik B)

- Pada Tingkat produksi/ouput/ Q sebesar = 100 unit, maka hal itu dilalui
oleh dua kurva (kapasitas pabrik AC 1 dan AC2 )

- Sehingga pada Q = 100,kita pilih kapasitas pabrik (AC 1) , daripada


AC 2, karena biaya produksi di AC 1 (titik A) lebih rendah dari biaya
produksi di AC 2 ( titik B )

- Pada Tingkat produksi/ouput/ Q sebesar = 160 unit, maka hal itu dilalui
oleh dua kurva (kapasitas pabrik AC 1 dan AC2 )
- Sehingga pada Q = 160,kita pilih kapasitas pabrik (AC 2) , daripada
AC 1, karena biaya produksi di AC 2 lebih rendah dari biaya produksi
di AC 1
- Dan seterusnya
KURVA BIAYA JANGKA PANJANG :

CONTOH GAMBAR LAIN


• Skala ekonomis (economies of scale) merupakan suatu teori yang
menggambarkan fenomena menurunnya biaya produksi per unit pada
suatu perusahaan dibarengi dengan meningkatnya volume
produksi (output). Semakin besar perusahaan, semakin rendah biaya
produksi per unit produk yang dihasilkan.

Bagaimana mungkin output meningkat tetapi biaya produksi per unit justru
menurun? Dalam logika awam, setiap peningkatan output umumnya diikuti
dengan biaya produksi per unit yang juga meningkat. Asumsinya, faktor
produksi seperti bahan baku (input) dan tenaga kerja juga meningkat,
sehingga harusnya berpengaruh pula pada biaya produksi per unit yang
meningkat atau lebih tinggi. Asumsi ini bisa jadi benar, tapi tak selalu tepat

Produksi massal atau dalam jumlah besar justru mampu menekan biaya
produksi per unit. Sederhananya, pembelian bahan baku dalam jumlah besar
umumnya akan memperoleh diskon sehingga harga bahan
baku (input) menjadi lebih murah. Dengan jam kerja dan jumlah pekerja
sama, pengolahan bahan baku menjadi produk tersebut akan menimbulkan
biaya produksi yang lebih murah

Contoh sederhananya, suatu usaha konveksi mengeluarkan biaya tetap


sebesar Rp 10 juta per bulan dengan jumlah produksi sebanyak 500 unit,
sehingga biaya produksi per unit sebesar Rp 20 ribu. Perusahaan memiliki
stok bahan baku cukup banyak, karena pembelian dilakukan dalam jumlah
banyak sekaligus. Jika perusahaan mampu memotivasi karyawan sehingga
terpacu untuk meningkatkan produktivitasnya, dalam sebulan perusahaan
bisa menghasilkan sebanyak 600 unit, maka biaya produksi per unitnya akan
lebih rendah menjadi Rp 16.666,66.

Jadi, skala ekonomis dapat dipahami sebagai keuntungan yang diperoleh


perusahaan atas keberhasilannya melakukan efisiensi. Efisiensi perusahaan
ini umumnya dipengaruhi oleh ukuran atau skala perusahaan. Perusahaan
berskala besar cenderung lebih efisien dibandingkan dengan perusahaan
berskala kecil.

Anda mungkin juga menyukai