Anda di halaman 1dari 30

SI4114

Struktur dan Bahan Kayu

Dosen :
Dr. Ir. Saptahari Sugiri

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN


INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
1.3. Perencanaan Pembebanan Struktur
Kayu
1.3.1. Perencanaan Pembebanan
1.3.2. Beban Mati
1.3.3. Lebar/Luas Pembebanan
1.3.4. Beban Hidup
1.3.5. Beban Angin
1.3.6. Beban Gempa
1.3.7. Ketentuan Persyaratan Lendutan
1.3.1 Perencanaan Pembebanan
Pembebanan Struktur Kayu :
D beban mati akibat beban permanen
L beban hidup akibat penggunaan bangunan
La beban hidup atap
R beban hujan
H tekanan tanah, tekanan hidrostatis
W beban angin
E beban gempa
F beban Fluida
T perubahan temperatur
 1,4D
 1,2D + 1,6L + 0,5(La atau H)
 1,2D + 1,6(La atau H) + (0,5L atau 0,8W)
 1,2D + 1,3W + 0,5L + 0,5 (L atau H)
 1,2D ± 1,0E ± 0,5E
 0,9D ± (1.3W atau 1,0E)
1.3.2 Beban Mati

Beban mati yang diakibatkan oleh berat


konstruksi permanen, termasuk dinding,
lantai, atap, plafon, partisi, tangga dan
peralatan
Checklist beban mati atap
Berat material atap → genteng atau sirap atau seng
Berat pelapis atap → reng,usuk, plywood
Berat rangka atap → kuda-kuda
Berat insulasi → glass wool, aluminium foil
Berat peralatan mekanikal dan elektrikal → kabel listrik,
pipa air, duct AC
Checklist beban mati lantai
 Berat lantai → papan lantai, beton ringan
 Berat penutup lantai → parquet
 Berat rangka lantai
 Berat partisi
 Berat ceiling

Beban Kelengkapan Mekanikal dan Elektrikal


 Kabel listrik
 Pipa Air Bersih
 Pipa Air Kotor
 Duct AC
 Perhatikan juga berat rangka penopang kelengkapan ME
Contoh Perhitungan Beban Mati ATAP
 Beban Genteng
 Reng
 Usuk
 Beban rangka
 Insulasi
 Rangka plafond
 Plafond
 ME
Contoh Perhitungan Beban Mati LANTAI
 Penutup lantai
 Rangka Lantai
 Tripleks
 Rangka plafond
 ME
 Beban Partisi
Kombinasi Beban Mati dan Beban Hidup
pada Kemiringan Atap
Kemiringan atap (kemiringan kuda2), ά ,
tergantung pada type penutup atap

Peraturan pembebanan memberikan Beban Hidup,


LL, satuannya kg/m2 pada luasan proyeksi bidang
horizontal

Beban mati, DL, kg/m2, bekerja pada bidang miring


atap
1. Mengubah DL pada bidang miring menjadi proyeksi horizontal,
jumlahkan DL + LL. Perlu diingat adanya gaya Horizontal pada
kuda2 !!! Gaya horizontal ini harus direncanakan untuk mendisain
dinding/kolom, atau adanya balok atau kabel untuk menahan gaya
lateral tersebut.

1. Atau sebaliknya
wTL = D . L1/L2 + (Lr atau R ) kg/m2 pada bidang horizontal
dimana :
D = Beban mati atap kg/m2 pada luasan kemiringan atap
La = Beban hidup atap pada bidang horizontal
R = Beban hujan pada bidang horizontal
L1 = Panjang elemen Atap miring
L2 = Proyeksi horizontal atap → ½ lebar bentang
Keseimbangan Momen pada titik luar :
-H.h + wTL . L2 . L2/2 = 0

Gaya Horizontal :

WTL . L2 . L2 /2
H=
h
1.3.3. Lebar / Luas Pembebanan
Lebar/luas pembeban untuk merencanakan elemen struktur

Lebar pembebanan :
TW = ½ (jarak balok kanan) + ½ (jarak balok kiri)

Luas Pembebanan :
Untuk kolom yang ditinjau =
(½ bentang kiri + ½ bentang kanan) * (½ bentang atas +
½ bentang bawah)
1.3.4. Beban Hidup
Beban Hidup → Lihat Peraturan Muatan Indonesia

3 type beban hidup yang utama :


La Beban hidup atap
R Beban Hujan
L Beban hidup lantai

Besarnya beban hidup bergantung fungsi bangunan →


▪ rumah tinggal,
▪ perkantoran,
▪ perpustakaan

Pembebanan pada peraturan → harga minimum → LL yang lebih besar OK saja tapi → COST
Beban Lateral
 Beban Angin
 Beban Gempa
beban geser dasar nominal statik ekivalen V yang terjadi di tingkat dasar
dapat dihitung menurut persamaan :

𝐶1 × 𝐼
𝑉= 𝑊𝑡
𝑅
Beban geser dasar nominal V harus dibagikan sepanjang tinggi struktur
bangunan gedung menjadi beban-beban Gempa Nominal statik ekivalen F1
yang menangkap pada pusat massa lantai tingkat ke-i menurut persamaan:

𝑊𝑖 × 𝑧𝑖
𝐹𝑖 = 𝑛 𝑉
𝑗 =1 𝑊𝑗 × 𝑧𝑗
1.2.3.7. Ketentuan Persyaratan Lendutan
 Pembatasan lendutan akibat beban gravitasi → menjamin kenyamanan
dan menghindari retak yang berlebihan pada plafond atau partisi
arsitektural
 Lendutan balok utama, balok anak
 Elastis analisis

Lendutan Izin Maksimum akibat LL δLL ≤ L/360


Lendutan Izin Maksimum akibat DL+LL δkD+LL ≤ L/240
Dimana : k = faktor susut
= 0.5 kayu penggunaan kondisi kering
= 1.0 kayu penggunaan kondisi basah
Struktur Atap : Bentang 12 m
Tinggi atap 3 m
Jarak kuda kuda 3m

1. Perhitungan total beban merata dan maksimum gaya momen dan geser atap
2. Perhitungan gaya horizontal

Kemiringan atap : 
tan  = tinggi atap / (½ bentang) = 3/6 = 0.5
 = arc tan 0.5 = 26.5°

Panjang elemen miring = L1


L1 = √(32 +62) = 6.7 m
Cek : L1 = 3/Sin  = 3/(Sin 26.50) = 6.7 m → OK

Beban atap
Beban mati atap (pada bidang kemiringan atap)
Penutup atap genting dengan reng dan usuk/kaso per m2
bidang atap → 50kg/m2
DL1 = 50kg/m2 x jarak kuda2 (3m) = 150 kg/m’

Penggantung langit2 (dr kayu) dgn bentang max 5m &


jarak s.k.s min 0.80 m →7 kg/m2
DL2 = 7kg/m2 x jarak kuda2 (3m) = 21 kg/m’

DL = DL1 + DL2 = 150 + 21 = 171 kg/m’


Beban hidup pada atap dan/atau bagian atap serta
pada struktur Canopy yang dapat dicapai & dibebani
oleh orang, harus diambil minimum sebesar 100
kg/m2 bidang datar
LL = 100kg/m2 x jarak kuda2 (3m) = 300 kg/m’
Panjang proyeksi horizontal atap L2 = 6 m
Panjang kemiringan atap L1 = 6.7 m

a) Dengan menggunakan kombinasi pembebanan


WTL = D . L1/L2 + (Lr atau R ) kg/m2 pada bidang horizontal
WTL = 171 kg/m’ x 6.7m/6m + 300 kg/m’ = 471 kg/m’

→ !!! ingat sudah dikalikan jarak kuda2

Gaya lateral Horizontal H adalah


𝐋𝟐 𝐤𝐠 𝟔𝐦
𝐖𝐓𝐋 𝐋𝟐 𝟒𝟕𝟏 𝟔𝐦
𝟐 = 𝐦 𝟐
𝐇= = 𝟐𝟖𝟐𝟔 𝐤𝐠
𝐡 𝟑

= 28260 N

Gaya H harus dapat ditahan oleh struktur baik melalui balok horizontal atau kabel
tarik
b) L2 = 6 m
Gaya geser maksimum penutup atap :
Vmaks = WTL L2/2 = (471kg/m)(6m/2)
= 1413 kg
= 14130 N

Momen maksimum untuk atap :


Mmaks = 1/8 . WTL. (L2)2
= 1/8 . (471 kg/m) . (6m)2
= 2119.5 kgm
= 21195 Nm

Anda mungkin juga menyukai