Anda di halaman 1dari 29

BAB VI

AALISA STRUKTUR GELAGAR

6.1 Pemodelan Struktur Jembatan Cable Stayed.

Seperti yang telah diuraikan pada sebelumnya, bahwa


perencanaan Struktur Jembatan ini ( Struktur Primer )
menggunakan Gelagar Box Girder Trapezodial ( Baja ), Cable
( Baja ) dan Pylon dari Struktur beton bertulang. Untuk analisa
struktur Primer dari Jembatan Cable Stayed ini, menggunakan
bantuan program MIDAS/CIVIL guna memperoleh analisa gaya-
gaya dalam dari berbagai macam kombinasi beban yang bekerja
baik saat konstruksi maupun saat service. Adapun bentuk
permodelan yang telah dimodelkan dengan MIDAS/CIVIL, dapat
dilihat dibawah ini :

Gambar 6.1 Permodelan Jembatan Cable Stayed dengan Program


bantu MIDAS/CIVIL
6.2 Analisa Struktur Box Trapezodial

6.2.1 Perhitungan Pembebanan

6.2.1.1 Beban Mati (Dead Load)

Beban mati yang diperhitungkan dalam analisa ini termasuk :

- Berat Sendiri Gelagar Box Girder Trapezodial; dalam hal


ini berat Box secara otomatis telah diperhitungkan oleh
Program MIDAS/CIVIL.

- Berat Ribs dan Diafragma

- Berat Aspal

- Berat Air Hujan

Dalam analisa beban Mati ini, berat Box Trapezodial telah


dihitung secara Otomatis oleh MIDAS/CIVIL sebagai beban
sendiri (self weight), sedangkan untuk beban tambahan yang lain
akan dihitung tiap persatuan luasan ( per m2 ).

Dead Load (merata) :

Ribs = 0,013m2 x 7,85t/m3 x 32 buah x 2 = 6,531 t/m

Berat genangan Air5cm = 0,05 m x 1 t/m3 x 17m x 2 = 1,700 t/m

Berat Aspal = 0,05 m x 2,2 t/m3x 17m x 2 = 3,740 t/m+

= 11,971 t/m

Dead Load (terpusat) :

Diafragma = 0,035 m2 x 7,85t/m3 x 8,5 m x 2 sisi x 2 = 9,432 Ton

Angker = diasumsikan sebesar = 0,5 Ton+

= 9,932 Ton
6.2.1.2 Beban Hidup

a. Beban UDL;

beban terbagi merata UDL mempunyai Intensitas q kPa, dimana


besarnya beban tergantung pada panjang total yang dibebani.
Untuk bentang yang lebih dari 30m besarnya q adalah :

Menurut ketentuan BMS 1992 pada pasal 2.3.3.1 untuk :

L ≤ 30 m ; q = 8,0 kPa
 15 
L > 30 m ; q = 8,0  0,5 + kPa
 L 

Namun berdasarkan RSNI T -02-2005, nilai q = 8 Kpa dirubah


menjadi 9 kPa, sehingga untuk bentang L > 30 m nilai q nya
adalah :

 15 
L > 30 m ; q = 9,0  0,5 + kPa
 L 

 15   15 
q = 9,0  0,5 +  kPa = 9,0  0,5 +  = 5,625kPa = 0,563t/m 2
 L   120 
q = 0,563t/m 2 × 11,8m × 2 = 13,287t / m

b. Beban KEL;

Beban garis (KEL) sebesar p kN/m, ditempatkan tegak lurus


dari arah lalu – lintas pada jembatan dimana besarnya :

P = 49 kN/m = 4.900 kg/m ; DLA = 0,3


Ruas Jalan ( 2jalur ) = 15m

KEL(100%) = 4,9 t/m x 12 m x 2 x ( 1+ DLA ) = 150,33ton


Beban KEL dimodelkan sebagai beban Terpusat berjalan (moving
load) sepanjang bentang jembatan ( pada angker kabel di gelagar ).

6.2.1.3 Beban Angin

Beban angin yang terjadi tergantung dengan kecepatan angin


rencana yang ditentukan. Selain itu ada 2 jenis beban angin yang
akan dianalisa berdasarkan keadaan yang terjadi dilapangan, yaitu

- Beban Angin yang langsung bekerja pada Struktur

T EW = 0,0006 × Cw × Vw 2 × Ab

Dimana :

Vw : Kecepatan Angin rencana ( m/s ) untuk keadaan batas


yang ditinjau. (35 m/s )

Cw : Koefisien seret pada table 2.9 BMS

→ B/d = 17m/2,2m =7,7m > 6; berdasarkan BMS table 2.9


maka nilai Cw = 1,25

Ab : Luas koefisien bagian samping jembatan (m2)/15m

→ Ab = 2,35 m x 15 m =35,25 m2

Dengan demikian beban Angin sebesar;

TEW = 0,0006 × Cw × Vw 2 × Ab

TEW = 0,0006 ×1,25 × 35 2 × 35,25 = 32,386k# = 3,239ton


- Beban Angin yang terjadi melalui kendaraan yang
melintasi jembatan/ yang berada diatas jembatan.

T EW = 0,0012 × Cw × Vw 2

Dimana :

Vw : Kecepatan Angin rencana ( m/s ) untuk keadaan batas


yang ditinjau. (35 m/s )

Cw : Koefisien seret pada table 2.9 BMS

→ B/d = 17m/2,2m =7,7m > 6; berdasarkan BMS table 2.9


maka nilai Cw = 1,25

Dengan demikian beban Angin sebesar;

T EW = 0,0012 × Cw × Vw 2

TEW = 0,0012 × 1,25 × 35 2 = 1,838k# = 0,184ton

6.2.1.4 Beban Angin pada Pylon

Beban angin pada pylon dihitung berdasarkan Japan


International Standart (JIS) dengan meggunakan Rumus :

W = g × C × A(kg )

Dimana :
2
1  4 15 
H

g= V ; Tekanan kecepatan
76  

V = Kecepatan angin ( 35 m/s )

H = Tinggi Struktur (m)


C = Koefisien Angin = 0,7
A = Luasan Proyeksi Struktur (m2)

g
KETINGGIAN TINGGI C A (m2) W (kg)
(kg/m2)
0-24 24 39.116 0.7 126 3450.0312
24-48 48 39.116 0.7 89.272 2444.3745

Beban angin akan di Input kan ke Program MIDAS berupa beban


merata, sehingga nilai beban angin yang ditermia Pylom adalah :

2,44ton
W = = 0,100t / m ;pada ketinggian (0-24)m
24,375m

3,45ton
W = = 0,142t / m ;pada ketinggian (24-48)m
24,375m

6.2.1.4 Beban Gempa

Dalam analisa Gempa digunakan SI 2833 2008” SNI Gempa


Jembatan”. Berdasarkan wilayah Zone Gempa, Lokasi Jembatan
terletak pada Zone-3 ( Kab. Malang ) dan berdasarkan data tanah
termasuk Tanah Keras.

Gambar 6.2 Koefisien geser dasar (C) elastis untuk analisis


dinamis,periode ulang 500 tahun
Gambar 6.3 Response Spectrum Function pada Program
MIDAS/CIVIL berdasarkan SNI 2833 2008
Tabel 6. 1 Rekapitulasi Pembebanan Box Girder

NO BEBAN NILAI SATUAN KETERANGAN


DEAD
LOAD
1 MERATA 11,971 t/m Beban Ribs,aspal dan air
TERPUSAT 9,932 Ton Beban Diafragma+Angker
LIVE LOAD
2 UDL 13,287 t/m Beban Merata
KEL 150,33 Ton Beban Garis
WIND
TW1 3,239 Ton Beban langsung pada struktur
Beban langsung pada
3 TW2 0,184 Ton
kendaraan
W1 0,100 t/m Beban pada Pylon(24-48)m
W2 0,142 t/m Beban pada Pylon(0-24)m
EARTH Analisa Dinamis
4
QUAKE MIDAS/CIVIL
6.2.2 Konfigurasi beban
Untuk mendapatkan pengaruh yang paling menentukan,
beban dikonfigurasi seperti berikut (Munaf dan Ryanto, 2004):

Tabel 6.2 Konfigurasi pembebanan


o BEBA KOMBIASI o BEBA KOMBIASI

DL DL+UDL+EQx/ EQy

1 4

DL+UDL+KEL DL
KEL.1 KEL.2 KEL.3 KEL.4 KEL.5 KEL.6 KEL.7

2 5
WL

DL+UDL+KEL
DL+EQx/ EQy
3 6
WL

DL = BERAT SEDIRI EQx = BEBA GEMPA x


LL = BEBA UDL EQy = BEBA GEMPA y
WL = BEBA AGI KEL 1 s/d 7

6.2.3 Kontrol Kekakuan Gelagar Terhadap Lateral Buckling

Gambar 6.4 Potongan Melintang Box Girder


Luas Box Girder ( A ) = 11.195,698 cm2

Momen Inersia = Ix = 298.742.045,646 cm4

Iy = 107.928.891,747 cm4

π
M KIP = EI yGJ ; ”Steel Design Handbook”,Gorenc Tinyou
L
Dimana :

Iy : Momen Inersia terhadap sumbu lemah

G : 0,4E

L : Jarak Diafragma ( l=3m)


2
J : Konstanta Puntir J =
4 Ao
s
∑t
2
4 Ao 4 ×11.195,698 2
J= =
∑ t 1700 + 1150 +  2 × 232,4  +  32 ×  2 × 29,5 + 10  
s
3 3  3    1,6 1,6  
2
4 Ao 501.374.614,8 501.374.614,8
J= = =
∑ t 556,667 + 383,333 + 154,933 + 1.380 2.474,933
s

J == 202.581,086cm 4
π
M KIP = EI y GJ
L
π
M KIP =
300
( )
2,1 × 10 6 × 107.928.891,747 × 0,4 × 2,1 × 10 6 × 202.581,086

M KIP = 6,5 × 1010 Kgcm


Dead Load (merata) :

Ribs = 0,013m2 x 7,85t/m3 x 32 buah x 2 = 6,531 t/m

Berat genangan Air5cm = 0,05 m x 1 t/m3 x 17m x 2 = 1,700 t/m

Berat Box = 7,85 t/m3x 0,994m2x2 = 15,613 t/m

Berat Aspal = 0,05 m x 2,2 t/m3x 17m x 2 = 3,740 t/m+

= 27,584 t/m
Beban UDL (merata):

Namun berdasarkan RSNI T -02-2005, nilai q = 8 Kpa dirubah


menjadi 9 kPa, sehingga untuk bentang L > 30 m nilai q nya
adalah :

 15 
L > 30 m ; q = 9,0  0,5 + kPa
 L 

 15   15 
q = 9,0  0,5 +  kPa = 9,0  0,5 +  = 5,625kPa = 0,563t/m 2
 L   120 
q = 0,563t/m 2 × 3m × 2 = 3,378t / m

Beban KEL;

Beban garis (KEL) sebesar p kN/m, ditempatkan tegak lurus


dari arah lalu – lintas pada jembatan dimana besarnya :

P = 49 kN/m = 4.900 kg/m ; DLA = 0,3


Ruas Jalan ( 2jalur ) = 15m

KEL(100%) = 4,9 t/m x 12 m x 2 x ( 1+ DLA ) = 152,88ton


1  1 
M max =  × q ( DEAD +UDL ) × L2  +  × P × L 
8  4 
1  1 
M max =  × 30,962 × 3 2  +  × 152,88 × 3 
8  4 
M max = (34,832) + (114,66) = 149,492tm = 1,495 × 10 7 Kgcm
( )
M max < M KIP 1,495 × 10 7 Kgcm < 6,5 × 1010 Kgcm ...OK

6.2.4 Perhitungan Puntir pada Gelagar akibat Beban Tak Simetris

Karena bentang jembatan cukup panjang, maka


kemungkinan akan terjadi puntir yang snagat besar. Puntir pada
gelagar terjadi akibat beban yang tidak simetris yang bekerja
searah sumbu memanjang jembatan, yaitu disebelah kanan atau
kiri sumbu memanjang jembatan.

Beban tidak simetris yang bekerja pada gelagar jembatan yaitu ;

- Beban UDL yang tidak simetris

- Beban Puntir akibat Beban KEL

17m
7,5m
UDL+KEL

2,2m

11,5m

Gambar 6.5 Gelagar menerima beban yang tidak Simetris


→Momen Puntir akibat UDL

q = 0,563t / m 2 × 120m × 2 = 135,12t / m


1 1
M = (q × L ) × × L = (135,12 × 7,5) × × 7,5
2 2
M = 3.800,25 ym

→Momen Puntir akibat KEL

KEL = 4,9t / m
1 1
M = (q × L ) × × L = (4,9 × 7,5) × × 7,5 = 137,813tm
2 2
→Momen Puntir akibat UDL+KEL/Mtotal

M total = 3.800,25tm + 137,813tm = 3.938,063tm = 3,938 × 10 8 Kgcm


( )
M total < M KIP 3,938 × 10 8 Kgcm < 6,5 × 1010 Kgcm ...OK

6.2.5 Kontrol Terhadap Keretakan Getas

Keretakan getas sehubungan dengan pembebanan dinamis


pada suhu layan dibawah 50C. Keadaan ini jarang terjadi di
Indonesia, kecuali jembatan baja yang ditempatkan pada
ketinggian diatas muka laut dimana suhu malam hari lebih rendah
dari 00C sering terjadi.

6.2.6 Kontrol terhadap Fatigue

Direncanakan jembatan ini melayani beban kendaraan


500.000 siklus. Besar tegangan ijin terhadap Fatigue berdasarkan
BMS 7.13.6.1 (tegangan biasa):

 f 3m 
f 3 f = 2 × 106 ×   ; untuk siklus < 5x106s
 nsc 

Dimana :
fm = Kategori dari patokan kekuatan fatigue pada tegangan
biasa berdasarkan tabel 7.30 BMS untuk kategori diafragma
gelagar box yang diLas pada web atau flens oleh las menerus atau
tak menerus; diperoleh fm = 71

nsc = Jumlah siklus tegangan = 500.000

 713 
f 3 f = 2 × 106 ×   = 1.431.644Mpa
Maka  500.000 
f f = 3 1.431.644 = 112,705Mpa = 1.127,06 Kg / cm2

Kontrol terhadap Fatigue untuk tegangan geser berdasarkan BMS


7.13.6.2 :

 f 5m 
f 5 f = 2 × 10 6 ×  
 n sc 
 715  ; untuk nsc <108
f 5 f = 2 × 10 6 ×  
 500.000 
f 5 f = 7,216 × 10 9 Mpa
f f = 93,68Mpa = 936,8Kg / cm 2

Tabel 6.3 Tegangan Momen (My) pada Gelagar


2
NILAI TEGANGAN(My) Kg/cm Pada GELAGAR
GELAGAR
KOMBINASI
G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8
KOMBINASI 1 147.89 147.89 35.99 35.99 35.99 35.99 147.89 147.89
KOMBINASI 2 172.49 172.49 57.75 57.75 57.75 57.75 172.49 172.49
KOMBINASI 3 172.49 172.49 57.75 57.75 57.75 57.75 172.49 172.49
KOMBINASI 4 172.49 172.49 57.75 57.75 57.75 57.75 172.49 172.49
KOMBINASI 5 172.49 172.49 57.75 57.75 57.75 57.75 172.49 172.49
KOMBINASI 6 172.49 172.49 57.75 57.75 57.75 57.75 172.49 172.49
KOMBINASI 7 172.49 172.49 57.75 57.75 57.75 57.75 172.49 172.49
KOMBINASI 7 172.49 172.49 57.75 57.75 57.75 57.75 172.49 172.49
KOMBINASI 8 172.49 172.49 57.75 57.75 57.75 57.75 172.49 172.49
KOMBINASI 9 147.89 147.89 35.99 35.99 35.99 35.99 147.89 147.89
KOMBINASI 10 172.49 172.49 57.75 57.75 57.75 57.75 172.49 172.49
KOMBINASI 11 172.49 172.49 57.75 57.75 57.75 57.75 172.49 172.49
KOMBINASI 12 172.49 172.49 57.75 57.75 57.75 57.75 172.49 172.49
KOMBINASI 13 172.49 172.49 57.75 57.75 57.75 57.75 172.49 172.49
KOMBINASI 14 172.49 172.49 57.75 57.75 57.75 57.75 172.49 172.49
KOMBINASI 15 172.49 172.49 57.75 57.75 57.75 57.75 172.48 172.48
KOMBINASI 16 172.49 172.49 57.75 57.75 57.75 57.75 172.49 172.49
KOMBINASI 17 163.53 163.53 295.53 433.16 569.86 586.10 586.10 569.65
KOMBINASI 18 170.75 180.99 452.11 677.66 899.43 938.66 938.66 833.36
KOMBINASI 19 188.12 188.12 317.29 454.86 591.62 607.42 607.42 594.25
KOMBINASI 20 195.34 202.31 473.87 699.35 921.19 959.98 959.98 857.96
MAX 195.34 202.31 473.87 699.35 921.19 959.98 959.98 857.96

Berdasarkan tabel diatas, nilai Tegangan Momen Max


yang didapat dari berbagai macam kombinasi = 857,96
Kg/cm2;(Gelagar 8)< ff=1.127,06 Kg/cm2....(OK).

Tabel 6.4 Tegangan Geser pada Gelagar.


2
NILAI TEGANGAN GESER Kg/cm Pada GELAGAR
GELAGAR
KOMBINASI
G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8
KOMBINASI 1 106.00 -99.90 66.30 -61.90 61.90 -66.30 99.90 -106.00
KOMBINASI 2 152.00 -140.00 106.00 -101.00 101.00 -106.00 140.00 -152.00
KOMBINASI 3 152.00 -140.00 106.00 -101.00 101.00 -106.00 140.00 -152.00
KOMBINASI 4 152.00 -140.00 106.00 -101.00 101.00 -106.00 140.00 -152.00
KOMBINASI 5 152.00 -140.00 106.00 -101.00 101.00 -106.00 140.00 -152.00
KOMBINASI 6 152.00 -140.00 106.00 -101.00 101.00 -106.00 140.00 -152.00
KOMBINASI 7 152.00 -140.00 106.00 -101.00 101.00 -106.00 140.00 -152.00
KOMBINASI 8 152.00 -140.00 106.00 -101.00 101.00 -106.00 140.00 -152.00
KOMBINASI 9 106.00 -99.90 66.30 -61.90 61.90 -66.30 99.90 -106.00
KOMBINASI 10 152.00 -140.00 106.00 -101.00 101.00 -106.00 140.00 -152.00
KOMBINASI 11 152.00 -140.00 106.00 -101.00 101.00 -106.00 140.00 -152.00
KOMBINASI 12 152.00 -140.00 106.00 -101.00 101.00 -106.00 140.00 -152.00
KOMBINASI 13 152.00 -140.00 106.00 -101.00 101.00 -106.00 140.00 -152.00
KOMBINASI 14 152.00 -140.00 106.00 -101.00 101.00 -106.00 140.00 -152.00
KOMBINASI 15 152.00 -140.00 106.00 -101.00 101.00 -106.00 140.00 -152.00
KOMBINASI 15 152.00 -140.00 106.00 -101.00 101.00 -106.00 140.00 -152.00
KOMBINASI 16 152.00 -140.00 106.00 -101.00 101.00 -106.00 140.00 -152.00
KOMBINASI 17 110.00 -73.80 113.00 102.00 102.00 66.00 56.20 -232.00
KOMBINASI 18 112.00 64.20 143.00 129.00 128.00 72.90 92.80 -311.00
KOMBINASI 19 157.00 -114.00 153.00 142.00 141.00 105.00 -104.00 -279.00
KOMBINASI 20 159.00 102.00 182.00 168.00 167.00 112.00 -131.00 -358.00
MAX 159.00 102.00 182.00 168.00 167.00 112.00 140.00 -358.00

Berdasarkan tabel diatas, nilai Tegangan Geser Max yang


didapat dari berbagai macam kombinasi = 358,00 Kg/cm2;(Gelagar
8)< ff=936,8 Kg/cm2....(OK)

6.2.7 Kontrol Tegangan Terhadap Gaya Aksial

Pada dasarnya, jembatan cable stayed memiliki 3 struktur


utama, yaitu Pylon, kabel dan gelagar. Khusus struktur gelagar,
gaya yang terjadi selain beban gravitasi ialah beban aksial. Maka
dari itu perlu dilakukan pengecekan terhadap kekuatan gelagar
terhadap kemampuannya menerima beban aksial. Dikarenakan
pada daerah dekat Pylon direncanakan perletakkan sendi maka
gelagar seluruhnya mengalami Gaya Tekan. Adapun besarnya
gaya aksial yang diterima gelagar, dapat dilihat diawah ini :

Tabel 6.5 Gaya Tekan Aksial pada Gelagar


NILAI Gaya Aksial (Kg) Pada GELAGAR
GELAGAR
KOMBINASI
G1 G2 G3 G4 G5 G6 G7 G8
KOMBINASI 1 -4368784.13 -3986772.92 -3739249.66 -3214931.89 -2617393.31 -1892906.96 -1388281.31 0.00
KOMBINASI 2 -6990713.60 -6343626.79 -5865707.57 -5032278.30 -4064284.12 -2915804.53 -1949666.45 0.00
KOMBINASI 3 -7059588.03 -6519921.17 -5865706.01 -5032279.04 -4064280.62 -2915805.62 -1949663.95 0.00
KOMBINASI 4 -7115995.20 -6576328.02 -6098408.16 -5032281.45 -4064278.74 -2915805.66 -1949665.52 0.00
KOMBINASI 5 -7162864.44 -6623196.98 -6145278.58 -5311849.80 -4064286.63 -2915802.22 -1949673.31 0.00
KOMBINASI 6 -7202482.04 -6662814.91 -6184895.82 -5351467.72 -4383470.89 -2915804.42 -1949671.09 0.00
KOMBINASI 7 -7236434.71 -6696767.85 -6218846.90 -5385422.13 -4417422.96 -3268945.99 -1949665.28 0.00
KOMBINASI 8 -7265798.11 -6726131.46 -6248210.21 -5414786.86 -4446786.91 -3298305.00 -2332172.82 0.00
KOMBINASI 9 -4368784.69 -3986774.10 -3739249.48 -3214931.54 -2617396.52 -1892905.23 -1388283.43 0.00
KOMBINASI 10 -6990712.47 -6343625.60 -5865706.01 -5032279.41 -4064279.52 -2915805.36 -1949663.91 0.00
KOMBINASI 11 -7059589.36 -6519922.06 -5865708.98 -5032277.91 -4064284.62 -2915804.11 -1949668.13 0.00
KOMBINASI 12 -7115996.21 -6576330.41 -6098407.52 -5032282.18 -4064282.75 -2915803.19 -1949669.49 0.00
KOMBINASI 13 -7162862.54 -6623195.78 -6145276.21 -5311847.01 -4064285.68 -2915800.13 -1949669.61 0.00
KOMBINASI 14 -7202479.39 -6662811.57 -6184895.28 -5351462.54 -4383468.51 -2915805.46 -1949662.85 0.00
KOMBINASI 15 -7236430.84 -6696762.96 -6218846.17 -5385413.94 -4417422.01 -3268941.33 -1949671.36 0.00
KOMBINASI 16 -7265798.25 -6726132.52 -6248209.23 -5414786.14 -4446789.06 -3298304.17 -2332175.80 0.00
KOMBINASI 17 -5318493.77 -4975444.18 -4790822.65 -4246632.75 -3640392.21 -2752420.74 -1925964.28 0.00
KOMBINASI 18 -5910850.06 -5592543.62 -5447764.11 -4892964.39 -4282664.77 -3293850.98 -2266345.78 0.14
KOMBINASI 19 -7833004.70 -7332299.79 -6917281.74 -6063983.28 -5087279.51 -3775321.15 -2487352.89 0.00
KOMBINASI 20 -8425361.99 -7949402.43 -7574219.93 -6710318.24 -5729559.17 -4316742.77 -2827741.32 0.14
MAX -4368784.13 -3986772.92 -3739249.48 -3214931.54 -2617393.31 -1892905.23 -1388281.31 0.14
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa gelagar yang
mengalami gaya tekan minimum ialah gelagar paling jauh dengan
Pylon (G8). Hal ini disebabkan tidak adanya kabel pada sisi ujung
gelagar sehingga tidak ada distribusi beban aksial yang
disumbangkan kabel pada gelagar. Sedangkan gelagar yang
menerima gaya tekan maximum ialah gelagar yang paling ujung
dekat Pylon (G1), hal ini disebabkan pada perletakan didesain
sendi dan seluruh distribusi beban tekan pada gelagar tersalur ke
gelagar ini sehingga memiliki gaya Tekan yang paling besar.

Luas Box Girder ( A ) = 11.195,698 cm2

Momen Inersia = Ix = 298.742.045,646 cm4

Iy = 107.928.891,747 cm4

Ix 298.742.045,646
ix = = = 163cm
A 11.195,698

Iy 107.928.891,747
iy = = = 98cm ; nilai k =1 (sendi-sendi)
A 11.195,698

Lk 300
λx = = = 1,840 ; nilai L = 3m (jarak diafragma)
ix 163

Lk 1500
λy = = = 15,306 ; nilai L = 15 m (jarak antar kabel)
iy 98

Maka yang diambil ialah λy = 15,306 ; berdasarkan tabel faktor


tekuk PPBBI nilai ω = 1 . Sehingga tegangan ijin yang terjadi
adalah :

ω×P 4.368.784,13Kg
σ ijin = = 2
= 390,219 Kg / cm 2 < σ dasar = 1933Kg / cm 2
A 11.195,698cm
Jadi secara struktur, gelagar mampu menahan Gaya Aksial yang
terjadi.
6.2.8 Kontrol Tegangan Lentur yang terjadi pada Gelagar.

Luas Box Girder ( A ) = 11.195,698 cm2

Momen Inersia Ix = 298.742.045,646 cm4

Iy = 107.928.891,747 cm4

b
y1
y2 h
a
Gambar 6.6 Garis netral pada penampang Box Girder

 2a + b  h  2 × 1150 + 1700  220


y1 =  × =  × = 103cm = 1,03m
 a + b  3  1150 + 1700  3

y2= 220cm - 103cm = 117 cm = 1,17m.

Sehingga nilai modulusnya :

Iy 107.928.891,747cm 4
W1 = = = 1.047.853,317cm 3
y1 103cm

Iy 107.928.891,747cm 4
W2 = = = 922.469,159cm 3
y2 117cm

Berdasarkan output MIDAS/CIVIL, didapat Momen (My) yang


terbesar pada gelagar ialah = My = -1.101.768.874,73Kg.cm
(Kombinasi 20 ).

Sehingga tegangan yang terjadi :

M 1.101.768.874,73Kg
σ = = = 1.194,369Kg / cm2 < σ dasar = 1933Kg / cm2
W2 11.195,698cm2
6.2.9 Kontrol Lendutan Gelagar

Pada jembatan bentang panjang, lendutan yang terjadi


adalah besar. Sehingga lendutan harus dikontrol, apakah telah
memenuhi syarat atau tidak. Berdasarkan BMS 7.2.3.2 yaitu :

Gelagar jembatan pada umumnya = L/800

Dengan L = panjang jembatan antara dua perletakan.

L 12000
∆ terjadi = 55cm > ∆z = = = 15cm ; L = 120m
800 800
;akibat beban gempa (kombinasi 20).

Berdasarkan hasil output MIDAS/CIVIL, lendutan terbesar


terjadi akibat kombinasi beban Gempa arah Y. Sehingga melebihi
lendutan ijin. Namun meskipun demikian, dengan
mempertimbangkan tegangan maksimum yang terjadi pada gelagar
(masih dalam batas tegangan ijin),maka lendutan ini tidak perlu
dikhawatirkan karena tidak akan menyebabkan keruntuhan struktur
gelagar.

6.2.10 Analisa sambungan Baut dan Las

Gambar 6.7 Posisi titik- titik yang akan dianalisa


Dalam perhitungan sambungan baut pada gelagar, akan dianalisa
bebarapa bagian dari Box Girder, antara lain :

1. Bagian Sayap atas

2. Bagian badan/Web miring

3. Bagian sayap bawah

Jenis sambungan baut yang akan dianalisa ialah sambungan baut


tipe tumpu.

Sedangkan dalam analisa sambungan las, akan dianalisa


sambungan las antara Ribs dengan pelat girder.

Tegangan ijin untuk tipe sambungan Tumpu ialah :

Tegangan ijin Geser :

τ ijin = 0,6 × σ ijin = 0,6 × 1933kg / cm 2 = 1.159,8kg / cm 2

Tegangan ijin Tumpu :

σ ijin = 1,5 × σ ijin = 1,5 × 1933kg / cm 2 = 2.899,5kg / cm 2 (S1 > 2d )


σ ijin = 1,2 × σ ijin = 1,2 × 1933kg / cm 2 = 2.312,6kg / cm 2 (1,5d < S < 2d )
Kekuatan satu baut :

Mutu Baut = BJ 50 σ dasar = 1933Kg / cm 2

Diameter Baut = 22 mm = 2,2 cm

Geser =
1 1
Kg = 2 × × π × d 2 ×τ ijin = 2 × × π × 2,2 2 ×1.159,8 = 8.813,088kg
4 4
; double share

Tumpu =
Kt = t × d × σ tu ijin = 1,5 × 2,2 × 2.312,6 = 7.631,58Kg
6.2.10.1 Perhitungan sambungan pada sayap atas.

Berdasarkan gambar 6.10, akan diambil nilai tegangan


pada titik 1 dan 2, yang akan diambil nilai maksimum dari
berbagai macam kombinasi MIDAS/CIVIL.

σ y = 959,98Kg / cm 2
σ # = 753Kg / cm 2
τ = 3.394,2Kg/cm 2
A flange = 100cm × 3cm = 300cm 2

#ilai P aksial :

Akibat geser =
τ = 3.394,2Kg/cm 2 × 300cm 2 = 1.018.260 Kg = 1.018,26Ton

Akibat Momen Lentur+ Gaya Normal =

σ y = (959,98 + 753) Kg / cm 2 × 300cm 2 = 513.894 Kg = 513,894Ton


Digunakan pelat penyambung; t= 1,5 cm.

Syarat spasi Baut menurut PBBI :

2,5d < s < 7d ; atau14t ⇔ 5,5cm < s < 15,4cm; atau 21cm
2,5d < u < 7d ; atau14t ⇔ 5,5cm < s < 15,4cm; atau 21cm
1,5d < s1 < 3d ; atau 6t ⇔ 3,3cm < s < 6,6cm; atau 9cm

Sehingga P aksial yang paling berperan ialah akibat gaya geser,


sehingga gaya yang diterima 1 baut :

P 1.018.260
k0 = = = 7.273,286 Kg / baut < Kt = 7.631,58Kg
n 140
Jadi direncanakan jumlah baut 140 buah ( 1 sisi ).
Arah melintang jembatan

100cm
A

140D22mm
560cm
sambungan

A
Gambar 6.8 Sambungan pada pelat sayap box girder/m’

S=U=6cm S=U=6cm Pelat Gelagar ; t=3cm


S1=4cm SS S U UU S1

140D22mm 140D22mm

Gambar 6.12 Potongan A-A

6.2.10.2 Perhitungan sambungan pada sayap bawah.

Berdasarkan gambar 6.10, akan diambil nilai tegangan


pada titik 3 dan 4, yang akan diambil nilai maksimum dari
berbagai macam kombinasi MIDAS/CIVIL.

σ y = −1285,8Kg / cm 2
σ # = 753Kg / cm 2
τ = 844,03Kg/cm 2
A flange = 100cm × 3cm = 300cm 2
#ilai P aksial :

Akibat geser =
τ = 844,03Kg/cm 2 × 300cm 2 = 253.209 Kg = 253,209Ton

Akibat Momen Lentur + Tegangan Normal =

σ y = (1.285,8 + 753)Kg / cm 2 × 300cm 2 = 611.640 Kg = 611,640Ton


Digunakan pelat penyambung; t= 1,5 cm.

Syarat spasi Baut menurut PBBI :

2,5d < s < 7d ; atau14t ⇔ 5,5cm < s < 15,4cm; atau 21cm
2,5d < u < 7d ; atau14t ⇔ 5,5cm < s < 15,4cm; atau 21cm
1,5d < s1 < 3d ; atau 6t ⇔ 3,3cm < s < 6,6cm; atau 9cm

Sehingga P aksial yang paling berperan ialah akibat gaya geser,


sehingga gaya yang diterima 1 baut :

P 611.640
k0 = = = 4.368,857 Kg / baut < Kt = 7.631,58Kg
n 140
Jadi direncanakan jumlah baut 140 buah ( 1 sisi ).

S=U=6cm S=U=6cm Pelat Gelagar ; t=3cm


S1=4cm SS S U UU S1

140D22mm 140D22mm

Gambar 6.9 Potongan A-A


6.2.10.3 Perhitungan sambungan pada Web Miring.

Berdasarkan gambar 6.10, akan diambil nilai tegangan


pada titik 5 s/d 10, yang akan diambil nilai maksimum dari
berbagai macam kombinasi MIDAS/CIVIL.

σ y = 0 Kg / cm 2
σ # = 753Kg / cm 2
τ = 0Kg/cm 2
A flange = 100cm × 3cm = 300cm 2

#ilai P aksial :

Akibat Momen Lentur + Tegangan Normal =

σ y = (0 + 753)Kg / cm 2 × 300cm 2 = 225.900 Kg = 225,9Ton Digu


nakan pelat penyambung; t= 1,5 cm.

Syarat spasi Baut menurut PBBI :

2,5d < s < 7d ; atau14t ⇔ 5,5cm < s < 15,4cm; atau 21cm
2,5d < u < 7d ; atau14t ⇔ 5,5cm < s < 15,4cm; atau 21cm
1,5d < s1 < 3d ; atau 6t ⇔ 3,3cm < s < 6,6cm; atau 9cm

Sehingga P aksial yang paling berperan ialah akibat gaya geser,


sehingga gaya yang diterima 1 baut :

P 225.900
k0 = = = 1.613,571Kg / baut < Kt = 7.631,58Kg
n 140
Jadi direncanakan jumlah baut 140 buah ( 1 sisi ).
S=U=6cm S=U=6cm Pelat Gelagar ; t=3cm
S1=4cm SS S U UU S1

140D22mm 140D22mm

Gambar 6.10 Potongan A-A

6.2.11 Analisa sambungan Las

Dalam analisa perhitungan sambungan Las, akan dihitung


per 1 m. Las akan dilakukan pada kedua sisi Ribs bagian terluar
yang menyatukan Ribs dengan pelat Box Girder. Akan
direncanakan nilai a = b = 1 cm

1,6cm

a
te
b
100cm
3cm

A DETAIL A

32cm

Gambar 6.11 Rencana Las Rib pada Box


6.2.11.1 Sambungan Ribs pada Flange Atas.

Gaya yang terjadi pada Pelat Box ( Flange Atas ) :

σ y = 959,98Kg / cm 2

Momen yang terjadi pada Ribs atas( karena kontak


langsung dengan kendaraan sehingga pengaruh momen dari
kendaraan pada ribs harus diperhitungkan ) :

Ms = 1.185.153,84 Kg .cm
Mc = 100.110,29 Kg .cm

1 1
S = 2 × × a × h 2 = 2 × × 2cm × 100 2 = 6.667cm 3
6 6
A = 2 × d × a = 2 × 100 × 2 = 400cm 2
- P aksial yang terjadi pada Ribs

P = 959,98Kg / cm 2 × 282,4cm 2 = 271.098,352 Kg

- Tegangan akibat Aksial.

P 271.098,352
τH = = = 677,746 Kg / cm2
A 400
- Tegangan akibat akibat Momen Lentur.

M 1.185.153,84
τV = = = 177,764 Kg / cm 2
S 6.667
- Tegangan Total

τ Total = τ H 2 + τ V 2 = 677,7462 + 177,7642 = 700,671Kg / cm2


τ Total < 0,6τ ijin ⇔ 700,671Kg / cm2 < 1.159,8Kg / cm2 (0,6 × 1933Kg / cm2 )
Cek tebal Las dan kaki las :

τ total 700,671
Tebal Las = t = = = 0,6cm ≈ 0,8cm
τ ijin 1.159,8

tL 0,8
Kaki Las = a = = = 1,132cm ≈ 1,5cm
0,707 0,707

3cm 3cm
a
te
a

1,6cm 1,6cm

Gambar 6.12 Rencana tebal Las Rib pada Flange Atas

6.2.11.2 Sambungan Ribs pada Flange Bawah.

Gaya yang terjadi pada Pelat Box ( Flange Bawah ) :

σ y = 1285,8Kg / cm 2

1 1
S = 2 × × a × h 2 = 2 × × 2cm × 100 2 = 6.667cm 3
6 6
A = 2 × d × a = 2 × 100 × 2 = 400cm 2
- P aksial yang terjadi pada Ribs

P = 1.285,8Kg / cm 2 × 282,4cm 2 = 363.109,92 Kg


- Tegangan akibat Aksial.

P 363.109,92
τH = = = 907,775 Kg / cm 2
A 400
- Tegangan Total.

τ Total = 907,775Kg / cm 2
τ Total < 0,6τ ijin ⇔ 907,775Kg / cm 2 < 1.159,8Kg / cm 2 (0,6 × 1933Kg / cm 2 )

Cek tebal Las dan kaki las :

τ total 907,775
Tebal Las = t = = = 0,783cm ≈ 0,8cm
τ ijin 1.159,8

tL 0,8
Kaki Las = a = = = 1,132cm ≈ 1,5cm
0,707 0,707

1,6cm 1,6cm

a
te
a a
3cm 3cm

Gambar 6.13 Rencana tebal Las Rib pada Flange Bawah


6.2.11.3 Sambungan Ribs pada Flange Atas.

Gaya yang terjadi pada Pelat Box ( Flange Atas ) :

σ # = 753Kg / cm 2

1 1
S = 2 × × a × h 2 = 2 × × 2cm × 100 2 = 6.667cm 3
6 6
A = 2 × d × a = 2 × 100 × 2 = 400cm 2
- P aksial yang terjadi pada Ribs

P = 753Kg / cm 2 × 282,4cm 2 = 212.647,2 Kg

- Tegangan akibat Aksial.

P 212.647,2
τH = = = 531,618Kg / cm 2
A 400

τ Total = 531,618Kg / cm 2
τ Total < 0,6τ ijin ⇔ 531,618 Kg / cm 2 < 1.159,8Kg / cm 2 (0,6 × 1933Kg / cm 2 )

Cek tebal Las dan kaki las :

τ total 531,818
Tebal Las = t = = = 0,5cm ≈ 0,8cm
τ ijin 1.159,8

tL 0,8
Kaki Las = a = = = 1,132cm ≈ 1,5cm
0,707 0,707
1,6cm 1,6cm
3cm 3cm

a
te
a

Gambar 6.14 Rencana tebal Las Rib pada Web Miring

Anda mungkin juga menyukai