PENDAHULUAN
2.1 Kepanduan
10 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
3.6 Sangga
Sangga adalah satuan terkecil dalam penegak yang berarti gubuk aau
rumah kecil di sawah atau saung. dengan itu diharapkan segenap anggota
sangga mengedepankan nilai-nilai kekeluargaan dan musyawarah dalam
mengambil keputusan termasuk dalam menentukan nama dan tanda sangga.
1. Perintis
2. Pencoba
11 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
3. Penegas
Sangga Penegas diambil dari peristiwa yang terjadi pada tahun 1928,
yakni pada peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober saat
Kongres Pemuda II. .
4. Pendobrak
5. Pelaksana
12 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
BAB 4
KESAKAAN
4.1 Kesakaan
Satuan Karya Pramuka atau disingkat Saka, di tingkat Nasional ini telah
diakui dan disahkan oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Saat ini, terdapat
11 Satuan Karya Pramuka tingkat Nasional.Sebelum tahun 2013, hanya dikenal
delapan Satuan Karya Pramuka Tingkat Nasional. Kedelapan Saka tersebut
adalah Saka Bahari, Saka Bakti Husada, Saka Bhayangkara, Saka Dirgantara,
Saka Kencana, Saka Taruna Bumi, Saka Wanabakti, dan Saka Wira Kartika.
Namun Munas Gerakan Pramuka Tahun 2013, kemudian memutuskan tiga
buah Saka baru yang diakui sebagai Saka Tingkat Nasional.
1. Saka Dirgantara
13 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
2. Saka Bhayangkara
3. Saka Bahari
14 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
4. Saka Bakti Husada
15 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
6. Saka Taruna Bumi
Saka Taruna Bumi adalah wadah bagi para Pramuka untuk meningkatkan
dan mengembangkan pengetahuan, pengalaman, keterampilan sehingga
mereka dapat melaksanakan kegiatan nyata dan produktif. Krida dalam Saka
Taruna Bumi:
1. Krida Pertanian dan 3. Krida Perikanan
Tanaman Pangan 4. Krida Peternakan
2. Krida Pertanian Tanaman 5. Krida Pertanian Tanaman
Perkebunan Holtikotra
7. Saka Wanabakti
16 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
8. Saka Wirakartika
9. Saka Kalpataru
17 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
10. Saka Pariwisata
18 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
BABV
SAKA BHAYANGKARA
5.1 Sejarah Singkat Saka Bhayangkara
19 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
9. Krida Pengamat
Pada tahun 1980 dikeluarkan surat keputusan atas kerja sama
Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI)dengan KWARNAS
yaitu:NO.POL.SKEP /08 / V /1980 dan SK KWARNAS No. 050 / 1980
tertanggal : 1 Juli 1980,bernama SATUAN KARYA BHAYANGKARA.
Ditahun 1980 pembetukan krida masih mengikuti Sembilan krida,baru pada
tahun 1990 dikeluarkan keputusan dari KWARNAS melewati: SK
KWARNAS No. 032/ 1990 terdapat tujuh krida,yaitu
1. Krida Lalu Lintas(LANTAS)
2. Krida Pemadam Kebakaran(PMK)
3. Krida Searce And Rescue(SAR)
4. Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara(TPTKP)
5. Krida Sistem Keamanan Lingkungan(SISKAMLING)
6. Krida Pengawal.
7. Krida Pelacak.
Pada Tahun 1991 jumlah krida yang ada dipersingkat lagi menjadi lima
krida,yaitu:
1. Krida Lalu Lintas (LANTAS).
2. Krida Pemadam Kebakaran (PMK).
3. Krida Searce And Rescue (SAR).
4. Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian perkara (TPTKP).
5. Krida Sistem Keamanan Lingkungan (SISKAMLING).
Setelah itu pada tahun 2006 berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kepolisian
Negara Republik Indonesia No.POL. SKEP /595 / X /2006 tertanggal 4
Oktober 2006 jumlah krida dipersingkat lagi mejadi 4 krida yaitu:
1. Krida Lalu Lintas (LANTAS).
2. Krida Ketertiban Masyarakat (TIBMAS).
3. Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPTKP).
4. Krida Peencegahan Penanggulangan Bencana (PPB).
20 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
5.2 Satuan Karya Bhayangkara
Saka Bhayangkara merupakan wadah Pendidikan guna menyalurkan
minat dan mengembangkan bakat serta pengalaman para pramuka berbagai
ilmu pengetahuann dan teknologi di bidang kebhayangkaraan sehingga
mereka menjadi masyarakat yang baik,peduli terhadap keamanan,ketertiban
masyarakat baik local,nasional,maupun internasional.
A. Bentuk
Lambang Saka Bhayangkara berbentuk segi lima beraturan dengan
Panjang masing masing sisi 5 cm.
B. Isi Lambang Saka Bhayangkara
1. Perisai,dengan ukuran sisi atas: 3,5 cm, Sisi miring atas kiri : 1 cm,
Sisi miring atas kanan: 1 cm, Garis tegak tinggi : 8 cm,Garis tengah
mendatar: 8 cm.
2. Obor ukuran Tangkai: 1,3 cm, Nyala api: 1 cm.
3. Gambar Lambang Gerakan Pramuka Cikal kelapa 2 buah dengan
ukuran Garis temgah: 1 cm, Tinggi tunas kelapa: 2 cm, Panjang akar:
0,5 cm.
4. Tulisan dengan huruf besar yang bertulisan “SAKA
BHAYANGKARA”.
C. Warna
1. Warna dasar lambang saja Bhayangkara:Merah
2. Warna dasar perisai bagian atas: Kuning
3. Warna dasar perisai bagian bawah: Hitam
4. Warna Tunas Kelapa: Kuning Tua.
5. Warna Obor:
a. Nyala api:Merah
b. Tangkai Obor bagian bawah: Putih.
c. Tangkai Obor bagian atas: Hitam dan ditengahnya ada garis warna
putih.
21 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
6. Warna Tiga Buah Bintang: Kuning Tua tiga.
7. Warna Tulisan Saka Bhayangkara: Hitam.
8. Warna Bingkai: Hitam lebar 0,5 cm.
D. Arti lambang Saka Bhayangkara
1. Bentuk Segilima melambangkan falsafah Pancasila
2. Bintang tiga dan perisai melambangkan Tri Brata dan Catur Prasetya
sebagai kode etik Kepolisian Negara Republik Indonesia.
3. Obor melambangkan Sumber Terang Sejati
4. Api yang Cahayanya menjulang tiga bagian melambangkan
Triwikrana(tiga pancaran cahaya) yaitu,Kesadaran,Kewaspadaan,dan
Kebijaksanaan.
5. Tunas Kelapa melambangkan lambang Gerakan Pramuka dengan segala
arti kiasannya.
6. Keseluruhan lambing Saka Bhayangkara itu<mencermikan
sikap,perilaku dan perbuatan anggota Saka Bhayangkara yang aktif
berperan serta membantu usaha memelihara dan membina tertib hokum
dan ketentraman masyarakat masyarakat Republik Indonesia yang
bersendikan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
E. Pimpinan Saka
Adalah badan kelengkapan kwartir,yang bertugas memberi
bimbingan organisatoris ,dan tekniks kepada saka yang bersangkutan
serta memberikan bantuan fasilitas dan kemudahan lainnya.
F. Pamong Saka
Adalah anggotan dewasa Gerakan pramuka,yang bertanggung
jawab atas pembinaan dan megembangkan saka.
G. Dewan Saka Bhayangkara
Adalah badan yang dibentuk oleh anggota saka bhayangkara
ditingkatnya yang beranggotakan dari anggota krida saka bhayangkara
yang bertugas memimpin pelaksanaan kegiatan saka bhayangkara sehari
hari.
22 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
H. Instruktur Saka
Adalah anggota Gerakan pramuka atau seseorang yang bukan
anggota Gerakan pramuka, yang karena kemampuan dan keahliannya,
menyumbangkan tenaga dan kemampuannya, untuk membantu pamong
saka.
23 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
4. Bersedia untuk berperan aktif dalam saka.
5.
BAB VI
KRIDA SAKA BHAYANGKARA
B. Peran Lantas:
1. Aparat Penegak Hukum,Terutama Perundang-undangan Lalu Lintas
dan peraturan Pelaksanaannya.
2. Aparat Penyidik Kecelakaan lalu lintas.
3. Aparat yang mempunyai kewenangan Kepolisian Umum.
4. Aparat Pendidikan lalu lintas kepada masyarakat.
5. Pelenggara Registrasi/ Identifikasi pengemudi kendaraan bermotor.
6. Pengumpul dan Pengolah data lalu lintas.
24 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
7. Unsur bentuan komunikasi dan teknik melalui unit PJR ( Patroli Jalan
Raya ).
1. SKK Pengetahuan Perundang-undangan Lalu Lintas
25 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
Tidak berkonsentrasi dalam Berkendara atau Mengemudi secara
tidak wajar. Sanksi Pidana 3 bulan atau denda Rp. 750.000,-
6. Pasal 284
Menggunakan jalan khusus sepeda dan pejalan kaki ( Trotoar ).
Sanksi Pidana 2bulan atau denda Rp. 250.000,-
7. Pasal 285 ayat 1
Pengendara tidak Memenuhi Persyaratan Teknis. Sanksi Pidana
1 bulan atau denda Rp. 250.00,-
8. Pasal 287
a. Melanggar marka dan rambu rambu jalan. Sanksi Pidana 2 bulan
atau denda Rp. 500.000,-
b. Melanggar ketentuan Mengenai Penggunaan atau Hak Utama
bagi kendaraan Bermotor yang menggunakan Alat Peringatan
dengan buni atau Sinar Cahaya. Sanksi Pidana 1 bulan atau denda
Rp. 250.000,-
9. Pasal 291
a. Tidak menggunakan helm berstandar SNI. Sanksi Pidana 1 bulan
atau denda Rp.250.000,-
b. Membiarkan Penumpang tidak menggunakan Helm. Sanksi
Pidana 1 bulan atau denda Rp. 250.000,-
10. Pasal 293
a. Tidak Menyalakan Lampu Pada Malam Hari dan Kondisi
Tertentu. Sanksi Pidana 1 bulan atau denda Rp. 250.000,-
b. Tidak Menyalakan Lampu pada Siang hari. Sanksi Pidana 15 hari
atau denda 100.000,-
11. Pasal 294
Berbalik Arah tanpa memberikan Isyarat,Sanksi Pidana 1 bulan
atau denda 250.000,-
12. Pasal 296
26 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
Menerobos Perlintasan Kereta Api. Sanksi Pidana 3 bulan atau
denda 750.000,-
27 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
Gambar : bpkb
Sumber: google.com
Gambar :
Sumber: google.com
28 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
3. Rambu-rambu yang memberikan petunjuk ( Berwarna dasar Biru
dan petunjuk Berwarna Putih ).
4. Rambu petunjuk yang memberikan petunjuk arah atau
awas( Rambu Tambahan ).
c. Marka Jalan
Adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan atau berada
di permukaan jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang membentuk
Gari membujur,Garis melintang,Garis Serong serta Lambang lainnya
yang berfungsi untuk mengarahkan arus Lalu Lintas dan membatasi
daerah kepentingan Lalu lintas. Marka mempunyai 2 golongan yaitu:
1. Marka mekanik
Marka mekanik adalah paku jalan yang biasanya dilengkapi
dengan reflektor. Marka jenis ini ditanam/dipaku ke permukaan jalan
melengkapi marka non mekanik.
2. Marka non-mekanik
Marka jalan merupakan campuran antara bahan pengikat,
pewarna, dan bola kaca kecil yang berfungsi untuk memantulkan
cahaya/sinar lampu agar marka dapat terlihat dengan jelas pada
malam hari. Bahan dapat dikelompokkan atas :
a. Cat, biasanya merupakan marka jalan yang dapat dengan cepat
hilang, sehingga hanya baik digunakan pada bagian jalan yang
jarang dilewati oleh kendaraan.
b. Termoplastic, adalah bahan yang digunakan pada arus lalu lintas
yang tinggi, penerapannya dilakukan dengan pemanasan
material marka jalan kemudian dihamparkan dijalan dengan
menggunakan alat.
c. Cold-plastic, seperti termoplastik digunakan pada jalan dengan
arus yang tinggi, menggunakan resin dan pengeras yang
dicampurkan sebelum penghamparan dijalan dengan
menggunakan alat khusus untuk itu.
d. 12 Gerakan Dasar Lalu Lintas:
1. Golongan I (Stop atau Berhenti) dan bunyi pluit 1x:
29 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
a. Stop dari Segala Arah
b. Stop dari Arah Tertentu
c. Stop dari arah Depan Petugas
d. Stop dari Arah belakang Petugas
e. Stop dari Arah Depan dan Belakang Petugas
2. Golongan II ( Berjalan)Bunyi Pluit 2x:
a. Berjalan dari Arah Kanan Petugas
b. Berjalan dari Arah Kiri Petugas
c. Berjalan dari Arah Kanan dan Kiri Petugas
Gambar : NTMC
Sumber: google.com
f. Sirine
Merupakan salah satu cara untuk memperingatkan masyarakat
akan bahaya suatu bencana alam dan di gunakan untuk kendaraan
layanan darurat seperti Ambulance,polisi dan pemadam kebakaran.
30 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
Gambar : Sirine
Sumber: google.com
g. Surat Tilang
Sistem tilang yang berlaku saat ini memiliki dua pilihan bagi
pelanggar. Pertama,pelanggar dapat membayar denda di Bank
BRI( slip biru ),lalu yang kedua adalah Pelanggar dapat
menyelesaikan proses tilang di persidangan ( slip merah ).
4. Zebra Cross
31 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
Tempat penyebrangan di jalan yang diperuntukkan untuk
pejalan kaki yang akan menyebrang jelan, dinyatakan dengan
marka jalan berbentuk garis membujur berwarna putih dan hitam
yang tebal garisnya 300 mm dan dengan celah yang sama dan
panjang sekurang kurangnya 2500m
Gambar :
Sumber: google.com
32 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
Periksa kesadaran korban dengan cara memanggil namanya
jika Anda kenal, atau bersuara yang agak keras di dekat telinga
korban, jika tidak ada respon juga, tepuk pundak korban perlahan
namun tegas, berikan rangsangan nyeri (misalnya mencubit bagian
telinga korban).
3. Shout For Help
Tetap bersama korban, gunakan handphone untuk panggil
bantuan, aktifkan speaker untuk berkomunikasi dan mendengarkan
instruksi tenaga kesehatan. Atau jika sendirian tanpa handphone,
berteriak meminta tolong dan ambil AED (jika dapat tersedia
segera) sebelum memulai RJP.
4. Air Way
Setelah melakukan 30 kompresi, buka jalan nafas korban
dengan metode Head-tilt chin-lift. Tujuannya adalah untuk membuka
jalan nafas korban yang tersumbat oleh lidah yang tertarik ke
tenggorokan sehingga menutupi jalan nafas. Cara melakukan metode
Head-tilt chin-liftyaitu :
a. Letakkan telapak tangan Anda di dahi korban dan letakkan jari-
jari tangan Anda yang lain dibawah dagu korban.
b. Kemudian tekan dahi ke bawah sambil angkat dagu keatas
sehingga kepala korban mendongak keatas dan mulut korban
terbuka.
5. Breathing ( B )
Pastikan Korban bisa bernafas minimal 10 detik. Periksa
pernafasan dengan cara melihat naik turun dada medengar dan
merasakan suara nafas.
6. Compression ( C )
Memastikan korban dengan memicu kembali jantung tersebut
dengan cara resultasi jantung sebanyak 30 kali dan 2 kali nafas
buatan.
33 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
b. Faktor penyebab kecelakaan
Faktor penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas secara umum
dapat dikelompokkan menjadi 4 faktor utama yaitu : manusia,
kendaraan, jalan , dan lingkungan ( cuaca ).
1. Faktor Manusia
Mengemudi dibawah pengaruh alkohol atau narkoba Dalam
keadaan Lelah,Menjalankan kendaraan dengan kecepatan
tinggi,Kurang waspada, menggunakan handphone Pada malam hari,
terdapat lampu kendaraan dari arah berlawanan yang menyilaukan
pandangan mata.
2. Faktor Kendaraan
Sistem / alat rem yang tidak berfungsi dengan baik,Kondisi
ban / roda yang tidak layak jalan, Lampu yang tidak memenuhi
standar persyaratan.
3. Faktor Jalan
Desain tikungan yang tidak memenuhi syarat Lebar jalan yang
tidak mencukupiKerusakan pada permukaan jalan.
4. Faktor Lingkungan / Cuaca
Pola pengaturan parkir di tempat umum yang tidak teratur,
contoh : di daerah pertokoan, pasar, dan rumah sakit. Tidak
tersedianya fasilitas penyeberangan dan trotoar, Cuaca hujan dan
berkabut yang mengakibatkan jalan licin dan tanah longsor.
34 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
Macam Macam Plat Kendaraan
A. Warna Plat Nomor Kendaraan
a. Dasar Hitam Tulisan Putih : Milik Perorangan / Pribadi.
b. Dasar Kuning Tulisan Hitam : Milik Kendaraan Umum.
c. Dasar Merah Tulisan Putih : Milik Pemerintah.
d. Dasar Merah / Putih Tulisan Hitam : Kendaraan Baru / Plat
Sementara.
e. Dasar Hijau Tulisan Kuning ada Bintang : Milik Militer.
f. Dasar Hitam Tulisan Kuning : Kendaraan Polisi.
35 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
5. F : Bogor 16. AA : Kedus
6. G : Pekalongan 17. AB : DI
7. H : Semarang Yogyakarta-
8. K : Pati Magelang
9. L : Surabaya 18. AD : Surakarta
10. M : Madura 19. AE : Madiun
11. N : Malang 20. AG : Kediri
12. P : Besuki 21. W : Sidoarjo
13. R : Banyumas 22. Z : Sumedang
14. S : Bojonegoro
15. T : Kerawang-
Cikampek
36 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
6.2 Krida Ketertiban Masyarakat ( Tibmas )
A. Pengertian Tibmas
Suatu cara pengendalian keamanan yang berada di lingkungan
perdesaan dan perkotaan guna mengendalikan gangguan-gangguan
kamtibmas yang berasal dari oknum manusia maupun alam.
Dasar dasar:
a) UUD 1945 Pasal 30 ayat 10 UU no. 02 Th.2002 tentang ketentuan-
ketentuan pokok Kepoliian RI.
b) TAP MPR no. TAP/MPR/II/1983 →GBHNO Instruksi Gubernur no.
300 Th. 19830 Instruksi Camat Batang no. 300 / 434 10 kemampuan
yang diberikan POLRI untuk petugas siskamling :
a. Dapat membunyikan tanda bahaya
b. Mampu melaksanakan tugas Patroli atau ronda
c. Mampu menanggulangi bahaya kebakaran
d. Memberikan pengamanan
e. Memberikan pertolongan dan menyelamatkan korban
f. Mendatangi, menjaga, membatasi, mengamankan TKP ( TPTKP )
g. Melaporkan dan bertanggung jawab terhadap sauatu kejadian
h. Menangkap orang yang melakukan kejahatan / tertangkap basah
i. Mengisi buku mutasi kejadian / jurnal.
j. Mampu memelihara tempat siskamling.
37 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
B. Tujuan Tibmas
Untuk mengamankan meliputi keamanan masyarakat dan negara guna
mencegah hal-hal atau tindakan yang menyangkut kriminal.
C. Siskamling
Siskamling adalah suatu cara pengendalian keamanan yang berada di
lingkungan pedesaan atau perkotaan yang bertujuan untuk mengendalikan
gangguan-gangauan Kamtibmas yang berasal dari oknum manusia maupun
dari alam. Dasar-dasar :
a. UUD 1945 Pasal 30 ayat 10 UU no. 02 Th.2002 tentang ketentuan-
ketentuan pokok Kepoliian RI.
b. TAP MPR no. TAP/MPR/II/1983 →GBHNO Instruksi Gubernur no.
300 Th. 19830 Instruksi Camat Batang no. 300 / 434 10.
E. Manfaat siskamling :
a. Dapat memberikan rasa aman.
b. Memberikan rasa perlindungan.
c. Menjalin atau memupuk rasa ke gotong-royongan.
d. Mencegah gangguan KamtibmasWujud Manunggal ABRI dan rakyat.
38 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
e. Memupuk rasa percaya diri dan Memupuk rasa kekeluargaan.
F. Tujuan Siskamling
Untuk mengamankan linmgkungan, meliputi pengamanan
masyarakat dan pengamanan Negara.Untuk mencegah hal-hal atau
tindakan yang menyangkut Kriminal.
I. Sasaran Siskamling:
1. Sasaran perseorang: Kentongan, tongkat, polri/kades.
2. Sasaran RT: pos kamling, bel, kotak P3K, dll.
a) Pelaksanaan Penjagaan:
1. Anggota yang mendapat giliran tugas jaga harus selalu berada di
POS.
2. Mencatat semua kejad sian dalam buku mutasi penjagaan.
3. Waktu jaga disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.
4. Menerima laporan dari warga yang melapor dari petugas yang
meronda.
5. Menyampaikan laporan penting kepada :
a. Ketua RT/RW.
b. KADES/Lurah.
39 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
c. POS Polisi terdekat.
d. Membunyikan kentongan jika terjadi gangguan keamanan
b) Tugas Pengawas:
1. Mengatasi kesulitan RT/RW karena warganya yang kurang sabar
untuk melaksanakan tugas jaga.
2. Mengadakan kontrol pada POS kamling diwilayahnya.
3. Setiap pengawas bertanggung jawab melakukan tugasnya kepala
desa.
J. Output Siskamling:
1. Intertamsasi, bentuk, lokasi:
a. Sasaran: ternak, nasabah, ranmor.
b. Dimana: tempat diperkirakan / tempat umum.
c. Siapa korbannya: warga lingkungan setempat, warga lingkungan
erosit.
d. Bagaimana dilakukan: copet, jamret, todong, mencukil.
e. Dengan apa: senjata tajam, pisau, ranmor.
2. Penentuan batas lingkungan.
3. Penentuan kegiatan yang berurutan.
4. Penentuan unsur yang ditimbulkan.
5. Penyusunan konsep.
6. Penjelasan.
7. Penyusun matriks.
8. Melaksanakan dengan matriks.
Cara melapor apabila ada pembunuhan / tindak pidana:
a. Hubungi RT/RW, c. Lapor dokter.
KADES / Lurah. d. Amankan TKP.
b. Lapor pada Polri / e. Catat dalam Buku
koramil. Mutasi.
40 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
a. Pentungan. e. Borgol.
b. Ban kamling. f. Jaket/sarung.
c. Sempritan.
d. Senter.
K. Penangkapan
Suatu tindakan penyidik berupa penangkapan sementara waktu
kebebasan tersangka apabila cukup bukti guna kepentingan penyidikan
menurut hukum yang berlaku.
41 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
memahami seluruh aspek kehidupan yang ada.Jarak Penguasaan
Bimastral : Wilayah perkotaan 50 mWilayah pedesaan 100 m.
42 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
a. Informasi c. Harta
b. Nyawa.
Gambar :
Sumber: google.com
43 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
d. Masyarakat dapat menikmati rasa bebas dari gangguan
maupun ancaman, rasa dilindungi dan rasa ketentraman
lahiriah dan batiniah sehingga masyarakat dapat melaksanaan
segala
kegiatan usahanya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
(Tata Tentram Karta Raharja).
e. Masyarakat dapat berperan aktif sesuai peran dan fungsinya
masing-masing dalam mengimplementasikan sistem Kamtibmas
swakarsa dilingkungannya yang mencakup Informasi maupun
peng-Identifiksiksian masalah-masalah Kamtibmas yang terjadi
dilingkungannya dan upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam
rangka menyelesaikan melalui forum kemitraan Polisi
Masyarakat (Siskommas) maupun kegiatan-kegiatan sistem
keamanan Lingkungan (Siskamling).
C. Cara Pengamanan Lingkungan Pemukiman Secara Fisik
Cara pengamanan lingkungan pemukimanfisik dimulai dengan
pengamanan diri pribadi, pengamanan keluarga/rumah tangga dan
pengamanan lingkungan Pemukiman.
D. Cara Pengamanan Diri Pribadi Secara Pribadi Fisik
1. Kewaspadaan diwaktu meninggalkan rumah (tidak membawa
barang-barang berharga parkir kendaraan pada tempatnya dan
sebagainya ).
2. Kewaspadaan menerima tamu yang tidak dikenal.
3. Kewaspadaan terhadap penggunaan alat-alat masak, listrik/api
atau bahan bakar lainnya.
E. Cara pengamanan keluarga/rumah tinggal:
1. Kewaspadaan seperti diuraikan diatas.
2. Pemasangan lampu penerangan yang cukup.
3. Pemasangan pagar secara baik dan tepat ( kokoh, kuat, dan tidak
menutup pandangan dari luar ( dalam rumah ).
4. Pemasangan kunci-kunci.
44 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
5. Bila mau meninggalkan rumah dalam keadaan kosong, lebih baik
dititipkan kepada keluarga/tetangga terdekat yang dapat dipercaya
atau kepada pihak keamanan.
6. Memelihara anjing penjaga dan sebagainya.
45 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
2. SKK Pengamanan Lingkungan Kerja
Gambar :
Sumber: google.com
46 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
c. Membantu menghindari masalah hukum di kemudian hari. Ketika
kantor terbiasa menerapkan disiplin menjaga segala perjanjian di
kertas hitam di atas putih, semuanya akan jelas di mata hukum.
Gambar:
Sumber: google.com
47 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
5. memecahkan masalah secara damai menghargai perbedaan dan
mengedepankan hak asasi manusia.
6. bertanggung jawab, dan bermitra dengan masyarakat, untuk
memecahkan masalah keamanan yang penting.
7. Berkerjasama untuk memahami bersama isu-isu tentang
kekerasan terhadap siswa yang lebih lemah, hukuman fisik,
rasisme, ketidakadilan gender, dan berbagai ketakutan lainnya.
8. Merespon secara konsisten dan adil terhadap berbagai insiden
dan menggunakan intervensi untuk memperbaiki kerusakan fisik
maupun psikis dan memperkuat hubungan dan mengembalikan
rasa percaya diri.
9. berpartisipasi dalam pengembangan kebijakan, prosedur,
praktek- praktek yang mempromosikan keamanan sekolah.
10. memonitor dan mengevaluasi lingkungan sekolah untuk bukti
dan peningkatan keamanan sekolah.
A. Mengapa Perlu Sekolah yang Aman, Nyaman dan Disiplin
Sekolah yang aman, nyaman dan disiplin ini perlu diciptakan,
agar anak dapat belajar tidak hanya keterampilan akademik akan
tetapi juga melatih siswa untuk mencapai hal-hal non-akademik
yang juga sangat penting bagi kehidupan. 3 Ciri-ciri sekolah yang
aman, nyaman dan disiplin:
a. Sekolah yang aman, nyaman dan disiplin mempunyai
karakteristik sebagai berikut. Lingkungan fisik sekolah aman
dan nyaman (gedung sekolah, kelas, laboratorium, peralatan,
halaman).
b. Warga sekolah saling mendukung dan menghargai.
c. Semua warga menerapkan disiplin yang efektif.
d. Sekolah memberikan pembelajaran terbaik.
e. Warga sekolah mengembangkan sikap persamaan, keadilan,
dan saling pengertian.
f. Strategi pengelolaan prilaku yang menyimpang sifatnya
supportive thd siswa.
48 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
g. Adanya program penyembuhan/terapi.
h. Adanya pemodelan/ contoh prilaku dan sikap yang diharapkan
dari semua staf sekolah.
Gambar :
Sumber: google.com
A. Hukum Pidana
Hukum pidana adalah serangkaian kaidah hukum tertulis yang
mengatur tentang perbuatan – perbuatan yang tidak boleh dilakukan atau
dilarang, dengan adanya ancaman sanksi tertentu.Hukum pidana berisi
tentang hak – hak dan kepentingan individu dalam masyarakat. Hukum
pidana dapat ditafsirkan dengan berbagai macam penafsiran hukum
perdata. Dalam hukum pidana dikenal dengan 2 jenis perbuatan, yaitu :
1. Pelanggaran
Pelanggaran adalah perbuatan yang hanya dilarang oleh peraturan
perundang – undangan. Namun tidak memberikan efek yang tidak
berpengaruh secara langsung kepada orang lain.Seperti tidak
menggunakan sabuk pengaman saat mengendarai mobil dan tidak
menggunakan helm saat mengendarai sepeda motor, serta masih
banyak lagi yang lainnya.
2. Kejahatan
Kejahatan adalah perbuatan yang dilarang oleh peraturan
perundang – undangan dan bertentangan dengan nilai moral, nilai
49 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
agama dan rasa keadilan pada masyarakat.Pelaku yang melakukan
kejahatan akan mendapat hukuman atau sanksi berupa pemidanaan.
Seperti pencurian, pemerkosaan, pembunuhan, dan lain sebagainya.
B. Hukum Perdata
Hukum perdata adalah serangkaian hukum yang mengatur tentang
hubungan antara individu satu dengan individu yang lain.Hukum perdata
berisi aturan yang mengatur hubungan antar masyarakat yang menitik
beratkan kepada kepentingan perseorangan. Hukum perdata dibagi
menjadi 5 golongan hukum, yaitu :
a. Hukum Keluarga
Hukum keluarga adalah keseluruhan hukum yang mengatur
tentang ketentuan dan aturan – aturan mengenai hubungan hukum
yang bersangkutan dengan keluarga sedarah dan keluarga yang telah
terikat perkawinan.
b. Hukum Harta Kekayaan
Hukum harta kekayaan adalah hukum yang mengatur tentang
hak dan kewajiban manusia yang bernilai uang.
c. Hukum Waris
Hukum waris adalah hukum yang mengatur tentang peninggalan
harta seseorang yang telah tiada atau meninggal dunia yang diberikan
kepada ahli waris atau yang berhak, seperti keluarga.
d. Hukum Perikatan
Hukum perikatan adalah hubungan hukum antara dua orang atau
lebih di dalam pembagian harta kekayaan dimana pihak yang satu
mempunyai hak dan pihak kedua mempunyai kewajiban dan
kecerdasan.
e. Hukum Benda
Berdasarkan Pasal 504 Kitab Undang – Undang Hukum Perdata
(KUHP), benda dibedakan menjadi dua yaitu :
a. Benda bergerak seperti mobil dan motor yang diatur dalam Pasal
509 – Pasal 518 KUHP.
50 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
b. Benda tidak bergerak seperti rumah yang diatur dalam Pasal 506 –
Pasal 508 KUHP.
A. Pengertian
Tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kriminalitas
dari suatu kejadian atau oknum-oknum tertentu dan mengamankan suatu
tempat terjadinya tindak pidana guna untuk membantu mengamankan
Tempat Kejadian Perkara.
51 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
1. SKK Bahaya Narkoba
Gambar :
Sumber: google.com
52 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
Narkotika yang digunakan sebagai pilihan terakhir dapat
digunakan dalam terapi atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contohnya ialah Morfin, Petidin.
c. Golongan III
Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan untuk pengobatan rehabilitas dan terapi untuk
mengurangi ketergantungan pada golongan I dan golongan II.
Contohnya ialah Codein.
B. Psikotropika
Menurut UU RI No. 5 tahun 1997, Psikotropika adalah zat
atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif yang menyebabkan perubahan khas pada
aktifitas mental dan perilaku.Psikotropika terdiri dari 4 golongan:
1. Golongan I
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi kuat mengakibatkan ketergantungan.Contohnya: ialah Ekstasi.
2. Golongan II
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan digunakan dalam
terapi atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
yang kuat mengakibatkan ketergantungan. Contoh: Amphetamine.
3. Golongan III
Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contohnya
ialah Phenobarbital.
4. Golongan IV
Psikotropika digunakan dalam terapi danatau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma
53 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
ketergantungan. Contohnya ialah Diazepam,Nitrazepam ( BK, DUM ).
C. Zat Adiktif
Zat adiktif tidak termasuk narkotika maupun psikotropika.
Merupakan bentuk inhlasi yang penggunaannya dapat menimbulkan
ketergantungan. Contohnya : Nikotin pada rokok, Etanol, pada minuman
berakohol, dan pelarut yang mudah menguap pada thiner, lem, dll. Yang
menyerupakan Zat Adiktif, yaitu :
a. Minumal Alkohol
Minuman yang mengandung etanol etil alcohol, yang
berpengaruh menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian
dari kehidupan manusia sehari hari dalam kebudayaan tertentu. Minuman
beralkohol terdiri dari 3 klasifikasi,yaitu :
1. Golongan A : kadar etanol 1-5 % ( Bir ).
2. Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % ( Berbagai minuman anggur )
3. Golongan C : kadar etanol 20 -45 % ( whisky,vodca, Manson House,
Johny Walker ).
I. Efek NAPZA
Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari NAPZA
dapat digolongkan menjadi 3 golongan :
1. Golongan Depresan (Downer)
54 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
Golongan Depresan (Downer) adalah jenis NAPZA yang berfungsi
mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini membuat pemakainya
menjadi tenang dan bahkan membuat tertidur bahkan tak sadarkan diri.
Contohnya: Opioda (Morfin, Heroin, Codein), sedative (penenang),
Hipnotik (obat tidur) dan Tranquilizer (anti cemas).
3. Golongan Halusinogen
Golongan Halusinogen adalah jenis NAPZA yang dapat
menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan, pikiran
dan seringkali menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh
persaan dapat terganggu. Contoh: Kanabis (ganja).
55 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
2. SKK Pengenalan Tulisan tangan, tanda tangan, dan uang palsu
Gambar :
Sumber: google.com
56 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
b. Arah Tulisan
Arah tulisan (dari kiri ke kanan) menunjukkan bagaimana anda
berkomunikasi. Tulisan yang miring ke kanan menunjukan sikap yang
terus mengacu ke masa depan, kecintaan pada Ayah, dan kecendrungan
diri yang Ekstrovert. Tulisan yang miring ke kiri menunjukan sikap
yang reflektif, kecintaan pada Ibu, dan kecendrungan diri yang intovert.
Tulisan yang tegak lurus menunjukan sikap yang tegar, suka mengamati
lingkungan, banyak perintah, dan mampu mengendalikan emosi, juga
mencirikan tulisan seorang pengusaha, pemimpin militer, dan penulis
terkenal.
c. Ukuran Huruf
Besar kecilnya tulisan, ditentukan oleh huruf-huruf di zona tengah.
Tinggi huruf 3 mm dianggap sebagai ukuran rata-rata. Bila ukuran lebih
dari 3 mm, menunjukan kepribadian yang Merdeka, membutuhkan
ruang untuk bahagia. Huruf yang menjorok ke atas maupun ke bawah
menunjukan kemampuan mental atau fisik yang istimewa. Tulisan yang
kecil menunjukan ekspresi kerendahan hati, meskipun juga cendrung
menunjukan rasa rendah diri.
d. Kemiringan Huruf
Kemiringan rata-rata adalah 45 derajat, jika tulisan cendrung ke kanan
menunjukan Pribadi yang ramah tamah, sedangkan tulisan yang miring
ke kiri menunjukan Pribadi yang Introvert atau manutup diri. Tulisan
miring ke kiri banyak ditemui pada tulisan wanita yang pada masa
kecilnya mengalami kesulitan hidup atau wanita yang kaku dan keras
kepala namun pemalu.
57 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
a. Tulisan dengan tarikan lengkungan kebawah kemudian disambung
bagian terbuka pada atasnya.
b. Tulisan Arcade, adanya lengkungan-lengkungan yang menaungi
dasar tulisan.
c. Tulisan dengan sudut yang membentuk perubahan arah pada bagian
dasar tulisan.
d. Tulisan yang seakan berbentuk Benang berkesinambungan.
Arcade menunjukkan sifat agresif, Sudut mewakili sifat sensitif,
Benang menunjukkan ketergesaan atau suatu keinginan untuk
beradaptasi dengan individu lain (Tulisan ini sering nampak pada
tulisan seorang psikolog, politikus, diplomat, serta mereka yang
menghindari sikap pasti terhadap suatu persoalan.
g. Keteraturan Tulisan
Di definisikan sebagai penulisan tinggi huruf di wilayah tengah,
kemiringan dan besarnya huruf dari tulisan yang relatif tetap atau sama.
Tulisan yang teratur mencerminkan pribadi penulis yang kaku,
cenderung meredam gejolak hati sampai taraf memaksa. Sedangkan,
ketidak teraturan mencerminkan kondisi emosi yang tidak stabil, daya
58 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
kreatifitas yang tinggi. Contohnya adalah ulisan tangan Heyden,
Mozart, dan Picasso yang miring dan jarak antaranya tidak teratur.
h. Lebar Tulisan
Lebar tulisan dianggap normal jika panjang tarikan kebawah tulisan dan
jarak di antaranya sama, menunjukkan sifat orang yang ramah. Jika
jaraknya lebar, hal ini menunjukkan sifat orang yang memiliki imajinasi
yang hidup dan biasanya suka berbicara didepan umum, seperti
bercerita dan berpidato. Kalau tarikan ke atas dan ke bawah saling
berdekatan, cenderung menunjukkan sifat menyembunyikan segala
sesuatu, sikap tidak tulus hati.
i. Arah Tulisan
Lebih dari penampilan tulisan itu sendiri, arah tulisan pun menyatakan
sesuatu. Emosi, ambisi, ditunjukkan oleh kurva yang naik. Depresi,
sakit, dan kelelahan ditunjukkan oleh tulisan yang membentuk
cekungan, sedangkan cembung menunjukkan ambisi awal yang
cenderung bimbang.
59 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
i. Tanda Tangan yang Tidak Terbaca
j. Titik di Akhir Tanda Tangan
k. Tanda Tangan yang Diberi Garis Bawah
l. Tanda Tangan dengan Penekanan Kuat
m. Tanda Tangan yang Cederung Naik
n. Tanda Tangan yang Cenderung Menurun
b. Diraba
Usaplah uang tersebut apakah uang itu terasa kasar atau
lembut. Uang yang asli biasanya agak kaku dan tebal bahan kertasnya.
Di samping itu pada angka atau gambar uang biasanya sengaja dicetak
agak menonjol dan akan terasa jika diusap-usap. Rabalah uang anda
apakah sudah asli atau belum.
c. Diterawang
60 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
Langkah yang terakhir adalah menerawangkan ke sumber
cahaya kuat seperti matahari dan lampu. Setelah diterawang lihatlah
bagian tali pengaman dan tanda mata air apakah dalam kondisi baik
atau tidak.
Gambar
Sumber: google.com
61 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
mengamati garis yang terdapat pada guratan garis jari tangan dan telapak
kaki.
b. Arch
Pola ini bisa terlihat sebagai sebuah Flat Arch, atau Tented Arch.
Perhatikan setiap pola Arch menaik sangat tinggi.
c. Loop
62 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
Loop dapat menaik ke arah ujung jari, atau menjatuh ke arah
pergelangan tangan. Common Loop bergerak ke arah ibu jari,
sementara Radial Loop (Loop terbalik) bergerak mengarahkan ujung
pemukulnya ke sisi lengan.
a. Loop Umum (Common Loop) .
b. Loop Memusat (Radial Loop).
c. Double Loop Double Loop
63 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
4. Penyidik pembantu
Penyidik pembantu merupakan pejabat kepolisian Negara Republik
Indonesia yang karena diberi wewenang tertentu oleh KUHAP untuk
melakukan penyidikan.
5. Penyelidik
Penyelidik merupakan pejabat polisi Negara Republik Indonesia yang
diberi wewenang tertentu oleh KUHAP untuk melakukan penyidikan.
6. Tersangka
Tersangka merupakan seseorang yang karena perbuatan atau
berdasarkan bukti permulaan, patut diduga sebagai pelaku tindak pidana.
7. Saksi
Saksi merupakan seorang yang dapat memberi keterangan guna
kepentingan penyidikan, penuntut dan peradilan tentang suatu perkara
pidana yang dia dengar sendiri, dan alami sendiri.
8. Laporan
Laporan merupakan pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang
karena hak atau kewajiban berdasarkan undang – undang kepada pejabat
yang berwenang tentang telah atau sedang akan terjadinya peristiwa pidana.
9. Pengaduan
Pengaduan merupakan pemberitahuan disertai permintaan oleh pihak
yang berkepentingan kepada pejabat yang berwenang guna menindak
menurut hukum seorang yang telah melakukan tindak pidana.
10. Tertangkap tangan
Tertangkap tangan merupakan tertangkapnya seseorang pada waktu
sedang melakukan tindak pidana atau dengan segera sesudah beberapa saat
tindak pidana itu dilakukan, atau sesaat kemudian diserukan padanya oleh
kalayak ramai sebagai yang melakukannya.
11. Tempat kejadian perkara
Tempat kejadian perkara merupakan tempat dimana suatu tindak
pidana dilakukan atau terjadi dan tempat-tempat lain dimana tersangka dan
suatu barang bukti yang berhubungan dengan tidak pidana tersebut dapat
ditemukan.
64 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
a. SKK Olah Tempat Kejadian Perkara
TKP (Tempat Kejadian Perkara) merupakan tempat dimana suatu tindak
pidana diterjadi atau akibat yang di timbulkan. Tindakan yang dilakukan adalah :
a. Pertolongan dan perlindungan terhadap korban.
b. Tutup dan jaga TKP dari gangguan orang-orang yang tidak
berkepentingan
c. Pertahankan keaslian TKP( status Quo) sampai petugas dari
kepolisian tiba di lokasi dan cegah barang bukti jangan sampai hilang
atau rusak.
d. Menutup area TKP dan hubungi pos polisi terdekat
Apabila petugas dari kepolisian sudah datang segera laporkan tentang
keadaan TKP baik korban, pelaku dan barang bukti.
A.Sasaran TKP, yaitu :
a. Korban
b. Pelaku
c. Saksi
d. Barang Bukti
B. Persiapan TPTKP:
a. Personil
b. Menyiapkan surat perintah dan administrasi pendukung
c. Perlengkapan Satuan
d. Perlengkapan Perorangan
e. Persenjataan
f. Peralatan Sabhara Kit penanganan TPTKP
C. Penanganan Tindakan Pertama Pempat Kejadian Perkara (TPTKP):
a. Melakukan pertolongan terhadap korban
b. Memasang Police Line atau peralatan tali lainnya
c. Mengamati secara umum tentang situasi, baik orang maupun barang atau
benda-benda
65 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
d. Mencatat tempat dan waktu kejadian
e. Mendata dan mencatat orang-orang yang berada di TKP terutama yang
mengetahui tentang kejadian dan diperintahkan untuk tidak meninggalkan
tempat
f. Menangkap pelaku apabila masih berada di sekitar TKP
g. Mengamankan barang bukti dengan memberikan tanda-tanda
h. Membuat gambar/sket TKP
i. Membuat berita acara penanganan TKP
j. Menyiapkan permintaan VER
k. Meminta bantuan anjing pelacak
l. Menyerahkan hasil penanganan TKP kepada petugas penyidik beserta
tersangka, barang bukti dan saksi yang ditemukan
D.Hal-hal yang perlu dilakukan saat datang ke TKP :
1. Tindakan terhadap tempat kejadian
a. Tutup dan jaga TKP dari orang yang tidak berkepentingan
b. Mempertahankan status aslinya selama pemeriksaan belum selesai
2. Tindakan terhadap korban
a. Meraba bagian tertentu apakah masih hidup atau tidak
b. Bila ada kehidupan pada korban beri P3K
c. Bila mungkin diminta identitas pelaku
3. Tindakan terhadap pelaku
a. Adakan pencarian singkat kalau pelaku masih ada disekitar TKP
b. Tangkap pelaku dan adakan penggeledahan sebagaimana mestinya
c. Cabut identitas pelaku
d. Cegah pelaku jangan sampai menghilangkan barang bukti
4. Tindakan terhadap barang bukti
b. Jaga jangan sampai rusak atau hilang, terhapus atau letaknya jangan
sampai berubah
c. Catat barang bukti waktu ditempat atau sebelum diadakan perubahan
sekelilingnya
Tindakan terhadap saksi
a. Catat keterangan saksi yang mengetahui tentang kejadian tersebut.
66 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
b. Tahan saksi sampai menunggu datangnya petugas.
c. Catat identitas saksi atau cabut identitas yang ada sebelum meninggalkan
saksi
67 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
bencana tersebut tidak membesar atau lebih parah lagi.
1. Kelas A
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat, misalnya kertas,
kayu, plastik, karet, busa dan lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk
kelas ini berupa: air, pasir, karung goni yang dibasahi, dan Alat Pemadam
Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering.
2. Kelas B
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda mudah terbakar berupa cairan,
misalnya bensin, solar, minyak tanah, spirtus, alkohol dan lain-lainnya. Media
pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: pasir dan Alat Pemadam
Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia kering. Dilarang memakai air
untuk jenis ini karena berat jenis air lebih berat dari pada berat jenis bahan di
atas sehingga bila kita menggunakan air maka kebakaran akan melebar
kemana-mana.
3. Kelas C
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman kebakaran
untuk kelas ini berupa: Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api
tepung kimia kering. Matikan dulu sumber listrik agar kita aman dalam
memadamkan kebakaran
I. SKK Pencegahan Kebakaran
Usaha menyadari dan mewaspadai faktor faktor yang menjadi sebab
munculnya kebakaran dan mengambil Langkah-langkah untuk kemungkinan
terjadinya bencana.
68 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
2. Kelas B
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda mudah terbakar
berupa cairan, misalnya bensin, solar, minyak tanah, spirtus, alkohol dan
lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran untuk kelas ini berupa: pasir
dan Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau racun api tepung kimia
kering. Dilarang memakai air untuk jenis ini karena berat jenis air lebih
berat dari pada berat jenis bahan di atas sehingga bila kita menggunakan
air maka kebakaran akan melebar kemana-mana.
3. Kelas C
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman
kebakaran untuk kelas ini berupa: Alat Pemadam Kebakaran (APAR) atau
racun api tepung kimia kering. Matikan dulu sumber listrik agar kita aman
dalam memadamkan kebakaran
2. Penilaian Resiko
Resiko tinggi karena merupakan bangunan tinggi yang banyak orang.
3. Monitoring
Inspeksi Listrik, Inspeksi Bangunan, Inspeksi Peralatan Pemadam Kebakaran,
Training, Fire Drill / Latihan Kebakaran dan lain-lain.
4. Recovery / Pemulihan
69 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
Emergency Response Plan / Rencana Tindakan Tanggap Darurat, P3K,
Prosedur-Prosedur, dan lain-lain.
2. Pembakaran
Pembakaran/api adalah peristiwa proses reaksi oksidasi cepat yang
biasanya menghasilkan panas dan cahaya (energi panas dan energi cahaya).
70 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
Selanjutnya apakah reaksi oksidasi itu?; Dalam konteks masalah kebakaran
dapat dikatakan bahwa reaksi oksidasi adalah reaksi pengikatan unsur
oksigen oleh reduktor/pereduksi (bahan bakar). Sedang dalam konteks lebih
luas, dalam ilmu kimia, reaksi oksidasi didefinisikan sebagai reaksi
pemberian elektron oleh oksidator/ pengoksidasi kepada reduktor/pereduksi.
3. Nyala Api
Nyala api sesungguhnya adalah gas hasil reaksi dengan panas dan
cahaya yang ditimbulkannya. Warna dari nyala api ditentukan oleh bahan-
bahan yang bereaksi (terbakar). Warna yang dihasilkan oleh gas
hidrokarbon, yang bereaksi sempurna dengan udara (oksigen) adalah biru
terang. Nyala api akan lebih mudah terlihat ketika karbon dan padatan
lainnya atau liquid produk antara dihasilkan oleh pembakaran tidak
sempurna naik dan berpijar akibat temperatur dengan warna merah, jingga,
kuning, atau putih, tergantung dari tem-peraturnya.
4. Bara Api
Bara api memiliki ciri khas yaitu tidak terlihatnya nyala api, akan
tetapi adanya bahan-bahan yang sangat panas pada permukaan dimana
pembakaran terjadi. Contoh yang baik untuk bara api adalah batu bara.
Warna dari bara api pada permukaan benda berhubungan dengan
temperaturnya.
A) Segitiga Api
1. OKSIGEN
Pada sisi pertama dari segitiga adalah oksigen. Oksigen adalah gas
yang tidak dapat terbakar (nonflam-meable gas) dan juga merupakan satu
kebutuhan untuk kehidupan yang sangat mendasar. Di atas permukaan
laut, atmosfir kita me-miliki oksigen dengan konsentrasi sekitar 21%.
71 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
Sedang untuk ter-jadinya pembakaran/api oksigen dibutuhkan minimal
16%. Kembali lagi, oksigen itu sendiri tidak terbakar, ia hanya mendukung
proses pembakaran.
2. PANAS
Sisi kedua adalah panas. Panas adalah suatu bentuk energi yang
dibutuhkan untuk meningkatkan temperatur suatu benda/ bahan bakar
sampai ketitik dimana jumlah uap bahan bakar tersebut tersedia dalam
jumlah cukup untuk dapat terjadi penyalaan.
A. Sumber-sumber Panas
Sumber-sumber panas/energi panas sangatlah beragam, dapat
disebutkan disini adalah Arus listrik. Panas akibat arus listrik dapat
terjadi akibat adanya hambatan terhadap aliran arus, kelebihan beban
muatan, hubungan pendek, dan lain-lain.
Panas yang dihasilkan oleh kerja mekanik biasanya dari gesekan dua
benda atau gas yang diberi tekanan tinggi.
Reaksi kimia
Pada reaksi kimia, hubungan dengan panas, terdapat dua macam reaksi
yaitu reaksi endotermis dan eksotermis. Reaksi endotermis adalah reaksi
yang membutuhkan panas untuk dapat berjalan, sedang rekasi eksotermis
adalah kebalikannya yaitu menghasilkan panas dan reaksi inilah yang
merupakan sumber panas. Reaksi kimia disini tidak hanya terbatas pada
reaksi perubahan atau pembentukan senyawa baru, akan tetapi dapat juga
dalam bentuk proses pencampuran dan atau pelarutan.
Radiasi matahari Sinar matahari dapat menjadi sumber panas yang dapat
menyebabkan kebakaran apabila intensitasnya cukup besar, atau di ter/difokuskan
oleh suatu alat optik.
• Cara-cara Perpindahan Panas
Panas dapat berpindah dan dalam suatu kejadian kebakaran perpindahan panas ini
harus mendapat perhatian yang besar, karena apabila perpindahan panas tidak
terkontrol akan dapat mengakibatkan kebakaran meluas dan atau mengakibatkan
kebakaran lain. Perpindahan panas ini dapat terjadi dengan berbagai cara, yaitu:
72 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
konduksi, konveksi dan radiasi; dan khusus dalam masalah kebakaran ada juga
Penyulutan langsung.
Ø Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas yang terjadi secara molekuler, jadi panas
berpindah di dalam suatu bahan penghantar (konduktor) dari satu titik ketitik lain
yang memiliki temperatur lebih rendah. Sebagai gambaran adalah apabila kita
memanaskan salah satu ujung sebuah tongkat besi maka lambat laun panas akan
berpindah keujung lainnya, sedangkan tongkat tersebut tidak berubah bentuk.
Ø Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas yang berhubungan dengan bahan fluida atau
bahan yang dapat mengalir dalam bentuk gas atau cairan. Pada konveksi panas
berpindah dengan berpindahnya bahan penghantar, atau lebih tepat bahan
pembawa panas tersebut. Sebagai gambaran adalah apabila terjadi kebakaran di
lantai bawah sebuah bangunan bertingkat, maka panas akan dibawa oleh asap atau
gas hasil pembakaran yang panas ke lantai di atasnya.
Ø Radiasi
Perpindahan panas dengan cara radiasi tidak membutuhkan suatu bahan
penghantar seperti pada dua perpindahan panas sebelumnya. Pada radiasi panas
berpindah secara memancar, jadi panas dipancarkan segala arah dari suatu sumber
panas. Sebagai contohnya adalah radiasi sinar matahari, yang kita semua tahu
bahwa dari jarak yang jutaan kilometer melalui ruang kosong di antariksa panas
matahari dapat sampai ke bumi.
3. BAHAN BAKAR
Sisi yang lain (ketiga) adalah bahan bakar. Berbeda dengan apa yang umum
disebut sebagai bahan bakar oleh setiap orang, bahan bakar dalam hubungannya
dengan ilmu kebakaran adalah setiap benda, bahan atau material yang dapat
terbakar dianggap sebagai bahan bakar. Apabila kita perhatikan, maka akan kita
dapati bahwa hidup kita selalu dikelilingi oleh bahan bakar. Oleh karena itu
adalah sesuatu yang wajib bagi kita untuk selalu siap siaga menghadapi ancaman
bahaya kebakaran.
Ada beberapa istilah yang perlu diketahui dalam hubungannya dengan bahan
bakar, yaitu:
73 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
Flash point: temperatur terendah pada saat dimana suatu bahan bakar cair
menghasilkan uap dalam jumlah yang cukup untuk menghasilkan nyala sesaat dari
campuran bahan bakar dan udara (oksigen).
Fire point : temperatur (akibat pemanasan) dimana suatu bahan bakar cair dapat
memproduksi uap dengan cukup cepat sehingga memungkinkan terjadinya
pembakaran yang kontinyu/terus menerus.
74 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
Daerah pencariannya cukup luas&dasar
7. Creaping (C)
Biasa digunakan di jurang/dasar yang lebih rendah
8. Square (sq)
Di daerah datar/lebih sempit
d. Sector (S)
Digunakan apabila korban tidak diketahui keberadaannya
e. Counture (cc)
Biasa digunakan dibukit/puncak tertinggi.
75 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I
Dalmas
Karya guna
b. Satwa Kuda
Kuda DALMAS
Kuda Protokoler
Kuda Olahraga
Kuda Karya guna
76 | M A K A L A H K R I D A A N G K A T A N X X X V I I I