BAB II CAKRA
Definisi Cakra
1. Cakra dalam bahasa sangsekerta diartikan sebagai roda (lingkaran) yang berputar,
mungkin ini karena bentuk cakra yg permulaannya seperti roda dan dapat berputar.
2. Dalam Hinduisme dan dalam sebagian budaya Asia yang terkait dengan Hinduisme,
cakra dipahami sebagai pusat energi metafisik dan/atau biofisis dalam tubuh manusia.
Jenis Cakra
1. Cakra mayor, Suatu cakra akan dikatakan sebagai cakra mayor bila dia
mempunyai sumber energi didalam cakra, penggerak energi dan juga
mempunyai karakterteristik energi yang berbeda dengan cakra yang lain.
2. Cakra super minor, merupakan cakra yang mengiringi cakra mayor, dan
mempunyai spesialisasi sebagai pendukung cakra mayor tersebut berguna
sebagaimana mestinya, (contoh mata ke 3)
3. Cakra minor, merupakan cakra yang ada di sekujur tubuh, dan cakra ini hanya
sebagai penguat cakra mayor dalam mengalirkan energinya ke nadi2 dan juga
mengalirkan energi keluar dari tubuh atau menarik energi ke dalam tubuh.
Fungsi Cakra
Sesuai dengan fungsinya cakra dapat menampung energi, baik energi dari dalam diri
ataupun energi dari luar diri (alam semesta). kemampuan cakra yang begitu besar
dalam menampung energi sangatlah menguntungkan kita dalam menumpuk energi,
namun perlu diketahui kemampuan cakra dalam menampung energipun punya
batasan-batasan. Batasan-batasan ini disebabkan oleh besarnya cakra yang dimiliki
oleh seorang praktisi. Konsep menampung energi berbeda fungsi antara cakra mayor,
super minor dan minor.
1. Cakra mayor, menampung energi bertujuan untuk memupuk kekuatan di
dalam cakra mayor
Cakra sebagai sumber energi hanya dipunyai cakra mayor, dan dengan mengaktifkan
energi di dalam cakra mayor seseorang akan dapat menggunakan cakra mayor sebagai
pusat energinya. Serta dengan semakin seringnya seorang praktisi melakukan buka
tutup energi di dalam cakra mayor maka cakra akan semakin besar, hal ini disebabkan
oleh pergerakan energi yang semakin besar ketika membuka tutup cakra.
Sebagai sumber energi tiap cakra mempunyai jenis energinya yang berbeda-beda
sesuai dengan konsep cakranya masing-masing
3. Penggerak energi
Cakra dapat juga digunakan untuk mengatur pergerakan energi, baik pergerakan
energi keluar dari dalam tubuh atau ke dalam tubuh, dan pergerakkan energi antar
cakra, baik dari cakra mayor ke minor or cakra mayor ke cakra mayor yang lain.
Pengetahuan gerak atau arah energi sangat berperan dalam menentukan hasil suatu
tujuan penyaluran energi. Sehingga pergerakan energi dapat anda atur menurut
keinginan anda.
Pergerakkan energi ditentukan oleh gerak putar cakra dan arah putar cakra terbagi
menjadi 2 arah gerak :
1. Putaran searah jarum jam, berfungsi untuk mengalirkan energi dari dalam
cakra keluar cakra, baik untuk healing or untuk yang lain
2. Putaran berlawan jarum jam, berfungsi menarik energi dari luar cakra masuk
ke dalam cakra. Biasanya putaran ini digunakan untuk menarik energi alam
semsta or energi yang lain
Struktur Cakra
Secara umum cakra tersusun atas bebeberapa bagian dan tiap bagian mempunyai
fungsinya masing-masing, struktur cakra dapat di bagi mnenjadi :
Filter cakra berada di bagian paling atas, berguna untuk menyaring energi positif dan
negatif. Dan tiap cakra mempunyai mempunyai 2 filter energi yang masing-masing
mempunyai fungsi yang berbeda, baik untuk masuknya energi atau keluarnya energi.
Filter cakra yang berfungsi untuk menyaring energi yang datang dari luar, sehingga
kotoran energi yang datang dari luar tidak dapat mengotori cakra kita. Dalam
fungsinya filter ini mempunyai arus satu arah saja, yaitu hanya menyalurkan energi
dari luar ke dalam cakra sehingga ketika kita menarik energi dari luar yang terambil
hanyalah energin positifnya saja.
Filter yang berfungsi sebagai penyaring energi dari dalam ke luar, sehingga energi
dari dalam tidak akan keluar mahkota, namun hal ini akan sering mengakibatkan
blocking energi.
1. Dinding cakra
1. Inti Cakra
1. Cakra mayor, inti cakra selain berfungsi untuk katup energi yang
berhubungan dengan sumber energi juga berfungsi sebagai alas/sekat cakra
antara energi yang berada di dalam cakra dengan sumber energi. Dengan
membuka dan menutup katup cakra inilah meditasi cakra dilakukan yang
berguna untuk memperbesar energi di dalam cakra dan juga nantinya akan
memperbesar cakra dengan sendirinya.
2. Super minor, inti cakra merupakan sekat antara ruang energi super minor
dengan cakra mayor
3. Minor, inti cakra hanya berfungsi sebagai alas atau penutup bagian bawah
cakra
Selain hal diatas struktur cakra masih ditambah dengan serabut cakra, akar cakra dan
lautan energi, namun letaknya tidak di dalam cakra. Jadi jika diurut struktur cakra
terdiri atas 7 susunan yang saling kait mengait satu dengan yang lainnya.
Untuk serabut cakra, akar cakra dan lautan energi tidak dapat saya urai di sini
berhubung saya tidak punya wewenang untuk menguraikannya, juga disebabkan oleh
ketidak mampuan saya untuk menguraikannya. (maaf)
Warna Cakra
Warna cakra mempunyai pola yang berbeda-beda tiap orang, dan warna cakrapun
tidak monoton hanya itu2 saja tapi mengalami perubahan sesuai dengan kondisi energi
dan konsep kesadaran seseorang. Konsep warna di dalam cakra ini akan semakin
memudar jika sudah sampai titiknya. Namun siklus warna dapat dijadikan sebagai
patokan bahwa seseorang telah mengalami perubahan baik energi maupun kesadaran.
Siklus warna cakra dapat di katakan telah mengalami satu siklus jika telah mengalami
perubahan dari warna dasar hingga warna emas dan kembali ke warna dasar lagi.
Semakin sering seseorang mengalami siklus maka akan semakin besar/halus energi
cakranya dan kesadarannya. Siklus warna di dalam cakra dipengaruhi oleh semakin
meningkatnya energi di dalam cakra dan semakin terbukanya konsep cakra-cakranya.
Karakteristik Cakra
Karakteristik cakra hanya dipunyai oleh cakra2 mayor dan juga super minor sebagai
pendukung konsep cakra mayor, namun tidak dipunyai oleh cakra minor yang hanya
berfungsi sebagai penguat untuk mengalirkan energi dari cakra mayor ke nadi-nadi.
2. Cakra Sex (Swadisthan) : mempunyai energi yang mirip dengan cakra dasar,
namun besarnya lebih kecil dari energi cakra dasar, hal ini menggambarkan
konsep energi jiwa
Cakra Sex (Swadisthan) : mempunyai energi yang mirip dengan cakra dasar, namun
besarnya lebih kecil dari energi cakra dasar, hal ini menggambarkan konsep energi
jiwa
1. Satu jalur disebut jalur Fungsional (Ren Mai). Bermula dari dasar tubuh di tengah tubuh
melewati testikel dan anus pada titik yang disebut perineum. Mengalir ke atas ke dalam
tubuh melewati penis, organ-organ perut, jantung dan tenggorokan (jalur depan tubuh).
Jalur kedua disebut jalur Pengatur (Du Mai), bermula dari titik yang sama, mengalir dari
perineum ke atas masuk ke tulang ekor dan naik melalui sepanjang tulang belakang
terus ke dalam otak dan turun kembali ke langit-langit mulut (jalur belakang tubuh).Jalur
Chum na yang menghubungkan lautan energi (Qi Hui) atau tan tien yang biasa
digunakan untuk melatih energi qigong, tai chi dll (Untuk lebih jelasnya bisa dilihat digrup
tao healing milik mas arief prana jaya)
2. Jalur Sushumna, sebagai penghubung antar cakra mayor dan sirkulasi energi di dalam
badan
3. Jalur belakang, sebagai penguhubung antara jalur sushumna dengan nadi2 bagian
belakang.
Dari 3 jalur tersebutlah energi mengalir, baik ke luar mahkota atau ketangan hingga sampai kepasien,
namun disini kia hanya akan membicarakan 2 jalur saja yaitu jalur sushumna dan jalur belakang saja sesuai
konsep cakra yang kita pelajari.
Fungsi Jalur
Setelah seseorang di bangkitkan energinya maka harus tahu jalur mana yang akan digunakan
untuk mengalirkan energi, baik energi inti atau energi dari cakra. Dalam pembangkitan kundalini
seseorang akan dibukakan jalur sushumna untuk dapat lancar mengalirkan energinya sehingga energi dapat
mengalir hingga keluar mahkota. Namun seperti apakah jalur sushumna itu dan dimana letaknya.
1. Jalur sushumna adalah suatu jalur yang menghubungkan antara cakra mayor yang
dengan cakra mayor yang lain dan akan menembus 7 cakra utama, dimulai dari inti
kundalini hingga cakra mahkota, atau diteruskan ke cakra2 diatas mahkota.
2. Jalur Sushumna terletak di bagian depan tubuh kita dari inti kundalini masuk ke cakra
dasar kemudian terus ke atas melewati perut dan naik hingga mahkota. Biasa saya sebut
sebagai jalur depan
Pemahaman akan jalur sushumna ini akan memudahkan kita untuk mengalirkan energi yang akan kita
alirkan, dan juga pemahaman akan fungsi jalur itu sendiri.
Pengaruh Jalur terhadap Energi
Sesuai dengan fungsinya, jalur sebagai jalan (saluran) energi mengalir dari satu tempat ke
tempat yang lain, untuk itu ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan kondisi jalur.
1. Tingkat kebersihan jalur, tingkat kebersihan jalur sangat penting agar energi dapat
mengalir tanpa hambatan dari cakra yang satu ke cakra yang lain.
2. Tingkat besaran jalur, besarnya energi yang mengalir juga dipengaruhi oleh besar
kecilnya jalur, semakin besar jalur tentu akan semakin besar energi yang dapat mengali
di dalam jalur.
3. Tingkat terbukanya jalur, dengan terbuka jalur secara penuh maka aliran energi akan
semakin lancar namun jika jalur tertutup oleh cakra dapat menyebabkan sindrom
BAB VI KENDALA
Oleh Yoja Muhamad pada Selasa, 15 Oktober 2013 pukul 14.03
BAB VI
KENDALA-KENDALA YANG SERING TERJADI DI DALAM KUNDALINI
Dalam proses belajar energi kundalini tidaklah semua berjalan mulus tanpa kendala-kendala, namun sering
terjadi kendala-kendala yang kadang membuat kita pusing. Dan kendala-kendala yang sering terjadi dalam
proses belajar kundalini adalah seperti berikut :
Kendala-kendala diatas terkadang membuat seseorang ketakutan sehingga ketika melakukan latihan kurang
santai dan hal ini sangat mengganggu dalam proses latihan serta peningkatan kemampuan seseorang. Dan
faktor pikiran ini akan sangat berperan dalam keberhasilan seseorang.
1. 1. Salah Jalur
salah jalur
pemahaman jalur yg masih rancau terkadang membuat kita salah mengalirkan energi tidak sesuai dg
keinginab kita. dan hal ini sering terjadi.
konsep jalur yg masih rancau baik di google or pendapat umum membuat banyak praktisi terkecoh. dan
alhasil banyak yg teriak
Salah jalur sering terjadi di dalam proses latihan, sehingga energi yang seharusnya melewati jalur
sushumna akan melewati jalur belakang, dan biasa akan berhenti di punggung dan punggung lama-
kelamaan akan terasa panas seiring dengan penumpukan energi di punggung. Jika hal ini terjadi maka
langkah yang perlu anda ambil adalah seperti berikut :
1. 2. Overload Energi
Overload energi ini juga sering terjadi di dalam proses latihan kundalini, Overload energi adalah suatu
lonjakan energi yang melebihi kekuatan yang seharusnya, dan jika ini dibiarkan akan dapat membuat efek
yang sangat merugikan dan jika energi yang berlebih ini dibuangpun akan sangat disayangkan. Dan
overload ini sebenarnya dapat kita sikapi menjadi sebuah keuntungan bagi kita atau sebagai keberhasilan
latihan kita, dan bukan kita pandang sebagai suatu yang merugikan diri kita.
Tehnik mengatasi overload energi dapat menggunakan beberapa cara tergantung keinginan atau tujuan
yang kita harapkan.
1. Overload energi digunakan untuk membuka cakra minor diatas mahkota kita
Kelebihan energi (overload energi), dapat kita tembakan ke cakra minor di atas mahkota dan target
tembakan dibuat melebihi kemampuan overload energi, dengan membuat target yang begitu banyak akan
dapat kita salurkan semua ke cakra minor diatas mahkota kita hingga batas overload yang kita punya.
Dengan tehnik ini akan dapat kita petik banyak keuntungan, misal dengan semakin banyaknya cakra minor
diatas mahkota yang menjadi aktif dalam waktu yang sangat cepat.
Sebenarnya overload energi dapat juga untuk meningkatkan besaran energi di dalam cakra dan
kemampuan cakra dalam menampung energi dalam jumlah yang besar melebih kemampuan cakra tersebut.
Namun tehnik ini butuh pemahaman akan cakra dan tehnik lebih lanjut yang berhubungan dengan cakra.
Dan jika tehnik ini diterapkan tanpa penanganan lebih lanjut maka akan membuat cakra anda beresiko
menjadi terbatas. Maaf tehnik ini tidak dapat saya jelaskan lebih lanjut.
1. 3. Blocking Energi
Sering kita mengalami blocking energi. Entah karena kurangnya pemahaman bab energi or karena faktor
ketidak sengajaan.
Dan jika anda mengalami ini sebaiknya anda atasi dahulu sebelum anda melakukan medi or kegiatan yg
lain.
Karena setiap.masalah akan menghambat anda.
1. 4. Syndrom kundalini
Syndrom kundalini dapat terjadi jika jalur tertutup, sehingga aliran energi tidak dapat menembus cakra
mahkota, sehingga penumpukkan energi terjadi di suatu tempat, dan jika ini berlangsung lama maka
syndrom dapat mempengaruh kondisi fisik anda yang kemudian akan diteruskan hingga mempengaruhi
kondisi psikologis anda.
Sysdrom sebenarnya terjadi karena tertutupnya jalur oleh cakra atau komponen cakra, sehingga untuk
mengatasi syndrom pun cukup membuka cakra yang menutupi aliran energi yang akan keluar cakra
mahkota. Tempat-tempat yang sering terjadi sysdrom :
1. Cakra Perut
Syndrom di daerah cakra perut biasanya disebabkan karena belum bersihnya daerah void (ruang kosong)
sehingga jalurpun tidak lancar dilalui, untuk mengatasinya agar tidak terjadi syndrom, sebaiknya sering
dilakukan pembersihan daerah void.
1. Cakra Jantung,
Cakra yg paling sering terbuka dan tertutup sendiri, untuk mengatasinya sering2 belajar membuka dan
menutup cakra. Ciri-ciri yang sering terjadi biasanya nyesek di daerah jantung, badan terasa tidak enak dan
lain-lain.
1. Cakra Tenggorokan
Tenggorakan di cakra ini syndrom banyak vareasinya, namun tetap saja syndrom terjadi karena tertutupnya
cakra. Walau sering ada juga sebutan khusus untuk syndrom di daerah dengan sebutan bottle necking. Ciri
yang sering terjadi adalah seperti ada penyempitan di daerah leher
1. Cakra Mahkota
Cakra mahkota sering menutup sendiri dan ini juga akan mengakibatkan syndrom, ciri yang paling kuat
adalah mual mau muntah tapi tidak bisa muntah, muka tebal dan lain=lain
Kotornya jalur karena mahkluk astral juga dapat menghambat kemajuan seorang praktisi dalam
meningkatkan energinya. Dan tempat yang sering didiami oleh mahkluk astral selain di jalur adalah di
daerah tenggorokan, sesuai dengan pintu astral kita yang berada di tengkuk. Hambatan jenis ini
biasanyanya mempunyai ciri-ciri tenggorokan terasa cepat kering, lebih-lebih ketika digunakan untuk
medetasi. Langkah yang dapat diambil adalah dengan cara menembakkan energi ilahi (energi dari jantung)
secara terus menerus dan niatkan untuk membakar mahkluk astral tersebut hingga tidak tersisa (banyak
jenis mahkluk astral seneng nempel di daerah tenggorokan, dan jalur sushumna).
Tingkat kebersihan Cakra juga sangat penting kita perhatikan agar energi positif dapat maksimal mengisi
cakra-cakra kita, sama halnya dengan energi yang mendiami cakra secara berlapis-lapis dan perlu
pembukaan energi yang berlapis dengan meditasi cakra, maka energi negatif dan mahkluk astralpun dapat
mendiami cakra secara berlapis. Sebenarnya tidak perlu kita kawatirkan dengan adanya energi negatif atau
mahkluk astral yang berlapis di dalam cakra kita atau daerah void, karena pembersihan dapat secara
otomatis akan terjadi dengan sendirinya seiring pengingkatan energi di dalam cakra. Namun ada kasus-
kasus tertentu yang butuh penangan serius karena lonjakan energi negatif atau astral yang berlebihan di
dalam satu lapisan cakra. Dan jika kasus ini terjadi rasa sakit yang amat sangat akan dirasakan oleh orang
yang bersangkuta. Dan sebaiknya hubungi orang yang paham dengan kasus-kasus seperti ini.
PEMBERSIHAN
Di dalam Kundalini ada yang disebut dengan pembersihan, dimana pembersihan ini dapat di lakukan
sendiri atau meminta bantuan orang lain. Sebelum proses pembersihan dilakukan sebaiknya anda tahu
jenis2 dan tempat2 dimana energi negatif dan hal2 yang mesti dibersihkan.
Jenis Pembersihan :
1. Pembersihan mahkluk astral
Terkadang kita tidak sadar bahwa ada mahkluk astral menempel ditubuh kita, entah karena keinginan
mahkluk astral itu sendiri atau karena keinginan kita atau mungkin karena ketidak tauan kita akan apa yang
kita lakukan.
a. Mahkluk astral yang menempel karena keinginannya sendiri,
Biasanya mahkluk asral ini menempel di luar tubuh kita, dan pembersihannya dapat dengan cara menyisir
tubuh bagian luar kita dengan energi kundali, mulai dari kaki hingga kepala.
b. Mahkluk astral karena amalan
Terkadang kita tidak paham dengan apa yang kita lakukan atau kita mengamalkan suatu bacaan, yang
akhirnya akan mendangkan mahkluk astral (khodam), dan biasanya mahkluk astral ini berdiam di dalam
tubuh, diantara cakra tenggorokan dan ajna.
Cara pembersihan dapat anda lakukan dengan menggunakan energi kundalini,
Sebelum anda menyalurkan energi kundalini dari cakra dasar sebaiknya anda buka dulu pintu cakra
tenggorokan di tengkuk, dimana hal ini kita lakukan untuk memudahkan proses pembersihan. Pembersihan
kita lakukan dengan cara mendorong energi kundalini dari cakra dasar, tujukan ke cakra tenggorokan
hingga ajna, dorong energi kundalini keluar tengkuk.
Note :
Mahkluk astral ada juga yang tidak bisa dibersihkan, biasanya ini sebangsa qorin, nenek moyong kita, guru
pembimbing.
2. Energi negatif
Energi negatif dapat menghambat perkembangan energi kundalini, cakra, maupun jalur.
Tempat-tempat Energi negatif :i
a. Jalur
pembersihan energi negatif di jalur sangat disarankan untuk memperlancar aliran energi kundalini, dan
biasanya pembersihan dilakukan sebelum pembangkitan kundalini, hal ini dilakukan supaya aliran energi
kundalini dapat mengalir dengan lancar,
b. Void
Pembersihan energi negatif di perut dapat dilakukan setelah pembangkitan kundalini, pembersihan ini
dilakukan bertujuan untuk menambah ruang kosong di daerah void, pengosongan energi negatif di daerah
void sangat dianjurkan guna menambah ruang bagi energi kundalini. Dengan semakin banyaknya ruang
kosong di daerah void maka kapasitas energi kundalini dapat di tingkatkan.
Pembersihan dapat dilakukan setiap hari atau dalam waktu tertentu, mengingat energi negatif di perut tidak
dapat dibersihkan dalam sekali pembersihan. Satu hal yang harus kita pahami bahwa energi negatif di perut
itu berlapis-lapis, dan hanya dapat dibersihkan seiring tingkat energi seorang praktisi.
c. Jantung
Pembersihan energi negatif dijantung dapat dilakukan secara bertahap seiring tingkat energi kundalini dan
tingkat emosi seorang praktisi, pembersihan dapat dilakukan dengan membuka cakra jantung secara
perlahan dan bertahap,
d. Tenggorokan
Pembersihan energi negatif di tenggorokan dapat dilakukan dengan membuka pintu cakra yang berada di
tengkuk, hal ini dilakukan untuk memudahkan proses pembersihan.
e. Ajna
Pembersihan energi negatif di mata 3 kita, bertujuan untuk menambah ketajaman mata 3, semakin bersih
mata 3, akan dapat melihat objek dengan jelas.
f. Otak
Pembersihan energi negatif di otak, bertujuan untuk menambah ruang kosong di otak sehingga otak akan
tambah bersih dan tingkat kesadaran seseorang akan meningkat
Tehnik Pembersihan dapat kita lakukan dengan mendorong energi kundalini dari cakra dasar secara
perlahan, dan niatkan untuk membersihkan energi negatif di tiap2 tempat energi negatif berada, proses
mendorong energi negatif kita lakukan secara perlahan dan ada baiknya anda buka pintu cakra di bahu,
dipundak dan ditungkuk, pembukaan pintu ini guna mempermudahkan energi negatif keluar dari tubuh
Sebelum, kita bicara tentang tehnik pemurnian kita akan mengulas sedikit tentang tujuan dari
pemurnian energi kundalini di cakra dasar. Pemurnian dapat diartikan sebagai tingkat keaslian energi
kundalini yang berada di cakra dasar. Semakin murni energi akan berpengaruh terhadap kemampuan
energi kundalini yang berada di cakra dasar, juga akan berpengaruh terhadap inti kundalini anda atau
kundalini anda akan aktif (menyala).
Tehnik ini dilakukan setelah langkah di bab iv dilakukan. Sebaiknya mulai melakukan pemurnian energi
cakra dasar agar cakra dasar anda menjadi murni dan juga inti kundalini anda aktif (menyala).
Tehnik pemurnian
Tehnik pemurnian dapat anda program dari pemurnian 1 s/d 100 (bisa diganti sesuai kemampuan) dengan
lompatan 2 kali pemurnian yang anda miliki. Karena sifatnya program maka pemurnian dapat digunakan
dengan cara otomatis.
Misal :
dr 1 ke 2, dari 2 ke 4, dari 4 ke 8, dari 8 ke 16, dari 16 ke 32, dan dari 32 ke 100
Pemurnian kita buat seperti tersebut di atas bertujuan untuk menghindari terjadinya overload energi, dan
terjadinya kerusakan pada cakra akibat besaran energi yang terjadi.
Niatnya
Niatkan dalam hati dan hubungkan dengan otak kemudian ucapkan niat :
Pemurnian kundalini hingga 100 pemurnian dengan lompatan 2 kali pemurnian secara otomatis.
Setelah niat anda ucapkan dalam hati dengan perintah pikiran maka pemurnian pun akan berjalan otomatis,
dan setiap anda mengingat pemurnian maka program pemurnian akan bekerja secara otomatis, namun
jangan diingat tiap juga.. pemurnian kan butuh waktu untuk berproses di dalam cakra, minim 3 hari proses
akan berjalan dengan sempurna tiap tingkat pemurnian. Setelah program pemurnian selesai sebaiknya anda
istirahat 3 hari untuk tidak melakukan olah energi, hal ini bertujuan untuk memberi kesempatan kepada
energi untuk mengatur posisinya di dalam cakra dan badan.
Jalur belakang merupakan pecahan (cabang) dari jalur sushumna, yang letaknya di atas cakra dasar, yang
fungsinya untuk membuka jalur daerah belakang badan hingga terhubung dengan jalur sushumna di ubun-
ubun (cakra mahkota), selain itu jalur belakang ini mempunyai fungsi untuk membuka nadi2 yang berada
di daerah belakang badan kita.
· Tehnik membuka jalur belakang
1. meditasi (berdiri/duduk/tidur)
2. tarik nafas hembuskan berlahan sekali disertai dengan menaikkan energi dari cakra dasar (gunakan
jalur sushumna/jalur antar cakra mayor)
3. setelah energi (power) naik hingga daerah void di bawah jantung,
4. hentikan sebentar, kemudian salurkan energi ke kiri dan kekanan hingga membuka nadi2 bagian
depan di daerah bawah jantung hingga cakra sex sampai di di daerah pinggang. setelah proses ini selesai
5. tarik energi ke dalam cakra dasar
6. tarik nafas, hembuskan perlahan diikuti dengan energi dari cakra dasar dan masukkan energi ke jalur
belakang, tunggu hingga punggung menjadi hangat.
7. setelah terasa hangat, salurkan energi ke kiri kanan hingga pinggang dan sambungkan dengan nadi
depan yang telah di buka, (buka simpul2 nadi depan dan belakang) kemudian sambungkan kedua nadi
(depan dan belakang) di daerah pinggang.
8. setelah proses ini selesai, diamkan sebentar (tujuannya untuk menyatukan kedua nadi tersambung
dengan benar dengan sendirinya)
9. setelah nadi depan dan belakang tersambung, salurkan energi (gunakan pernafasan) untuk membuka
jalur belakang di daerah punggung hingga ubun2, hubungkan jalur belakang dengan jalur sushumna di
ubun (buka simpu kedua jalur dan hubungkan kedua jalur sehingga terhubung dengan benar) (Jalur
belakang di atas punggung yang menjadi hangat tidak akan dapat terbuka sebelum nadi depan dan
belakang menyambung dengan dengan benar).
10. setelah jalur belakang dan jalur sushumna terhubung dengan benar, salurkan energi untuk membuka
nadi2 bagian belakang di daerah punggung, tangan hingga ujung2 jari, (buka simpul ujung jari
depan/belakang dan hubungkan kedua nadi tersebut)
11. setelah terhubung tunggu sebentar biarkan koneksi antara nadi depan dan belakang dapat terhubung
dengan benar.
12. setelah proses diatas selesai. tarik semua energi ke dalam cakra dasar biarkan jalur kosong sebentar,
kemudian salurkan energi yang besar (gunakan pernafasan lembut) ke kedua jalur (sushumna dan
belakang) serta nadi2nya secara bersamaan.
13. tingkat keberhasilan dari pembukaan jalur belakang tergantung dari tingkat energi anda (power yang
anda miliki)
Atau menggunakan terhnik lain seperti ini :
Meditasi membuka jalur belakang
1. Tidur miring kekanan
2. Telapak tangan kanan di rahang sebagai bantal tangan kiri dijepit antara paha
3. Posisi kaki kiri menumpang di kaki kanan dan lutut agak dilipat dengan tangan kiri di dantara
paha
4. Nafas biasa
5. Fokuskan di bawah tulang ekor (maaf pantat)
6. Biarkan energi masuk lewat tulang ekor dan naik lewat jalur belakang hingga menembus kepala
serta mengangkat semua kotoran di jalur belakang
7. Kondisikan badan serilek mungkin
8. Kendalika. Energi untuk terus naik hingga keluat mahkota .
C. TEHNIK PEMBERSIHAN
Top of Form
Bottom of Form
Tingkat kebersihan jalur dan cakra sangat mempengaruhi kemampuan dan perkembangan energi juga
kelancaran penyaluran energi.
1. Pembersihan mahkluk astral
Terkadang kita tidak sadar bahwa ada mahkluk astral menempel ditubuh kita, entah karena keinginan
mahkluk astral itu sendiri atau karena keinginan kita atau mungkin karena ketidak tauan kita akan apa yang
kita lakukan.
a. Mahkluk astral yang menempel karena keinginannya sendiri, Biasanya mahkluk asral ini menempel di
luar tubuh kita, dan pembersihannya dapat dengan cara menyisir tubuh bagian luar kita dengan energi
kundali, mulai dari kaki hingga kepala.
b. Mahkluk astral karena amalan. Terkadang kita tidak paham dengan apa yang kita lakukan atau kita
mengamalkan suatu bacaan, yang akhirnya akan mendangkan mahkluk astral (khodam), dan biasanya
mahkluk astral ini berdiam di dalam tubuh, diantara cakra tenggorokan dan ajna.
Cara pembersihan dapat anda lakukan dengan menggunakan energi kundalini,
Sebelum anda menyalurkan energi kundalini dari cakra dasar sebaiknya anda buka dulu pintu mahkluk
astral di tengkuk dan dipuggung, hal ini kita lakukan untuk memudahkan proses pembersihan.
Pembersihan kita lakukan dengan cara mendorong energi kundalini dari cakra dasar menyesir ke atas dan
di tujukan ke pintu-pintu astral (tengkuk dan punggung). Kemudian di buang ke dimensi sebelah atau ke
pohon or di musnahkan (bisa mengikuti intuisi).
Note :
Mahkluk astral ada juga yang tidak bisa dibersihkan, biasanya ini sebangsa qorin, nenek moyong kita, guru
pembimbing.
2. Energi negatif
Energi negatif dapat menghambat perkembangan energi kundalini, cakra, maupun jalur.
Tempat-tempat Energi negatif :i
1. Jalur. Pembersihan energi negatif di jalur sangat disarankan untuk memperlancar aliran
energi kundalini, dan biasanya pembersihan dilakukan sebelum pembangkitan kundalini,
hal ini dilakukan supaya aliran energi kundalini dapat mengalir dengan lancar,
2. Void. Pembersihan energi negatif di perut dapat dilakukan setelah pembangkitan
kundalini, pembersihan ini dilakukan bertujuan untuk menambah ruang kosong di daerah
void, pengosongan energi negatif di daerah void sangat dianjurkan guna menambah
ruang bagi energi kundalini. Dengan semakin banyaknya ruang kosong di daerah void
maka kapasitas energi kundalini dapat di tingkatkan. Pembersihan dapat dilakukan
setiap hari atau dalam waktu tertentu, mengingat energi negatif di perut tidak dapat
dibersihkan dalam sekali pembersihan. Satu hal yang harus kita pahami bahwa energi
negatif di perut itu berlapis-lapis, dan hanya dapat dibersihkan seiring tingkat energi
seorang praktisi.
3. Jantung. Pembersihan energi negatif dijantung dapat dilakukan secara bertahap seiring
tingkat energi kundalini dan tingkat emosi seorang praktisi, pembersihan dapat dilakukan
dengan membuka cakra jantung secara perlahan dan bertahap,
4. Tenggorokan. Pembersihan energi negatif di tenggorokan dapat dilakukan dengan
membuka pintu cakra yang berada di tengkuk, hal ini dilakukan untuk memudahkan
proses pembersihan.
5. Ajna. Pembersihan energi negatif di mata 3 kita, bertujuan untuk menambah ketajaman
mata 3, semakin bersih mata 3, akan dapat melihat objek dengan jelas.
6. Otak. Pembersihan energi negatif di otak, bertujuan untuk menambah ruang kosong di
otak sehingga otak akan tambah bersih dan tingkat kesadaran seseorang akan
meningkat
Tehnik Pembersihan dapat kita lakukan dengan mendorong energi kundalini dari cakra dasar secara
perlahan, dan niatkan untuk membersihkan energi negatif di tiap2 tempat energi negatif berada, proses
mendorong energi negatif kita lakukan secara perlahan dan ada baiknya anda buka pintu cakra di bahu,
dipundak dan ditungkuk, pembukaan pintu ini guna mempermudahkan energi negatif keluar dari tubuh kita
dan tanpa melalui cakra tenggorokan.
MEDITASI
Melakukan meditasi memang baik, namun ada beberapa hal yang perlu kita ketahui yang
berkenaan dengan semedi. Sebaiknya setiap meditasi diakhiri dengan menutup meditasi, hal ini
bertujuan agar energi tidak terhambur kemana-mana, jika energi terhambur kemana-mana ada
banyak kerugian pada diri anda. Selain akan menimbulkan penumpukan energi di jalur dengan
berbagai macam energi, juga akan mengakibatkan blocking energi, dapat juga menimbulkan
kerugian sebagai berikut :
a. Energi yg anda miliki akan terus diforsir untuk keluar dalam jangak waktu yg lama, memang
anda punya cadangan energi yg banyak, namun saat anda akan menggunakan energi, energi yg ke
Luar tidak optimal.dan tidak dapat bertahan dalam jangka yg lama
b. Energi anda akan berpengaruh ke badan anda, bisa jadi badan anda akan kepanasan or
kedinginan yg amat sangat or menimbulkan sensasi yang tidak enak di badan.
c. Energi anda akan berpengaruh ke anak, istri, suami dll
d. Energi anda akan berpengaruh terhadap mahkluk astral di kiri kanan anda yg akhirnya akan
menarik mahkluk tersebut untuk mendatangi anda
e. Kerja cakra terlalu berat untuk senantiasa mengalirkan energi dalam jumlah yg banyak, harap
anda pahami cakra hanya alat ibarat tangan atau kaki yang memerlukan waktu untuk istirahat.
f. Harap diingat pula bahwa mengalirkan energi dalam waktu yg lama tidak akan menaikkan level
energi anda, yang ada hanyalah pemborosan.
Macam-macam meditasi :
Medi piramide dapat dilakukan untuk menambah menaikkan level energi cakra anda juga dapat digunakan
untuk menaikkan level energi inti kundalini
1. Tidur
2. Silangkan jari2 tangan kiri dan kanan anda sehingga saling kait mengait satu dengan yg lain
(kecuali jari telunjuk), pertemukan jari telunjuk anda kiri dan kanan, demikian juga ibu jari anda
3. Taruh di atas dada anda dan ibu jari menghadap ke kepala dan jari telunjuk menghadap atas
sementara jari yg lain biarkan saling kait mengkait
4. Rilek
5. Tarik nafas (fokus ke cakra yg akan di naikkan energinya, bisa dasar, sex dll)
6. Tahan dan rasakan sudah terhubung dengan cakra yg anda maksud.
7. Hembuskan nafas perlahan dibarengi dg naiknya energi dr cakra dimaksud
8. Ulangi langkah 6 dan 7 jika belum terhubung
9. Nafas biasa, atur dan kendalikan pergerakan energi.naik keatas hingga cakra2 diatas mahkota
10. Lakukan 5 - 15 menit
11. Tutup med, tarik nafas dan tahan kmd hembuskan perlahan dan stabilkan energi di dalam
badan sebatas keperluan badan saja
12. Diam sebentar selesai
Selain meditasi tangan piramide masih ada meditasi dengan tehnik lain untuk menaikkan level energi anda,
tehniknya seperti berikut :
1. Tidur telentang
2. Tangan di pangkal paha (sambungan antara paha dan tubuh) dg posisi telungkup
3. Tarik nafas dan fokus ke cakra yg akan dimaksud
4. Tahan sebentar
5. Hembuskan perlahan disertai naiknnya energi dr cakra yg dimaksud
6. Lakukan 5-15 menit
7. Tutup med, tarik nafas dan tahan kmd hembuskan perlahan dan stabilkan energi di dalam
badan sebatas keperluan badan saja
8. Diam sebentar selesai
Fungsi meditasi ini adalah untuk menutup diri dari serangan lawan, sehingga lawan akan susah
masuk ke dalam diri kita.
<p>1. Tidur telentang</p><p>2. Posisi tangan menyilang di depan dada</p><p>3. Telapak tangan
kanan di ketiak tangan kiri dan tangan kiri di ketiak tangan kanan</p><p>4. Silangkan kaki (kaki
kanan diatas kaki kiri posisi kaki lurus)</p><p>5. Kondisikan badan dalam keadaan
rilek</p><p>6. Tarik napas perlahan .. tahan sebentar .. hembuskan perlahan (diikuti dengan
pergerakan energi di dalam badan)</p><p>7. Nafas biasa dan biarkan energi mengalir di dalam
badan dan membuat pertahanan</p><p>8. Amati dan kendalikan energi</p>9. Lakukan 5 sampai
15 menit
1. d. Meditasi Inti kundalini
Pemahaman inti kundlini sebagai energi yg amat besar di tubuh kita sering membuat kita ingin
mengaktifkan dengan segera, namun ada baiknya kita pahami dulu buat apa inti kundalini di
naikkan dan kenapa begitu tergesa2 untuk dinaikkan. Untuk menaikkan energi inti kundalini ke
atas hingga mahkota perlu memperhatikan beberapa.persyaratan sebagai berikut :
<p>1. Sudah terbentuk dg baguskah cakra2 mayor kita</p><p>2. Sudah seberapa.besar cakra
mayor kita (minim 2/3 badan besarnya)</p>3. Sudahkkah jalur kita besar dan bersih
Syarat –syarat tersebut diatas dimaksudkan untuk menjaga hal-hal yang tidak diingkan seperti
berikut :
1. Duduk
2. Tarik nafas dan tahan sebentar (fokus ke energi yang akan di salurkan)
3. Hembuskan nafas (sambil mengalirkan energi dan tujukan energi di telapak tangan anda
dan kumpulkan energi di telapak tangan anda, bentuk energi menurut yang anda
inginkan)
4. Padatkan energi di telapak tangan
Tehnik bola energi ini juga dapat ditindak lanjuti untuk membuat pagar rumah, perisai dan lain
(Untuk pagar rumah.. tembakan bola energi di titik tengah rumah dan program agar bola energi
mengembang sesuai lebar halaman rumah dan 2 meter tingginya ke atas dan bawah rumah.
Untuk perisai : tembakan energi di titik tengah badan anda dan biarkan membuat selubung yang
menyelubungi tubuh anda)
Tehnik Membolak balik arah energi
Tehnik membolak-balik energi ini bertujuan untuk melatih kemampuan kita dalam menggerakkan energi
sesuai dengan keinginan, hal ini hanya untuk menambah kemampuan dalam menggerakkan energi melatih
pengendalian energi.
1. Duduk/tidur
2. Diam (fokus ke cakra dasar dan energi cakra dasar note: dapat di rubah menurut cakra
yang akan digunakan)
3. Tarik nafas dan tahan sebentar (untuk menghubungkan pikiran dan cakra)
4. Hembuskan nafas (gunakan pikiran untuk menggerakkan cakra dasar berputar searah
jarum jam diikuti 6 cakra mayor yang lain, sekaligus menggerakkan energi mengalir ke
atas menuju mahkota)
5. Lakukan beberapa menit
6. Tarik nafas, tahan dan hembuskan secara perlahan ( stabilkan/netralkan aliran energi)
7. Tarik nafas dan jadikan nafas biasa (kondisikan putaran cakra menjadi halus dan energi
yang aktif hanya sebatas kebutuhan tubuh).
8. Biarkan energi secara perlahan bergerak di dalam badan anda
9. Selesai
10. Note : untuk mengalirkan energi kebawah point 4. Putaran cakra di rubah berlawanan
jarum jam, dan gunakan cakra dasar untuk menampung energi dari luar/alam yang
masuk ke dalam badan kita)
Tehnik penyaluran Energi
Penyaluran energi adalah sesuatu yang penting untuk diketahui dalam belajar energi, dan saya sarankan
untuk tidak terlalu memikirkan posisi ataupun kondisi anda saat mengalirkan energi. Dengan tidak adanya
kerteikatan akan posisi or kondisi maka akan lebih enak menggunakan energi.
tehnik Putaran energi di dalam badan
<p>1. alirkan energi dari cakra dasar melalui jalur sushumna dan alirkan hingga
mahkota</p><p>2. kemudian lanjutkan aliran menuju jalur belakang hingga cakra dasar</p><p>3.
kemudian masukkan energi tersebut ke dalam cakra dasar melalui belakang cakra dasar,</p><p>4.
lakukan sirkulasi ini hingga anda paham benar</p>5. jika sudah paham buat vareasi ke tangan dan
ke kaki sehingga energi mengalir ke seluruh badan<p> </p><p>untuk tangan</p><p>1. alirkan
energi dari cakra dasar melalui sushumna setelah sampai cakra anahata pecah energi menjadi 3 (ke
mahkota, tangan kiri, tangan kanan)</p><p>2. setelah aluran energi sampai ujung2 jalur depan
(sushumna) mahkota dan tangan</p><p>3. kemudian alirkan energi ke jalur belakang dan temukan
3 energi di titik jalur belakang di punggung.</p>4. kmd alirkan energi masuk cakra dasar (melalui
belakang cakra dasar)<p> </p><p>untuk vareasi yang lain bisa di kembangkan sendiri</p><p>1.
membuka cakra perut seperti yang ditulis mas arif di tao</p>2. membuat cahaya di wajah dll
Teknik Reset
Jika anda punya masalah yg sudah rumit bin parah dalam sistem energi tubuh anda,
sebaiknya anda gunakan tehnik reset sistem energi anda. Kmd anda mulai dg tehnik baru.
Apapun masalah sistem energi anda gunakan tehnik pokok ini, entah bloking or yg lain.
Selesai.
Tehnik gtumo
GTUMO PENUH
2. Masukkan ke dantien paling bawah naik terus sampai tembus ubun2 or dantien atas
B. Gtumo kecil
2. Masukkan energi ke dantien paling bawah naik terus sampai tembua dantien.bawah
3. Kmd.energi diputar turun masuk lagi ke dantien bawah hingga tembus dantien bawah
4. Kmd masuk cakra dasar naik terus tembus cakra perut
5. Kmd energi disalurkan ke.tangan or badan
Silahkan mencoba
Tidak boleh putus.rangkaiannya
Tenggorokan sering terasa kering saat meditasi or setelah meditasi dapat digunakan sebagai
petunjuk masih banyak mg yg nongkrong di tenggorokan anda.
Jika anda mempunyai masalah seperti itu sering2 lakukan pembembersihan dg energi.cakra
jantung anda
Langkahnya
-------------
Pada masa sekarang banyak orang yang ingin bisa melihat gaib, sehingga mereka juga
rela mengeluarkan sejumlah rupiah untuk bisa instan melihat gaib (walaupun akhirnya
banyak juga yang kecewa karena mereka tetap saja tidak bisa melihat gaib walaupun
sudah banyak mengeluarkan rupiah).
Pengertian melihat gaib dengan mata ketiga di atas, yang pada masa sekarang banyak
orang menyebutnya sebagai penglihatan mata ketiga, atau ilmu batin, atau ilmu mata
batin, yang dikatakan orang bisa melihat gaib dengan menggunakan cakra mata
ketiga, adalah pengertian orang pada masa sekarang yang berorientasi hanya ingin
bisa melihat gaib saja, yang menganggap kemampuan melihat gaib adalah sesuatu
yang sangat istimewa, bahkan dikultuskan dan dikatakan sebagai kemampuan gaib
tingkat tinggi, yang sudah membuat banyak orang ingin bisa melihat gaib dengan
cakra mata ketiga yang berada di dahi di antara 2 alis mata, yang umumnya pengertian
itu berkembang di kalangan ilmu gaib dan ilmu khodam.
Pengertian itu tidak sejalan dengan pengertian di dunia keilmuan kebatinan dan
spiritual karena umumnya cara itu sulit dikembangkan untuk bisa melihat /
mendeteksi kegaiban tingkat tinggi, sulit untuk bisa digunakan melihat dewa dan buto,
apalagi untuk bertarung berkelahi (kontak energi) melawan mahluk halus tingkat
tinggi sekelas dewa dan buto. Cara itu juga tidak mendatangkan pengetahuan gaib
yang berdimensi tinggi, seperti pengetahuan tentang dewa dan wahyu dewa atau
tentang rahasia kegaiban hidup lainnya yang mengantarkan orang menjadi waskita,
sehingga untuk dipandang mumpuni orang akan banyak memunculkan dogma dan
pengkultusan yang seringkali tidak sejalan dengan kondisi kegaiban aslinya tetapi
dogma dan pengkultusan itu harus dipercayai sebagai benar.
Di dunia kebatinan dan spiritual, semua kemampuan melihat gaib di atas, terutama
melihat secara batin dan melihat secara roh, adalah apa yang disebut sebagai
penglihatan mata ketiga , artinya orangnya mempunyai kemampuan untuk melihat
sesuatu dengan selain mata wadagnya, yang kemampuan itu akan mendatangkan
pengetahuan tersendiri, kebijaksanaan tersendiri, mendatangkan kebijaksanaan
spiritual tentang kegaiban hidup dan kegaiban alam, yang akan mengantarkan
seseorang memiliki hikmat kebijaksanaan kesepuhan dalam dirinya, peka sasmita,
menjadi linuwih dan waskita.
Begitu juga dengan indera keenam. Yang dimaksud indera keenam adalah kepekaan
seseorang untuk menginderai sesuatu yang tidak kelihatan mata, dan itu tidak harus
orangnya bisa melihat gaib, karena pengertian indera keenam itu terutama adalah
kemampuan peka rasa seseorang untuk bisa mendeteksi dan memahami sesuatu yang
tidak tampak mata wadagnya, yang tidak dapat diinderai dengan panca inderanya.
Kepekaan indera keenam banyak terasah pada orang-orang yang selalu menjaga
kepekaan batinnya, yang selalu menjaga untuk selalu bisa peka rasa dan tanggap
firasat, mengerti kegaiban, bukannya bisa melihat gaib tapi tidak tanggap sasmita.
Pada orang-orang yang tekun mendalami kebatinan / spiritual dan tapa brata, peka
rasa dan batin, weruh sak durunge winarah, melihat gaib, terawangan gaib, melolos
sukma, medhar sukma, dsb, biasanya merupakan kemampuan yang tidak terpisahkan
dari kegaiban mereka, merupakan kemampuan gaib yang menyatu dengan diri
mereka, sehingga mereka menjadi orang-orang yang linuwih dan waskita. Biasanya
kemampuan atas ilmu-ilmu tersebut tidak secara khusus dipelajari, tetapi terjadi
dengan sendirinya sebagai efek dari ketekunan penghayatan kebatinan / spiritual, laku
prihatin, semedi dan tapa brata mereka.
Ada pembaca yang bertanya tentang apa tandanya seseorang sudah bisa melihat gaib
secara roh, yang berbeda dengan melihat gaib secara batin.
Biasanya orang tidak membeda-bedakan cara-cara melihat gaib, karena tujuannya
adalah hanya untuk bisa melihat gaib saja, terserah bagaimana caranya. Pembedaan
istilah melihat gaib dengan mata ketiga, melihat gaib secara batin dan melihat gaib
secara roh dilakukan oleh Penulis supaya jika kita bisa membedakannya dan tahu cara
kerjanya, maka masing-masing kemampuan itu bisa ditingkatkan menjadi kemampuan
yang lebih tinggi lagi.
Melihat secara roh adalah kemampuan tingkat lanjut dari melihat secara batin,
sehingga di dalamnya ada banyak hal yang mirip yang membuat sulit untuk
membedakan melihat secara roh dengan melihat secara batin. Yang utama
membedakannya adalah tingkat kemampuannya.
Melihat secara roh biasanya terkait dengan kemampuan lain seperti merogoh sukma
atau medhar sukma, atau kemampuan lain secara roh, sehingga penekanannya adalah
mendayagunakan kemampuan roh/ sukma, bukan batin lagi.
Banyak orang yang mampu melihat gaib, tetapi tidak mengetahui prinsip cara
kerjanya, sehingga seringkali terawangan gaib tidak dibedakan dengan kebisaan
melihat gaib, sehingga oleh banyak orang terawangan gaib dan melihat gaib seringkali
dianggap sama, walaupun sebenarnya berbeda, sehingga orang tidak mampu
mengembangkannya menjadi suatu bentuk keilmuan tersendiri.
Kemampuan melihat gaib adalah dasar untuk terawangan gaib. Terawangan gaib
adalah mendayagunakan kemampuan melihat gaib untuk dapat melihat suatu objek di
tempat yang jauh.
Ilmu terawangan gaib ini bisa digunakan untuk melihat sosok-sosok gaib di alam gaib
atau untuk melihat suatu lokasi / objek tertentu di tempat yang jauh. Kemampuan
melihat gaib menjadi dasar untuk ilmu terawangan gaib.
Masing-masing cara melihat gaib di atas mempunyai cara kerja sendiri-sendiri yang
masing-masing tidak sama dan memiliki juga kelebihan dan kelemahannya sendiri-
sendiri, sehingga untuk tujuan melatih dan mengembangkan masing-masing
kemampuan melihat gaib itu harus dilakukan dengan cara yang masing-masing juga
berbeda.
Tetapi kebanyakan orang tidak tahu bagaimana cara kerja melihat gaib, karena yang
diinginkannya hanyalah untuk bisa melihat gaib saja, terserah bagaimana caranya,
sehingga orang tidak bisa mengembangkannya menjadi kemampuan yang lebih tinggi
lagi, malah banyak orang yang tidak bisa membedakan apakah penglihatan gaibnya itu
benar ataukah penglihatannya itu sebenarnya adalah ilusi / halusinasi.
Melihat gaib dengan cakra mata ketiga adalah melihat gaib dengan mendayagunakan
kemampuan gaib dari cakra energi yang ada di dahi, di antara 2 alis mata (mata
ketiga).
Yang tidak disadari oleh banyak orang adalah pada saat seseorang melihat gaib
dengan cakra mata ketiga ini roh sedulur papatnya bergerak keluar dari tubuhnya
(pergerakannya tidak disengaja dan tidak disadari).
Bila digunakan untuk melihat jauh, maka roh sedulur papatnya akan keluar dari
tubuhnya mendatangi objek sasaran yang ingin dilihat, kemudian mengirimkan
gambarannya kepada roh pancernya di dalam tubuh (kesadaran / pikiran) melalui jalur
energi cakra mata ketiga.
Dengan kata lain, yang bisa melihat gaib adalah sedulur papatnya, bukan pancernya
(bukan orangnya). Apa saja yang dilihat oleh roh sedulur papatnya itu disampaikan
(disambungkan) kepada pancernya melalui jalur energi cakra mata ketiga, sehingga
pancernya dapat ikut melihatnya, sehingga orangnya "merasa" bisa melihat gaib
secara langsung dan secara sadar.
Jadi, yang melihat gaib adalah sedulur papatnya, yang pada saat seseorang sedang
melihat gaib roh sedulur papatnya itu bergerak keluar dari tubuhnya mendekati objek
yang ingin dilihat dan kemudian mengirimkan gambaran penglihatannya kepada
sukma di dalam tubuh (roh pancer) melalui jalur komunikasi cakra energi mata ketiga.
Kemampuan melihat gaib dengan mata ketiga kuncinya adalah pada adanya ikatan
kuat dan komunikasi antara sedulur papat yang berada diluar tubuh dengan sukma di
dalam tubuh, melalui jalur komunikasi cakra energi mata ketiga.
Sebenarnya tidak tepat menyebut kemampuan ini sebagai melihat gaib dengan cakra
mata ketiga, karena yang bisa melihat gaib adalah sukmanya (sedulur papat dan
pancernya), bukan cakra mata ketiganya, sehingga orang tidak bisa memiliki
kemampuan ini hanya dengan cara membuka cakra mata ketiganya.
Orang-orang yang dikatakan bisa melihat gaib dengan cakra mata ketiga, sebenarnya
bukanlah dengan cakra mata ketiganya itu ia melihat gaib. Orang bisa melihat gaib
karena sudah aktifnya saraf-saraf imajinasi di kepalanya yang itu memudahkan
pikirannya (pancernya) menangkap sinyal gaib dari sedulur papatnya atau dari
khodamnya atau dari roh halus lain, sehingga orang tidak bisa melihat gaib hanya
dengan cara membuka cakra mata ketiganya saja.
Aktifnya saraf-saraf imajinasi itu adalah yang dengan sengaja dirangsang dalam orang
bermeditasi olah rasa untuk tujuan melihat gaib, atau dengan melatih kepekaan rasa
dengan cara orangnya membiasakan diri berdiam di tempat yang gelap dan sunyi.
Tetapi jika saraf-saraf imajinasinya itu belum aktif orang bisa juga mendeteksi
kegaiban dengan rasa, dengan saraf-saraf kepekaan rasa di dada.
Kemampuan melihat gaib ini tidak begitu saja secara otomatis terjadi pada orang yang
telah terbuka cakra energi mata ketiganya. Dengan telah terbukanya cakra energi di
dahi memang akan memfasilitasi "jalur komunikasi" antara sedulur papat di luar tubuh
dengan sukma di dalam tubuh. Tetapi cakra-cakra tubuh yang dibuka dengan teknik
pengolahan energi tubuh tidak langsung berhubungan dengan alam gaib dan kegaiban,
misalnya yang dibuka dengan tenaga dalam / prana / kundalini. Untuk dapat melihat
gaib harus ada sugesti pergerakan sukma, walaupun pergerakan itu seringkali terjadi
tidak disadari dan tidak disengaja. Untuk keperluan melihat gaib, maka cakra-cakra
tersebut harus dibuka khusus untuk tujuan kegaiban, bukan dengan tujuan dan cara
yang sama dengan pengolahan energi tubuh.
Kemampuan seseorang yang bisa melihat gaib melalui cakra mata ketiga merupakan
suatu kelebihan dan keistimewaan dibandingkan orang lain yang tidak bisa, tetapi dari
sisi keilmuan, kemampuan itu juga masih mempunyai kelemahan.
Walaupun dengan kemampuan melihat gaib melalui cakra mata ketiga orang merasa
dapat melihat gaib secara langsung dengan cukup jelas, tetapi seringkali kemampuan
melihat gaib dengan cara ini hanya dapat untuk melihat kegaiban tingkat rendah saja.
Melihat gaib melalui cakra mata ketiga mengharuskan adanya komunikasi antara roh
sedulur papat dengan roh pancer. Dengan demikian orangnya harus melakukannya
dengan konsentrasi khusus (dan seringkali juga akan melelahkan pikiran). Selain
kualitas energi di cakra mata ketiganya, kualitas penglihatan gaibnya juga tergantung
pada kemampuannya membaca gambaran gaib yang dikirimkan oleh roh sedulur
papatnya yang mengalir di pikirannya.
Cakra mata ketiga merupakan bagian dari fisik manusia yang kekuatannya terbatas,
dan kemampuan melihat gaib dengan cakra mata ketiga tersebut sangat bergantung
pada kekuatan energi cakranya. Sesudah bisa melihat gaib, biasanya seseorang sudah
merasa puas, kekuatan energi cakra mata ketiganya tidak ditingkatkan kualitasnya,
sukmanya sendiri (roh pancer dan sedulur papatnya) juga tidak diolah untuk memiliki
kekuatan gaib yang tinggi, kepekaan batinnya juga tidak dilatih supaya lebih tajam,
sehingga secara keseluruhan seringkali kemampuan ini hanya dapat digunakan untuk
melihat / mendeteksi keberadaan gaib yang berdimensi rendah saja, tidak bisa
melihat / mendeteksi keberadaan gaib yang berdimensi tinggi.
Orang-orang yang peka rasa batinnya akan dapat merasakan suasana gaib di
lingkungannya berada, tetapi orang-orang yang terbiasa melihat gaib dengan mata
ketiga seringkali tidak peka, tidak dapat merasakan suasana gaib di lingkungannya,
kecuali mereka melihat sendiri sosok-sosok wujud gaibnya. Karena kurangnya
kepekaan dan ketajaman batinnya seringkali juga pemahaman mereka menjadi
dangkal, yang mampu mereka lihat hanya sebatas kulitnya saja, hanya luarnya saja,
dan yang dimensinya rendah saja, tidak mampu menelisik lebih dalam, tidak mampu
mengetahui kesejatian dari apa yang dilihatnya, malahan seringkali orang-orang itu
tertipu oleh penglihatannya sendiri. Dan dari apa yang dilihatnya itu, seolah-olah
dirinya benar-benar mumpuni menguasai ilmu melihat gaib, kepada orang lain yang
awam mereka akan memberikan cerita-cerita dan penjelasan yang seringkali tidak
sesuai dengan aslinya hakekat dan kesejatian dari kegaibannya, ceritanya dilebih-
lebihkan, ketinggian, akan banyak bersifat dogma dan pengkultusan.
Pada orang-orang tersebut, kelemahan lainnya adalah jika kekuatan sukmanya masih
rendah dan penyatuan antar sukma belum cukup kuat. Misalnya saja kemampuan
melihat gaibnya itu digunakannya untuk melihat sesosok gaib yang ternyata
"berbahaya", atau dalam kondisi tidur dan bermimpi diluar kontrolnya roh sedulur
papatnya pergi sendiri keluar dari tubuhnya. Kondisi itu suatu saat dapat menjadi
musibah jika roh sedulur papatnya itu ditangkap oleh roh halus lain. Akibatnya, orang
tersebut akan dapat menjadi lemah ingatan, lupa ingatan, lemah tubuhnya dan sakit-
sakitan, sering bengong melamun tak sadar diri, dsb. Apalagi bila sedulur papatnya itu
disiksa oleh mahluk gaib yang menangkapnya, atau dikejar-kejar, sedulur papatnya itu
akan memberikan gambaran apa yang dialaminya itu kepada orangnya (pancernya)
yang kemudian bisa menyebabkan orangnya selalu merasa ketakutan, merasa
berhadapan, diserang atau dikejar-kejar mahluk halus, karena sedulur papatnya itu
memang sedang berhadapan dengan mahluk halus, ditangkap, disiksa atau dikejar-
kejar. Orangnya bisa gila, merasa selalu dihantui mahluk halus.
Kemampuan melihat gaib dengan mata ketiga banyak dimiliki oleh orang-orang yang
melatih melihat gaib dengan jalur ilmu gaib kebatinan, dengan mantra dan amalan
melihat gaib. Tetapi isi penglihatannya banyak yang berupa ilusi, karena apa saja yang
dilihatnya akan mengikuti sugesti dalam mantra / amalan gaibnya. Dan bila orang-
orang itu juga berkhodam, maka penglihatan gaibnya itu akan sama dengan yang
disebut oleh Penulis sebagai melihat gaib dengan bantuan khodam.
Umumnya mereka itu masih dalam tahap pemula, yang kekuatan sukmanya belum
cukup tinggi, sehingga sedulur papatnya harus pergi keluar mendatangi objek yang
ingin dilihat supaya penglihatannya menjadi jelas. Sedangkan bila kekuatan sukmanya
sudah tinggi umumnya orang-orang itu melihat gaib secara batin. Dengan melihat
secara batin itu orangnya dengan kebatinan dan kekuatan sukmanya yang tinggi bisa
"bermain" di alam roh, bukan sekedar melihat gaib saja. Pada tingkatan yang sangat
tinggi orang melihat gaib secara roh, tetapi sedikit sekali orang yang mampu
melakukannya.
Pada masa sekarang ini sangat jarang ada orang yang bisa melihat gaib dengan mata
ketiga, kecuali yang terjadi secara alami. Kebanyakan orang melakukannya dengan
melihat gaib secara batin, termasuk para praktisi paranormal dan praktisi ilmu gaib
yang sering muncul di televisi. Sebenarnya yang mereka lihat juga hanya sekelebatan
bayangan saja, tidak sempurna, sehingga pengetahuan mereka tentang alam gaib juga
terbatas. Tetapi ada yang dengan mempertunjukkan keilmuan gaibnya yang lain,
menarik dan memasukkan mahluk halus ke dalam tubuh orang lain - mediumisasi,
mereka tampak seolah-olah mereka benar mumpuni dalam hal melihat gaib (padahal
apa dan siapa mahluk yang masuk ke dalam orang yang dijadikan medium itu
seringkali mereka sendiri tidak tahu). Tetapi ada juga sebagian dari mereka yang
kemampuan itu sudah dilatih, sehingga penglihatan mereka dapat lebih tajam dan
lebih jelas, bukan hanya melihat sekelebatan bayangan saja.
Tetapi pada masa sekarang ini orang-orang yang dikatakan bisa melihat gaib dengan
cakra mata ketiga, yang dikatakan bisa melihat gaib dengan cukup jelas, yang
kebanyakan kemampuannya itu terjadi dengan sendirinya tanpa orang itu pernah
melatih kepekaan melihat gaib, kebanyakan sebenarnya adalah orang-orang yang
dirinya mengalami ketempatan sesosok mahluk halus di dalam tubuhnya, terutama di
dalam kepalanya. Mengenai kasus dan fenomena ketempatan mahluk halus ini silakan
dibaca di : Pengaruh Gaib thd Manusia.
Pada orang-orang itu sosok gaib di kepalanya itu memberikan banyak penglihatan
gaib, termasuk ilusi dan halusinasi. Ketika orangnya ingin melihat / menerawang jauh,
karena kondisi kekuatan sukma dan kebatinan orangnya masih lemah, tidak cukup
kekuatannya untuk bisa melihat / menerawang jauh, maka di luar sepengetahuannya
sosok halus di dalam kepalanya itu memaksa sedulur papatnya untuk keluar
mendatangi objek yang ingin dilihatnya supaya penglihatannya menjadi jelas. Sesudah
sedulur papatnya itu melihat objeknya, kemudian mereka "melapor" kepada sosok
halus yang di dalam kepala melalui jalur energi cakra mata ketiga. Sesudahnya
barulah kemudian si sosok halus di dalam kepalanya itu memberikan penglihatan
gaibnya itu kepada orangnya (pancernya), sehingga orangnya "merasa" bisa melihat
gaib. Tetapi apa saja isi penglihatan gaibnya itu semuanya sudah "disetir", sudah
"dibentuk" oleh sosok halus di kepalanya itu, tidak semuanya asli apa adanya.
Tetapi dengan ia merasa bisa melihat gaib itu tanpa disadarinya ia sudah
"memperbudak" sedulur papatnya sendiri dan meresikokan sedulur papatnya untuk
bertemu / berhadapan dengan mahluk-mahluk halus di alam gaib.
Di sisi lain ada juga orang-orang yang ketempatan mahluk halus di dalam badannya.
Pada orang-orang ini sosok gaib di dalam badannya itu juga memberikan banyak
penglihatan gaib, termasuk ilusi dan halusinasi. Tetapi ketika orangnya ingin melihat /
menerawang jauh, biasanya sosok halus di badannya itu tidak memaksa sedulur
papatnya untuk keluar mendatangi objek yang ingin dilihatnya, sehingga penglihatan
gaibnya tidak cukup jelas dibandingkan orang-orang yang ketempatan mahluk halus di
kepalanya. Tetapi kasusnya sama juga, apa saja isi penglihatan gaibnya itu semuanya
sudah "disetir" atau sudah "dibentuk" oleh sosok halus di badannya itu, tidak
semuanya asli apa adanya.
Selain sesosok halus yang berdiam di dalam kepala / badan, ada juga orang-orang
yang memiliki khodam ilmu atau khodam pendamping. Khodam-khodam itu juga
banyak yang sering memberikan gambaran gaib kepada orangnya sehingga orangnya
merasa bisa melihat gaib (merasa mengerti gaib).
Pada orang-orang itu, yang merasa bisa melihat gaib karena dirinya menerima
penglihatan gaib dari sesosok mahluk halus di dalam tubuhnya, atau menerima
penglihatan gaib dari khodam ilmu / pendampingnya, yang sebenarnya bukan
orangnya sendiri yang bisa melihat gaib, tetapi orangnya merasa bisa melihat gaib
karena orangnya menerima gambaran gaib yang mengalir di dalam kepalanya dari
khodamnya, kemampuan mereka melihat gaib itu oleh Penulis dikategorikan sebagai
melihat gaib dengan bantuan khodam.
Uraian lebih lanjut tentang melihat gaib dengan bantuan khodam ini dituliskan di
bagian bawah halaman ini.
Melihat gaib secara batin berbeda dengan melihat gaib dengan cakra mata ketiga.
Melihat gaib secara batin adalah melihat gaib dengan mengandalkan ketajaman /
kepekaan rasa dan batin (ketajaman indera keenam), ditambah kekuatan kebatinan dan
spiritualitas orangnya.
Dengan cara ini yang melihat gaib bukanlah mata dan kesadaran kita, tetapi adalah
kepekaan batin kita yang mampu mendeteksi sesuatu yang gaib atau menginderai
suasana gaib di sekitar kita. Sedulur papat tidak bergerak keluar tubuh (kecuali
disengaja supaya keluar dari tubuh), biasanya cakra mata ketiganya juga belum
terbuka.
Melihat gaib secara batin, pada tingkat dasar, kalau tidak kuat lama fokus pada
kepekaan batin, seringkali gambaran gaib yang tertangkap hanya sekelebatan-
sekelebatan bayangan saja, dan untuk mendapatkan informasi gambaran yang lengkap
akan banyak mengandalkan bisikan wangsit atau ilham dari roh sedulur papatnya.
Kemampuan menginderai atau melihat secara batin ini biasanya terjadi pada orang-
orang yang peka / tajam batinnya, atau pada orang-orang yang menekuni penghayatan
kebatinan atau ilmu-ilmu batin. Orang-orang yang menekuni laku kebatinan tertentu
biasanya memiliki batin yang peka, kuat dan tajam, dan memiliki kedekatan dengan
roh sedulur papatnya, sehingga orang-orang tersebut mengerti kegaiban, tanggap rasa
dan firasat dan peka sasmita. Kepekaan dan ketajaman batin (indera keenam) mereka
bersifat umum dalam segala bidang kehidupan, tidak semata-mata hanya untuk bisa
melihat gaib saja.
Kepekaan dan ketajaman batin mereka biasanya digunakan untuk peka rasa terhadap
suasana gaib di sekitar mereka berada dan untuk berkomunikasi batin (kontak rasa dan
batin) dengan para mahluk gaib yang ada. Komunikasi dan interaksi dengan roh-roh
lain (juga dengan roh sedulur papatnya) dilakukan secara kontak batin atau kontak
rasa, bukan melalui jalur komunikasi cakra mata ketiga. Untuk keperluan itu orangnya
tidak harus melakukannya dengan konsentrasi khusus melihat gaib.
Kepekaan dan ketajaman batin mereka biasanya bukan hanya dapat untuk mendeteksi
keberadaan sesosok mahluk gaib, tetapi juga peka untuk merasakan tanda-tanda alam
beserta kegaiban di dalamnya, peka rasa untuk menilai kepribadian orang lain, peka
rasa tentang suatu kejadian yang akan terjadi (weruh sak durunge winarah) dan sering
mendapatkan firasat / ilham / wangsit tentang suatu kejadian tertentu yang akan
terjadi. Kepekaan dan ketajaman batin mereka itu juga dapat untuk mengetahui
kegaiban tingkat tinggi, tergantung pencapaian masing-masing orang. Bukan sekedar
untuk melihat gaib, kepekaan rasa yang disatukan dengan kekuatan kebatinan juga
menjadi kekuatan mereka untuk mengusir roh-roh halus atau untuk menjadikan suatu
kejadian gaib.
Secara keseluruhan kemampuan mereka melihat gaib itu tergantung pada kepekaan
rasa dan batin mereka untuk menangkap getaran-getaran kegaiban dan menangkap
sinyal gaib dari roh sedulur papatnya, tingkat kesatuan sukmanya dan kekuatan
sukmanya.
Melihat gaib secara batin tidak mengharuskan adanya komunikasi antar roh melalui
cakra energi mata ketiga. Disitulah kelebihannya, yaitu tidak bergantung pada adanya
komunikasi antar roh melalui cakra energi mata ketiga, dan tidak harus dilakukan
dengan konsentrasi khusus.
Melihat gaib secara batin kuncinya adalah pada proses awalnya, yaitu kemampuan
peka / kontak rasa untuk mendapatkan gambaran awal penglihatan batin dari roh
sedulur papatnya. Sesudah mendapatkan gambaran awalnya barulah kita (pancer)
fokus batin untuk mempertegas lagi gambarannya. Untuk keperluan itu bisa dilakukan
dengan mata terbuka maupun terpejam, yang penting bisa hening peka rasa untuk
menangkap informasi gambaran awal dari roh sedulur papat, kemudian barulah
ditindaklanjuti dengan pancernya fokus batin kepada sosok gaibnya untuk
menjadikannya gambaran penglihatan gaib yang utuh.
Bila kepekaan batin kuat orang akan mudah untuk merasakan suasana gaib di
lingkungannya berada, mudah untuk menerima sinyal dari roh sedulur papatnya yang
dapat berupa rasa firasat, ide / ilham, tanda-tanda petunjuk, rasa / feeling / intuisi, dan
penglihatan / gambaran-gambaran gaib.
Bila tingkat kesatuan antara sedulur papat dengan kesadaran / pancer-nya lemah,
gambaran gaib yang diterimanya hanya akan berupa sekelebatan-sekelebatan
bayangan saja, tidak jelas, dan untuk mendapatkan informasi gambaran yang lengkap
akan banyak mengandalkan bisikan wangsit / ilham. Tetapi bila tingkat kesatuan
antara sedulur papat dengan kesadaran / pancer-nya kuat dan memiliki kemampuan
yang baik untuk fokus dengan kepekaan batinnya (tidak dengan pikirannya),
gambaran-gambaran gaib itu dapat diperjelas dan dapat diikuti gerakannya.
Untuk belajar kemampuan melihat gaib secara batin dapat dilakukan dengan latihan
olah rasa seperti dicontohkan dalam tulisan berjudul : Olah Rasa dan Kebatinan.
Kelemahan melihat gaib secara batin adalah sifat penglihatannya yang oleh para
pemula dianggap tidak langsung, penglihatannya hanya bisa dibatin saja, mengawang-
awang, hanya sekelebatan saja, tidak bisa dipastikan apakah yang dilihatnya itu
sungguhan ataukah hanya halusinasi saja.
Yang umum dirasakan oleh orang-orang yang baru sekedar bisa peka rasa adalah
tahapan awalnya itu saja, yaitu ia menerima gambaran gaib dari sedulur papatnya, tapi
tidak mampu menegaskannya menjadi gambaran gaib yang utuh, gambaran gaib yang
tertangkap hanya sekelebatan saja.
Kelemahan itu terjadi karena orangnya (pancernya) tidak bisa menindaklanjuti sinyal
yang diterimanya dari sedulur papatnya untuk dipertegas lagi menjadi gambaran yang
utuh, tidak bisa fokus batin untuk mempertegasnya menjadi informasi gambaran gaib
yang utuh, gambaran gaib yang tertangkap hanya sekelebatan saja. Dalam kondisi itu
diartikan orang itu baru ada pada tahapan peka rasa, ia belum bisa melihat gaib secara
batin.
Kelemahan itu bisa diatasi dengan cara melatih olah rasa dan batin, berlatih untuk bisa
bertahan lama dengan kepekaan batin untuk menerima gambaran gaib sampai
gambarannya utuh, kemudian mempertegasnya dengan fokus batin kepada sosok
gaibnya, sehingga kita bisa melihatnya secara utuh. Sesudah bisa begitu barulah mulai
bisa kita dikatakan bisa melihat gaib secara batin. Lebih baik lagi kalau kita dapat
berinteraksi langsung secara energi (kontak rasa dan energi) dengan sosok-sosok gaib
yang kita lihat, sehingga kita dapat memastikan bahwa sosok gaibnya itu benar ada di
tempat keberadaannya yang kita lihat, tidak mengawang-awang lagi, dan bukan
berilusi.
Dengan kata lain, sesudah kita menerima gambaran gaib awal dari roh sudulur papat,
sesudahnya kita sebagai pancer mempertegas lagi penglihatannya sehingga
keseluruhannya akan tampak secara mendetail. Dengan demikian bukan hanya sedulur
papatnya itu saja yang bisa melihat gaib, tapi pancernya juga bisa melihat gaib.
Untuk keperluan itu sebaiknya kita melatih olah rasa dan kontak energi, dengan
latihan olah rasa atau dengan cara-cara kebatinan lain yang ada. Satu hal yang perlu
diperhatikan, gunakan selalu sebelumnya pagaran diri, dan jika naluri anda merasakan
adanya sesuatu yang berbahaya, sebaiknya jangan diteruskan. Lebih baik : sama-sama
selamat.
Sekalipun melihat gaib dengan mengandalkan kepekaan rasa oleh para pemula
seringkali dianggap sebagai suatu kelemahan, tetapi sebenarnya disitulah
kelebihannya, karena itu sebenarnya hanyalah dasar saja untuk ditingkatkan menjadi
kemampuan yang lebih tinggi lagi. Kelemahan ini bisa diatasi dengan melatih
ketahanan dan ketajaman fokus batin dan berinteraksi langsung secara energi (kontak
energi) dengan sosok-sosok gaib yang kita lihat, seperti dalam latihan olah energi dan
olah rasa, sehingga kita dapat memastikan bahwa sosok gaibnya itu benar ada di
tempat keberadaannya yang kita lihat.
Pada orang-orang kebatinan jaman dulu mereka bisa "menyatukan" kegaiban batin
dan kekuatan sukma mereka dengan alam gaib. Mereka peka suasana gaib dan secara
kebatinan mereka bisa lebih "masuk" lagi ke alam gaib untuk merasakan suasana gaib
di lingkungan mereka berada dan untuk "bermain" di alam gaib, untuk mengendalikan
kegaiban di sekitar mereka, untuk mengusir / menarik / menyerang / menundukkan
atau untuk berkomunikasi dengan sosok-sosok gaib tertentu, sehingga kelemahan
melihat gaib secara batin itu tidak berlaku bagi mereka. Kelemahan itu hanya terjadi
pada orang-orang yang baru bisa peka rasa saja, tidak mempunyai kemampuan lain
yang lebih dari itu, dan tidak mempunyai kemampuan untuk "bermain" di alam roh.
Dengan peka rasa itu orangnya bisa merasakan suasana gaib di sekitarnya dan secara
kebatinan bisa semakin "masuk" lebih dalam lagi ke dalam kegaiban yang ditemuinya.
Dan sambil berkonsentrasi melihat secara batin dengan kekuatan kebatinan /
sukmanya orangnya bisa mengeluarkan energinya untuk "bermain", bertarung dan
"berkuasa" di alam gaib. Kekuatan gaib sukma mereka menjadikan mereka berkuasa
di alam gaib, mengalahkan kekuasaan roh-roh dan mahluk halus tingkat tinggi
sekalipun, dan mereka juga berkuasa menciptakan kegaiban-kegaiban tanpa perlu
amalan gaib.
Sambil berkonsentrasi peka rasa dan melihat secara batin itu orangnya juga bisa
mengetrapkan ilmu merogoh sukma tanpa perlu membaca amalan gaib. Secara
kebatinan ia semakin "masuk" ke alam kegaiban, rohnya keluar dari tubuhnya, masuk
ke alam roh, merogoh sukma ..... Semakin leluasa ia bepergian di alam gaib atau untuk
bertarung dengan mahluk halus (tetapi sebaiknya jangan anda sengaja melakukan
rogoh sukma tanpa adanya pembimbingan dan pendampingan dari seorang guru yang
benar menguasai keilmuannya).
Rahasia utama kemampuan melihat secara batin adalah pada kemampuan pancernya
yang sudah terasah dalam hal kegaiban, pancernya sudah aktif berfungsi sebagai roh,
sehingga pancernya itu bisa juga mendeteksi dan melihat gaib, tidak lagi berfungsi
hanya secara biologis saja. Sedangkan sedulur papatnya sifatnya hanya melengkapi
saja apa yang dibutuhkan oleh pancernya, memberikan tanda-tanda / firasat dan
bisikan gaib jika ada sesuatu yang perlu diperhatikan, memberikan gambaran awal
dalam melihat gaib yang itu kemudian ditegaskan lagi seluruhnya oleh pancernya
dengan memfokuskan batin, sehingga informasinya dan penglihatan gaibnya menjadi
utuh dan mendetail, tidak setengah-setengah, tidak mengawang-awang, dan tidak
sekelebatan lagi. Tetapi pada para pemula, mereka baru sampai pada bisikan gaib dari
sedulur papatnya saja, pancernya belum aktif berfungsi sebagai roh, sehingga melihat
gaibnya juga hanya gambaran gaib yang diterimanya dari sedulur papatnya itu saja,
hanya sekelebatan saja.
Pada orang-orang yang tekun mendalami kebatinan / spiritual dan tapa brata, peka
rasa dan batin, weruh sak durunge winarah, melihat gaib, terawangan gaib, melolos
sukma, medhar sukma, dsb, biasanya merupakan kemampuan yang tidak terpisahkan
dari kegaiban sukma mereka, merupakan kemampuan gaib yang menyatu dengan diri
mereka, menjadikan mereka orang-orang yang linuwih dan waskita. Biasanya
kemampuan atas ilmu-ilmu tersebut tidak secara khusus dipelajari, tetapi terjadi
dengan sendirinya sebagai bagian dari kegaiban sukma mereka, sebagai efek dari
ketekunan penghayatan kebatinan / spiritual dan semedi / tapa brata mereka.
Selain mumpuni dalam kanuragan dan kebatinan, kegaiban sukma mereka juga
menjadikan mereka mengerti dunia kegaiban tingkat tinggi, mengerti mahluk-mahluk
halus tingkat tinggi, dewa dan wahyu dewa, dan weruh sak durunge winarah, dan
kekuatan gaib sukma mereka menjadikan mereka berkuasa di alam gaib, mengalahkan
kekuasaan roh-roh dan mahluk halus tingkat tinggi sekalipun, dan mereka juga
berkuasa menciptakan kegaiban-kegaiban tanpa perlu amalan gaib.
Melihat gaib secara roh adalah kemampuan tingkat lanjut dan tingkat tinggi dari
melihat gaib secara batin, sehingga dalam melihat gaib secara roh ini ada banyak
kesamaan penerapannya dengan melihat gaib secara batin, karena sebenarnya melihat
gaib secara roh ini adalah kelanjutan / tingkat lebih tinggi dari melihat gaib secara
batin, yaitu pada tingkatan yang tinggi melihat gaib secara batin ditingkatkan
kualitasnya menjadi melihat gaib secara roh.
Tetapi tidak banyak orang yang bisa melakukannya. Kebanyakan sesudah orangnya
kuat kebatinannya mereka bukan melihat gaib secara roh, mereka lebih sering
merogoh sukma keluar dari raganya untuk melihat dan mendatangi objek di tempat
yang jauh untuk langsung melakukan suatu perbuatan gaib.
Melihat gaib secara roh juga mengandalkan ketajaman / kepekaan rasa dan batin
(ketajaman indera keenam), ditambah kekuatan kebatinan dan spiritualitas orangnya.
Cara melihat gaib ini disebut melihat gaib secara roh, karena orang yang mampu
melihat gaib dengan cara ini yang melihat gaib adalah murni rohnya, yang tidak lagi
terikat secara jasmani dengan tubuh biologisnya, berbeda dengan melihat gaib dengan
mata ketiga atau melihat secara batin yang masih ada ikatan dengan biologis
tubuhnya. Setelah bisa terbebas secara roh orang akan lebih mudah untuk lebih lanjut
meningkat menekuni keilmuan gaib kebatinan / spiritual yang lebih tinggi lagi.
Bila kekuatan sukma seseorang (kesatuan roh pancer dan sedulur papat) sudah cukup
kuat, jika itu dimanfaatkan untuk masuk ke alam gaib roh pancer dan roh sedulur
papat dapat saling melindungi, dapat saling menjadi perisai yang saling melindungi
dari gangguan dan serangan mahluk halus dan dapat bersama-sama menyatukan
kekuatan mereka untuk mengusir / bertarung melawan mahluk halus tertentu tanpa
orangnya harus bergerak secara fisik atau lebih dulu membaca amalan gaib.
Dalam melihat gaib, sedulur papat yang keluar mendatangi objeknya hanya terjadi
pada orang-orang yang menerawang / melihat jauh dengan cakra mata ketiga.
Dengan melihat gaib secara batin atau melihat gaib secara roh sedulur papatnya tidak
pergi keluar (kecuali disengaja supaya keluar). Dengan cara-cara melihat gaib itu yang
diandalkan terutama adalah kepekaan batin dan kekuatan sukma dari kebatinan dan
spiritual orangnya, sesuai tingkatannya masing-masing.
Pada tingkat dasar, melihat secara roh sama dengan melihat secara batin. Tetapi pada
tingkatan yang tinggi, melihat secara roh dapat mirip dengan melihat gaib dengan
cakra mata ketiga, yaitu sedulur papatnya (bisa dan disengaja) bergerak keluar tubuh.
Pada penguasaan tingkat lanjut, orang juga bisa mengetrapkan ilmu medhar sukma
dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga apa saja yang dialami dan dilihat oleh
sedulur papatnya itu, ia juga dapat mengetahuinya.
Pada tingkat dasar, melihat secara roh sama dengan melihat gaib secara batin. Kalau
tidak kuat lama berfokus pada kepekaan batin, seringkali yang kelihatan hanya
sekelebatan-sekelebatan bayangan saja, dan untuk mendapatkan informasi gambaran
yang lengkap banyak mengandalkan bisikan wangsit / ilham.
Pada tingkatan yang tinggi melihat secara roh akan mirip dengan melihat gaib dengan
cakra mata ketiga, yaitu sedulur papatnya (bisa / disengaja) bergerak keluar tubuh.
Tetapi ada perbedaannya, yaitu melihat secara roh tidak mengharuskan adanya
komunikasi antar roh melalui cakra energi mata ketiga, tetapi dilakukan secara kontak
rasa dan batin (menyatukan rasa dan batin). Disitulah kelebihannya, yaitu tidak
bergantung pada cakra energi mata ketiga.
Dengan melihat secara roh, seseorang bisa melihat gaib dengan roh Pancer-nya saja,
bisa juga dengan ia menerima saja penglihatan gaib dari roh sedulur papatnya, bisa
juga kedua-duanya, pancer dan sedulur papat sama-sama melihat gaib. Melihat secara
roh memiliki peluang yang luas untuk dikembangkan.
Dalam penyatuan rasa dan batin masing-masing roh dapat berinteraksi saling
memberikan penglihatan gaib, tetapi masing-masing roh dapat juga berdiri sendiri-
sendiri dalam melihat gaib.
1. Dengan melihat secara roh, orang dapat melihat gaib dengan roh Pancer-nya saja.
Ketika orangnya ingin melihat sesuatu secara langsung, atau ketika roh sedulur
papatnya sedang pergi jauh ke suatu tempat orangnya tetap bisa melihat gaib dengan
roh Pancernya di dalam tubuh (melihat dengan sadar), tidak perlu menunggu adanya
gambaran penglihatan ataupun komunikasi dari roh sedulur papatnya.
2. Dengan melihat secara roh, orang juga dapat melihat gaib dengan cara menerima
saja penglihatan dari roh sedulur papatnya. Roh sedulur papat kita itu bisa pergi
kemana saja yang kita inginkan. Dalam penyatuan rasa dan batin, pancernya
menerima penglihatan dari roh sedulur papat, apa saja yang dilihat oleh para sedulur
papat, kita (pancer) juga bisa melihatnya, apa yang dialami oleh para sedulur papat,
kita (pancer) juga bisa merasakannya. Komunikasi dengan roh sedulur papat
dilakukan secara kontak batin atau kontak rasa (menyatukan rasa dan batin), bukan
melalui jalur komunikasi cakra mata ketiga, sehingga orangnya tidak harus
melakukannya dengan konsentrasi khusus melihat gaib, bisa dilakukan sambil tetap
sadar dan bekerja, bisa sambil menyetir mobil atau aktivitas lainnya.
3. Dengan melihat secara roh, orang dapat melihat gaib dengan roh Pancer-nya
(kesadarannya) sambil sekaligus menerima penglihatan gaib dari roh sedulur papatnya
seolah-olah roh sedulur papatnya itu adalah pribadi-pribadi lain yang tidak terkait
dengan dirinya. Masing-masing roh dapat saling memberikan penglihatan gaib dan
dapat saling berkomunikasi / bertukar pikiran seolah-olah mereka adalah pribadi-
pribadi yang berdiri sendiri-sendiri.
Pada tingkatan ini penerapan melihat secara roh akan sama dengan penerapan ilmu
medhar sukma, yaitu rohnya dapat dengan sengaja dipecah, sehingga roh sedulur
papatnya dapat terpisah keluar dari tubuhnya, terpisah dari Pancernya, dapat dipecah
menjadi 2, menjadi 3 atau menjadi 4, dan secara bersama-sama pancer dan para
sedulur papat bisa menggabungkan penglihatan gaib mereka.
Saat seseorang yang menguasai ilmu merogoh sukma sekaligus juga menguasai ilmu
medhar sukma, maka ketika keseluruhan rohnya merogoh sukma, keluar dari raganya,
sukmanya itu dapat dipecahnya menjadi 5 roh yang wujudnya mirip dan serupa, yaitu
1 roh pancer dan 4 roh sedulur papat (roh pancer akan tampak lebih tebal dan jelas,
sedangkan roh sedulur papat lebih tipis transparan). Tetapi kebanyakan orang yang
medhar sukma ketika sedang merogoh sukma, sukmanya hanya bisa dipecahnya
menjadi 2 roh, yaitu 1 roh pancer dan 1 kesatuan roh sedulur papat.
Dengan demikian, dengan kombinasi penglihatan gaib di atas, orang dapat melihat
banyak hal sekaligus. Atau bila difokuskan pada satu objek tertentu, orang akan dapat
melihat dari banyak sisi dan akan memiliki pengetahuan lebih banyak, karena apa
yang dilihatnya adalah penglihatannya sendiri ditambah penglihatan-penglihatan dari
para roh sedulur papatnya.
Pada tingkatan yang tinggi, kekuatan roh dan ketajaman penglihatan gaib masing-
masing roh juga dapat digabungkan / disatukan, sehingga kekuatan rohnya dan
ketajamannya melihat gaib akan menjadi berlipat-lipat, berguna sekali untuk
menghadapi kekuatan gaib yang tinggi dan untuk mempelajari kegaiban yang
berdimensi tinggi.
Melihat secara roh ini akan menjadi penglihatan gaib spiritual dan akan mendatangkan
pengetahuan spiritual. Cakra yang bekerja adalah cakra di dada, ubun-ubun dan cakra
mahkota. Bila kemampuan ini ditekuni dan berhasil dikuasai akan bisa mengantarkan
seseorang pada tingkatan spiritual yang tidak terhingga dan bisa sampai pada
pengetahuan gaib yang berdimensi luar biasa tinggi, kemampuan-kemampuan yang
akan sulit sekali dicapai oleh manusia yang umum, apalagi pada jaman sekarang ini.
Pada tingkatan ini roh para sedulur papat dapat berperan sebagai pribadi-pribadi
tersendiri yang bisa diajak berpikir dan berkomunikasi, dan karenanya para sedulur
papat itu sudah dapat berperan sebagai Guru Sejati bagi seseorang yang akan
mengajarkan dan memberitahukan banyak hal kepadanya yang tidak akan
diketahuinya jika ia sendirian saja yang kondisinya akan jauh lebih baik dibandingkan
sebelumnya yang para sedulur papat bersifat mendampingi saja seperti teman
seperjalanan. Komunikasi antara pancer (kesadaran) dengan roh sedulur papat terjadi
secara kontak batin, atau sebagai ilham yang mengalir di dalam pikiran, atau sama
dengan komunikasi seseorang dengan khodam pendampingnya atau sama dengan
komunikasi seseorang dengan sesosok roh gaib lain.
Cara melihat secara roh ini juga dapat digunakan dengan cara meminjam / melihat apa
yang dilihat oleh sukma orang lain. Misalnya kita ingin mengetahui apa yang ada di
dalam rumah seseorang, maka kita secara roh menyelaraskan frekuensi dengan
sukma / roh orang si pemilik rumah, sehingga apa yang diketahui oleh orang tersebut
(sukmanya), kita juga dapat mengetahuinya (cara yang serupa dengan ini biasanya
dilakukan orang bukan dengan cara melihat secara roh, tetapi dengan menerima
pemberitahuan dari khodam ilmu / pendampingnya).
Rahasia kemampuan deteksi dan melihat gaib ada pada tingkat kepekaan batin
(kesatuan kesadaran (pancer) dan sedulur papat) untuk bisa mendeteksi dan melihat
"sesuatu" yang gaib. Itulah juga sebabnya orang-orang yang sudah meninggal, di alam
roh sukmanya belum tentu langsung bisa melihat mahluk halus lain, walaupun
kondisinya sudah menjadi roh / arwah dan berada di alam roh (beruntunglah dirinya
bila ada saudara / leluhur yang mendatanginya, sehingga di alam roh ia tidak merasa
sendirian). Yang di alam roh sudah bisa melihat mahluk halus lain juga belum tentu
bisa melihat mahluk halus yang kesaktiannya atau dimensinya tinggi. Semuanya itu
tergantung pada kepekaan batinnya semasa hidupnya sebagai manusia.
Kemampuan melihat gaib tidak begitu saja secara otomatis terjadi pada orang-orang
yang telah terbuka cakra mata ketiganya di dahi atau cakra di ubun-ubun kepala atau
cakra mahkota, misalnya yang dibuka dengan tenaga dalam / prana / kundalini.
Dengan telah terbukanya cakra mata ketiga dan cakra di ubun-ubun kepala akan
mempermudah "jalur komunikasi" antara sedulur papat di luar tubuh dengan sukma di
dalam tubuh. Tetapi untuk bisa melihat gaib tidak cukup hanya dengan membuka dan
mengolah cakra-cakra tubuh, tetapi harus dilatih untuk kepekaan dan ketajaman rasa /
batin dan keselarasan roh pancer dan sedulur papatnya.
Untuk bisa melihat gaib cakra-cakra itu harus dibuka untuk tujuan melihat gaib, bukan
dengan cara dan tujuan yang sama dengan yang untuk tujuan pengolahan energi.
Karena itu banyak orang yang kecewa yang setelah cakra-cakranya dibuka ternyata ia
masih juga tidak bisa melihat gaib. Untuk tujuan melihat gaib pembukaan cakra-cakra
itu harus dengan sugesti menggerakkan sukma (atau dengan cara memberikan khodam
melihat gaib atau memasukkan khodamnya ke dalam kepala / badan yang nantinya
kemampuannya melihat gaib akan sama dengan yang disebut melihat gaib dengan
bantuan khodam yang itu bukan sesuatu yang Penulis prefer).
Rahasia kemampuan mendeteksi dan melihat gaib bukan pada telah terbukanya cakra-
cakra tubuh dan tidak harus lebih dulu cakra-cakranya dibuka, tetapi ada pada tingkat
kepekaan rasa dan batin.
Rahasia kemampuan melihat gaib ada pada tingkat kepekaan rasa dan batin dan
keselarasan antara kesadaran (pancer) dan para sedulur papat dan komunikasinya.
Pergerakan para sedulur papat ini tidak banyak diketahui orang, karena walaupun
banyak orang bisa melihat gaib, tetapi jarang sekali bisa melihat roh sedulur papat,
karena dimensinya lebih halus dan lebih sulit dilihat daripada kuntilanak, gondoruwo
atau dedemit lainnya atau roh-roh halus tingkat rendah lainnya yang biasa dilihat
orang (roh sedulur papat bahkan lebih sulit dilihat dibanding melihat bangsa Dewa
yang para mahluk haluspun belum tentu bisa melihatnya. Pada kasus orang-orang
yang sedulur papat terpisahnya ditawan oleh mahluk halus lain, mahluk halus lain itu
mungkin tidak melihat sedulur papatnya itu, tapi bisa merasakan keberadaan
energinya).
Kekuatan batin / sukma dan kepekaan rasa menentukan tingkat dimensi gaib yang bisa
dideteksi. Semakin peka batinnya dan kuat sukmanya, semakin tinggi tingkatan
dimensi gaib yang bisa dideteksinya.
Melihat gaib dengan mata ketiga biasanya hanya dapat untuk melihat mahluk gaib
tingkat rendah saja dan yang jaraknya tidak jauh. Bila sukmanya dan energi cakra
mata ketiganya kurang kuat, maka bila digunakan untuk melihat jauh, yang dilihatnya
hanya samar-samar saja, atau malah blank tidak tampak apa-apa. Karena itulah
sedulur papatnya terpaksa harus keluar dari tubuh untuk mendekati objek yang ingin
dilihat.
Pada tingkatan dasar melihat secara batin dapat digunakan untuk mendeteksi tingkatan
dimensi gaib rendah sampai menengah. Tetapi bila kepekaan batin dan kekuatan
sukmanya sudah tinggi akan dapat juga ia mendeteksi tingkatan gaib berdimensi
tinggi dan kekuatan sukmanya dapat digunakan untuk menundukkan mahluk gaib
kelas atas.
Melihat secara roh bisa untuk mengetahui keberadaan mahluk halus tingkat rendah
sampai yang berdimensi tinggi, juga bisa untuk mempelajari pengetahuan gaib
berdimensi tinggi. Pengetahuan gaib yang didapatkan itu bukan hanya tentang
kegaiban biasa, tetapi juga mengarah pada kegaiban dunia spiritual dan ketuhanan.
Pada masa sekarang ini banyak orang yang ingin bisa melihat gaib, ingin bisa melihat
gaib dengan mata ketiga saja yang dianggapnya bisa mudah melihat gaib dan
penglihatan gaibnya jelas, dan menganggap melihat gaib secara batin bersifat
mengawang-awang, tidak handal, tidak meyakinkan dan tidak bisa dibanggakan.
Tetapi yang tidak disadari oleh umum adalah bahwa kelemahan melihat secara batin
itu hanya terjadi pada orang-orang yang hanya mengandalkan kepekaan rasa saja
untuk melihat gaib, yang tidak mempunyai kemampuan lain yang lebih dari itu,
karena tujuan mereka hanyalah ingin bisa melihat gaib saja.
Pada orang-orang yang menekuni dunia kebatinan dan spiritual, peka rasa dan
kemampuan melihat secara batin adalah (hanyalah) kemampuan dasar saja yang
menjadi modal utama untuk mempelajari kemampuan kebatinan dan spiritual yang
lebih tinggi lagi yang akan mengantarkan seseorang menjadi linuwih dan waskita.
Kemampuan peka rasa dan melihat secara batin gunanya bukan semata-mata untuk
hanya bisa melihat gaib, tetapi bersifat umum untuk kepekaan kegaiban dalam segala
bidang kehidupan.
Orang-orang yang mampu melihat gaib secara roh kebanyakan adalah orang-orang
yang sudah mampu "melihat" secara batin untuk mengetahui dimensi gaib tingkat
tinggi, terutama adalah orang-orang yang menekuni dunia spiritual ketuhanan. Dengan
demikian kemampuan melihat gaib secara roh bukanlah suatu jenis keilmuan khusus
yang bisa dipelajari tersendiri untuk kemudian diturunkan ilmunya, tetapi merupakan
pengembangan / peningkatan kualitas dari kemampuan melihat secara batin untuk
orangnya bisa lebih dalam lagi masuk ke dalam dunia kegaiban.
Kalau sudah terbiasa mengasah kepekaan rasa, biasanya sukma kita juga akan bekerja,
sehingga kita dapat mendeteksi keberadaan sesuatu yang gaib dan bisa juga terbayang
sosoknya seperti apa. Kalau kita bisa fokus kuat dan lama pada kepekaan rasa, maka
gambaran yang kita terima juga akan jelas. Dengan cara ini kita sudah menjalin
komunikasi dengan sukma kita, sehingga pemberitahuan dari mereka berupa ide /
ilham dan gambaran gaib bisa kita terima dengan baik sinyalnya di dalam pikiran kita
dan kemampuan ini akan sama dengan melihat secara batin.
Bila kemampuan melihat secara batin dan roh digunakan untuk menerawang tempat
atau objek yang jauh, biasanya cakra di ubun-ubun kepala dan cakra mahkota
energinya akan menguat, akan terbentuk dan terbuka sedikit demi sedikit. Bila terlalu
dipaksakan maka akan cepat lelah pikirannya. Tetapi bila sudah terbiasa, maka energi
cakra di kepalanya akan kuat dan akan mampu juga melihat dimensi gaib tingkat
tinggi. Selain itu, sukmanya juga akan meningkat kekuatannya dan memiliki kekuatan
batin / roh yang tajam yang bisa digunakan melalui desakan nafas, sorot mata atau
langsung dengan kekuatan pikiran untuk menyerang / mengusir / menangkap mahluk
halus atau untuk menembus tabir-tabir kegaiban.
Catatan:
Prinsip dasar melihat gaib adalah kepekaan batin dan rasa untuk menangkap sinyal
berupa gambaran gaib yang dikirimkan oleh sukma / roh kita dalam bentuk ilham /
bayangan penglihatan yang mengalir di pikiran kita. Dalam hal ini konsentrasinya ada
pada fokus rasa batin, bukan pikiran. Kalau setelah kita menerima gambaran gaib itu
kemudian kita memperjelas gambarannya dengan berpikir, biasanya kemudian
gambaran gaib itu akan hilang. Karena itu tetaplah fokus pada batin, bukan pikiran.
Biarkan gambaran gaibnya terus mengalir terbayang dalam pikiran kita sampai
lengkap detailnya dan kita usahakan bisa lama berkonsentrasi batin seperti itu, jangan
terus beralih menggunakan pikiran (istirahatkan pikiran, batin yang bekerja). Dalam
hal ini kita tidak mengedepankan nalar / pikiran, tetapi penerimaan batin, sesudah itu
barulah dinalar dengan pikiran.