Anda di halaman 1dari 17

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

PERATURAN K3 PANAS BUMI

oleh:
DIREKTUR PANAS BUMI

Uji Kompetensi Pengawas Operasional Pertama (POP) Panas Bumi


Batam, 20 Januari 2014
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi
Direktorat Jenderal
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
EBTKE

OUTLINE
I. LATAR BELAKANG
II. REGULASI K3 PANAS BUMI
III. PENGATURAN DAN PENGAWASAN KESELAMATAN
KERJA DIBIDANG PERTAMBANGAN
IV. KEWAJIBAN PENGEMBANG DIBIDANG K3 PANAS BUMI
V. PENGAWASAN DI BIDANG K3 PANAS BUMI
VI. PENANGGUNG JAWAB K3 PADA AREA PANAS BUMI
VII. KESELAMATAN KERJA PADA KEGIATAN EKSPLORASI DAN
EKSPLOITASI PANAS BUMI
VIII. PEMERIKSAAN KESELAMATAN KERJA ATAS INSTALASI,
PERALATAN DAN TEKNIK YANG DIPERGUNAKAN

2
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi
Direktorat Jenderal
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
EBTKE

I. LATAR BELAKANG

 Kegiatan pengusahaan panas bumi merupakan kegiatan yang


memiliki resiko yang cukup tinggi (high risk);
 Semua peralatan dan instalasi panas bumi harus dilakukan
pemeriksaan keselamatan kerja;
 Sumber Daya Manusia harus dilindungi oleh peraturan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja; dan
 Kegiatan pengusahaan panas bumi akan memberikan hasil yang
optimal apabila paradigma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
dan pengelolaan lingkungan menjadi prioritas utama yang harus
ditaati oleh setiap perusahaan yang melakukan kegiatan disektor
panas bumi. Paradigma keselamatan panas bumi tersebut dilandasi
oleh pada prinsip 3A yaitu aman, andal dan akrab lingkungan.

3
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi
Direktorat Jenderal
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
EBTKE

II. REGULASI K3 PANAS BUMI


A. UNDANG – UNDANG
 UU No. 1/1970 tenatng Keselamatan Kerja;
 UU No. 27/2003 tentang Panas Bumi.
B. PERATURAN PEMERINTAH
 Mijen Polite Reglement No. 341 Tahun 1930;
 PP No. 59/2007 Jo PP 70/2010 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi;
 PP No. 19/1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan Kerja Dibidang
Pertambangan;
 PP No. 50/2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
C. PERATURAN MENTERI
 Permen Pertambangan dan Energi No. 02.P/20/M.PE/1990 tentang Keselamatan Kerja pada
Eksplorasi dan Eksploitasi Sumber Daya Pans Bumi;
 Permen Pertambangan dan Energi No. 06P/0746/M.PE/1991 tentang Pemeriksaan Keselamatan
Kerja atas Instalasi, Peralatan dan Teknik yang Dipergunakan dalam Pertambangan Minyak dan
Gas Bumi dan Pengusahaan Sumber Daya Panas Bumi.
D. KEPUTUSAN MENTERI
 Kepmen Pertambangan dan Energi No. 555.K/26/M.P3/1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Pertambangan Umum;
E. PERDIRJEN DAN KEPDIRJEN EBTKE
 Perdirjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi No. 1076 K/37/DJE/2011 tentang
Kompetensi Pengawas Operasional pada Pengusahaan Panas Bumi;
 PerDirjen EBTKE No. 387K/37/DJE/2012 tentang Pedoman dan Tatacara Pemeriksaan Keselamatan
Kerja atas Instalasi, Peralatan dan Teknik yang Dipergunakan dalam Pengusahaan Panas Bumi;
 KepDirjen No. 302K/DJE/2012 tentang Pengangkatan Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang Panas
Bumi.

4
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi
Direktorat Jenderal
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
EBTKE

III. PENGATURAN DAN PENGAWASAN KESELAMATAN KERJA


DIBIDANG PERTAMBANGAN

Berdasarkan PP No 19 Tahun 1973 Pengaturan dan


Pengawasn K3 di Dibidang Pertambangan termasuk di
dalamnya panas bumi di serahkan dari Kemenakertrans
kepada Kementerian ESDM, hal ini mengingat:
1. Usaha pertambangan terus menerus, butuh peralatan
khusus, bahaya dan kecelakaan begitu besar dan khas
serta perlu pengawasan keselamatan kerja yang lebih
efektif dan efisien; dan
2. Kementerian ESDM mempunyai Personil dan Peralatan
khusus untuk Pengawasan K3 Pertambangan.

5
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi
Direktorat Jenderal
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
EBTKE

IV. KEWAJIBAN PENGEMBANG


DIBIDANG K3 PANAS BUMI

Pasal 54, PP No. 59 Tahun 2007 Tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi

Pemegang IUP wajib memenuhi kinerja keselamatan dan kesehatan


kerja, meliputi:
a. Tersedianya organisasi dan personil keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) termasuk Kepala Teknik Tambang;
b. Terselenggaranya administrasi pengelolaan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3);
c. Terpenuhinya jaminan keselamatan peralatan, lingkungan kerja,
metode dan proses kerja; dan
d. Tersedianya prosedur penanganan dan analisa kecelakaan dan
kesehatan kerja.

6
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi
Direktorat Jenderal
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
EBTKE

V. PENGAWASAN DIBIDANG K3 PANAS BUMI

TUGAS PIT/PETUGAS DIREKTORAT PANAS BUMI


PIT Menegakkan Peraturan Perundang-undangan K3 & Lingkungan Panas Bumi.

FUNGSI PIT/PETUGAS DIREKTORAT PANAS BUMI


1. Pemeriksaan/Inspeksi, Pengujian, dan Pembinaan .
2. Penyelidikan Kecelakaan/Kejadian berbahaya & Pencemaran/Perusakan
Lingkungan.
3. Perintah, Larangan, & Petunjuk.
4. Laporan dan Membuat Berita Acara.

WEWENANG PIT/PETUGAS DIREKTORAT PANAS BUMI


1. Memasuki Tempat Kegiatan Pertambangan setiap Saat.
2. Meminta bantuan Pemda atau Instansi Pemerintah yg berkaitan.
3. PIT Menghentikan/menutup sementara sebagian atau seluruh kegiatan
Usaha Panas Bumi.

7
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi
Direktorat Jenderal
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
EBTKE

VI. PENANGGUNG JAWAB K3 PADA AREA PANAS BUMI

Pasal 2 ayat (1) Mijen Polite Reglement 341/1930


“Jika pemegang Kuasa Pertambangan (KP) tidak dpt memimpin atau
mengawasi sendiri ditempat pekerjaan tambangnya, maka dia diwajibkan untuk
menunjuk seorang Kepala Teknik (KT) untuk memimpin dan mengawasinya.
Penunjukkan ini harus dilakukan sebelum dimulainya pekerjaan-pekerjaan
tambang.”

Pasal 2 ayat (2)


“Sebagai Kepala Teknik hanya dapat ditunjuk orang-orang yang telah
menunjukkan bukti-bukti kepada Kepala Inspeksi Tambang (KIT) bahwa mereka
mampu untuk memangku jabatan tersebut. KIT memberikan surat keterangan
untuk kepentingan ini.”

Pasal 2 ayat (3)


“Apabila Kepala Teknik berhalangan atau tidak ada di tempat harus menunjuk
pejabat yang akan bertindak sebagai wakil sementara.”

8
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi
Direktorat Jenderal
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
EBTKE

ORGANISASI MANAJEMEN KESELAMATAN PANAS BUMI

External & Internal Audit Komite K3

Kepala Teknik Panas Bumi

PENGAWAS PENGAWAS
TEKNIS OPERASIONAL

Program K3 Manager K3

No Yes
Zero Accident
9
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi
Direktorat Jenderal
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
EBTKE

KEPALA TEKNIK PANAS BUMI

Tugas Kepala Teknik Panas Bumi:


Memimpin dan bertanggung jawab atas terlaksananya serta ditaatinya peraturan perundang-
undangan K3LL pada suatu kegiatan usaha panas bumi di wilayah yang menjadi tanggung
jawabnya.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab di bidang K3 Kepala Teknik Panas Bumi dibantu
oleh Pengawas Operasional atau Pengawas Teknis dan Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(Safety Officer).

Peran dan Fungsi Kepala Teknik Panas Bumi:


1. Melaksanakan komitmen kebijakan pimpinan manajemen perusahaan pengembang panas
bumi di bidang keselamatan dan kesehatan kerja dan lindungan lingkungan (K3LL);
2. Menyusun dan melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja dan lindungan
lingkungan (K3LL);
3. Menyiapkan sistem tanggap darurat dan membentuk tim rescue dalam penanganan
kecelakaan dilingkungan panas bumi
4. Sebagai operasional manajer yang bertanggung jawab atas terlaksananya usaha
pencegahan kecelakaan di lapangan dan pencegahan/perusakan lingkungan (K3LL);
5. Orang yang tertinggi di lapangan (Dirut, Presdir, GM, Field Manager/Manager lapangan);
6. Pengambil keputusan tertinggi di lapangan;
7. Diikut sertakan dalam pengambilan keputusan hal-hal yang terkait kegiatan pengusahaan
panas;
8. Sebagai Kepala Pengawas Operasional dan memiliki wewenang menunjuk Pengawas
Operasional/Pengawas Teknik;
9. Membuat SOP/Peraturan Perusahaan yang harus ditaati oleh semua pekerja di lapangan; dan
10. Mitra Kerja Inspektur/Petugas Direktorat Panas Bumi.

10
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi
Direktorat Jenderal
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
EBTKE

PENGAWAS OPERASIONAL

Pengawas Operasional
1. Kepala Teknik dibantu oleh petugas yg bertanggung jawab;
2. Kepala Teknik dpt menunjuk/mengangkat petugas tsb apabila pengusaha
blm mengangkat;
3. Petugas tsb adalah Pengawas operasional & Teknis bertanggung jawab ke
Kepala Teknik.

Kewajiban Pengawas Operasional


1. Bertanggung jawab atas keselamatan pekerja;
2. Melaksanakan Inspeksi, investigasi dan pengujian;
3. Bertanggung jawab atas keselamatan, Kesehatan dan Kesejahteraan
semua orang yg ditugaskan kepadanya; dan
4. Membuat dan menandatangani laporan.

Perdirjen EBTKE1076K/37/DJE/2011: Kompetensi Pengawas Operasional pada


Pengusahaan Panas Bumi, terdiri dari:
1. Pengawas Operasional Pertama (POP) Panas Bumi
2. Pengawas Operasional Madya (POM) Panas Bumi
3. Pengawas Operasional Utama (POU) Panas Numi

11
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi
Direktorat Jenderal
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
EBTKE

PENGAWAS TEKNIS, BAGIAN K3 & KOMITE K3

Kewajiban Pengawas Teknis


 Bertanggungjawab untuk keselamatan peralatan;
 Mengawasi dan memeriksa permesinan dan perlistrikan;
 Merencanakan dan menjamin dilaksanakannya pemeliharaan peralatan;
 Melaksanakan pengujian; dan
 Membuat laporan.

Bagian K3
 Mengumpulkan data, menganalisis Kecelakaan;
 Mengumpulkan data daerah yg berbahaya;
 Memberikan penerangan/Petunjuk K3;
 Membentuk dan melatih Tim Rescue;
 Menyusun statistik; dan
 Mengevaluasi K3.

Komite K3
 Melakukan pemeriksaan secara bersama-sama;
 Mengatur inspeksi terpadu; dan
 Melakukan pertemuan.
12
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi
Direktorat Jenderal
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
EBTKE

VII. Keselamatan Kerja Pada Kegiatan Eksplorasi


dan Eksploitasi Panas Bumi

Larangan dan Pencegahan Umum Pada Lokasi Kegiatan Eksplorasi dan Eksploitasi

Pasal 36 – 38 PERMEN PE No. 02.P/20/M.PE/1990:


1. Setiap orang dilarang memasuki suatu lokasi kegiatan eskplorasi dan eksploitasi
kecuali para pekerja yang mendapat izin tertulis dari Kepala Teknik Panas Bumi;
2. Orang-orang yang mendapat izin memasuki suatu lokasi kegiatan eksplorasi dan
eksploitasi panas bumi harus didampingi oleh wakil perusahaan yang ditunjuk
dan wajib menggunakan peralatan keselamatan kerja;
3. Pengusaha dilarang menggunakan tenaga kerja yang tidak terampil dan tidak
memenuhi persyaratan tenaga teknik khusus;
4. Tempa kerja, jalan dan gedung harus dilengkapi dengan tanda-tanda larangan,
peringatan dan anjuran yang jelas dan mudah dimengerti yang ditempatkan
pada lokasi yang strategis;
5. Semua peralatan kerja dan sarana kerja lain harus selalu dalam keadaan baik
dan memenuhi persyaratan keselamatan
6. Dalam pelaksanaan pekerjaan yang rawan bahaya harus terdapat tatacara
(SOP) yang wajib diikuti oleh para pekerja

13
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi
Direktorat Jenderal
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
EBTKE

VIII. Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas Instalasi,


Peralatan dan Teknik yang Dipergunakan

Pasal 1 PERMEN PE 06P/0746/M.PE/1991

Pemeriksaan Keselamatan Kerja adalah pemeriksaan teknis mengenai


kemampuan kerja suatu instalasi, peralatan dan teknik yang dipergunakan yang
menyangkut segi keselamatan kerja dan keselamatan lingkungan.

Instalasi adalah kumpulan peralatan yang terangkai dalam suatu konstruksi


untuk melaksanakan fungsi tertentu dalam kegiatan operasi.

Peralatan adalah setiap alat yang dipergunakan, yang karena sifat dan
jenisnya memerlukan pemeriksaan untuk menjamin keamanan, keselamatan
kerja dan lindungan lingkungan.

Teknik yang dipergunakan adalah tata cara atau prosedur yang akan
dipergunakan untuk menjamin keamanan, keselamatan kerja dan lindungan
lingkungan.

14
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi
Direktorat Jenderal
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
EBTKE

SERTIFIKAT KELAYAKAN PENGGUNAAN INSTALASI, PERALATAN DAN TEKNIK YANG


DIPERGUNAKAN DALAM PENGUSAHAAN PANAS BUMI
(Perdirjen EBTKE No. 387K/37/DJE/2012)

Instalasi, Peralatan dan Teknik yang Dipergunakan:


1. Instalasi
a. Instalasi pemboran;
b. Instalasi produksi uap;
c. Instalasi lainnya yang terkait dengan kegiatan eksplorasi dan
eksploitasi.
2. Peralatan
a. Katup Pengaman
b. Bejana Tekan
c. Pesawat Angkat
d. Peralatan Listrik
e. Peralatan Putar
f. Pipa Penyalur
g. Peralatan-Peralatan lain: Buldoser, Loader, Motor Grader, Backhoe,
Excavator, Dragline, Compactor dan Tangki Penimbun.

15
Direktorat Jenderal
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi
...lanjutan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
EBTKE

3. Teknik Yang Dipergunakan


a. Spesifikasi Prosedur Las (WPS) dan Rekaman Kualifikasi Prosedur
(PQR);
b. CatatanUnjuk Kerja (sertifikat) Juru Las/Operator Las;
c. Prosedur Uji Tekan Pipa Penyalur;
d. Prosedur Uji Beban Pesawat Angkat;
e. Prosedur Reparasi, Modifikasi dan Alterasi;
f. Prosedur-prosedur lainnya yang terkait dengan kegiatan eksplorasi
dan eksploitasi.

16
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral

Terima Kasih

Go Green Indonesia !
ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral


Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
Jalan Jenderal Gatot Subroto, Kav. 49 Jakarta 12950; Phone/Fax : 021-5250575

www.ebtke.esdm.go.id www.energiterbarukan.net www.konservasienergi.net

Anda mungkin juga menyukai