Anda di halaman 1dari 6

Tanggung jawab secara keseluruhan atas pelaksanaan dari kebijakan PT PERTAMINA

(PERSERO) berada pada pengusaha SPBU termasuk aspek keselamatan, kesehatan kerja dan
lindungan lingkungan (K3LL) di SPBU. Berdasarkan tanggung jawab tersebut, setiap pengusaha
SPBU harus :
a. Memahami standar dan kebijakan keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan
lingkungan PT PERTAMINA (PERSERO).
b. Memastikan setiap karyawan SPBU telah terlatih dan memahami prosedur kerja dengan
baik.
c. Memastikan bahwa seluruh peraturan keselamatan dipahami oleh seluruh karyawan
SPBU.
d. Memastikan seluruh tanda-tanda peringatan dan rambu-rambu yang diperlukan di
lingkungan SPBU dalam keadaan baik dan dapat terlihat dengan jelas.
e. Menyediakan dan memastikan bahwa seluruh peralatan pemadam kebakaran dan
lindungan lingkungan dalam keadaan siap pakai.
f. Bertanggung jawab bila terjadi kecelakaan di SPBU untuk memastikan bahwa penyebab
dan kondisi yang muncul dari masing-masing kecelakaan, kejadian atau bencana telah
dinvestigasi dan dilakukan tindakan yang tepat agar tidak terulangi kembali.
g. Membuat catatan di safety log book sesegera mungkin setelah kecelakaan.
h. Memastikan bahwa seluruh kerusakan yang terjadi telah dilaporkan.
i. Memastikan bahwa apa-apa yang menjadi tanggung jawabnya telah didelegasikan kepada
karyawan yang paling senior selama dia tidak berada di SPBU. Karyawan SPBU juga
mempunyai tanggung jawab, yaitu harus :
j. Memperhatikan dan mematuhi segala peraturan dan kebijakan PT PERTAMINA
(PERSERO) tentang K3LL.
k. Mengikuti seluruh instruksi tentang K3LL yang diberikan oleh Pengusaha SPBU.
l. Melaporkan seluruh kecelakaan, kejadian, sumber-sumber potensial bahaya dan
kerusakan peralatan pada SPBU kepada Pengusaha SPBU.
Keselamatan Kerja
2.1.1 Ketentuan Umum
Area SPBU merupakan daerah berbahaya sehingga diberlakukan ketentuan-ketentuan khusus
untuk mencegah kecelakaan, kebakaran dan pencemaran.
Dalam area SPBU tidak diperkenankan mengadakan kegiatan selain yang berkaitan dengan
penyaluran BBM dan usaha penunjangnya kecuali dengan ijin PT PERTAMINA (PERSERO).
Kebersihan areal SPBU harus selalu terpelihara dan terjaga.
2.1.2 Penerimaan dan Pembongkaran BBM
Mobil tangki pengangkutan BBM harus diparkir pada tempat yang telah ditentukan Posisi
mobil tangki diupayakan tidak mengganggu kegiatan di SPBU dan harus dapat dengan mudah
dikeluarkan dari lokasi SPBU pada saat keadaan darurat.
Sebelum pembongkaran BBM, pengemudi harus melapor kepada pengawas SPBU setempat.
Slang pembongkaran harus dilengkapi dengan quick coupling baik di fill pot maupun di mobil
tangki.
Sebelum pembongkaran BBM arde harus dipasang pada grounding rod.
Alat Pemadam kebakaran harus diturunkan dan ditempatkan dekat kendaraan/ujung dombak.

Selama pengisian berlangsung harus dipasang rambu-rambu peringatan AWAS, SEDANG


BONGKAR BBM.
Selama pembongkaran pengemudi dan kenek harus siap ditempat, mesin kendaraan harus
dimatikan dan rem parkir dipasang.
Disekitar lokasi tidak boleh terdapat sumber atau kegiatan yang dapat menimbulkan panas/api.
Jika terdapat kondisi berbahaya, pembongkaran harus segera dihentikan dan mobil tangki serta
kendaraan lainnya harus segera disingkirkan dari lokasi.
Setelah selesai pembongkaran, kerangan dari pipa discharge mobil tangki harus ditutup. Slang
bongkar dilepaskan mulai dari mobil tangki menuju tangki timbun untuk menghindari tumpahan.
Pada saat pembongkaran BBM, unit dispenser yang bersangkutan tidak boleh melayani
pengisian BBM.
2 Ketentuan-ketentuan K3LL
2.1.3 Pengisian BBM ke Kendaraan Konsumen
Mesin kendaraan harus dimatikan pada saat pengisian BBM.
Dilarang mengisi BBM selain ke dalam tangki kendaraan, seperti ke drum atau jerigen kecuali
yang memenuhi persyaratan K3LL.
Nozzle dispenser harus dalam keadaan baik dan berfungsi otomatis pada saat pengisian.
Dilarang merokok dan mengaktifkan Hand Phone (telepon genggam) pada saat pengisian
BBM.
Antrian kendaraan konsumen yang akan mengisi BBM harus diatur dengan baik.
Apabila kendaraan konsumen mogok sewaktu mengisi BBM agar didorong keluar dari area
SPBU.
Untuk pengisian sepeda motor, mesin harus dimatikan dan pengemudi harus turun dari
kendaraan sebelum pengisian dimulai. Tangki sepeda motor harus diisi dengan perlahan untuk
menghindari tumpahan.
2.1.4 Kegiatan Pemeliharaan
Semua pekerjaan pemeliharaan yang dapat menimbulkan bahaya seperti pengelasan, tank
cleaning dan perbaikan lainnya harus dilakukan dengan cara yang aman dibawah pengawasan PT
PERTAMINA (PERSERO) atau petugas yang kompeten.
Dilarang memperbaiki kendaraan di dalam area SPBU.
Pengusaha SPBU harus memastikan bahwa kontraktor pihak ketiga yang dipekerjakan di SPBU
baik untuk pengerjaan perawatan ataupun hal lain disyaratkan untuk memahami standar dan
prosedur K3LL.
2.1.5 Kebersihan dan Kerapihan
Kebersihan di area SPBU harus selalu terjaga dan bebas dari sampah dan tumpahan minyak.
Saluran air harus dalam keadaan bersih dan lancar.
Di area SPBU ditempatkan bak sampah yang mencukupi.
Ruang peraga, kantor, toilet harus selalu dalam keadaan bersih dan baik.
2.2 Pencegahan Kebakaran
2.2.1 Ketentuan Umum

Dilarang merokok, mengaktifkan hand phone (telepon genggam), membuat api terbuka atau
pekerjaan yang menimbulkan bunga api di area SPBU
Area SPBU harus aman dari sumber api dengan cara pengaturan jarak aman (safety distance)
atau tembok pembatas.
Semua perlengkapan listrik yang akan dipasang di SPBU harus disesuaikan dengan standard
code yang umum dipakai (IP Electircal Safety Code) dan P.U.I.L. 1990.
Karyawan SPBU harus memastikan bahwa tidak terdapat akumulasi uap BBM yang dalam
kondisi tertentu dapat terbakar atau meledak.
2.2.2 Peralatan Pemadam Kebakaran
Di area SPBU harus selalu tersedia alat pemadam kebakaran dalam jumlah yang cukup
menurut ketentuan PT PERTAMINA (PERSERO) dan selalu dalam keadaan siap pakai.
Alat pemadam harus ditempatkan pada lokasi yang telah ditentukan dan tidak dibenarkan
dipindahkan tanpa ijin petugas setempat.
Alat pemadam harus diperiksa setiap 6 bulan sekali oleh petugas/perusahaan yang berwenang
meliputi : kondisi fisik tabung, kondisi slang dan nozzle, kondisi tepung dan tekanan gas. Hasil
dan tanggal pemeriksaan harus dicantumkan pada tabung pemadam.
Setiap karyawan SPBU harus memahami dan terlatih menggunakan alat pemadam kebakaran
yang tersedia di SPBU. Tata cara pengoperasian alat pemadam dapat dilihat pada Lampiran 1.
2.3 Lindungan Lingkungan
2.3.1 Ketentuan Umum
Dilarang membuang limbah minyak dan bahan berbahaya lainnya secara langsung ke
lingkungan sekitar SPBU.
Saluran air harus dilengkapi dengan oil catcher sebelum menuju ke perairan umum.
Semua tumpahan/ceceran minyak harus segera dibersihkan dengan bahan penyerap (absorbent)
seperti pasir dan sorbent. Bekas kotoran minyak harus dibuang ke tempat yang aman sesuai
ketentuan PT PERTAMINA (PERSERO).
Limbah pelumas bekas harus dikumpulkan dan ditampung dalam suatu tempat untuk
diserahkan pengelolaannya kepada perusahaan pengumpul dan pengolah pelumas bekas yang
telah mendapat ijin dari pemerintah.
2.3.2 Sumur Pantau
Sumur pantau harus diperiksa setiap hari secara visual. Pemeriksaan kadar minyak pada sumur
pantau secara laboratorium dilakukan secara berkala sesuai dokumen UKL dan UPL.
Laporan pemeriksaan sumur pantau harus disampaikan secara berkala ke PT PERTAMINA
(PERSERO) seusai Lampiran 2.
2.4 Pelatihan K3LL
Semua karyawan/operator SPBU harus mengikuti latihan pemadam kebakaran sebelum SPBU
dioperasikan yang diadakan oleh PT PERTAMINA (PERSERO).
Latihan pemadaman kebakaran bagi operator SPBU harus dilakukan setiap 6 bulan.
2.3.2 Kesehatan Kerja
Hindari kontak yang lama dan berulang-ulang antara BBM dengan kulit. Ganti segera pakaian
yang terkontaminasi dengan minyak dan cuci tubuh dengan sabun dan air.
Tertelan BBM dapat menimbulkan kecelakaan yang fatal. Jangan coba untuk memuntahkannya
tapi harus segera langsung di bawa kerumah sakit.

Hindari menghirup uap BBM secara berlebihan. Uap BBM bersifat anesthesis dan jika terhirup
dapat menyebabkan mengantuk yang berakibat timbulnya resiko kecelakaan.
Peralatan yang digunakan dalam rangka menjaga kondisi kesehatan,
keselamatan, dan lingkungan kerja di SPBU adalah :
3.1 Alat Pemadam Kebakaran,
merek dan jenis yang telah digunakan telah seusai dengan vendor list PT PERTAMINA
(PERSERO), yaitu jenis :
Dry Chemical powder tipe cartridge kapasitas 9 kg minimal 1 unit di setiap tiang kanopi,
kios/kantor, dan gudang.
Dua unit racun api beroda tipe dry chemical powder kapasitas 70 kg yang ditempatkan di dekat
tangki timbun dan tempat pembongkaran. (catatan : jumlah racun api beroda tergantung luas dan
sarana di SPBU).
Alat pemadam jenis CO2 untuk ruang genset atau ruang listrik
Posisi penempatan alat pemadam kebakaran harus ditentukan sejak awal SPBU beroperasi dan
dilarang untuk dipindahkan oleh siapapun tanpa izin dari pengusaha SPBU.
3.2 Tanda dan Rambu Peringatan :
Tanda-tanda peringatan dan rambu-rambu yang harus ada di SPBU
adalah (lihat lampiran 1) :
Petunjuk tata cara pembongkaran BBM
Tanda dilarang merokok
Tanda harus mematikan mesin kendaraan saat pengisian BBM
Tanda dilarang menyalakan hand phone/telepon genggam
Tanda dilarang menggunakan kamera di area SPBU
Rambu peringatan sedang dalam proses pembongkaran BBM
Tanda dilarang untuk memasuki area tertentu di SPBU
Tanda dilarang berjualan di area SPBU
Tanda dilarang mengisikan BBM ke dalam drum/jerigen
Rambu-rambu petunjuk arah lalu lintas di SPBU
3 Peralatan dan Fasilitas K3LL
Tanda dan rambu peringatan tersebut harus :
Dibuat dengan gambar atau tulisan yang jelas dan mudah dimengerti oleh setiap orang yang
berada di lingkungan SPBU.
Berukuran cukup besar sehingga dapat dilihat dan dibaca dengan jelas dalam jarak minimal 10
(sepuluh) meter.
Dipasang pada ketinggian yang sesuai (eye level).
3.3 Grounding System :
Grounding system dibuat untuk menghindari terjadinya bahaya kebakaran akibat sambaran petir
dan aliran listrik statis. Hal ini diterapkan pada tangki timbun, dispenser, generator, dan sistem.

Semua grounding system tersebut harus di periksa setahun sekali. Besar tahanan grounding
maksimum yang dipersyaratkan adalah maksimal 7 ohm untuk sarana peralatan non listrik dan
maksimal 4 ohm untuk sarana peralatan listrik, kecuali ditentukan lain sesuai spesifikasi
peralatan.
3.4 Sumur Pantau :
SPBU harus dilengkapi dengan sumur pantau untuk mendeteksi adanya kebocoran dari tangki
timbun atau sistem pemasangan pipa. Penempatan sumur pantau dibedakan menurut konstruksi
tangki timbun (under ground tank) yang berupa :
a. Sistem penanaman tangki timbun TANPA MENGGUNAKAN LAPISAN PLASTIK TAHAN
MINYAK
Jarak maksimum adalah 1 (satu) meter di bagian luar dinding tangki timbun.
Kedalaman sumur pantau minimal 0,6 meter di bawah plat dasar tangki timbun.
b. Sistem penanaman tangki timbun dengan MENGGUNAKAN LAPISAN PLASTIK TAHAN
MINYAK
Ditempatkan pada bagian dalam areal penanaman tangki timbun yang dilapis plastik tahan
minyak. Jumlah sumur pantau disesuaikan dengan konstruksi tanki timbun (under ground tank),
yaitu :
Sistem penanaman tangki timbun dengan lapisan plastik tahan minyak : menggunakan minimal
1 (satu) buah sumur pantau.
Sistem penanaman tangki timbun tanpa lapisan plastik tahan minyak.
Oil Catcher :
Saluran air pada SPBU harus dilengkapi dengan oil catcher untuk memisahkan tumpahan
minyak yang masuk ke dalam saluran air.
Oil catcher harus terdiri dari sekat/kompartemen untuk memisahkan minyak secara bertahap.
Jumlah oil catcher tergantung pada luas areal SPBU.
3.6 Perlengkapan P3K :
SPBU harus dilengkapi dengan fasilitas P3K dengan jumlah yang memadai.
3.7 Pita/Rantai Pembatas Dilarang Masuk :
Dipakai sebagai pembatas area pada saat proses penerimaan/m pembongkaran BBM.
3.8 Perlengkapan Keselamatan Pekerja :
Pekerja SPBU harus dilengkapi dengan pakaian kerja standar danm, sepatu keselamatan (safety
shoes) .
Prosedur Pemadaman Kebakaran/Ledakan
4.1.1 Kebakaran Kecil
Karyawan atau petugas yang mengetahui terlebih dahulu segera
memadamkan api dengan menggunakan alat pemadam portable
yang terdekat (dilarang menggunakan media air).
Beritahukan yang lain dengan berteriak "KEBAKARAN".
Upayakan agar tidak timbul kepanikan pada konsumen atau petugas
yang berada di sekitar SPBU.

Apabila kebakaran berhasil dipadamkan, buat laporan kejadian di


safety log book (Lampiran 4) dan amankan lokasi kejadian untuk
kepentingan penyelidikan.
4.1.2 Kebakaran Besar

Apabila kebakaran kecil tidak dapat dipadamkan dengan cepat atau


pada saat pertama diketahui api sudah membesar, maka :
Matikan seluruh aliran listrik dan hentikan seluruh kegiatan SPBU.
Bila kebakaran menimpa mobil konsumen, segera pindahkan ke
tempat yang aman, jauh dari tangki pendam.
Bila kebakaran terjadi pada saat pembongkaran BBM dari mobil
tangki, segera hentikan pembongkaran, tutup kerangan, lepaskan
slang bongkar, dan evakuasi mobil tangki ke tempat yang aman
bila memungkinkan.
Atur dan arahkan orang-orang dan kendaraan bermotor yang ada
di SPBU untuk keluar dari SPBU.
Blokir lokasi SPBU sehingga semua kendaraan dan orang yang
tidak bekepentingan tidak masuk ke SPBU.
Telepon Petugas Pemadam Kebakaran dan Polisi, serta
PT PERTAMINA (PERSERO) terdekat.
Laporkan kepada pengusaha SPBU dan PT PERTAMINA (PERSERO)
terdekat (K3LL dan WP).
Apabila pemadaman telah selesai, buat laporan kejadian di safety
log book dan amankan lokasi kejadian untuk kepentingan
penyelidikan.
4

Anda mungkin juga menyukai