Anda di halaman 1dari 1

Sampel dengan nomor urut 7 merupakan batuan dengan warna segar abu-abu dan warna lapuk

abu-abu kehitaman. Batuan ini memiliki tekstur foliasi dan tekstur granoblastik. Sampel ini
mengandung mineral kuarsa yang sekitar 50% berwarna putih, serta mineral feldspar dan mineral
lainnya yaitu mika.
Dari deskripsi di atas, batu itu adalah batu gneiss. Gneiss biasanya dibentuk oleh deformasi
regional pada batas lempeng konvergen. Batuan ini merupakan jenis batuan metamorf tingkat
tinggi dimana butiran mineral mengalami rekristalisasi pada suhu dan tekanan yang tinggi.
Fasies granulit termasuk gneiss, yang terbentuk pada suhu tinggi sekitar 500-700 °C dan tekanan
8-17 kbar.

Sampel dengan nomor urut 8 merupakan batuan dengan warna segar abu-abu dan warna lapuk
abu-abu kehijauan. Batu ini memiliki struktur non-membran dan tekstur granoblastik. Dalam
sampel ini, teksturnya kasar seperti gula. Mineral plagioklas (NaAlSi3O8-CaAl2Si2O8) juga
ditemukan warna putih tulang sekitar 20% dan kalsit sekitar 50%.

Menurut uraian di atas, batu itu adalah marmer. Marmer atau disebut juga dengan batu pualam
adalah batuan metamorf atau perubahan dari batuan asalnya yaitu Batugamping/Limestone.
Marmer terbentuk oleh rekristalisasi batugamping (limestone) di bawah pengaruh suhu dan
tekanan tinggi. Rekristalisasi pada batugamping menyebabkan terbentuknya struktur batuan baru
yang disebut marmer. Proses pembuatan marmer sangat dipengaruhi oleh suhu dan tekanan, yang
menyebabkan batu-batu tersebut mengalami rekristalisasi (rekristalisasi) membentuk foliasi dan
nonfoliasi. Marmer terdapat pada batuan fasies amfibolit pada suhu 500-700 °C dan tekanan 2-12
kbar.

Anda mungkin juga menyukai