lainnya yang menjabarkan lebih Ianjut pengaturan pengelolaan sumber alam dan
lingkungan hidup.
Dalam rangka ini sangatlah penting mengundang dan mengajak seluruh
lapisan masyarakat pemberi sumbangan pikiran, gagasan dan bahan-bahan untuk
kelompok kerja yang sekarang sedang menggodok berbagai peraturan-peraturan
ini.
Sungguhpun adanya peraturan-peraturan ini adalah penting dan perlu,
namun ini saja belumlah cukup. Rangkaian peraturan memberi kesempatan dan
kemungkinan, tetapi bukan jaminan bagi pengelolaan sumber alam yang
memperbaiki lingkungan.
Kunci utama dalam lingkungan hidup adalah kesadaran dan penghayatan
serta komitmen manusia dan masyarakat Indonesia untuk sungguh-sungguh
membangun lingkungan hidup Indonesia yang lebih baik. Ini menghendaki
cakrawala pandangan yang jauh lebih luas, jauh lebih dalam dan jauh lebih maju
ke depan dalam menanggapi masalah pembangunan dan kehidupan bangsa kita.
Tata Air*
Air merupakan salah satu sumber alam yang mulai terasa pengaruhnya pada
usaha memperluas kegiatan pertanian dan industri di berbagai tempat di dunia. Di
bidang pertanian kekurangan air menjadi hambatan utama pada usaha
menyebarkan gandum kerdil unggul hasil Revolusi Hijau ke berbagai negara dari
Meksiko hingga Afganistan. Kekurangan airlah yang menghambat usaha Uni
Soviet memenuhi permintaan yang meningkat akan hasil peternakan. Di belahan
bumi utara kegiatan industri di berbagai tempat terhalang karena danau dan sungai
yang ada tidak mampu lagi menyerap sampah industri.
Penduduk yang terus berkembang dan kemakmuran yang meningkat
menimbulkan tekanan pada persediaan air setempat. Menjatah air mungkin akan
menjadi pemandangan sehari-hari di seluruh dunia di masa mendatang.
Selanjutnya oleh majalah khusus tentang air yaitu World Water 1981—1990 dari
UNEP dan UNEP melaporkan bahwa tiap hari diperkirakan 30.000 orang
meninggal di negara-negara yang sedang berkembang oleh kurangnya air atau
langkanya persediaan air bersih dan fasilitas gnitasi. Sementara puluhan juta orang
terutama kaum wanita harus berjalan kaki di bawah terik matahari selama
setengah hari untuk mendapatkan air kotor yang akan meracuni mereka serta
keluarga mereka.
Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menyadari keadaan ini dan telah
mengambil langkah-langkah yang positif dengan menyusun suatu rencana jangka
panjang untuk memperbaiki ”bencana permanen” tersebut di negara yang sedang
berkembang yang dikenal dengan nama ”lnternational drinking water supply and
sanitation decade 1981 - 1990".
Menurut perkiraan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-
Bangsa, permintaan akan air meningkat 240% menjelang akhir abad ini. Hal ini
jelas akan melahirkan tekanan yang besar pada negara-negara di dunia untuk
menggunakan teknologi apa saja yang ada atau yang dapat dikembangkan untuk
menambah persediaan air masing-masing.
Dapatlah dimengerti bahwa air merupakan benda alam yang mutlak
diperlukan bagi hidup dan kehidupan, dan oleh karenanya air merupakan unsur
utama dalam setiap sistem lingkungan hidup. Penanganan masalah air adalah
masalah lingkungan hidup, dan penanganan masalah lingkungan hidup tidaklah
akan tuntas tanpa ditanganinya masalah air. Oleh karena itu setiap usaha untuk
mengatasi masalah dan peningkatan pendayagunaan sumber alam seperti sumber
air diperlukan penelitian-penelitian yang mendalam dan terintegrasi dari berbagai
bidang ilmu pengetahuan, sehingga didapatkan suatu keputusan atau perencanaan
yang leblh mantap.
Daur Hidrologi*
Air tawar
37.400.000 km3
(2,75%)
Dari Gambar 13 di atas dapat terlihat bahwa air asin merupakan bagian
yang terbesar, yaitu 97,25% dan air tawar hanya 2,75% yang terdiri dari air
atmosfer, air permukaan, air tanah dan salju atau es. Persentase bentuk air
tawar terhadap air di bumi adalah:
Jumlah Air*
Pemakaian Air*
Dengan penduduk yang meningkat menjadi 145 juta jiwa, Puhu Jawa hanya
memiliki potensi air 1.745 m3/kapita/tahun• Aliran mantapnya hanyalah
436/kapita/tahun.
Lumpur yang banyak dalam air dapat pula menurunkan hasil perikanan,
karena menghambat pernafasan dan menahan Sinar matahari yang diperlukan
untuk fotosintesis plankton yang menjadi sumber energi rantai makanan dalam
waduk (Soemarwoto, 1978),
Adanya tekanan sosial ekonomi, yang menyebabkan sebagian masyarakat
desa pindah ke kota atau terdesak usaha taninya ke tanah-tanah Iereng dan bisa
menimbulkan kerusakan hutan dalam rangka memenuhi kebutuhannya sehinggi
terjadi kerusakan tanah karena erosi.
Dari uraian di atas dapat kita ketahui betapa seriusnya masaIah kerusakan
tanah dan air akibat rusaknya vegetasi penutup tanah dan cara-cara pengelolaan
tanah yang tidak memperhatikan usaha-usaha pengawetan tanah dan air.
Nisbah atau ratio antara Iahan dan manusia merupakan penyebab dari
keadaan tata guna tanah dan tata air di masa sekarang. Manusia dalam usahanya
mencapai kesejahteraan diwujudkan dalam bentuk kebutuhan serta ragam
aktivitasnya. Ketidakseimbangan penggunaan tanah tercermin dalam (l)
ketidakseimbangan ruang dan skala penggunaan, (2) ketidakseimbangan dalam
proporsi penggunaan untuk berbagai peruntukan dan letak dari peruntukan, dan
secara nyata dalam (3) ketidakseimbangan daur hidrologi yang seharusnya
berjalan di daerah tersebut.
Pada daerah dengan nisbah yang masih berimbang dengan daur hidrologi
tanpa campur tangan manusia, tidak terdapat gangguan lingkungan hidup. Dari
pendekatan ekosistem, maka campur tangan manusia dalam bentuk tidak
seimbangnya peruntukan tanah selain merusak daur hidrologi normal juga
merusak imbangan komponen yang Iain seperti satwa dan organisme Iain.
Daftar 5. Baku Mutu Badan Air Menurut SK. Menteri Kesehatan 1977