Anda di halaman 1dari 81

PENGELOLAAN

SUMBERDAYA AIR

Sumber foto:
https://dpu.kulonprogokab.go.id/detil/397/peran-serta-
masyarakat-dalam-pengelolaan-sumber-daya-air 1
2
https://www.britannica.com/science/water-cycle
Slightly over two thirds of the fresh water is frozen in glaciers and
polar ice caps. The remaining unfrozen fresh water is found mainly
as groundwater, with only a small fraction present above ground or3in
the air. https://nwa.mah.nic.in/sdmc/availability/where.htm
https://nwa.mah.nic.in/sdmc/availability/where.htm 4
Figure 1: A graph showing the percentages of
water use by the nation of Indonesia
https://sites.google.com/site/isat380eindonesia/project-
definition

5
https://www.adb.org/sites/default/files/institutional-
document/183339/ino-water-assessment.pdf
6
A. Gambaran Umum: Sumber Daya Air
Saat Ini
• Total ketersediaan air di Indonesia
adalah 690 × 109 meter kubik (m3) per
tahun, yang jauh lebih banyak dari
permintaan 175 × 109 m3/tahun.
• Kalimantan dan Papua yang hanya
menampung 13% dari total populasi di
Indonesia, memiliki sekitar 70% dari
sumber daya air (Gambar 3.3).
• Kalimantan dan Papua bukan pusat
kegiatan ekonomi utama seperti di
Jawa.
7
Ketersediaan air permukaan untuk Indonesia
dirangkum pada Gambar 3.3. Air permukaan tertinggi
Potensi ada di Kalimantan (34%), disusul Papua (27%),
Sumatera (22%), Sulawesi (8%), dan Jawa (4%). 8
B. Data Sumber Daya Air
• Data tentang sumber daya air dikumpulkan
dengan memantau curah hujan, aliran
sungai, dan ketinggian air di seluruh
wilayah sungai.
• Strategi dan rencana pengelolaan sumber
daya air di wilayah sungai memberikan
gambaran umum tentang data-datanya.
• Data neraca air (penawaran dan
permintaan) juga dikumpulkan oleh Pusat
Penelitian Sumber Daya Air (Puslitbang
Sumber Daya Air atau PusAir) di Bandung.

9
C. Curah Hujan
• Rata-rata curah hujan tahunan di
Indonesia sekitar 2.350 milimeter.
Indonesia bisa dibedakan menjadi 3
daerah iklim, masing-masing dengan
karakteristik yang berbeda (Gambar
3.1):
• (i) Wilayah dengan curah hujan tipe
Monsoon .
• (ii) Wilayah dengan curah hujan tipe
Equatorial.
• (iii) Wilayah dengan curah hujan tipe
Local.
10
11
Data rata-rata curah hujan tahunan di Indonesia termasuk rincian untuk Pulau
Jawa ditunjukkan pada Gambar 3.2, juga mengilustrasikan dampak pegunu12ngan
pada distribusi curah hujan lokal.
• Adanya ketidakseimbangan ketersediaan
& kebutuhan air serta tidak meratanya
distribusi SDA air antar pulau di
Indonesia
• Perbandingan ketersediaan & kebutuhan
air menunjukkan bahwa ketersediaan air
di pulau Jawa & Bali, NTB, Sulawesi
Selatan telah mengalami tingkat kritis.

13
D. Sistem Sungai
• Indonesia memiliki hampir 8.000 Daerah
Aliran Sungai (DAS), 131 sungai.
• Lima wilayah sungai (304 DAS) melintasi
perbatasan internasional (Malaysia, Timor-
Leste, dan Papua New Guinea), 29
basins/cekungan (859 DAS) melintasi
batas provinsi, dan 37 basins/cekungan
dianggap untuk kepentingan strategis
nasional.

14
E. Air Tanah
• Di Indonesia terdapat banyak cekungan
air tanah dengan luas potential sekitar
520 miliar m3/ tahun air tanah, dan
dengan asumsi rasio 30%, hasil yang aman
sekitar 155 miliar m3/ tahun air tanah.
• Sebagai Penentuan cekungan didasarkan
pada batas hidrogeologis, cukup banyak
cekungan yang terletak di dua atau lebih
wilayah administratif (Gambar 3.11).
• Ketersediaan air tanah tergantung pada
situasi hidrogeologi.

15
16
17
• Air tanah dalam dieksploitasi secara berlebihan di
sebagian besar wilayah perkotaan.
• Kinerja buruk perusahaan penyedia air dan
kurangnya penegakan izin, menyebabkan banyak
industri dan perumahan yang menggunakan air
tanah dalam.
• Akuifer dalam tempat pengambilan airtanah
biasanya tidak diisi ulang dan, sebagai akibatnya,
secara bertahap habis.
• Ini menyebabkan penarikan cepat dari air tanah
dan penurunan permukaan air tanah. Dampak serius
dirasakan di Jakarta Utara, Bandung, dan
Semarang.
18
Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta,
jumlah penggunaan air tanah di DKI Jakarta sebesar 8.155.282 m3 pada tahun
2018 dan 6.693.949 m3 hingga bulan September 2019 (1 m3 = 1000 liter).
Puncak penggunaan air bersih pada tahun 2018 terjadi pada bulan April sebesar
1.372.055 m3 dan tahun 2019 terjadi pada bulan Juni sebesar 1.750.822
m3.(https://statistik.jakarta.go.id/penggunaan-air-tanah-di-dki-jakarta-meningkat-di-tahun-2019/
Berdasarkan wilayah Kota/Kabupaten, Jakarta Selatan merupakan wilayah yang
menggunakan air tanah tertinggi di Jakarta, baik tahun 2018 dan 2019. Jakarta Selatan
menggunakan setengah dari total penggunaan air tanah di Jakarta sebesar 4.348.123
m3 tahun 2018 dan 3.768.226 m3 tahun 2019. Hal ini disebabkan karena Jakarta Selatan
memiliki banyak gedung perkantoran dan permukiman. Wilayah Jakarta Utara dan Kep.
Seribu menggunakan air tanah paling rendah dikarenakan air tanah di wilayah tersebut
terasa asin sehingga konsumsi terhadap air tanah rendah.(https://statistik.jakarta.go.id/penggunaan-air-
tanah-di-dki-jakarta-meningkat-di-tahun-2019/)
Penurunan permukaan air tanah, disebabkan
oleh pengambilan air tanah yang berlebihan

21
seawater intrusion into groundwater

22
F. Ekologi dan Kualitas Air
Ekologi Sungai, Danau, dan Muara
• Dipicu oleh pertumbuhan ekonomi yang
pesat dalam beberapa dekade terakhir
dan pertumbuhan penduduk yang terus
berlanjut, adanya urbanisasi, tekanan
pada sistem air di Indonesia semakin
meningkat, terutama di daerah perkotaan
padat.
• Peningkatan konsumsi air dan penurunan
ketersediaan air bersih akan
mempengaruhi sistem air tawar dan
sistem air tanah. 23
• Deforestasi, drainase lahan basah, dan
konversi lahan menjadi penggunaan lahan
pertanian akan mengurangi kapasitas
penyangga daerah tangkapan sungai,
berakibat aliran puncak yang lebih tinggi di
musim hujan dan aliran dasar yang lebih
rendah di musim kemarau, sehingga
meningkatkan risiko banjir dan kekeringan.
• Meningkatnya konsentrasi padatan
tersuspensi akibat erosi dan aktivitas
manusia, meningkatnya tingkat kekeruhan,
akan mengurangi fotosintesis.

24
• Bendungan dan waduk memainkan peran
utama dalam fragmentasi dan memodifikasi
habitat akuatik, mengubah ekosistem yang
mengalir menjadi sistem yang stagnan,
mengubah aliran materi dan energi, dan
membangun hambatan untuk migrasi ikan.
• Eutrofikasi, sebagai akibat dari praktek
pertanian, merupakan penyebab utama
penurunan kualitas air dan mungkin, dalam
beberapa kasus, mengakibatkan bahaya
pertumbuhan ganggang dan kematian ikan.

25
Status sungai dan danau
• Kualitas air sungai dan danau di Indonesia buruk
(Gambar 3.12). Hasil pemantauan menunjukkan
50% dari parameter, seperti BOD, COD, fecal coli,
dan total coliform, tidak memenuhi norma yang
ditetapkan untuk kualitas air Kelas I.
• Lebih dari separuh air sungai sampel tidak
memenuhi kriteria Kelas II.
• Gambaran dari 44 sungai besar di seluruh
Indonesia menunjukkan hal itu hanya empat dari
mereka yang memenuhi standar Kelas II sepanjang
tahun.
• Pemantauan kualitas air di 15 besar Danau-danau
di Indonesia menunjukkan bahwa sebagian besar
termasuk dalam kategori hipereutrofik.
26
27
Sebagian besar air sungai di Jawa (Gambar 3.13) sudah
berstatus Kelas III atau bahkan Kelas IV. Hilir
Sungai Ciliwung (wilayah Jakarta), air sungai sudah jauh
melebihi baku mutu Kelas IV. Itu kombinasi limbah
rumah tangga yang tidak diolah, pembuangan limbah
padat, dan limbah industri telah menyebabkan krisis
kesehatan masyarakat yang besar.
28
Sumber utama pencemaran:
• Air limbah rumah tangga: Air limbah dari rumah
tangga mengandung COD, nutrisi, dan fecal coli,
yang sejauh ini merupakan sumber pencemaran air
permukaan yang paling penting.
• Di daerah perkotaan (110 juta orang), sekitar 1%
air limbah dikumpulkan dengan aman dan diolah,
dan sekitar 4% dari limbah dikumpulkan dengan
aman dan dibuang atau diolah dengan aman.
• Di daerah pedesaan (130 juta orang), air limbah
tidak dikumpulkan atau diolah.
• Industri: Kementerian Lingkungan Hidup
memperkirakan 12.000 industri menengah dan
besar dan 82.000 usaha kecil yang berpotensi
mencemari air permukaan.
29
• Sekitar setengah dari industry ditemukan di
sektor makanan dan minuman. Sektor terkait
lainnya adalah tekstil (20%), karet (13%),
• bahan kimia (9%), kulit (6%), kertas (3%), dan
pertambangan (1%).
• Penambangan: Diperkirakan sekitar 1 juta
penambang dan pekerja lainnya bekerja di
pertambangan sektor kecil di hampir setiap pulau
di negara ini.
• Dalam penambangan liar, biasanya merkuri dalam
jumlah besar digunakan, yang tidak hanya merusak
lingkungan tetapi juga kesehatan para penambang.

30
• Pertanian: Lahan pertanian merupakan sumber
utama pencemaran COD, unsur hara, pupuk (urea
dan triple superphosphate), dan pestisida.
• Limbah dari peternakan merupakan sumber
penting air limbah. Seekor sapi mampu
menghasilkan limbah setara dengan lima manusia.
• Budidaya ikan: Hasil polusi organik yang cukup
besar dari budidaya ikan di waduk.
• Pemberian pakan ikan yang berlebihan di keramba
jaring apung menambah beban limbah karena pakan
yang tidak dikonsumsi terakumulasi di dasar waduk

31
• Sampah: Sampah kota mencemari air
dengan COD, kebutuhan oksigen biologis,
nitrat, fosfat, dan kandungan patogen.
• Sumber lain: Sumber polusi lain, seperti
limpasan perkotaan dan pengendapan
atmosfer logam berat dan polisiklik
aromatik hidrokarbon yang disebabkan oleh
kualitas udara yang buruk, terutama
terkait dengan wilayah perkotaan, sehingga
meningkatkan tekanan yang sudah tinggi
pada sistem air lokal dengan berbagai
macam zat beracun.

32
Dampak ekonomi dari penurunan kualitas
air
• Beberapa dampak ekonomi dari penurunan
kualitas air dapat dihitung, sementara
sebagian besar sulit diukur.
• Dampak negatif ekonomi terutama pada
kesehatan, pariwisata, rekreasi,
keanekaragaman hayati, perikanan,
pertanian, produksi air minum, biaya real
estat di dekat wilayah air permukaan, dan
tekanan pada air tanah.

33
• Kesimpulan SDAir di Indonesia:
• Secara keseluruhan, Indonesia merupakan
negara yang kaya akan sumber daya air.
• Ketersediaan air melebihi kebutuhan di
hampir semua lokasi, meskipun variabilitas
musiman menciptakan tekanan air di musim
kemarau.
• Dengan demikian, tekanan air adalah akibat
dari kekurangan atau malfungsi
infrastruktur daripada kekurangan air
mutlak.
• Ancaman utama terhadap ketersediaan air
karena pengelolaan yang buruk.
34
• Perubahan iklim menambah tingkat
ketidakpastian pada situasi di atas,
tetapi pendorong utamanya terkait
dengan pertumbuhan penduduk dan
kegiatan ekonomi.

35
Tren utama untuk ketersediaan air yang dapat
diakses secara nasional ditentukan oleh berikut
ini:
• (i) Terjadinya ekspansi perkotaan dan
industri, menimbulkan kebutuhan air yang
lebih besar, karena peningkatan pasokan air
untuk pengguna air yang ada.
• (ii) Urbanisasi dan industrialisasi yang pesat,
terutama (antara lain) di Jakarta, Bandung,
Surabaya, Semarang (Jawa), Medan,
Palembang, Lampung (Sumatera), Makassar,
Palu, dan Manado (Sulawesi), menyebabkan
peningkatan yang cukup besar dalam beban
polusi dan penurunan kualitas air. 35
• Perkembangan kota, tidak terkontrol oleh
perencanan tata ruang, menyebabkan
perambahan kota ke daerah rawan banjir,
dan perubahan penggunaan lahan yang tidak
terkendali menyebabkan degradasi daerah
tangkapan air yang parah, akibatnya beban
sedimen yang tinggi ke waduk.
• Pengelolaan Air limbah rendah untuk
populasi yang sangat besar, sehingga
menurunkan kualitas lingkungan

37
• (iii) Penggunaan air selanjutnya akan berkembang
dari situasi dengan penggunaan air permukaan
skala besar untuk irigasi dan tenaga air, dan
sebagian besar penggunaan lokal air tanah dangkal
untuk keperluan rumah tangga, dan penggunaan
airtanah dalam, terutama di perkotaan oleh sektor
industri dan jasa, menjadi situasi yang
menyusahkan dengan sistem air perpipaan publik
untuk cakupan yang lebih luas.
• Sumber daya air tanah dieksploitasi pada tingkat
yang tidak berkelanjutan, yang pada gilirannya akan
berkontribusi pada penurunan permukaan tanah
yang signifikan..
38
• (iv) Diperkirakan, di kota-kota besar
seperti Jakarta dan Bandung, mungkin akan
ada peningkatan buangan akibat urbanisasi.
• (v) Kerusakan DAS akan merusak
lingkungan dan menyebabkan konsekuensi
negative di hilir, termasuk sedimentasi
besar-besaran di waduk, dan kemungkinan
perubahan pola limpasan curah hujan,
menyebabkan aliran musim hujan lebih
tinggi dan aliran musim kemarau berkurang.
• Efek ini mungkin saja terjadi diperburuk
oleh dampak perubahan iklim.

39
• (vi) Setelah desentralisasi, pengelolaan
sumber daya air, wilayah sungai berada di
bawah tanggung jawab pemerintah daerah.
• Akan tertinggal dari yang dikelola secara
terpusat dalam perencanaan, operasi dan
pemeliharaan, dan pembiayaan proyek, yang
mengakibatkan kerusakan infrastruktur air
dan berkurangnya ketersediaan air untuk
penggunaan produktif.

40
Kebutuhan manusia akan SDA Air
menjadi sangat nyata bila dikaitkan
dengan:

1. Pertambahan penduduk
2. Kebutuhan pangan
3. Peningkatan industrialisasi

41
MANFAAT SDA AIR
• Keperluan rumah tangga/domestik,
industri & perdagangan, pertanian,
perikanan & akuakultur, transportasi,
pembangkit listrik, parawisata, proses
pendinginan & sebagai tempat buang
sampah.

42
PLTA

43
MASALAH POKOK DALAM
PENGELOLAN SUMBER DAYA AIR
• Fluktuasi debit pada musim kemarau
& musim hujan
• Kerusakan lahan di daerah tangkapn
air
• Erosi & sedimentasi

44
• Kecendrungan penggunaan air yang
belum efisien
• Bertambahnya limbah yang masuk
sungai
• Berkurangnya kemampuan pemulihan
kembali sungai

45
46
ANCAMAN TERHADAP
KEBERADAN SDA AIR

• Pencemaran, penggundulan hutan,


kegiatan pertanian yang mengabaikan
kelestarian lingkungan & berubahnya
fungsi-fungsi daerah-daerah
tangkapan air.

47
• Dalam menghadapi ketidakseimbangan
antara ketersediaan air yang cenderung
menurun dan kebutuhan air yang
semakin meningkat, sumber daya air
perlu dikelola dengan memperhatikan
fungsi sosial, lingkungan hidup, dan
ekonomi secara selaras untuk
mewujudkan sinergi dan keterpaduan
antarwilayah, antarsektor, dan
antargenerasi guna memenuhi
kebutuhan rakyat atas air (UURI No. 17
Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air).
48
• Sumber Daya Air adalah air,
sumber air, dan daya air yang
terkandung di dalamnya.
• Air adalah semua air yang terdapat
pada, di atas, ataupun di bawah
permukaan tanah, termasuk dalam
pengertian ini air permukaan, air
tanah, air hujan, dan air laut yang
berada di darat.

49
• Pengelolaan Sumber Daya Air
adalah upaya merencanakan,
melaksanakan, memantau, dan
mengevaluasi penyelenggaraan
Konservasi Sumber Daya Air,
Pendayagunaan Sumber Daya Air, dan
Pengendalian Daya Rusak Air.

50
• Pola Pengelolaan Sumber Daya
Air adalah kerangka dasar dalam
merencanakan, melaksanakan,
memantau, dan mengevaluasi kegiatan
Konservasi Sumber Daya Air,
Pendayagunaan Sumber Daya Air, dan
Pengendalian Daya Rusak Air.

51
• PENGELOLAAN SUMBER DAYA
AIR
- Sumber Daya air mempunyai fungsi
sosial, lingkungan hidup, dan ekonomi
yang diselenggarakan serta
diwujudkan secara selaras.
- Sumber Daya Air dikelola secara
terpadu, berkelanjutan, dan
berwawasan lingkungan.

52
• Pengelolaan Sumber Daya Air
dilakukan secara menyeluruh,
terpadu, dan berwawasan lingkungan
hidup dengan tujuan untuk
mewujudkan kemanfaatan Air yang
berkelanjutan untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
• Kegiatan Pengelolaan Sumber Daya
Air meliputi Konservasi Sumber Daya
Air, Pendayagunaan Sumber Daya Air,
dan Pengendalian Daya Rusak Air.
53
• Kegiatan Pengelolaan Sumber
Daya Air, meliputi:

(1)Konservasi Sumber Daya Air,


(2) Pendayagunaan Sumber Daya Air,
(3) Pengendalian Daya Rusak Air.

54
(1) Konservasi Sumber Daya Air
adalah upaya memelihara keberadaan
serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan
fungsi Sumber Daya Air agar
senantiasa tersedia dalam kuantitas
dan kualitas yang memadai untuk
memenuhi kebutuhan manusia dan
makhluk hidup lainnya, baik pada waktu
sekarang maupun yang akan datang.

55
• Konservasi Sumber Daya Air
dilakukan dengan mengacu pada
Rencana Pengelolaan Sumber
Daya Air melalui kegiatan:

56
a.Pelindungan dan pelestarian
Sumber Air ditujukan untuk
melindungi dan melestarikan Sumber
Air beserta lingkungan keberadaannya
terhadap kerusakan atau gangguan yang
disebabkan oleh daya alam dan yang
disebabkan oleh tindakan manusia.
b.Pengawetan Air ditujukan untuk
memelihara keberadaan dan
ketersediaan Air atau kuantitas Air
sesuai dengan fungsi dan manfaatnya.
57
c. Pengelolaan kualitas Air
dilakukan dengan cara memperbaiki
kualitas Air pada Sumber Air dan
Prasarana Sumber Daya Air.
d. Pengendalian pencemaran Air
dilakukan dengan cara mencegah
masuknya pencemaran Air pada Sumber
Air dan Prasarana Sumber Daya Air.

58
• Konservasi Sumber Daya Air
dilaksanakan pada mata Air, sungai,
danau, waduk, rawa, daerah imbuhan
Air Tanah, Cekungan Air Tanah,
daerah tangkapan Air, kawasan suaka
alam, kawasan pelestarian alam,
kawasan hutan, dan kawasan pantai.

59
(2) Pendayagunaan Sumber Daya
Air adalah upaya penatagunaan,
penyediaan, penggunaan, dan
pengembangan Sumber Daya Air secara
optimal agar berhasil guna dan berdaya
guna.

60
• Pendayagunaan Sumber Daya Air
ditujukan untuk memanfaatkan
Sumber Daya Air secara
berkelanjutan dengan prioritas utama
untuk pemenuhan Air bagi kebutuhan
pokok sehari-hari masyaralat.
• Dalam hal masih terdapat
ketersediaan Sumber Daya Air yang
mencukupi, prioritas pemenuhan
kebutuhan Air selanjutnya dilakukan
untuk pemenuhan Air bagi kebutuhan
irigasi untuk pertanian rakyat 71
(3) Pengendalian Daya Rusak Air
adalah upaya untuk mencegah,
menanggulangi, dan memulihkan
kerusakan kualitas lingkungan yang
disebabkan oleh Daya Rusak Air.

62
• Pengendalian Daya Rusak Air
dilakukan secara menyeluruh yang
mencakup upaya pencegahan,
penanggulangan, dan pemulihan.
• Daya Rusak Air adalah Daya Air yang
merugikan kehidupan.
• Setiap Orang dilarang melakukan
kegiatan yang dapat mengakibatkan
terjadinya Daya Rusak Air.

63
Daya Rusak Air, antara lain, berupa:
a. banjir;
b. erosi dan sedimentasi;
c. tanah longsor;
d. banjir lahar dingin;

64
e. perubahan sifat dan kandungan
kimiawi, biologi, dan fisika Air;
f. terancam punahnya jenis tumbuhan
dan/atau satwa;
g. wabah penyakit;
h. tanah ambles;
i. intrusi; dan/atau
j. perembesan.

65
BIDANG PROGRAM
PRIORITAS
Sumber: Agenda 21 Indonesia

66
A. Ketersediaan dan kebutuhan
sumber daya air

1. Mengatur dengan lebih efisien


pengadaan & penggunaan air bagi
penduduk kota & desa, pertanian,
industri & pariwisata

67
2. Menegakkan ketentuan hukum bagi
pelanggar pengguna air
3. Meningkatkan peranserta masyarakat
untuk melakukan konservasi air melalui
pendidikan & pemberian insentif &
disinsentif para pengguna air

68
B. Kualitas sumber daya air

1. Menerapkan pemanfaatan kembali


(reuse), pendaurulangan (recycle) &
pemulihan (recovery)
2. Usaha melakukan substitusi
penggunaan bahan utama atau
additive terutama B3 yang
digunakan dalam proses produksi
agar ramah lingkungan
69
3. Penyuluhan tentang pencemaran
lingkungan yang menyangkut
peningkatan kualitas perairan umum
4. Meningkatkan program Prokasih yang
didukung dengan peningkatan
profesionalisme para pengawas

70
C. Distribusi sumber daya air

1. Melakukan inventarisasi ketersedian


sumberdaya air secara akurat
disertai kondisi kualitas sumberdaya
air yang dapat dimanfaatkan &
pengaturan tata ruang peruntukan

71
2. Membuat kebijaksanaan penyebaran
kegiatan pembangunan nasional di
pulau-pulau yang memiliki ketersediaan
air yang melimpah
3. Menyiapkan peraturan pendukung bagi
setiap sektor pembangunan berikut
penegakan hukumnya untuk mencegah
pencemaran & pemborosan pemakaian
air

72
D. Pengelolaan sumber daya air
secara terintegrasi
1. Pengelolaan yang terintegrasi antar
departemen terkait yang mencakup
aspek-aspek ketersediaan, kualitas
& distribusi pemanfaatannya

73
2. Menyusun rencana pengelolaan Daerah
Aliran Sungai & sumberdaya secara
terpadu, menghitung neraca air & daya
dukung setiap DAS secara
berkesinambugan, mengkonservasi &
meningkatkan kemampuan daerah
rsapan/tangkapan air di daerah DAS,
serta meningkatkan penelitian daerah
kritis pada DAS

74
3. Melaksanakan & meningkatkan
peraturan dalam pencemaran
lingkungan & mengatur pemanfaatan air
melalui peraturan pemerintah
4. Melakukan evaluasi & melanjutkan
program Prokasih dengan tingkat
keberhasilan berupa rendahnya beban
pencemaran yang masuk ke perairan
umum.

75
STRATEGI PENGELOLAAN
SDA AIR

1. Dilaksanakan secara lintas sektoral


dengan tetap memperhatikan fungsi
ganda dari air, yaitu fungsi ekonomi,
ekologi & sosial

76
2. Difokuskan pada aspek kualitas air
yang layak untuk dimanfaatkan bagi
berbagai keperluan, terutama dalam
memenuhi air bersih bagi
masyarakat

77
3. Terpadu & menggunakan pendekatan
one management for one watershed,
yang meliputi Daerah Aliran Sungai
(DAS) bagian hulu sampai dengan
bagian hilir

78
4. Menyangkut pula kemauan politik
yang kuat untuk merubah arah
kebijakan yang berkenaan dengan
pemanfaatan SDA air

79
the San Jose/Santa Clara
Water Pollution Control Plant

80
Water Pollution Control Facility

81

Anda mungkin juga menyukai