Bab Iv Alterasi
Bab Iv Alterasi
4.1.1 Sampel 1
dengan warna segar putih dan warna lapuk putih kekuningan. Batuan tersebut
bertekstur nonklastik.
bahwa batuan tersebut mengalami proses alterasi pada zona alterasi argilik dengan
jenis endapan yaitu endapan skarn. Sampel ini tidak memiliki nama diakibatkan
warna segar abu-abu dan warna lapuk yaitu abu-abu kehitaman. Adapun tekstur
adapun fabrik (bentuk dan relasi) anhedral dan inequigranular dengan struktur
batuan massif. Mineral yang dijumpai berupa mineral kalkopirit dan kuarsa.
komposisi kimia CuFeS2 dengan persentase pada batuan sekitar 30% sedangkan
kuarsa berbentuk prismatic dan transparan dengan komposisi kimia Sio2 dengan
Endapan yang dijumpai pada batuan memiliki warna segar abu-abu, dan
mineral kuarsa dan kalkopirit sedangkan mineral alterasi berupa kalkopirit. Pada
sampel ini dijumpai tekstur khusus berupa vein kuarsa. Diperkirakan batuan ini
mengalami proses alterasi pada zona filik. Jenis endapan yang dijumpai adalah
Pada sampel ketiga dengan nomor peraga EM6 . Adapun jenis batuan yang
dijumpai yaitu batuan beku, dengan warna segar abu-abu dan warna lapuk abu-
Mineral yang dijumpai yaitu kalkopirit dan plagikolas. Adapun penciri dari
kalkopirit pada batuan berbentuk kristalin dengan warna kuning keemasan dengan
komposisi kimia CuFeS2 dengan persentase pada batuan sekitar 40% Sedangkan
Endapan yang dijumpai pada batuan memiliki warna segar abu-abu, warna
kalkopirit dan serisik dengan zona alterasi filik dan ditemukan pada endapan
intermediet, dengan warna segar putih kekuningan dan warna lapuk putih
kecoklatan. Mineral yang dijumpai pada sampel ini adalah mineral plagioklas.
warna oksidasi putih kecoklatan. Mineral primer yang ditemui adalah mineral
Sampel 5, dengan nomor peraga C21, memiliki warna segar putih keabuan,
yang dijumpai pada sampel secara megaskopis, yaitu mineral primer berupa
mineral lempung, mineral alterasi berupa illit dan smektit. Dan memiliki tekstur
Sampel ini tidak menunjukkan proses mineralisasi. Pada sampel ini telah
mengalami alterasi kuat dan sampel ini merupakan Breksi Hidrotermal. Menurut
mineral, maka sampel ini dapat digolongkan sebagai sampel dengan tipe alterasi
argilik.
sampel ini telah terjadi proses pengisian terhadap larutan hidrotermal pada
breksi hidrotermal ini sebagai hasil dari interaksi langsung antara tubuh magma
dan air, aktivitas freatik (erupsi yang terjadi ketika magma memanaskan air tanah
atau air permukaan) yang melepaskan energi kurang dan akibatnya dimensi
freatik lebih kecil. Menurut Sillitoe (1985), endapan ini terbentuk pada
kedalaman 200 – 300 meter dan jarang ditemukan pada kedalaman 500 – 1000
meter.
4.1.6 Sampel 6
yang dijumpai pada sampel secara megaskopis, yaitu mineral primer tidak
Sampel ini tidak menunjukkan proses mineralisasi. Pada sampel ini telah
maka sampel ini dapat digolongkan sebagai sampel dengan tipe alterasi
propilitik.
sampel ini telah terjadi proses pengisian terhadap larutan hidrotermal pada
Namun, karena proses alterasi yang terus berlangsung maka tekstur primer
mineral yang ada pada sampel sulit untuk dikenali. Sampel ini terbentuk pada
rendah.
4.1.7 Sampel 7
adapun mineral yang dijumpai pada sampel secara megaskopis, yaitu mineral
primer berupa kuarsa, mineral alterasi berupa kuarsa. Dan memiliki tekstur
Sampel ini tidak menunjukkan proses mineralisasi. Pada sampel ini telah
silisifikasi.
sampel ini telah terjadi proses pengisian terhadap larutan hidrotermal pada
Sehingga terjadi proses pengisian fluida pada rekahan batuan dan membentuk
dalam bentuk silika residual setelah melepaskan (leaching) dari dasar. Solubilitas
silika mengalami peningkatan sesuai dengan temperatur dan tekanan, dan jika
Pada sampel kelima dengan nomor peraga X5 Jenis batuan beku memiliki
warna segar hijau kehitaman dan warna oksidasi hijau kecoklatan, dengan
Komposisi mineral pada sampel ini antara lain mineral alterasi berupa
azurit, malacit, epidot, sedikit klorit, dan tidak memiliki mineral primer dengan
jenis endapannya ialah endapan hidrotermal serta terdapat pada zona alterasi yaitu
propilitik dimana zona ini dicirikan oleh kehadiran klorit disertai dengan beberapa
permeabilitas rendah.