Anda di halaman 1dari 8

DERET BOWEN

Deret Bowen adalah deret yang memperlihatkan diferensiasi mineral hasil pembekuan
magma,berdasarkan pendinginan magma. Dalam susunan Deret Bowen,temperatur pembentukan
kristal – kristal mineral makin rendah makin ke bawah. Mineral dalam Deret Bowen biasanya
terbentuk pada batuan beku, karena batuan beku terbentuk dari hasil pembekuan magma. Dalam
magma, terdapat dua material dengan sifat yang berbeda, yaitu Volatil (bersifat menguap),
contohnya Karbondioksida, air, dan fraksi gas, seperti CH4, HCl, H2S, SO2, NH3 yang
menyebabkan magma dapat bergerak. Dan Non-Volatil yang merupakan material padat bersifat
basa yang dijumpai pada batuan beku.
Deret Bowen menyimpan dua poin penting, yaitu tentang temperatur terbentuknya
mineral, dan tentang sifat mineral yang terbentuk. Ketika magma bergerak menuju permukaan
bumi, maka temperaturnya berangsur turun, dan mulai membentuk mineral. Mineral yang
pertama kali terbentuk merupakan mineral – mineral yang bersifat basa, yang tersusun dari
unsur-unsur magnesium, ferrum dan kalsium, contohnya Olivin dan Piroksen, lalu selanjutnya
terbentuk mineral-mineral bersifat intermediet seperti hornblenda dan biotit, dan yang terakhir
adalah mineral-mineral bersifat asam yang mengandung banyak silika dan alumina, seperti
muskovit dan kuarsa.
Deret Bowen juga memberikan informasi soal kandungan asam-basa batuan berdasarkan
kandungan silika-nya. Berikut ini klasifikasi batuan beku berdasarkan tingkat keasamannya :
1. Kelompok batuan beku ultrabasa, contoh : Peridotit.
Ciri-ciri : berwarna gelap/hitam,dengan komposisi olivin, piroksen dan plagioklas.
2. Kelompok batuan beku basa, contoh : Gabbro.
Ciri-ciri : berwarna gelap/abu-abu tua dengan komposisi plagioklas, hornblenda dan
biotit.
3. Kelompok batuan beku intermedier/sedang, contoh : Diorit.
Ciri-ciri : berwarna agak terang/abu-abu muda dengan komposisi plagioklas, hornblenda,
dan biotit.
4. Kelompok batuan beku asam, contoh : Granit.
Ciri-ciri : berwarna terang/abu-abu pucat dengan komposisi kuarsa, ortoklas, dan
plagioklas/albit.
Gambar 1 : Deret Bowen

Semakin ke bawah dalam Deret Bowen, maka semakin tinggi derajat keasamannya dan
semakin terang warnanya, akibat kandungan silika yang semakin banyak. Kebalikan dari Deret
Bowen, disebut Deret Goldich. Deret Goldich berceritera mengenai tingkat resistensi/kestabilan
relatif mineral terhadap proses pelapukan. Semakin ke bawah (dalam Deret Bowen), semakin
sukan melapuk. Olivin, augit, dan plagioklas (mineral bagian atas) mengandung banyak unsur
Mg, Na, K, Ca yang mudah terlepas melalui pemecahan ikatan ionik dengan oksigen,sedangkan
mineral bagian bawah Deret Bowen mengandung banyak Si, Al, dan Ti yang membentuk ikatan
kovalen dengan oksigen sehingga pemecahan mineral lebih sulit ketimbang dengan ikatan ionik
dengan oksigen.

Gambar 2 : Deret Goldich


Deret Bowen dibagi menjadi dua bagian, yaitu seri reaksi kontinyu (sebelah kanan), dan
diskontinyu (sebelah kiri). Berikut ini deskripsinya:
1. Deret menerus (kontinyu)
umumnya berisikan mineral-mineral felsik (berwarna terang). Awal kristalisasi
merupakan plagioklas yang kaya akan Ca dan di akhir Plagioklas yang kaya akan Na.
Selama reaksi, bahan sebelumnya akan terbawa hingga akhir reaksi dalam larutan padat.
2. Deret tak menerus (diskontinyu)
Adalah deret pada seri olivin ke bawah yang diwakili oleh mineral-mineral mafik yang
berwarnagelap. Di awal pembentukan, terbentuk olivin (tetapi jika magma jenuh oleh
silika, maka yang pertama kali terbentuk adalah piroksen). Olivin dan Piroksen
merupakan pasangan Incongruent melting, dimana pasca pembentukan olivin,sisa magma
akan bereaksi membentuk piroksen, maka sering kali olivin dan piroksen terbentuk
bersama-sama (overlapping) dalam satu jenis batuan. Temperatur magma akan turun
terus,hingga akhirnya terbentuk biotit.
Deret menerus dan tak menerus bertemu pada mineral Potassium Feldspar, lalu ke
mineral muskovit, dan terakhir menuju mineral kuarsa. Mineral kuarsa merupakan mineral yang
paling resisten dibandingkan seluruh mineral dalam Deret Bowen.
Ciri khas dari mineral Seri Bowen adalah sebagai berikut :
1. Olivin (Mg,Fe)2 Si 04

Gambar 3 : Olivin
Berwarna hijau zaitun, skala kekerasan 6,5, Perawakan orthonombik, masif membutir; belahan
tidak sempurna dengan pecahan sifat kaca/conchoidal, transparansi translucent; asosiasi batuan
beku basa s/d ultrabasa,sering —> serpentin.
2. Piroksen (Mg,Fe,Ca) Si O3

Gambar 4 : Piroksen
Berwarna cokelat dan hitam; skla kekerasan 6; bentuk prismatik pendek, menyerat, kilap agak
buram; belahan baik, saling memotong tegak lurus dengan bentuk sayatan segi delapan.; Asosiasi
batuan ultrabasa s/d basa; Sering terubah –> Khlorit.
3. Hornblenda Na Ca2 (Mg,Fe,Al)3 (Al,Si)8 O22 (OH)22

Gambar 5 : Hornblenda
Berwarna hijau, cokelat, hitam; skla kekerasan 6; bentuk monoklin-prismatik panjang, menyerat-
membutir; belahan sempurna dengan sayatan segi enam; Asosiasi batuan beku (basa s/d asam)
dan batuan metamorf.
4. Golongan Mika (berbentuk berlembar/memipih), antara lain :
a. Biotit : Cokelat,hijau,hitam dengan skla kekerasan 3, belahan sempurna, asosiasi batuan
beku intermedier s/d asam, dan batuan metamorf.
b. Muskovit : Bening-pucat dengan skala kekerasan 2,5, transparan. asosiasi batuan beku
asam s/d sangat asam, dan batuan metamorf.
c. Khlorit : Hijau dengan kekerasan 2. sering berasosiasi dengan batuan teralterasi, dan
sekis.
d. Phlogofit : Cokelat pucat, kekerasan 2,5, monoklin-irregular platy, belahan sempurna.
Asosiasi batuan ultrabasa,dan dolomit termetamorfosa.

Gambar 6 : Contoh Batuan yang mengandung mineral dari Golongan Mika.

5. Golongan Feldspastoid (mineral yang kekurangan kuarsa), antara lain :


a. Nefelin : Putih, abu-abu, cokelat, kekerasan 6, bentuk prismatik, memanjang heksagonal,
masif granular. Belahan tidak sempurna dengan pecahan kaca.
b. Leucit : Putih, abu-abu (agak buram), isometrik, kekerasan 6. Sering berasosiasi pada
batuan vulkanik asam berupa mineral terisolasi (Fenokris).
c. Sodalit : Biru, putih, merah jambu, kekerasan 6, masif-membutir-isometrik, belahan tidak
sempurna, batuan nefelit syenit.
> Nefelin (Na Al Si O4) + Silika ( Si O2) —> Albit (Na Al Si3 O8)
> Leucit (K Al Si2 O6) + Silika (Si O2) —> Ortoklas (K Al Si3 O8)
Gambar 7 : Contoh Batuan yang mengandung mineral Feldspastoid

6. Plagioklas (Na,Ca) (Al,Si)4 O8

Gambar 8 : Plagioklas
Putih, abu-abu, cokelat; kekerasan 6; perawakan triklin, prismatik, memipih, belahan sempurna,
kadang-kadang masif membutir; kilap kaca; asosiasi batuan beku assam intermedier basa
ultrabasa.
7. Ortoklas/Mikroklin K Al Si3 O8

Gambar 9 : Otrhoclas (atas),dan Mikroklin (bawah)


Putih-merah jambu; kekerasan 6; perawakan monoklin-prismatik, pipih-memanjang;
masif/membutir; belahan sempurna, dan baik (pada dua arah); kilap buram; asosiasi batuan beku
yang kaya akan kalium.
8. Kuarsa Si O2

Gambar 10 : Mineral Kuarsa


Tidak berwarna, putih, abu-abu, merah jambu, hijau, biru; kekerasan 7; perawakan dapat
berbentuk trigonal, rombohedral, prismatik, masif, membutir-iregular, kompak; kiap kaca lemah;
belahan tidak ada; pecahan conchoidal; asosiasi batuan beku asam s/d sangat asam, batuan
sedimen, dan batuan metamorf.

Anda mungkin juga menyukai