Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Stasiun 1

Pada stasiun ini ditemui batuan dengan nomor sampel BB-01. Batuan ini memiliki
warna segar abu-abu dan warna lapuk cokelat. Jenis batuan ini adalah batuan beku intermediet
karena memiliki warna yang cerah dan memiliki tekstur kristanilitas berupa hipokristalin dan
granularitas berupa afanitik. Fabrik batuan ini terdiri atas bentuk subhedral dan memiliki relasi
inequigranular. Batuan ini tersusun atas plagioklas 10%, hornblende 25%, kuarsa 5%, piroksen
40%. Batuan ini terbentuk dari pembekuan magma yang cenderung cepat sehingga mineral
penyusunnya terlihat lebih kecil. Batuan ini biasanya dimanfaatkan sebagai bahan baku industri.
Berdasarkan hasil deskripsinya dapat disimpulkan nama dari batuan ini adalah trakit.

Gambar 4.1 Batuan Beku Trakit

1.2 Stasiun 2

Pada stasiun 2 dijumpai batuan dengan nomor sampel BB-03. Batuan ini
memiliki warna segar abu-abu dan lapuk coklat. Batuan ini memilikii tekstur kristanilitas
berupa holokristalin dan granularitas berupa faneritik. Fabrik batuan ini terdiri atas bentuk
subhedral dan memiliki relasi inequigranular. Adapun komposisi batuan ini terdiri atas kuarsa
yang berwarna putih berbentuk heksagonal sebanyak 15%, plagioklas yang berwarna abu-abu
berbentuk monoklin sebanyak 33%, opak yang berwarna hitam berbentuk oktahedral sebanyak
5%, dan hornblende yang berwarna hitam berbentuk monoklin dengan persentase 27%.
Berdasarkan deskripsi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa nama dari batuan ini
adalah dasit.

Gambar 4.2 Batuan Beku Dasit.

1.3 Stasiun 3

Pada stasiun 3 dijumpai batuan dengan nomor sampel BB-05. Batuan ini memiliki
warna segar putih dan warna lapuk kekuningan. Jenis batuan ini adalah batuan beku asam
karena memiliki warna yang cerah dan memiliki tekstur kristanilitas berupa hipokristalin dan
granularitas berupa faneritik. Fabrik batuan ini terdiri atas bentuk anhedral dan memiliki relasi
equigranular. Batuan ini tersusun atas kuarsa yang berwarna putih berbentuk heksagonal
sebanyak 20%, plagioklas feldspar yang berwarna abu-abu berbentuk triklin sebanyak 55%,
biotit yang berwarna coklat berbentuk monoklin sebanyak 15%, dan hornblende yang berwarna
hitam berbentuk heksagonal sebanyak 10%. Batuan ini biasanya dimanfaatkan sebagai bahan
bangunan dan konstruksi. Berdasarkan hasil deskripsinya dapat disimpulkan nama dari batuan
ini adalah granit.
Gambar 4.3 Batuan Beku Granit.

4.4 Stasiun 4

Pada stasiun 4 dijumpai batuan dengan nomor sampel BB-07. Batuan ini memiliki
warna segar hitam dan berwarna coklat jika telah lapuk. Jenis batuan ini adalah batuan beku
intermediet karena memiliki warna yang gelap dan memiliki tekstur kristanilitas berupa
hipokristalin dan granularitas berupa faneritik. Fabrik batuan ini terdiri atas bentuk subhedral
dan memiliki relasi equigranular. Batuan ini tersusun atas plagioklas yang berwarna abu-abu
berbentuk monoklin sebesar 65%, dan biotit yang berwarna cokelat berbentuk monoklin sebesar
35%. Batuan ini terbentuk dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafik. Batuan ini
umumnya digunakan sebagai dekorasi dinding. Berdasarkan deskripsi yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa nama dari batuan ini adalah diorit.

Gambar 4.4 Batuan Beku Diorit.

4.5 Stasiun 5
Pada stasiun 5 dijumpai batuan beku dengan sampel BB-09. Batuan ini memiliki warna
segar putih kehitaman dan warna lapuk kecoklatan. Batuan ini termasuk dalam jenis batuan
asam karena memiliki warna yang cerah, batuan ini memiliki kristanilitas berupa hipokristalin
dan granularitas berupa fanerik. Batuan ini memiliki bentuk subhedral dan relasi inequigranular.
Batuan ini tersusun dari kuarsa yang berwarna putih berbentuk heksagonal sebanyak 35%, biotit
yang berwarna hitam berbentuk monoklin dengan persentase 20%, dan hornblende yang
berwarna hitam berbentuk heksagonal dengan persentase sebesar 5%. Batuan ini terbentuk
akibat dari pembekuan magma yang berada di bawah permukaan bumi. Batuan ini digunakan
sebagai material konstruksi terutama bangunan dan sebagai ornament. Berdasarkan deskripsi
yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa batuan ini merupakan batuan granodiorit.

Gambar 4.5 Batuan Beku Granodiorit.

4.6 Stasiun 6

Pada stasiun ini ditemui batuan dengan nomor sampel BB-01. Batuan ini memiliki
warna segar abu-abu dan warna lapuk cokelat. Jenis batuan ini adalah batuan beku intermediet
karena memiliki warna yang cerah dan memiliki tekstur kristanilitas berupa hipokristalin dan
granularitas berupa afanitik. Fabrik batuan ini terdiri atas bentuk subhedral dan memiliki relasi
inequigranular. Batuan ini tersusun atas plagioklas 10%, hornblende 25%, adularia 20%, kuarsa
5%, piroksen 40%. Batuan ini terbentuk dari pembekuan magma yang cenderung cepat
sehingga mineral penyusunnya terlihat lebih kecil. Batuan ini biasanya dimanfaatkan sebagai
bahan baku industri. Berdasarkan hasil deskripsinya dapat disimpulkan nama dari batuan ini
adalah granit.
Gambar 4.1 Batuan Beku Trakit

4.7 Stasiun 7

Pada stasiun 7 dijumpai batuan dengan nomor sampel BB-13 Batuan ini memiliki
warna segar putih kehitaman dan warna lapuk kecoklatan. Batuan ini termasuk dalam jenis
batuan asam karena memiliki warna yang cerah, batuan ini memiliki kristanilitas berupa
hipokristalin dan granularitas berupa fanerik. Batuan ini memiliki bentuk subhedral dan relasi
inequigranular. Batuan ini tersusun dari kuarsa yang berwarna putih berbentuk heksagonal
sebanyak 35%, biotit yang berwarna hitam berbentuk monoklin dengan persentase 20%, dan
hornblende yang berwarna hitam berbentuk heksagonal dengan persentase sebesar 5%. Batuan
ini digunakan sebagai material konstruksi terutama bangunan dan sebagai ornamen.
Berdasarkan deskripsi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa batuan ini merupakan
batuan granodiorit.

Gambar 4.7 Batuan Beku Granodiorit.

Anda mungkin juga menyukai