Anda di halaman 1dari 2

Batuan Peraga 13

Berdasarkan pengamatan secara megaskopis, batuan ini memiliki warna dominan


putih keruh. Struktur yang tampak pada batuan ini tidak menampakkan adanya
penjajaran mineral dengan mineral penyusun berbentuk equidimensional sehingga
temasuk struktur non foliasi tipe hornfelsic. Batuan ini memiliki tekstur ketahanan yang
masih memperlihatkan struktur protolithnya sehingga termasuk relict. Mineral penyusun
batuan ini memiliki ukuran yang bisa dilihat mata sehingga ukuran butirnya fanerit.
Mineral penyusun batuan ini terlihat memiliki batas yang jelas sehingga bentuk inidvidu
kristalnya idioblastik. Mineral ini memiliki bentuk granular dan susunannya teratur
sehingga bentuk mineralnya granuloblastik.
Batuan ini tersusun atas beberapa komposisi mineral. Mineral yang petama memiliki
warna putih keruh. Saat disinari cahaya mineral ini dapat meneruskan setengah cahaya
sehingga memiliki transparansi translucent, serta menampakkan kilap seperti kaca
sehingga termasuk kilap kaca. Mineral ini menghasilkan cerat berwarna putih dan saat
ditetesi HCl mineral ini menghasilkan buih. Diinterpretasikan mineral ini adalah Kalsit
dengan kelimpahan 85% dari batuan. Pada batuan ini juga ditemukan adanya sisa
Protolith berupa batulempung merah yang tersisip pada tubuh batuan.
Berdasarkan pendeskripsian diatas, batuan peraga 13 memiliki warna putih,
struktur non foliasi hornfelsic, tekstur ketahanan relic, ukuran butir fanerit, bentuk
individu Kristal idioblastik, bentuk mineral granuloblastik serta memiliki komposisi
mineral kalsit 85% dan batulempung merah 15%, diinterpretasikan memiliki nama
Marble berdasarkan Klasifikasi W. T. Huang, 1962.
Diinterpretasikan batuan ini terbentuk dari protolith berupa batugamping karena
batuan ini tersusun dari mineral kalsit yang bersifat karbonatan serta terdapat protolith
berupa batulempung merah. Batuan ini mengalami metamorfisme tipe kontak dengan
pengaruh suhu yang lebih dominan sehingga dapat membentuk struktur non foliasi
hornfelsic yang tidak terdapat penjajaran mineral. Proses metamorfisme yang dialami
batuan ini belum sempurna sehingga struktur protolith dari batuan ini masih jelah terlihat
berupa batulempung merah. Batuan ini mengalami proses diagenesis tahap rekristalisasi
atau pembentukan Kristal mineral baru.
Gambar 4.1 kurva metamorfisme

Anda mungkin juga menyukai