Anda di halaman 1dari 2

Batuan Peraga Y

Berdasarkan pengamatan secara megaskopis, batuan ini memiliki warna abu-abu.


Struktur yang tampak pada batuan ini menampakkan adanya penjajaran mineral dengan
adanya susunan parallel mineral-mineral pipih dan ukuran boutir mineral sedang sampai
kasar sehingga temasuk struktur foliasi tipe schistosic. Batuan ini memiliki tekstur
ketahanan yang sudah tidak memperlihatkan struktur protolithnya sehingga termasuk
kristaloblastik. Mineral penyusun batuan ini memiliki ukuran yang bisa dilihat mata
sehingga ukuran butirnya fanerit. Mineral penyusun batuan ini terlihat memiliki batas
yang jelas sehingga bentuk inidvidu kristalnya idioblastik. Mineral ini memiliki bentuk
granular dan susunannya teratur sehingga bentuk mineralnya granuloblastik.
Batuan ini tersusun atas beberapa komposisi mineral. Mineral yang petama memiliki
warna putih bening. Saat disinari cahaya mineral ini dapat meneruskan cahaya sehingga
memiliki transparansi transparan, serta menampakkan kilap seperti kaca sehingga
termasuk kilap kaca. Mineral ini menghasilkan cerat berwarna putih dan saat ditetesi HCl
mineral ini tidak menghasilkan buih. Diinterpretasikan mineral ini adalah kuarsa dengan
kelimpahan 15% dari batuan. Mineral yang kedua memiliki warna keemasan. Saat
disinari cahaya mineral ini dapat meneruskan setengah cahaya sehingga memiliki
transparansi translucent, serta menampakkan kilap seperti kilap kaca. Mineral ini
menghasilkan cerat berwarna abu-abu dan saat ditetesi HCl tidak menghasilkan buih.
Diinterpretasikan mineral ini adalah mika dengan kelimpahan 60% dari batuan. Mineral
yang ketiga memiliki warna hijau. Saat disinari cahaya mineral ini dapat meneruskan
setengah cahaya sehingga memiliki transparansi translucent, serta menampakkan kilap
seperti kilap kaca. Mineral ini menghasilkan cerat berwarna putih dan saat ditetesi HCl
tidak menghasilkan buih. Diinterpretasikan mineral ini adalah klorit dengan
kelimpahan25% dari batuan.
Berdasarkan pendeskripsian diatas, batuan peraga Y memiliki warna abu-abu,
struktur foliasi shistosic, tekstur ketahanan kristaloblastik, ukuran butir fanerit, bentuk
individu Kristal idioblastik, bentuk mineral granuloblastik serta memiliki komposisi
mineral kuarsa 15% , Mika 60% , dan Klorit 25% diinterpretasikan memiliki nama
Scshist berdasarkan Klasifikasi W. T. Huang, 1962, dan Green Schist berdasarkan
komposisi.
Diinterpretasikan batuan ini terbentuk dari protolith berupa slate karena batuan ini
tersusun dari mineral yang berbutir mikrokristalin. Batuan ini mengalami metamorfisme
tipe kontak dengan pengaruh tekanan yang lebih dominan sehingga dapat membentuk
struktur foliasi schistosic yang terdapat penjajaran mineral. Proses metamorfisme yang
dialami batuan ini sudah sempurna sehingga struktur protolith dari batuan ini tidak
terlihat lagi. Batuan ini mengalami proses diagenesis tahap rekristalisasi atau
pembentukan Kristal mineral baru, segregasi dimana terjadi pemisahan antara mineral
pipih dengan granular serta reorientasi yaitu penyusunan kembali mineral mineral yang
telah ada sebelumnya.

Gambar 4.1 kurva metamorfisme

Anda mungkin juga menyukai