Anda di halaman 1dari 11

Nama : M.

Panji Aulia Rahman

NIM : H1C019052

TUGAS BESAR PETROGRAFI

1. Breksi Piroklastik
 Singkapan

Singkapan ini berada di daerah Pantai Menganti, Kecamatan Ayah, Kabupaten


Kebumen, Jawa Tengah.Singkapan ini terletak tepat di pinggir Pantai Menganti. Singkapan
berwarna coklat keabuan dengan kondisi segar. Singkapan ini membentang dari arah barat
laut hingga tenggara. Singkapan memiliki panjang 20 m dan tinggi 3 m. Litologi yang ada
pada singkapan merupakan breksi piroklastik yang merupakan produk gunung api purba
daerah Menganti, dimana pada saat terjadi letusan eksplosif material letusan tersebut
terendapkan pada daerah tersebut bersama material letusan lainnya. Bagian atas singkapan
ini sudah mulai ditutupi oleh vegetasi.

 Handspecimen

Batuan ini memiliki dimensi panjang 5 cm dan lebar 3 cm. Memiliki warna coklat
terang dengan fragmen- fragmen batuan yang berukuran cukup besar. Batuan bertekstur
kompak dengan struktur breksi. Memilliki bentuk butiran subangular dengan campuran tuff
karena materialnya tertarik ketika didekatkan dengan lidah. Batuan ini berasal dari endapan
jatuhan dan juga aliran piroklastik karena memiliki butiran berukuran bongkah hingga halus
seperti kerikil.
 Thin Section

PP XP
Sayatan batuan breksi piroklastik pada kenampakan PP memiliki warna colourles
dengan ukuran kristal fenokris 0,25 mm dan massa dasar 0,125 mm. Memiliki bentuk
kristal subhedral dengan sortasi sedang. Tidak terlihat adanya tekstur khusus pada
sayatannya dan juga tidak terdapat mineral ubahan atau mineral alterasi. Komposisi
mineralnya berupa:
Plagioklas (30%) PP : colourles, tidak ada belahan, ada pecahan, toidak ada pleokroisme,
bentuk kristal subhedral. XP : warna interferensi orde 1, extinction inclined dan terdapat
kembaran.
Piroksen (20%) PP :coklat, tidak ada belahan dan pecahan, toidak ada pleokroisme,
bentuk kristal subhedral. XP : warna interferensi orde 1, extinction inclined dan terdapat
kembaran.
Opaq (5%) PP: hitam, tidak ada belahan, pecahan dan pleokroisme, bentuk kristal subhedral.
XP : warna interferensi orde 1, extinction inclined dan terdapat kembaran.
2. Batulempung
 Singkapan Batulempung

Gambar 1 Singkapan Batulempung, (https://geopark.kebumenkab.go.id/)

Kecamatan Sadang tidak hanya dengan keunikan batuan tertua di Pulau Jawa, tetapi
juga memiliki keunikan batulempung Formasi Totogan. Keunikan batuan ini adalah
struktur perlapisan batuannya yang tersusun oleh batuan sedimen dengan ukuran dan
warna yang berbeda-beda. Masyarakat mengenalnya sebagai batu pelangi. Batulempung
ini tampak megah berwarna-warni seperti  pelangi terletak di tepi Sungai Lukulo,
disamping jembatan Cangkring yang menghubungan Kabupaten Kebumen dengan
Kabupaten Wonosobo. Dinamakan lempung warna warni, karena jika dilihat dengan
seksama batuan ini tersusun oleh perulangan batulempung dengan warna yang berbeda.

 Hand Speciment Batulempung

Gambar 2 Hand Speciment Batulempung, (geology.com)

Batu Lempung memiliki warna krem apabila dilihat secara langsung, dan termasuk
jenis batuan sedimen klastik karena memiliki butiran pasir. Batuan ini memiliki tekstur
yaitu besar butirnya lempung, bentuk butir rounded, pemilahannya baik karena ukuran
butinya seragam kemudian kemasnya tertutup. Struktur batuan ini yaitu massive dengan
komposisi matriks 80% (litik 25%, kuarsa 35%, feldspar 20%), semen terdiri dari silika
15%. Setelah ploting, diketahui bahwa batuan tersebut pada klasifikasi pettijoh termasuk
mudrock dan pada klasifikasi Gilbert disebut sandy mudstone.

Batulempung yaitu batuan yang memiliki struktur padat dengan susunan mineral
yang lebih banyak dari batu lanau. Selain itu, batu lempung juga dapat diartikan sebagai
salah satu jenis batuan sedimen yang bersifat liat atau plastis, tersusun dari hidrous
aluminium silikat (mineral lempung) yang ukuran butirannya halus. Ukuran butiran batu
lempung sangatlah halus, yakni tidak lebih dari 0,002 mm.

 Thin Section Batulempung

Gambar 3 Thin Section Claystone

Pada thin section terlihat bahwa komposisi dari batuan ini memiliki matriks 30%,
matriks dapat dilihat dari ukurannya yang kecil yaitu kurang dari 0,3 mm, batuan ini
memiliki komposisi kuarsa sekitar 35% bisa dilihat dari butir yang memiliki warna putih
cerah dan pinggirannya tidak tegas, jumlah feldspar pada batuan ini sekitar 20 % saja
karena bias dilihat, butir yang kenampakannya memiliki warna buram dan adanya sisi
gelap pada butirnya itu lumayan sedikit, jumlah fragmen batuannya sekitar 15% dapat
dilihat dengan adanya sekumpulan mineral yang seperti dikelilingi oleh garis yang
memisahkannya dengan butir lain dan ukurannya lebih dari 0,3 mm.

3. Sekis Mika
 Singkapan
Singkapan ini berada pada koordinat yang berada di daerah Karangsambung, Kabupaten
Kebumen, jawa Tengah. Warna singkapan ini cenderung abu kehijauan. Kondisi singkapan
ini sudah cukup lapuk dengan ditumbuhi banyak vegetasi di sekelilngnya. Kondisi yang
lapuk kemungkinan dipengaruhi oleh adanya aktivitas sungai yang mengalir didekatnya.

 Handspecimen

Batuan ini Warnanya cenderung abu pucat kehijauan. Kondisi batu ini cukup lapuk dan
memiliki warna coklat kekuningan yang memungkinkan telah terjadi oksidasi pada batuan
ini. Pada mineral ini terlihat dengan jelas adanya penjajaran mineral dengan bentuk yang
relatif pipih sehingga disebut memiliki struktur foliasi.Tekstur pada batuan ini cenderung
lepidoblastik karna terlihat mineral yang pipih tanpa bentuk butiran (granule).
 Thin Section
PP XP
Pengamatan dilakukan menggunakan perbesaran 40x menggunakan mikroskop polarisasi.
Warna yang nampak cenderung coklat terang hingga tidak berwarna/colorless (//) dan
berwarna hitam keabuan (X). Kristalnya berukuran ± 3 mm. Mineral pada batuan ini
menunjukkan kesejajaran sehingga memiliki struktur foliasi dengan didominasi mineral
yang pipih. Bentuk mineralnya tidak teratur namun batas antar mineralnya cukup tegas
sehingga memiliki bentuk individu kristal yang hypidioblastik. Kristalnya berbentuk pipih
dan bulat yang sutured, yaitu relief antar mineralnya saling bertabrakan yang disebut
dengan tekstur lepidogranoblastik. Pada batu ini terdapat tekstur khusus yaitu poikiloblastik
karena terdapat mineral kecil dalam mineral yang besar.Batuan ini mengandung 25%
Klorit, 40% Kuarsa, 17% Kalsit, dan 20% Grafit.

4. Rijang
 Singkapan Batuan Rijang dan Batuan Gamping Merah

Gambar 4 Singkapan Batuan Rijang & Batugamping Merah, (https://kec-karangsambung.kebumenkab.go.id/)

Penemuan beberapa singkapan batuan Rijang dan batuan Gamping Merah di wilayah
situs Karangsambung memberikan bukti tentang evolusi jejak pembentukan pulau Jawa.
Batuan Rijang berlapis Gamping Merah yang tersingkap di Karangsambung merupakan
batuan yang berasal dari dasar laut dalam dengan kedalaman 5000 meter. Pengangkatan
lantai dalam samudera terjadi akibat adanya aktivitas tektonik lempeng pada bagian zona
subduksi antara lempeng benua Eurasia dan lempeng samudera Hindia. Diperkirakan
proses ini terjadi pada 80 juta tahun hingga 140 juta tahun yang lalu.

 Hand Speciment Batu Rijang

Gambar 5 Hand Speciment Batu Rijang, (Greelane.com)

Batu rijang atau Batuapi adalah batuan sedimen mikrokristalin atau kriptokristalin
yang tersusun atas silikon dioksida (SiO2) dengan permukaan yang licin (glassy). Rijang
dapat terbentuk sebagai nodul, massa konkresi, dan deposit berlapis. Serpihan rijang
dengan pecahan konkoidal sering menghasilkan bentuk yang tajam sehingga manusia
pada zaman dahulu memanfaatkan batu rijang sebagai alat pemotong bahkan sebagai
asesoris senjata tradisional. Batu rijang disebut "batu api" karena jika dibenturkan dengan
baja atau batu lain akan memercikkan bunga api yang dapat membakar bahan kering.
Salah satu jenis batu rijang yang biasa disebut Batu rijang merah atau jasper saat ini
banyak dicari oleh pemburu batu akik untuk digunakan sebagai ornamen atau perhiasan.

Tekstur non-klastik: ciri khas dari tekstur non-klastik adalah adanya kristal-kristal
yang saling menjari, tidak terdapat ruang pori-pori antar butir, dan umumnya memiliki
satu jenis mineral saja (monomineralitik) dan merupakan hasil aktivitas kimiawi,
termasuk biokimia.  Rijang adalah batuan sedimen silikaan berbutir halus. Batuan
keras, kompak yang terbentuk oleh kristal kuarsa berukuran lanau (mikrokuarsa) dan
kalsedon, sebuah bentuk silika yang terbuat dari serat memancar dengan panjang
beberapa puluh hingga ratusan mikrometer.  Berat jenis : 2,6g/cm3 Jenis Butir Ukuran
Butir (mm) Kasar > 5 Sedang 1 – 5 Halus < 1

Batu Rijang memiliki Kekerasan 6,5 – 8 skala mosh  Hubungan antara berat jenis
dan kekerasaan Rijang Semakin besar massa jenis batu Rijang maka semakin keras pula
batu Rijang tersebut. karena massa jenis yang besar memiliki ikatan molekul yang kuat,
rapat, dan memiliki banyak molekul dalam volume yang kecil.

 Thin Section Batu Rijang

Gambar 6 Thin Section Batu Rijang, (researchgate.com)

Rijang sebagai nodul atau konkresi akan tumbuh dalam massa sedimen dimana
pertumbuhan mereka dapat menggabungkan sejumlah besar sedimen disekitarnya
sebagai inklusi. Inklusi ini dapat memberikan warna khas pada rijang tersebut. Rijang
terbentuk dalam berbagai macam warna. Gradien warnanya berada di antara putih dan
hitam atau antara krim dan cokelat. Rijang berwarna hijau, kuning dan merah juga cukup
umum dijumpai. Rijang yang berwarna gelap dapat dihasilkan dari inklusi sedimen atau
bahan organik. Nama "Flint" sering digunakan dalam referensi untuk batu rijang yang
berwarna lebih gelap. Nama "Jasper" merupakan batu rijang yang berwarna kemerahan
atau merah kecoklatan yang disebabkan oleh subsitusi oksida besi.

5. Diorit
 Singkapan
Pada singkapan ini terlihat intrusi batuan beku berupa batuan diorite. Memiliki
kenampakan waran putih yang sudah mulai lapuk. Batuan ini termasuk batuan intrusi
yang menerobos ke permukaan yang terbentuk hasil peleburan lantai samudera yang
bersifat mafic pada suatu zona subduksi.

 Handspecimen

Batuan ini termasuk batuan beku dengan jenis batuan beku intermediet karena terlhat
kenampakan warnanya yang bisa dikatakan agak gelap. Teksturnya pun fanerik
karena terlihat mineral yang bisa dilihat oleh mata telanjang. Batuan ini termasuk
batuan intrusi yang menerobos ke permukaan yang terbentuk hasil peleburan lantai
samudera yang bersifat mafic pada suatu zona subduksi.

 Thin Section
Sayatan tipis batuan ini memiliki warna bermacam-macam. Sayatan ini termasuk sayatan XP
karena pada kenampakannya terlhat berwarna. Pada kondisi ini terlihat bermacam mineral
seperti plagioklas, biotit, amphibole, dan clinopyrooxene. Pada sayatan ini plagioklas
terlihat lebih dominan dibandingkan dengan mineral lai, dengan kurang lebih 40%,
kemudian amphibole 25%, biotit 25%, dan clinopyroxene 10%.

Anda mungkin juga menyukai