Anda di halaman 1dari 16

3.1.

2 Stratigrafi
Hasil pemetaan geologi di daerah penyelidikan membagi masing masing
satuan batuan dengan prinsip vulkanostratigrafi dan litostratigrafi tidak resmi.
Penentuan satuan batuan didasarkan atas umur batuan tertua hingga produk
erupsi dari komplek marapi dengan urutan sebagai berikut.

Gambar 3.1.8 Peta Geologi daerah Pariangan

1. Satuan batusabak
Satuan ini tersebar di bagian ujung barat laut daerah penyelidikan sekitar Bt
Bartutur dan juga di bagian selatan menjemari dengan satuan metagamping
pada perbukitan memanjang sekitar Padangkunyit dan Bulakan. Kenampakan di
lapangan berupa batusabak berwarna coklat kemerahan sebagai hasil oksidasi,
nampak kilap lilin dengan tekstur halus. Telah mengalami deformasi kuat dan
terisi oleh veinlet kuarsit berwarna putih. Satuan ini diduga sebagai batuan tertua
yang muncul di lokasi penyelidikan dan di sebandingkan dengan batuan

metamorfik derajat rendah pada formasi Kuantan yang berumur Permian


Karbon.

Gambar 3.1.9 Singkapan batusabak di daerah Bt.Bartutur

2. satuan metabatugamping
Satuan ini tersebar di bagian selatan di sekitar Bk.Lesungbatu dan Bk.Gadang
berupa metagamping keabuan hingga abu tua, berongga, keras dan pejal,
karbonatan dengan rekahan yang intensif berukuran < 1 cm terisi oleh mineral
kalsit. Di bagian baratdaya sekitar Bulakan juga ditemukan metagamping dengan
jenis marmer, kristalin dengan tekstur oolitik berwarna abu keputih-putihan vein
terisi oleh mineral kalsit, keras dan pejal. Satuan ini disebandingkan dengan
Formasi Kuantan dan memiliki hubungan yang menjemari dengan satuan
batusabak dan metasedimen. Sesuai hasil pentarikan umurnya satuan ini
terbentuk pada Permian Kapur.

Gambar 3.1.10 Singkapan metabatugamping di sekitar Bt.Gadang, Galogadang

3. satuan metabatupasir
Satuan ini tersebar di bagian timur laut di sekitar Bt.Kecil ditunjukkan berupa
perbukitan terisolasi dengan singkapan yang Nampak jelas didinding bukit

berupa metabatupasir berwarna coklat keputih-putihan dengan arah jurus dan


kemiringan sekitar N 225 E /43 keras, non karbonatan, butiran membundar
membundar tanggung, terpilah baik, kemas tertutup, permeabilitas baik, terdapat
nodul silica yang diduga rijang berwarna abu kemerahan berukuran hingga 5 cm,
terkekarkan kuat dengan arah B-T hingga BD-TL, terisi oleh mineral silika dan
oksidasi. Satuan ini disebandingkan dengan Formasi Kuantan yang berumur
Permian Karbon dan berhubungan menjemari dengan satuan batusabak dan
metagamping.

Gambar 3.1.11 Singkapan metabatupasir kecoklatan di daerah Bt.Kecil

4. granit
Satuan ini tersebar di bagian barat sekitar Sungayang, di tenggara di daerah
Balimbing dan di selatan di daerah Gunungrajo. Kenampakan di lapangan
berupa batuan granit granodiorit berwarna putih kehitaman hingga ke merahan,
faneritik, lapuk dan terkekarkan kuat terisi oleh mineral silika, lempung dan
alterasi klorit kehijauan beberapa titik karbonatan dan terdapat mineral kalsit
yang mengisi rekahan sebagai indikasi zona propilitik. Mineral tersusun oleh
kuarsa, feldspar, mika dan biotit. Terdapat cermin sesar N 220 E/80 dengan
pitch 15

menunjukkan tegasan strike slip berarah baratdaya timur laut.

Satuan ini disebandingkan dengan Formasi granit yang berumur Triassic.

Gambar 3.1.12 Singkapan granodiorit terubah (kloritisasi) dan granit lapuk di


sekitar Sungayang

5. satuan batupasir kuarsa


Satuan ini tersebar di bagian tenggara daerah survey sekitar Rambatan dan
Bukit Gombak berupa batupasir kasar berwarna coklat kemerahan hingga abu
kemerahan terpilah buruk dengan ukuran butir sedang sampai kasar, bentuk
butiran membundar tanggung sampai menyudut tanggung, kuarsaan, telah
terdeformasi dengan arah jurus dan kemiringan N 320 E/28. Sisipan
batulempung keabuan non-karbonatan. Satuan ini menindih satuan granit di
bagian selatannya dan disebandingkan dengan Formasi Ombilin Bagian Bawah
yang berumur Tersier pada periode Oligo Miosen.

Gambar 3.1.13 Singkapan batupasir kuarsa di daerah Rambatan

6. satuan konglomerat
Satuan ini tersebar di bagian timur sekitar Mandahiling hingga kearah
Pagaruyung, singkapan sangat jelas terlihat berupa bukit curam berwarna abu
abu coklat kekuningan dengan fragmen batuan metamorfik, granit dengan ukuran
kerakal hingga berangkal, bentuk fragmen membundar hingga menyudut

tanggung, massif dan keras. Memiliki tebal hingga 500 m. Terdapat kekar namun
tidak terisi oleh mineralisasi. Satuan ini disebandingkan dengan Formasi Brani
yang berumur Miosen.

Gambar 3.1.14 Singkapan konglomerat di daerah Pagaruyung

7. satuan jatuhan piroklastik tua


Satuan ini tersebar di bagian selatan sekitar Ladanglawas dan Pitalah.
Kenampakan di lapangan berupa jatuhan piroklastik yang telah padu dengan
komposisi pumice berwarna putih kekuningan, terpilah baik dengan ukuran debu
vulkanik hingga lapili. Pumice berukuran lapili dengan rongga, ringan dan terdiri
dari gelas vulkanik. Memiliki ketebalan > 4 m massif dan terdapat paralel
laminasi. Jatuhan piroklastik yang bersifat asam ini masih belum diketahui
sumbernya diduga berasal dari produk erupsi besar danau maninjau yang
diperkirakan berumur Kuarter Awal.

Gambar 3.1.15 singkapan jatuhan piroklastik dengan komposisi pumice di daerah


Pitatah

8. satuan vulkanik tua raja


Satuan ini tersebar di bagian selatan daerah penyelidikan di sekitar gunungraja.
Singkapan berupa lava dan aliran piroklastik. Bongkahan lava berwarna abu-abu
tua hingga kehitaman, porfiritik, dengan mineral plagioklas, piroksen dan
hornblende. Aliran piroklastik berukuran bom dengan komponen lava dan matrik
debu vulkanik. Komponen berupa lava andesitik sedikit lapuk, porfiritik. Satuan ini
berbatasan dengan satuan jatuhan piroklastik tua, diduga pusat erupsi berasal
dari Gunung Raja. Aliran piroklastik berwarna coklat ke kuningan, lapuk terdiri
dari fragmen lava andesit lapuk dengan matrik tufaan. Sub angular dengan
ukuran bom. Satuan ini menindih satuan jatuhan piroklastik tua sehingga
umurnya lebih muda dari satuan jatuhan piroklastik, sekitar Kuarter Awal.

Gambar 3.1.16 Singkapan lava andesitik di daerah Gunung Raja

9. satuan lava pra-marapi


Satuan ini berada di beberapa lokasi berupa singkapan jendela di sungai
sungai sekitar Batuangkar dan Nampak terlihat jelas di daerah sikaladi. Lava
berwarna abu- abu tua dengan sedikit fracture, porfiritik, tersusun oleh mineral
plagioklas, hornblende dan sedikit lapuk. Terdapat sheeting joint dan massif.
Satuan ini diduga sebagai batuan penyusun awal terbentuknya gunung marapi,
dan menjadi batuan tertua untuk produk sebelum erupsi besar pada kawah
G.Marapi.

Gambar 3.1.17 Singkapan lava pra Marapi di daerah Sikaladi

10. satuan jatuhan piroklastik marapi


Satuan batuan ini tersebar di bagian timur sampai ke tenggara, yang
menempati daerah Batur. Satuan ini membentuk perbukitan berelief sedang.
Secara umum ciri-ciri endapan ini berwarna kuning kecoklatan sampai
coklat, terdapat lapisan lapili dominan pumice dengan ketebalan kurang lebih 40
cm dan lapisan abu banyak mengandung mineral pirit. Singkapan yang teramati
berupa lapisan jatuhan piroklastik berwarna coklat kekuningan dengan ketebalan
antara 10-60cm. Ciri utama satuan ini adalah adanya lapisan keras berwarna
coklat kekuningan, dominan pumice, berukuran pasir kasar sampai lapili,
menyudut-menyudut tanggung.
Dibagian bawahnya terdapat lapisan agak keras berwarna putih
kekuningan dengan ketebalan antara 10-40 cm, dominan gelas banyak pirit,
mineral hitam dan kuarsa, dengna ukuran pasir sedang sampai pasir kasar.

Gambar 3.1.18 Singkapan jatuhan piroklastik marapi dengan komposisi asam

11. satuan aliran piroklastik marapi


Satuan ini tersebar kearah timur dari lereng Marapi, memiliki distribusi aliran
yang cukup luas ke daerah di sekitar Dalimo hingga ke Bulaongbunta.
Karakteristik aliran ini didominasi oleh komponen lava andesit basal berwarna
abu-abu tua, beberapa lokasi membentuk air terjun. Aliran piroklastik berukuran
lapili sampai bom, menyudut dan belum terkena deformasi.

Gambar 3.1.19 Singkapan aliran piroklastik dengan komposisi pumice dan lava di
daerah Dalimo.

12. satuan lava marapi


Satuan ini tersebar memanjang dari arah puncak ke bagian tenggara
sampai dengan sekitar Bulan Sarik

dan dari arah puncak ke bagian timur

membentuk suatu punggungan-punggungan yang terjal, dengan dindingnya yang


curam, serta tersebar di bagian selatan membentuk suatu perbukitan dengan
morfologi berelief sedang, menempati daerah sekitar Sikaladi.
Singkapan yang baik terdapat pada tebing di pinggir jalan raya antara
Padang Panjang Batusangkar atau di sekitar Sikaladi. Batuan yang tersingkap
berupa bongkah-bongkah lava atau blok-blok lava (lava blocky). Litologinya
berupa lava berwarna abu-abu berkomposisi andesitik, tekstur afanitik-porfiritik,
dengan fenokris plagioklas, dan piroksen, massa dasar mikrolit plagioklas, dan
gelas vulkanik.

Gambar 3.1.20 Singkapan lava produk Marapi di lereng timur sekitar Bulan sarik

13. satuan lahar marapi


Satuan ini tersebar di bagian Satuan ini tersebar di bagian timur,
tenggara dan selatan daerah penelitian terutama menempati lembah-lembah
sungai dan pedataran. Untuk daerah timur dan tenggara meliputi daerah
Rambatan, dan sebagian besar Batusangkar. Dan bagian tenggara kea rah
Batusangkar.
Secara umum satuan ini berwarna kuning kecoklatan pada yang lapuk
dan abu-abu kekuningan pada warna yang segar. Dibentuk oleh blok-blok lava
Andesiti-basaltik berbentuk membulat membulat tanggung, scoria, dan
terkadang pumice berukuran lapili, keadaan agak lapuk, dan sering dijumpai
lensa endapan sungai berupa pasir dan kerikil yang lepas, terpilah buruk,
matriksnya abu-pasir, Fragmen lava andesit basaltik sangat dominan, tersebar
di permukaan dan nampak belum mengalami kompaksi.

Gambar 3.1.21 Singkapan areal persawahan yang merupakan endapan lahar


Marapi

14. satuan lava sibakaljawi


Satuan ini tersebar memanjang di bagian selatan, menempati lembah
B.A. Sabu. Diperkirakan merupakan lava tertua produk hasil dari erupsi kawah
Tuo. Satuan ini menutupi produk Marapi. Lava tersebut tersingkap ditebing pada
aliran sungai B.A. Sabu disekitar sabu, berupa lava berkomposisi subdasitik

basaltik, berwarna abu-abu kehitaman, tekstur afanitik terdiri dari plagioklas,


gelas, dan piroksen. Dibagian lain dari sungai tersebut terdapat suatu rongga
yang besar (gua), dimana pada bagian atas dari gua tersebut memperlihatkan
struktur sheeting joint.

Gambar 3.1.22 Singkapan lava produk sibakaljawi

15. satuan aliran piroklastik sibakaljawi


Satuan batuan menyebar kearah barat, selatan, dan tenggara. Di bagian
barat dan tenggara litologi yang masih tersingkap penyebaran tidak begitu luas,
masing-masing terdapat di sekitar Sabu, Balaimataair, Sikaladi dan Batipuh.
Singkapan yang baik terdapat pada tebing jalan di sekitar Kuburberlilit, Batipuh,
Sikaladi, dan Labuh.
Aliran piroklastik yang tersingkap di Kuburlilit terdapat dua perlapisan
yang berbeda. Lapisan atas litologinya berwarna coklat keputihan, komponennya
dominan litik, terdapat pumice, scoria dengan ukuran lapili bongkah, padu,
matrik abu-pasir, kemas terbuka, terpilah buruk, menyudut menyudut tanggung.
Lapisan

bagian

bawah

litologinya

berwarna

coklat

jingga.

Komponennya terdiri dari litik, scoria dan pumice (scorianya tersebar). Secara
umum ukuran komponennya lebih halus dibandingkan dengan lapisan bagian
atas. Pada bagian paling bawah terdapat komponen lava yang berdiameter
antara 60 100 cm yang telah teralterasi dan sangat lapuk.
Di batipuh satuan ini tersingkap pada tebing dipinggir jalan raya berupa
perlapisan aliran piroklastik dengan ketebalan antara 1 3 meter. Setiap lapisan
dibedakan oleh warna dan besar butirnya (komponen). Secara umum satuan
tersebut berwarna coklat keputihan coklat kekuningan, komponennya dominan
litik, pumice dan scoria diameternya 5 50 cm, menyudut menyudut tanggung,

agak padu, massa dasar batupasir dan semakin ke bawah umumnya lapisan
semakin halus.

Gambar 3.1.23 Singkapan aliran piroklastik produk sibakaljawi di daerah Guguk

16. satuan jatuhan piroklastik sibakaljawi


Satuan ini merupakan hasil erupsi berupa jatuhan piroklastik dengan komposisi
menengah. Tersebar di daerah sekitar Guguk, berupa jatuhan piroklstik berwarna
coklat ke hitaman, berukuran lapilli, menunjukkan perlapisan, setidaknya ada tiga
periode dengan komposisi bercampur antara pumice dan scorea. Tebal
mencapai 1 m dan bagian atas telah tertutupi oleh abu vulkanik berwarna coklat
tua, halus. Singkapan ini melampar mendatar mengikuti bentuk relief perbukitan
setempat. Tidak Nampak adanya kekar dan struktur geologi yang berkembang
disana.

Gambar 3.1.24 Singkapan jatuhan piroklastik produk Sibakaljawi.

17. satuan lava parapati


Satuan ini diperkirakan merupakan lava hasil erupsi dari kawah Kebun
Bungo yang tersebar memanjang kearah selatan yang menempati daerah

Andalas hingga Batukadurang. Satuan ini berupa lava masif, dengan komposisi
andesitik-basaltik, berwarna abu-abu kehitaman pada yang segar, sedangkan
pada bagian yang lapuk berwarna abu-abu kecoklatan sampai kemerahan,
massif, afanitik-porfiritik, fenokris plagioklas, gelas, dan piroksen.

Gambar 3.1.25 Singkapan lava basal produk Parapati di daerah Andalas

18. satuan aliran piroklastik parapati


Satuan ini tersebar di bagian selatan di daerah Subarang dan
Balaimataair penyebarannya tidak terlalu meluas namun mengisi alur lembah
hingga ke Batipuh.
Secara umum satuan ini berwarna coklat kemerahan, dominan scoria
dengan ukuran lapili atau berdiameter antara

1 7 cm, mengandung litik,

terpilah buruk, matriksnya abu. Di beberapa tempat berwarna coklat kemerahan


agak lapuk, terdapat komponen litik dengan diameter 5 25 cm, terpilah buruk,
membulat membulat tanggung, massa dasar pasir.

Gambar 3.1.26 Singkapan aliran piroklastik di daerah Batukadurang

19. satuan jatuhan piroklastik parapati

Satuan ini tersebar di bagian baratdaya disekitar Balaisabtu hingga


Tebuberair. Secara umum batuan piroklastik ini berwarna coklat, dominan abu,
agak lapuk, terdapat lapisan lapili dominan scoria dan litik berwarna coklat
kekuningan dengan ketebalan antara 20 30 cm, makin kebawah makin kasar
(graded bedding). Umumnya daerah ini merupakan daerah pemukiman dan
pesawahan.

Gambar 3.1.26 Singkapan jatuhan piroklastik produk Parapat di daerah


Paninjaoan

20. satuan lava gantung


Satuan ini tersebar memanjang kearah barat mengisi lembah sekitar
Kandangsampir, Acehbaru dan Dandok.
Singkapan yang baik ditemukan di sekitar Kandangsampir dengan tebal
singkapan kurang lebih 2m. Satuan ini berupa lava komposisi andesitik-basaltik,
tekstur porpiritik, dengan fenokris plagiokas dan piroksen dalam masa dasar
mikrolit plagioklas dan gelas vulkanik, massif, pada bagian lain dijumpain tekstur
vesikuler. Memperlihatkan struktur massif.
Pada tempat lain tersingkap pula pada tebing di pinggir jalan arah Dandok
berupa lava berwarna abu-abu kehitaman pada bagian yang segar, sedangkan
pada bagian yang lapuk berwarna abu-abu kehitaman sampai kecoklatan,
bekomposisi andestik-basaltik, massif.

Gambar 3.1.27 Singkapan lava basal produk Gantung di daerah Kandangsampir

21. satuan aliran piroklastik gantung


Satuan ini tersebar di bagian barat Marapi, sekitar Bt.Kayurampak dengan
penyebaran menjemari dengan lava Gantung. Nampak membentuk endapan
surge / guguran dengan adanya perlapisan parallel laminasi diantara bongkah
dan komponen lava basalt yang terekatkan oleh abu vulkanik berukuran sedang,
loose dan menunjukkan backing effek/ pemanggangan pada kontak antara lava
dan massa debu vulkanik.

Gambar 3.1.28 Singkapan Endapan piroklastik guguran dan efek pemanggangan


pada kontak antara lava dengan batuan disekitarnya.

22. satuan jatuhan piroklastik gantung


Satuan ini tersebar di bagian barat, meliputi sekitar puncak bukit Gantung
dan Marapi. Pada satuan ini lapisan bagian atas berupa abu berwarna coklat dan
abu, makin kebawah makin kasar, mengandung litik, scoria, graded bedding,
ukuran lapili dominan scoria. Sebaran jatuhan ini masih terjadi hingga saat ini,
bahkan bisa mencapai luar daerah survey hingga ke singkarak dengan jenis abu
vulkanik halus berwarna keabuan.

Gambar 3.1.29 Singkapan jatuhan piroklastik Gantung


3.1.3 Struktur Geologi
Struktur geologi yang berkembang di daerah penyelidikan sangat dipengaruhi
oleh kegiatan tektonik sesar sumatera dan juga pola sesar radial mengikuti
perkembangan vulkanisme komplek Marapi. Berdasarkan data penarikan
kelurusan dan data di lapangan, pola utama rekahan dan sesar berarah baratlaut
tenggara dan orde selanjutnya berupa kelurusan sesar baratdaya timur laut
yang kemungkinan merupakan antitetik dari sesar utama dan orde ketiga berupa
rekahan yang berarah hampir utara selatan.
Hasil analisis pola densitas kerapatan rekahan berdasarkan jumlah kelurusan
Nampak adanya anomaly tinggi > 3 kelurusan sekitar lereng timur.

Gambar 3.1.9 Analisis Fracture Fault Density daerah Pariangan dan rose net

Anda mungkin juga menyukai