FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI TEKNIK, GEODINAMIK DAN GEOFISIKA
• Bila tiga kali (3R) bacaan SPT secara berurutan memperoleh nilai N ≥
50 tumbuk/… cm, maka lapis tanah setebal dua (2) jarak test SPT
dikatakan sangat keras.
4-10 Urai
30-50 Padat
Teguh 4-8
Dapat ditekan dengan ekanan jari yang kuat
Keras 15-30
Membekas bila ditekan dengan kuku ibu jari
Sangat Keras >30 Sulit untuk memperoleh bekas bila ditekan dengan
kuku ibu jari
Log Bor SPT
KOREKSI SPT
Nilai N terukur harus dikoreksi pada N60 untuk semua jenis tanah. Besaran koreksi
pengaruh efisiensi tenaga biasanya bergantung pada lining tabung, panjang batang,
dan diameter lubang bor (Skempton (1986) dan Kulhawy & Mayne (1990)). Oleh
karena itu, untuk mendapatkan koreksi yang lebih teliti dan memadai terhadap N60,
harus dilakukan uji tenaga Ef. (Ef) diperoleh dari kalibrasi alat.
KOREKSI SPT
• Penentuan tebal perkerasan (full depth pavement) untuk bagian jalan yang
direncanakan akan mendapatkan penanganan “pelebaran jalan”;
• Penentuan tebal lapis ulang (overlay) di atas jalan aspal apabila tidak dapat
disediakan / tidak terdapat data Benkelman Beam;
• Nilai DCP diperoleh dari selisih penetrasi dibagi dengan selisih tumbukan.
• Gunakan gambar grafik atau hitungan formula hubungan nilai DCP dengan CBR
dengan cara menarik nilai kecepatan penetrasi pada sumbu horizontal ke atas
sehingga memotong garis tebal untuk sudut konus 60° atau garis putus-putus untuk
sudut konus 30°;
• Tarik garis dari titik potong tersebut ke arah kiri sehingga nilai CBR dapat diketahui.
• Rumus DCP :
• (Kumulatif Penetrasi Akhir – Kumulatif
Penetrasi Awal )/ (Kumulatif Tumbukan Akhir –
Kumulatif Tumbukan Awal)
Latihan (Konus 60o)
Waktu Pengerjaan : 15 menit
Banyak Kumulatif Penetrasi Kumulatif Penetrasi DCP General
Tumbukan Tumbukan (mm) (mm) (mm/tumbukan) CBR (%) Rating
0 0 0 0
5 5 140 140
5 10 62 202
5 15 50 252
5 20 23 275
5 25 35 310
5 30 25 335
5 35 18 353
5 40 22 375
5 45 25 400
5 50 30 430
Grafik Hubungan Antara Kumulatif
Tumbukan dengan Kumulatif Penetrasi
Chart Title
500
Komulatif penetrasi
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
0 10 20 30 40 50 60
Komulatif tumbukan
Grafik Hubungan Antara Kumulatif
Tumbukan dengan Kumulatif Penetrasi
Chart Title
500
Komulatif penetrasi
450
400
350
300
250
Litologi 2
200
150
100
50 Litologi 1
0
0 10 20 30 40 50 60
Komulatif tumbukan
Jawaban
Sondir/CPT
• Uji sondir disebut juga Dutch Cone Penetration Test atau Cone Penetration Test/Uji
Penetrasi Statik : Serangkaian pengujian penetrasi berbentuk silindris untuk pengetasan tanah
pada suatu lokasi dengan ujung yang berupa konus.
• Alat ini dibuat oleh orang belanda dan sangat dikenal di kalangan orang teknik sipil di
Indonesia. Pengujian dilakukan dengan menekan konus kedalam tanah, pembacaan dilakukan
setiap 20 cm.
• Komponen utama dari uji sondir : konus yang ditekan kedalam tanah
• Manometer : mengukur tekanan pada ujung konus pada setiap kedalaman tertentu didalam
tanah
Tujuan
Untuk mengetahui nilai dari perlawanan konus (qc), hambatan lekat (fs), local
friction (lf), friction ratio (fr), yang dapat dipergunakan untuk interpretasi
perlapisan tanah dan bagian dari desain fondasi.
Evaluasi kondisi tanah bawah permukaan di lapangan, stratigrafi (menduga struktur
lapisan tanah), klasifikasi lapisan tanah, kekuatan lapisan tanah dan kedalaman
lapisan tanah keras.
Menentukan lapisan tanah yang harus dibuang dan diganti dengan tanah yang lebih
baik dan dipadatkan dan kontrol kepadatan tanah timbunan.
Dalam prakteknya uji sondir sangat dianjurkan didampingi dengan uji lainnya
baik uji lapangan maupun uji laboratorium, sehingga hasil uji sondir bisa
diverifikasi atau dibandingkan dengan uji lainnya.
Jika alat tidak lurus dan konus tidak bekerja dengan baik maka hasil yang
diperoleh bisa meragukan.
Jika terdapat batuan lepas bisa memberikan indikasi lapisan keras yang
salah dan tidak dapat mengetahui jenis tanah secara langsung.
Gambar 4. Rangkaian alat penetrasi konus/sondir Belanda (Wesley, 1977)
PENGUJIAN SONDIR
• Water pressure test juga dikenal sebagai lugeon test merupakan metode
investigasi lapangan yang umum digunakan untuk mengukur
konduktivitas hidraulika atau permeabilitas in-situ dari batuan sedimen
terkonsolidasi dan rekahan kedalaman interval tertentu pada lubang bor.
Permeability Test
Uji permeability test di dalam lubang bor ada beberapa macam. Yaitu:
Circulation Test
Circulation Test dilakukan pada lubang bor yang dilindungi dengan casing. Terdiri dari dua metode:
1. Constand Head
Lubang bor diisi sampai penuh, air dari tabung dimasukkan ke dalam lubang bor dan diatur
dengan kran agar air di dalam lubang bor tidak tumpah keluar dan tidak turun (ketinggian
permukaan air konstan).
2. Falling Head
Lubang bor diisi air sampai penuh. Air dibiarkan turun kemudian diisi lagi berulang – ulang
sampai kelihatan lapisan tanah yang diuji jenuh air. Lubang diisi penuh air lagi dan penurunan
muka air diukur dari waktu ke waktu sebagai data untuk menghitung harga permeabilitas
lapisan tanah/batuan yang diuji.
Gambar 6. Skema uji constant head (Wesley, 1977)
Gambar 7. Skema uji falling head (Wesley, 1977)
Packer Test
Dimana:
K = harga permeabilitas tanah/batuan (cm/detik)
Q = debit air yang masuk ke lubang bor (cc/detik)
L = panjang zona yang diuji (cm)
R = jari – jari lubang bor (cm)
H = H1 + H2 + H3
H1 = tinggi manometer dari permukaan tanah (cm)
H2 = kedalaman muka air tanah (cm)
H3 = tekanan pompa dalam pengujian (gram/cm2)
Dari uji permeabilitas di dapat harga lugeon unit (Lu) yang didapatkan dengan rumus:
10
LU = Q
HxL
Dimana:
Lu : Lugeon Unit (LU)
Q : Debit air yang masuk (liter/menit)
H : Tekanan total H = h1+h2+h3 (meter)
L : Panjang zona yang diuji (m)
Besarnya harga Lugeon unit ini yang dapat digunakan sebagai batasan
dilaksanakannya grouting. Besarnya batasan ini sangat tergantung dari tipe bangunan
air yang dibuat.
Table 6. Indicative rock permeabilities from
the lugeon test.
No. Kedalaman L R Muka Air Tinggi Tekanan H = H1 + H2 + H3 Q = debit Koefisien Permeabilitas Lugeon Unit
Q L 10 Q
Lubang (m) (cm) (cm) Tanah Manometer Pompa (cm) (cc/detik) K
2 LH
ln
R
Lu
LH
Bor H1 = HZ (cm) H2 (cm) 2
H3 (gr/cm ) (cm/detik) (lt/menit/m)
BH-1 1.50 - 5.00 350 3.8 325 20 200 545 302 1.14.E-03 9.484
1.50 - 5.00 350 3.8 325 20 400 745 302 8.33.E-04 6.938
1.50 - 5.00 350 3.8 325 20 500 845 343 8.34.E-04 6.952
1.50 - 5.00 350 3.8 325 20 400 745 282 7.79.E-04 6.489
1.50 - 5.00 350 3.8 325 20 200 545 255 9.64.E-04 8.031
BH-1 5.00 - 10.00 500 3.8 750 20 500 1,270 255 3.12.E-04 2.413
5.00 - 10.00 500 3.8 750 20 750 1,520 41 4.19.E-05 0.324
5.00 - 10.00 500 3.8 750 20 1,500 2,270 68 4.66.E-05 0.359
5.00 - 10.00 500 3.8 750 20 750 1,520 38 3.85.E-05 0.297
5.00 - 10.00 500 3.8 750 20 500 1,270 33 4.08.E-05 0.315
BH-1 10.00 - 15.00 500 3.8 1,100 20 1,000 2,120 48 3.49.E-05 0.270
10.00 - 15.00 500 3.8 1,100 20 1,500 2,620 70 4.12.E-05 0.318
10.00 - 15.00 500 3.8 1,100 20 2,000 3,120 88 4.38.E-05 0.338
10.00 - 15.00 500 3.8 1,100 20 1,500 2,620 66 3.91.E-05 0.302
10.00 - 15.00 500 3.8 1,100 20 1,000 2,120 42 3.05.E-05 0.236
BH-1 15.00 - 20.00 500 3.8 950 20 1,400 2,370 49 3.20.E-05 0.247
15.00 - 20.00 500 3.8 950 20 2,000 2,970 71 3.70.E-05 0.286
15.00 - 20.00 500 3.8 950 20 2,500 3,470 86 3.84.E-05 0.296
15.00 - 20.00 500 3.8 950 20 2,000 2,970 61 3.18.E-05 0.246
15.00 - 20.00 500 3.8 950 20 1,400 2,370 47 3.06.E-05 0.236
BH-1 20.00 - 25.00 500 3.8 900 20 2,000 2,920 30 1.60.E-05 0.123
20.00 - 25.00 500 3.8 900 20 2,500 3,420 36 1.65.E-05 0.127
20.00 - 25.00 500 3.8 900 20 3,000 3,920 54 2.12.E-05 0.164
20.00 - 25.00 500 3.8 900 20 2,500 3,420 32 1.46.E-05 0.113
20.00 - 25.00 500 3.8 900 20 2,000 2,920 31 1.64.E-05 0.127
BH-2 0.00 - 5.00 500 3.8 250 20 200 470 3,357 1.11.E-02 85.702
0.00 - 5.00 500 3.8 250 20 400 670 3,942 9.14.E-03 70.597
0.00 - 5.00 500 3.8 250 20 500 770 4,237 8.55.E-03 66.026
0.00 - 5.00 500 3.8 250 20 400 670 3,635 8.43.E-03 65.104
0.00 - 5.00 500 3.8 250 20 200 470 3,112 1.03.E-02 79.447
BH-2 5.00 - 10.00 500 3.8 750 20 500 1,270 5,138 6.29.E-03 48.551
5.00 - 10.00 500 3.8 750 20 750 1,520 5,525 5.65.E-03 43.618
5.00 - 10.00 500 3.8 750 20 1,500 2,270 6,475 4.43.E-03 34.229
5.00 - 10.00 500 3.8 750 20 750 1,520 4,993 5.11.E-03 39.421
5.00 - 10.00 500 3.8 750 20 500 1,270 4,610 5.64.E-03 43.559
Referensi
• Anonim. 2006. Cara uji CBR dengan Dynamic Cone Penetrometer
(DCP), Departemen Pekerjaan Umum (DPU).
• Anonim. 2008. Cara uji penetrasi lapangan dengan alat sondir,
Badan Standardisasi Nasional (BSN).
• Anonim. 2008. Cara uji penetrasi lapangan dengan SPT, Badan
Standardisasi Nasional (BSN).
• Anonim. 2014. Diktat Geologi Teknik, Universitas Diponegoro :
Semarang.
• Das, B. M. 2002. Principles of Geotechnical Engineering. 5th edition.
Publisher : Bill Stenquist
• Holtz, R. And Kovaxs W. 1981. An introduction to Geotechnical
Engineering, Prentice-Hall Civil Engineering and Engineering
Mechanics Series. ISBN: 0-13-484394-0.
POST TEST
COPAS = 0
Tidak ACC -50