Berdasarkan pengamatan secara megaskopis, batuan ini memiliki warna
kekuningan. Struktur yang tampak pada batuan ini menampakkan adanya penjajaran mineral dengan adanya susunan parallel mineral-mineral pipih dan ukuran boutir mineral sedang sampai kasar sehingga temasuk struktur foliasi tipe schistosic. Batuan ini memiliki tekstur ketahanan yang sudah tidak memperlihatkan struktur protolithnya sehingga termasuk kristaloblastik. Mineral penyusun batuan ini memiliki ukuran yang bisa dilihat mata sehingga ukuran butirnya fanerit. Mineral penyusun batuan ini terlihat memiliki batas yang jelas sehingga bentuk inidvidu kristalnya idioblastik. Mineral ini memiliki bentuk granular dan susunannya tidak teratur sehingga bentuk mineralnya granoblastik. Batuan ini tersusun atas beberapa komposisi mineral. Mineral yang petama memiliki warna putih bening. Saat disinari cahaya mineral ini dapat meneruskan cahaya sehingga memiliki transparansi transparan, serta menampakkan kilap seperti kaca sehingga termasuk kilap kaca. Mineral ini menghasilkan cerat berwarna putih dan saat ditetesi HCl mineral ini tidak menghasilkan buih. Diinterpretasikan mineral ini adalah kuarsa dengan kelimpahan 10% dari batuan. Mineral yang kedua memiliki warna keemasan. Saat disinari cahaya mineral ini dapat meneruskan setengah cahaya sehingga memiliki transparansi translucent, serta menampakkan kilap seperti kilap kaca. Mineral ini menghasilkan cerat berwarna abu-abu dan saat ditetesi HCl tidak menghasilkan buih. Diinterpretasikan mineral ini adalah mika dengan kelimpahan75% dari batuan. Mineral yang ketiga memiliki warna kehitaman. Saat disinari cahaya mineral ini tidak dapat meneruskan setengah cahaya sehingga memiliki transparansi opaq, serta menampakkan kilap seperti kilap kaca. Mineral ini menghasilkan cerat berwarna hitam dan saat ditetesi HCl tidak menghasilkan buih. Diinterpretasikan mineral ini adalah hornblend dengan kelimpahan15% dari batuan. Berdasarkan pendeskripsian diatas, batuan peraga 220 memiliki warna kekuningan, struktur foliasi shistosic, tekstur ketahanan kristaloblastik, ukuran butir fanerit, bentuk individu Kristal idioblastik, bentuk mineral granublastik serta memiliki komposisi mineral kuarsa 10% , Mika 75% , dan Hornblend 15% diinterpretasikan memiliki nama Scshist berdasarkan Klasifikasi W. T. Huang, 1962, dan Schist Mika berdasarkan komposisi. Diinterpretasikan batuan ini terbentuk dari protolith berupa slate karena batuan ini tersusun dari mineral yang berbutir mikrokristalin. Batuan ini mengalami metamorfisme tipe kontak dengan pengaruh tekanan yang lebih dominan sehingga dapat membentuk struktur foliasi schistosic yang terdapat penjajaran mineral. Proses metamorfisme yang dialami batuan ini sudah sempurna sehingga struktur protolith dari batuan ini tidak terlihat lagi. Batuan ini mengalami proses diagenesis tahap rekristalisasi atau pembentukan Kristal mineral baru, segregasi dimana terjadi pemisahan antara mineral pipih dengan granular serta reorientasi yaitu penyusunan kembali mineral mineral yang telah ada sebelumnya.