Anda di halaman 1dari 5

Faktor-Faktor dalam Deskripsi Batuan Metamorf

a. Mineralogi
Mineral-mineral yang terdapat pada batuan metamorf dapat berupa mineral yang
berasal dari batuan asalnya maupun dari mineral baru yang terbentuk akibat proses
metamorfisme sehingga dapat digolongkan menjadi 3 yaitu :
a. Mineral yang umumnya terdapat pada batuan beku dan metamorf seperti kuarsa,
feldspar, muskovit, biotit, hornblende, piroksen, olivine, dan bijih besi.
b. Mineral yang umumnya terdapat pada batuan sediment dan batuan metamorf
seperti kuarsa, muskovit, mineral-mineral lempung, kalsit dan dolomite.
c. Mineral Indeks batuan metamorf seperti garnet, andalusit, kianit, silimanit,
stautolit, kordiorit, epidot dan klorit.
b. Struktur Batuan Metamorf
Adalah kenampakan batuan yang berdasarkan ukuran, bentuk atau orientasi unit
poligranular batuan tersebut(Jacson, 1997).Secara umum struktur batuan metamorf
dapat dibadakan menjadi struktur foliasi dan nonfoliasi (Jacson, 1997).
 Struktur Foliasi
Merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa. Foliasi ini dapat
terjadi karena adnya penjajaran mineral-mineral menjadi lapisan-lapisan
(gneissoty), orientasi butiran (schistosity), permukaan belahan planar (cleavage)
atau kombinasi dari ketiga hal tersebut.
Struktur foliasi yang ditemukan adalah :
1. Slaty Cleavage
Umumnya ditemukan pada batuan metamorf berbutir sangat halus
(mikrokristalin) yang dicirikan oleh adanya bidang-bidang belah planar yang
sangat rapat, teratur dan sejajar.Batuannya disebut slate (batusabak).

Gambar 2.1 Struktur Slaty Cleavage


2. Phylitic
Struktur ini hampir sama dengan struktur slaty cleavage tetapi terlihat
rekristalisasi yang lebih besar dan mulai terlihat pemisahan mineral pipih
dengan mineral granular. Batuannya disebut phyllite (filit).

Gambar 2.2 Struktur Phylitic

3. Schistosic
Terbentuk adanya susunan parallel mineral-mineral pipih, prismatic
atau lentikular (umumnya mika atau klorit) yang berukuran butir sedang
sampai kasar. Batuannya disebut schist (sekis).
Gambar 2.3 Struktur Schistosic
4. Gneissic/Gnissose
Terbentuk oleh adanya perselinganlapisan penjajaran mineral yang
mempunyai bentuk berbeda, umumnya antara mineral-mineral granuler
(feldspar dan kuarsa) dengan mineral-mineral tabular atau prismatic (mineral
ferromagnesium). Penjajaran mineral ini umumnya tidak menerus melainkan
terputus-putus.Batuannya disebut gneiss.

Gambar 2.4 Struktur Gneissic


 Struktur Non Foliasi
Terbentuk oleh mineral-mineral equidimensional dan umumnya terdiri dari
butiran-butiran (granular). Struktur non foliasi yang umum dijumpai antara lain :
1. Hornfelsic/granulose
Terbentuk oleh mozaic mineral-mineral equidimensional dan
equigranular dan umumnya berbentuk polygonal.Batuannya disebut hornfels
(batutanduk).

Gambar 2.5 Sruktur Granulose


2. Kataklastik
Berbentuk oleh pecahan/fragmen batuan atau mineral berukuran kasar
dan umumnya membentuk kenampakan breksiasi.Struktur kataklastik ini
terjadi akibat metamorfosa kataklastik.Batuannya disebut cataclasite
(kataklasit).
3. Milonitic
Dihasilkan oleh adanya penggerusan mekanik pada metamorfosa
kataklastik.Ciri struktur ini adalah mineralnya berbutir halus, menunjukkan
kenampakan goresan-goresan searah dan belum terjadi rekristalisasi mineral-
mineral primer.Batuannya disebut mylonite (milonit).
Gambar 2.6 Strukutr Milonitic
4. Phylonitic
Mempunyai kenampakan yang sama dengan struktur milonitik tetapi
umumnya telah terjadi rekristalisasi. Cirri lainnya adlah kenampakan kilap
sutera pada batuan yang ,mempunyai struktur ini. Batuannya disebut
phyllonite (filonit).

Anda mungkin juga menyukai