Anda di halaman 1dari 11

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Sampel 3BM5

Foto 2.1 Sampel 3BM5

2.1.1 Hasil

Sampel dengan nomor urut 3BM5 merupakan jenis batuan metamorf yang

memiliki warna segar putih dan warna lapuk coklat. Batuan ini memiliki tekstur

sisa, yang masih memperlihatkan tekstur batuan asalnya. Adapun struktur

batuannya adalah non-foliasi, yaitu struktur yang tidak memperlihatkan penjajaran

mineral.

Batuan ini memiliki komposisi mineral yaitu mineral kalsit, memiliki warna

putih dengan persentase 70% dan mineral Dolomit denga bentuk prismatic dan

berwarna putih dengan persentase 30%. Fasies metamorfisme batuan ini termasuk

dalam Hornfels. Dari deskripsi diatas, dapat diketahui nama batuan ini adalah

Marble (ODunn dan Sill, 1986).


2.1.2 Pembahasan

Marble atau disebut juga batu pualam merupakan batu gamping yang

mengalami proses malihan. Proses ini terjadi karena adanya tekanan dan suhu

yang sangat tinggi, sehingga tekstur batuan asal seperti tekstur sedimen dan

biologi menghilang dan membentuk tekstur batuan yang baru (proses

rekristalisasi).

Marble dipakai sebagai bahan ornamen dinding dan lantai juga digunakan

untuk pembuatan barang-barang kerajinan.

2.2 Sampel 3BM10

Foto 2.2 Sampel 3BM10

2.2.1 Hasil

Sampel dengan nomor urut 3BM10 merupakan jenis batuan metamorf yang

memiliki warna segar putih dan warna lapuk coklat. Batuan ini memiliki tekstur

sisa. Adapun struktur batuannya adalah non-foliasi, yaitu struktur yang tidak

memperlihatkan penjajaran mineral.


Batuan ini memiliki komposisi mineral yaitu kuarsa. Mineral kuarsa

berbentuk prismatik dan berwarna transparan, komposisi kimianya SiO2 dengan

persentase pada batuan 100%. Fasies metamorfisme batuan ini termasuk dalam

Hornfels. Dari deskripsi diatas, dapat diketahui nama batuan ini adalah Kuarsit

(ODunn dan Sill, 1986).

2.2.2 Pembahasan

Kuarsit dibentuk melalui proses metamorphism quartz-rich batupasir.

Sebagian besar kuarsit terbentuk selama aktivitas pembentukan pegunungan di

batas lempeng konvergen. Batupasir yang lebih awal terdeposisi selanjut akan

termetamorfosis membentuk kuarsit akibat aktivitas di batas lempeng tersebut.

Kuarsit ini dapat digunakan sebagai bahan pembuatan bola refraktori,

bahan penggosok, untuk industri gelas, keramik, bahan bangunan sebagai agregat,

lantai dan dinding.

2.3 Sampel 3BM7

Foto 2.3 Sampel 3BM7


2.3.1 Hasil

Sampel dengan nomor urut 3BM7 ini merupakan jenis batuan metamorf

yang memiliki warna segar abu abu dan warna lapuk coklat. Batuan ini memiliki

tekstur kristaloblastik yaitu lepidoblastik dimana mineral penyusunnya berbentuk

pipih. Adapun struktur batuannya adalah foliasi, memperlihatkan penjajaran

mineral yaitu struktur schistose, yaitu struktur akibat perulangan mineral pipih

dengan mineral equigranular, mineralnya pipih orientasi tidak terputus putus.

Batuan ini memiliki komposisi mineral yaitu Muskovit, Amphibole dan

Klorit. Mineral Muskovit berbentuk melembar dan berwarna putih dengan

persentase sekitar 70%. Mineral Amphibole berbentuk prismatic memanjang dan

berwarna hitam dengan persentase sekitar 15%. Mineral Klorit berbentuk granular

dan berwarna hijau dengan persentase sekitar 15%. Fasies metamorfisme batuan

ini termasuk dalam Greenchist. Dari deskripsi diatas, dapat diketahui nama batuan

ini adalah Sekis Muskovit (ODunn dan Sill, 1986).

2.3.2 Pembahasan

Sekis merupakan batuan metamorf regional yang terbentuk pada derajat

metamorfosa tingkat menengah. Sekis banyak mengandung lapisan mika, grafit,

horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas

bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.

Kegunaan dan manfaat Sekis antara lain adalah sebagai sumber mika yang

utama. Mika ini merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan

kondensator dan kapasitor dalam industri elektronika.


2.4 Sampel 3BM6

Foto 2.4 Sampel 3BM6

2.4.1 Hasil

Sampel dengan nomor urut 3BM6 ini merupakan jenis batuan metamorf

yang memiliki warna segar hitam hijau kehitaman dan warna lapuk coklat. Batuan

ini memiliki tekstur kristaloblastik yaitu lepidoblastik dimana mineral

penyusunnya berbentuk pipih. Adapun struktur batuannya adalah foliasi,

memperlihatkan penjajaran mineral yaitu struktur schistose, yaitu struktur akibat

perulangan mineral pipih dengan mineral equigranular, mineralnya pipih orientasi

tidak terputus putus.

Batuan ini memiliki komposisi mineral yaitu klorit dan Amphibole.. Mineral

Klorit berbentuk prismatik terpilim dan berwarna hijau dengan persentase sekitar

30%. Mineral Amphibole berbentuk prismatik memanjang dan berwarna

transparan dengan persentase sekitar 70. Fasies metamorfisme batuan ini termasuk

dalam Greenschist. Dari deskripsi diatas, dapat diketahui nama batuan ini adalah

Sekis Amphibole (ODunn dan Sill, 1986).


2.4.2 Pembahasan

Sekis merupakan batuan metamorf regional yang terbentuk pada derajat

metamorfosa tingkat menengah. Sekis banyak mengandung lapisan mika, grafit,

horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas

bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.

Kegunaan dan manfaat Sekis antara lain adalah sebagai sumber mika yang

utama. Mika ini merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan

kondensator dan kapasitor dalam industri elektronika.

2.5 Sampel 3BM1

Gambar 2.5 Sampel 3BM1

2.5.1 Hasil

Sampel dengan nomor urut 3BM1 merupakan jenis batuan metamorf yang

memiliki warna segar abu-abu kecoklatan dan warna lapuk coklat. Batuan ini

memiliki tekstur kristaloblastik yaitu lepidoblastik dimana mineral penyusunnya

berbentuk pipih. Adapun struktur batuannya adalah foliasi, memperlihatkan


penjajaran mineral yaitu struktur slaty cleveage, yaitu struktur foliasi dari

penjajaran mineral dalam suatu bidang tertentu.

Batuan ini memiliki komposisi mineral yaitu mineral lempung yang

berwarna coklat dengan persentase 100%. Batuan ini terbentuk dari derajat

metamorfisme zeolite. Dari deskripsi diatas, dapat diketahui nama batuan ini

adalah Slate (ODunn dan Sill, 1986).

2.5.2 Pembahasan

Slate atau batu sabak dapat berwujud hingga menyerupai batu setelah

mengalami proses yang terbilang panjang. Terlebih lagi batu slate ini masuk ke

dalam golongan batuan metamorf. Batu metamorf sendiri merupakan transformasi

dari batuan lainnya yang telah mengalami perubahan wujud. Proses pembentukan

batu slate atau sabak ini berasal dari metamorfosis Shale dan batu lempung atau

Mudstone.

Slate ini dapat digunakan sebagai batu asahan untuk mengasah pisau, bahan

interior dan eksterior untuk lantai dan dinding. Digunakan dalam kontruksi suatu

bangunan (atap, dll).


2.6 Sampel 3BM2

Foto 2.6 Sampel 3BM2

2.6.1 Hasil

Sampel dengan nomor urut 3BM2 merupakan jenis batuan metamorf yang

memiliki warna segar putih dan warna lapuk coklat. Batuan ini memiliki tekstur

kristaloblastik yaitu lepidoblastik dimana mineral penyusunnya berbentuk pipih.

Adapun struktur batuannya adalah foliasi, memperlihatkan penjajaran mineral

yaitu struktur gneissic, yaitu struktur akibat perulangan mineral pipih dengan

mineral equigranular, orientasi mineral pipih terputus putus oleh mineral

granular.

Batuan ini memiliki komposisi mineral yaitu amfibol, ortoklas, muskovit,

dan biotit. Mineral amfibol berbentuk prismatik menjarum dan berwarna hitam

dengan persentase sekitar 25%. Mineral ortoklas berbentuk prismatik dan

berwarna putih dengan persentase sekitar 45%. Mineral muskovit berbentuk

prismatik melembar dan berwarna transparan dengan persentase sekitar 15%.

Mineral biotit berbentuk prismatik melembar dan berwarna hitam dengan


persentase sekitar 15%. Fasies metamorfisme batuan ini termasuk dalam

Blueschist. Dari deskripsi diatas, dapat diketahui nama batuan ini adalah Gneiss

(ODunn dan Sill, 1986).

2.6.2 Pembahasan

Terbentuknya Gneiss yang paling umum dimulai dengan batu serpih, yang

merupakan batuan sedimen. Metamorfosis regional dapat mengubah serpih (shale)

menjadi slate, lalu filit (phyllite), kemudian sekis, dan akhirnya menjadi Gneiss.

Selama transformasi ini, partikel lempung di serpih berubah menjadi mika dan

tumbuh bertambah besar (growthing). Akhirnya, lembaran mika mulai

mengkristal menjadi mineral bertekstur granular. Munculnya mineral bertekstur

granular sebagai tanda proses transisi ke Gneiss.

Gneiss biasanya sulit pecah seperti kebanyakan batuan metamorf lainnya.

Hal ini memungkinkan gneiss dapat digunakan sebagai batu pecah pada

konstruksi jalan, pondasi bangunan, dan proyek-proyek lansekap. Beberapa jenis

gneiss dapat dibuat menjadi menjadi blok dan lempengan yang digunakan pada

berbagai bangunan, paving, dan pagar. Beberapa gneiss juga dapat dipoles dan

menghasilkan batuan arsitektur seperti ubin lantai, dinding, tapak tangga, kusen

jendela, , dan batu nisan.


2.7 Sampel 3BM11

Foto 2.7 Sampel 3BM11

3.1.1 Hasil

Sampel dengan nomor urut 3BM11 ini merupakan jenis batuan metamorf

yang memiliki warna segar hitam hijau kehitaman dan warna lapuk coklat. Batuan

ini memiliki tekstur kristaloblastik yaitu granoblastik dimana mineral

penyusunnya berbentuk granular. Adapun struktur batuannya adalah foliasi,

memperlihatkan penjajaran mineral yaitu struktur schistose, yaitu struktur akibat

perulangan mineral pipih dengan mineral equigranular, mineralnya pipih orientasi

tidak terputus putus.

Batuan ini memiliki komposisi mineral yaitu Coesite, Garnet dan

Omphasite. Mineral Coesite berbentuk isometrik dan berwarna hitam dengan

persentase sekitar 30%. Mineral Garnet berbentuk heksagonal dan berwarna hitam

dengan persentase sekitar 40%. Mineral Omphasite berbentuk monoklin dan

berwarna hijau dengan persentase sekitar 30%. Fasies metamorfisme batuan ini
termasuk dalam Eclogite. Dari deskripsi diatas, dapat diketahui nama batuan ini

adalah Eklogit (ODunn dan Sill, 1986).

2.1.2 Pembahasan

Eklogit merupakan batuan metamorf regional yang terbentuk pada derajat

metamorfosa tingkat tinggi. Eklogit banyak mengandung lapisan Garnet, Coesite,

Omphasite. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi berkas-berkas

bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.

Kegunaan dan manfaat Sekis antara lain adalah sebagai sumber mika yang

utama. Mika ini merupakan salah satu komponen penting dalam pembuatan

kondensator dan kapasitor dalam industri elektronika.

Anda mungkin juga menyukai