Anda di halaman 1dari 8

Materi OSN Bidang Kebumian

Macam-macam Batuan Metamorfisme


1. Slate
Slate merupakan batuan metamorf terbentuk dari proses metamorfosisme batuan sedimen Shale atau Mudstone (batulempung) pada temperatur
dan suhu yang rendah. Memiliki struktur foliasi (slaty cleavage) dan tersusun atas butir-butir yang sangat halus (very fine grained).
Asal : Metamorfisme Shale dan Mudstone
Warna : Abu-abu, hitam, hijau, merah
Ukuran butir : Very fine grained
Struktur : Foliated (Slaty Cleavage)
Komposisi : Quartz, Muscovite, Illite
Derajat metamorfisme : Rendah
Ciri khas : Mudah membelah menjadi lembaran tipis

2. Filit
Merupakan batuan metamorf yang umumnya tersusun atas kuarsa, sericite mica dan klorit. Terbentuk dari kelanjutan proses metamorfosisme dari
Slate.
Asal : Metamorfisme Shale
Warna : Merah, kehijauan
Ukuran butir : Halus
Stuktur : Foliated (Slaty-Schistose)
Komposisi : Mika, kuarsa
Derajat metamorfisme : Rendah – Intermediate
Ciri khas : Membelah mengikuti permukaan gelombang

3. Gneiss
Merupakan batuan yang terbentuk dari hasil metamorfosisme batuan beku dalam temperatur dan tekanan yang tinggi. Dalam Gneiss dapat
diperoleh rekristalisasi dan foliasi dari kuarsa, feldspar, mika dan amphibole.
Asal : Metamorfisme regional siltstone, shale, granit
Warna : Abu-abu
Ukuran butir : Medium – Coarse grained
Struktur : Foliated (Gneissic)
Komposisi : Kuarsa, feldspar, amphibole, mika
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ciri khas : Kuarsa dan feldspar nampak berselang-seling dengan lapisan tipis kaya amphibole dan mika.

4. Sekis
Schist (sekis) adalah batuan metamorf yang mengandung lapisan mika, grafit, horndlende. Mineral pada batuan ini umumnya terpisah menjadi
berkas-berkas bergelombang yang diperlihatkan dengan kristal yang mengkilap.
Asal : Metamorfisme siltstone, shale, basalt
Warna : Hitam, hijau, ungu
Ukuran butir : Fine – Medium Coarse
Struktur : Foliated (Schistose)
Komposisi : Mika, grafit, hornblende
Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
Ciri khas : Foliasi yang kadang bergelombang, terkadang terdapat kristal garnet

5. Marmer
Terbentuk ketika batu gamping mendapat tekanan dan panas sehingga mengalami perubahan dan rekristalisasi kalsit. Utamanya tersusun dari
kalsium karbonat. Marmer bersifat padat, kompak dan tanpa foliasi.
Asal : Metamorfisme batu gamping, dolostone
Warna : Bervariasi
Ukuran butir : Medium – Coarse Grained
Struktur : Non foliasi
Komposisi : Kalsit atau Dolomit
Derajat metamorfisme : Rendah – Tinggi
Ciri khas : Tekstur berupa butiran seperti gula, terkadang terdapat fosil, bereaksi dengan HCl.

6. Kuarsit
Adalah salah satu batuan metamorf yang keras dan kuat. Terbentuk ketika batupasir (sandstone) mendapat tekanan dan temperatur yang tinggi.
Ketika batupasir bermetamorfosis menjadi kuarsit, butir-butir kuarsa mengalami rekristalisasi, dan biasanya tekstur dan struktur asal pada
batupasir terhapus oleh proses metamorfosis .
Asal : Metamorfisme sandstone (batupasir)
Warna : Abu-abu, kekuningan, cokelat, merah
Ukuran butir : Medium coarse
Struktur : Non foliasi
Komposisi : Kuarsa
Derajat metamorfisme : Intermediate – Tinggi
Ciri khas : Lebih keras dibanding glass

7. Milonit
Milonit merupakan batuan metamorf kompak. Terbentuk oleh rekristalisasi dinamis mineral-mineral pokok yang mengakibatkan pengurangan
ukuran butir-butir batuan. Butir-butir batuan ini lebih halus dan dapat dibelah seperti schistose.
Asal : Metamorfisme dinamik
Warna : Abu-abu, kehitaman, coklat, biru
Ukuran butir : Fine grained
Struktur : Non foliasi
Komposisi : Kemungkinan berbeda untuk setiap batuan
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ciri khas : Dapat dibelah-belah

8. Filonit
Merupakan batuan metamorf dengan derajat metamorfisme lebih tinggi dari Slate. Umumnya terbentuk dari proses metamorfisme Shale dan
Mudstone. Filonit mirip dengan milonit, namun memiliki ukuran butiran yang lebih kasar dibanding milonit dan tidak memiliki orientasi. Selain
itu, filonit merupakan milonit yang kaya akan filosilikat (klorit atau mika)
Asal : Metamorfisme Shale, Mudstone
Warna : Abu-abu, coklat, hijau, biru, kehitaman
Ukuran butir : Medium – Coarse grained
Struktur : Non foliasi
Komposisi : Beragam (kuarsa, mika, dll)
Derajat metamorfisme : Tinggi
Ciri khas : Permukaan terlihat berkilau

9. Serpetin
Serpentinit, batuan yang terdiri atas satu atau lebih mineral serpentine dimana mineral ini dibentuk oleh proses serpentinisasi (serpentinization).
Serpentinisasi adalah proses proses metamorfosis temperatur rendah yang menyertakan tekanan dan air, sedikit silica mafic dan batuan ultramafic
teroksidasi dan ter-hidrolize dengan air menjadi serpentinit.
Asal : Batuan beku basa
Warna : Hijau terang / gelap
Ukuran butir : Medium grained
Struktur : Non foliasi
Komposisi : Serpentine
Ciri khas : Kilap berminyak dan lebih keras dibanding kuku jari

10. Hornfels
Hornfels terbentuk ketika shale dan claystone mengalami metamorfosis oleh temperatur dan intrusi beku, terbentuk di dekat dengan sumber panas
seperti dapur magma, dike, sil. Hornfels bersifat padat tanpa foliasi.
Asal : Metamorfisme kontak shale dan claystone
Warna : Abu-abu, biru kehitaman, hitam
Ukuran butir : Fine grained
Struktur : Non foliasi
Komposisi : Kuarsa, mika
Derajat metamorfisme : Metamorfisme kontak
Ciri khas : Lebih keras dari pada glass, tekstur merata

Geologi dan Geofisika

Hukum Dasar Geologi


   Law of Original Horizontally
Kedudukan awal pengendapan suatu lapisan batuan adalah horizontal.
   Law of Original Continuity  
Lapisan sedimen diendapkan secara terus menerus dan berkesinambungan.
   Law of Fauna Succession
Pada setiap lapisan yang berbeda umur geologinya akan ditemukan fosil yang berbeda pula.
  Law of Strata Identified by Fossils
Perlapisan batuan dapat dibedakan dengan melihat fosil khasnya.
  Law of Cross Cutting Relationship
Yang dipotong lebih tua dari yang memotong
  Hukum Inklusi
Lapisan batuan yang mengandung fragmen inklusi lebih muda dari lapisan batuan yang menghasilkan inklusi tersebut. 
  Law of Super Position ( Superposisi)
Lapisan batuan paling muda ada di bagian atas permukaan  
  Uniformtarianisme (Present is the key to the past
Proses geologi yang mengontrol bumi saat ini adalah proses geologi yang mengontrol bumi pada masa lampau

Kerak adalah lapisan terluar kulit bumi yang dapat dibagi menjadi kerak benua dengan tebal 30-50 km dan kerak samudera dengan tebal rata-rata
7 km. Kerak samudera memiliki densitas 3 gr/cm 3 dan batuan utama penyusun memiliki komponen kimia silica(silisium) dan magnesium. Kerak
benua memiliki densitas 2,7 gr3 dan batuan penyusun memiliki komponen utama silica (silisium) dan alumunium.
Kristal adalah zat hablur anorganik asli dengan bantuk dan susunan kimia tertetu disebabkan oleh proses penurunan suhu yang tidak teratur.

Sifat kristal :

           Selau dibatasi oleh bidang datar

           Benda padat yang homogen

           Tersusun oleh atom dan molekul yang teratur

           Merupakan suatu polyeder

Sistem Kristal :
Isometrik, tetragonal, heksagonal, trigonal, monoklin, triklin, ortorombik

Ketidakselaran (Unconformity) :
Non Conformity :
Ketidakselarasan anatara batuan beku/metamorf dengan batuan sedimen yang diendapkan di atasnya.

Angular Conformity :
Ketidakselarasan antara batuan sedimen yang termiringkan dengan batuan sedimen yang berada diatasnya.

Disconformity :
Ketidakselarasan batuan erosi dengan bidang erosi.

Para Conformity :
Ketidakselarasan antara batuan sedimen dengan batuan dengan batuan sedimen tanpa adanya bidang erosi.
    
Tekstur Batuan Beku

Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar mineral-mineral sebagai bagian dari batuan dan antara mineral-mineral
dengan massa gelas yang membentuk massa dasar dari batuan.
Tekstur pada batuan beku umumnya ditentukan oleh tiga hal yang penting, yaitu: 

A.    Kristalinitas

Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan
untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan
pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya
berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk
amorf.
Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:
• Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu
mikrokristalin yang telah membeku di dekat permukaan.
• Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari massa kristal.
• Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan
sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.
B. Granularitas

Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:
1. Fanerik/fanerokristalin, Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata biasa. Kristal-
kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:
- Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.
- Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 – 5 mm.
- Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 – 30 mm.
- Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.
2. Afanitik, Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan
dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisis mikroskopis dapat dibedakan:
- Mikrokristalin, apabila mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 – 0,01 mm.
- Kriptokristalin, apabila mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk diamati meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran
berkisar antara 0,01 – 0,002 mm.
- Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.

C. Bentuk Kristal

Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi
dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:
- Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
- Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
- Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.
Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:
- Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.
- Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang lain.
- Prismitik, apabila bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang lain.
- Irregular, apabila bentuk kristal tidak teratur.

D. Hubungan Antar Kristal

Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan sebagai hubungan antara kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu
batuan. Secara garis besar, relasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
- Equigranular, yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk batuan berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-
kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:
- Panidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.
- Hipidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.
- Allotriomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineral-mineralnya terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.
- Inequigranular, yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang
lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.

Struktur
Struktur adalah kenampakan batuan secara makro yang meliputi kedudukan lapisan yang jelas/umum dari lapisan batuan. Struktur batuan beku
sebagian besar hanya dapat dilihat dilapangan saja, misalnya:
• Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah laut, membentuk struktur seperti bantal.
• Joint struktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara teratur tegak lurus arah aliran. Sedangkan struktur
yang dapat dilihat pada contoh-contoh batuan (hand speciment sample), yaitu:
• Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan
adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku.
• Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut
menunjukkan arah yang teratur.
• Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-lubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur.
• Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat.
• Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.
• Pada umumnya batuan beku tanpa struktur (masif), sedangkan struktur-struktur yang ada pada batuan beku dibentuk oleh kekar (joint) atau
rekahan (fracture) dan pembekuan magma, misalnya: columnar joint (kekar tiang), dan sheeting joint (kekar berlembar).

Komposisi Mineral
Untuk menentukan komposisi mineral pada batuan beku, cukup dengan mempergunakan indeks warna dari batuan kristal. Atas dasar warna
mineral sebagai penyusun batuan beku dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
• Mineral felsik, yaitu mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari mineral kwarsa, feldspar, feldspatoid dan muskovit.
• Mineral mafik, yaitu mineral yang berwarna gelap, terutama biotit, piroksen, amphibol dan olivin.
Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan cara terjadinya, kandungan SiO2, dan indeks warna. Dengan demikian dapat ditentukan nama
batuan yang berbeda-beda meskipun dalam jenis batuan yang sama, menurut dasar klasifikasinya.

Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya, menurut Rosenbusch (1877-1976) batuan beku dibagi menjadi:
• Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan.
• Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.
• Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh W.T. Huang (1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan
effusive disebut batuan vulkanik.

Klasifikasi berdasarkan kandungan SiO2 (C.L. Hugnes, 1962), yaitu:


• Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%. Contohnya adalah riolit.
• Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara 52% - 66%. Contohnya adalah dasit.
• Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% - 52%. Contohnya adalah andesit.
• Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya adalah basalt.

Klasifikasi berdasarkan indeks warna ( S.J. Shand, 1943), yaitu:


• Leucoctaris rock, apabila mengandung kurang dari 30% mineral mafik.
• Mesococtik rock, apabila mengandung 30% - 60% mineral mafik.
• Melanocractik rock, apabila mengandung lebih dari 60% mineral mafik.

Menurut S.J. Ellis (1948) :

• Holofelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.
• Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.
• Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.• Mafik untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.
Jenis-jenis batuan beku dibedakan menjadi 3 yaitu :
1.      Batuan beku dalam, contohnya : Batu granit.
2.     Batuan beku gang/ tengah, contohnya : Granit porfir
3.      Batuan beku luar, contohnya : Batu andesit

 Breksi adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butitan yang bersudut
 Konglomerat adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih besar dari 2 mm dengan bentuk butiran yang membudar
 Batu pasir adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 2 mm sampai 1/16 mm
 Batu lanau adalah batuan sedimen dengan ukuran butir antara 1/16 mm sampai 1/256 mm
 Batu lempung adalah batuan sedimen dengan ukuran butir lebih kecil dari 1/256 mm

Bentang alam
Gunung · Pegunungan · Dataran tinggi · Bukit · Lembah
pegunungan
Bentang alam darat Padang rumput · Padang pasir · Tundra · Padang es
Bentang alam sungai Sungai · Danau · Air terjun · Jeram · Lembah sungai
Bentang alam fluvial Pantai · Ngarai · Selat · Gua · Tebing · Delta sungai · Oasis · Rawa · Kolam

Bentang alam gletser Gletser

Bentang alam laut Atol · Selat · Pantai · Terumbu karang · Muara · Laguna · Palung · Jazirah · Tanah genting · Pulau ·
dan pantai Pesisir · Gunung laut
Bentang alam
Gunung berapi · Kaldera · Geyser · Kawah
gunung berapi
Bentang alam Aeolia Gurun · Tundra
Bentang alam buatan Bangunan · Kanal · Bendungan · Waduk · Polder · Terowongan · Tambang · Selokan · Reklamasi
Mineralogi
Definisi mineral didasarkan pada 5 ketentuan umum yaitu :

1.              Merupakan mineral alami.


2.              Umumnya anorganik.
3.              Merupakan benda/zat padat.
4.              Mempunyai komposisi yang jelas.
5.              Mempunyai struktur kristal tertentu.

                 Mineral adalah elemen atau komponen kimiawi yang umumnya kristalin dan terbentuk sebagai hasil dari proses geologi   (Nickel, E. H., 1995).
 
                   Mineral adalah bahan alam yang umumnya anorganik dengan komposisi kimia dan kondisi fisik yang tertentu (O' Donoghue, 1990).
 
                   Secara umum mineral adalah zat atau benda yang terbentuk oleh proses alam, biasanya bersifat padat serta tersusun atas komposisi kimia tertentu. Mineral pada
umumnya anorganik.  

Sifat-sifat fisik mineral tersebut meliputi:

1.   Warna, kilap (luster)


2.   Kekerasan (hardness), gores (streak),
3.   Belahan (cleavage),
4.   Pecahan (fracture),
5.   Struktur/bentuk kristal,
6.   Berat jenis,
7.   Sifat dalam (tenacity), dan
8.   Kemagnetan.
Identifikasi Mineral

Identifikasi mineral dapat dilakukan berdasarkan sifat-sifat fisik mineral, diantaranya :

I. Kekerasan (hardness)
Merupakan sifat ketahanan mineral terhadap goresan. Parameter yang biasa digunakan adalah Skala Mohs. Untuk standar kekerasan biasa digunakan 10
pembagian skala dimana skala 1 adalah mineral paling lunak dan skala 10 adalah mineral paling keras.

Tabel 2. Skala Mohs


Nama Mineral Rumus Kimia Kekerasan Keterangan
Talk Mg3Si4O10(OH)2 1 Ditekan jari
Gypsum Caso42h2o 2 Digores kuku
Kalsit Caco3 3 Menggoges kuku
Flourit Caf2 4 Perunggu
Apatit Ca5(fcl)(PO4)3 5 Pisau baja
Ortoklas/Felspar Kalsi3o8 6 Kikir
Kuarsa Sio2 7 Baja
Topaz (Al2F)2sio4 8 Baja dapat digores
Corundum Al2O3 9 Baja dapat digores
Diamond C 10 Semua benda dapat digores

Catatan : 1 – 2 dapat digores dengan kuku


               3 – 5 dapat digores dengan paku
               6 – 9 dapat digores dengan kaca 
               10     dapat menggores semua benda

II. Berat jenis


Cara pengukuran berat jenis mineral ada bermacam-macam, diantaranya dengan menimbang mineral tersebut dan memperbandingkannya dengan volume.
     Ρ = m/v

     Ρ = massa jenis


    M = berat (gr)
     V = volume (cm3)

Berat jenis mineral


Massa Jenis Klasifikasi Contoh
< 2,7 Ringan Kuarsa
2,7 – 3,0 Sedang Mika
3,1 – 3,3 Berat Tourmalin
3,4 – 4,0 Amat berat Olivin
> 4,0 Teramat berat Zircon

III. Kilap (luster)


Kenampakan permukaan mineral Yang ditunjukkan oleh pantulan cahaya yang diterima. Contohnya :
1.              Kilap Logam, contoh Pirit
2.              Kilap Cermin, contoh Intan
3.              Kilap Kaca, contoh Felspar
4.              Kilap Lemak, contoh Talk
5.              Kilap Gelas, contoh Kuarsa

IV. Warna
Merupakan warna tampak pada mineral akibat zat penyusunnya.
        Coklat, contoh Hornblende
        Hijau, contoh Klorit
        Merah, contoh Jasper

V. Belahan (Cleavage)
Kecenderungan mineral untuk memebelah diri pada satu arah tertentu atau lebih dan membentuk bidang belahan.

Contoh :
     Muscovit dan biotit, mempunyai kecenderungan untuk membelah diri satu arah, dimana dapat terbelah menjadi lempeng-lempeng tipis.
     Augite, mempunyai belahan dua arah tegak lurus
     Hornblende, mempunyai belahan dua arah membentuk sudut 124.
     Kalsit, mempunyai belahan tiga arah yang saling tidak tegak lurus.

VI. Gores (streak)


Merupakan warna mineral dalam bentuk serbuk yaitu dengan menggoreskan mineral pada keeping porselen kasar.
Contoh :

        Warna kuning pada Pirit bila diasah memberi gores warna hitam

         Warna kehitaman pada Hematit bila diasah memberi gores warna merah hati

         Gores tidak berwarna pada Biotit

         Gores berwarna putih pada orthoklas

Astronomi
  

Hukum Kepler 1 :
Lintasan planet yang mengelilingi matahari berbentuk elips.

Hukum Kepler 2 :
Luas daerah yang disapu pada selang waktu yang sama akan selalu sama

Hukum Kepler 3 :
Periode kuadrat suatu planet berbanding dengan pangkat tiga jaraknya dari matahari

Teori Heliosentris :
Bumi, planet dan benda langit lainnya bergerak mengelilingi matahari

Teori Geosentris :
Matahari, planet dan benda langitnya bergerak mengelilingi bumi.

Pengaruh dari rotasi bumi :


          Bumi pepat pada kedua ujungnya
          Membeloknya angin pasat
          Timbulnya gaya coriolis
          Aberasi cahaya bintang

Pengaruh dari revolusi bumi ;


          Gerak semu matahari
          Perubahan lamanya siang dan malam
          Pergantian musim
          Terlihatnya rasi bintang yang berbeda dari bulan ke bulan
Aphelion :
Merupakan jarak terjauh bumi terhadap matahari, terjadi sekitar tanggal 4 Juli. Jarak Aphelion adalah 152 juta km.

Perihelion :
Merupakan jarak terdekat bumi terhadap matahari, terjadi sekitar tanggal 3 Januari. Jarak Perihelion adalah 147 juta km.

Vernal Equinox :
Titik angkasa dimana matahari memotong ekuator selestial (ekuator selestial) pada tanggal 21 Maret dan 23 September

Hari Siderial :

Hari yang dihitung berdasarkan lamanya bulan mengelilingi bumi. Lamanya hari sidereal adalah 23 jam 56 menit dan 4 detik atau lebih pendek hampir
4 menit dibandingkan satu hari matahari rata rata dan lama satu hari sidereal dapat dihitung dengan menghitung waktu yang diperluka oleh suatu bintang untuk
berada kembali pada posisi yang identik dengan posisi bintang tsb di angkasa sehari sebelumnya. Jumlah hari dalam bulan sidereal adalah 27 1/3 hari.

Hari Sinodis :

Hari yang dihitung berdasarkan lamanya bulan mengelilingi matahari. Jumlah hari sinodis adalah 29 ½ hari.

 Klimatologi

1.     Awan Cirrue adalah awan putih terpisah-pisah seperti benang halus atau pecah-pecah atau jalur-jalur sempit atau matapancing atau bulu ayam atau serabut
yang berwarna putih keperak-perakan.

2.     Awan Cirro Cumulus adalah awan tipis putih terpisah-pisah seperti biji-bijian, sisik ikan, bulu domba yang tipis yangberwarna putih bersih.

3.     Awan Cirro Stratus adalah awan yang transparan dengan puncak seperti serabut halus menutupi sebagian atau seluruhnya dari langit dengan warna keputih-
putihan. Awan ini umumnya menimbulkan phenomena lingkaran putih disekeliling bulan atau matahari.

4.     Awan Alto Cumulus adalah awan yang seperti bulu dombaatau sisik ikan tetapi agak melebar 10 s/d 50 dengan warnaputih bersi, atau abu-abu atau campuran
dari dua-duanya.

5.     Awan Alto Stratus adalah awan yang seperti lembaranlembaran atau lapisan-lapisan jalur yang berwarna abu-abuatau kebiru-biruan. Jenis awan ini sering
menimbulkan hujan merata.
6.     Awan Nimbo Stratus adalah awan yang seperti lembaran lembaran atau lapisan-lapisan yang tebal, dengan warna abu abu dan gelap. Jenis awan ini sering
menimbulkan hujan lebat, matahari akan tertutup oleh jenis awan ini.

7.     Awan Stratus adalah awan yang berlapis-lapis tipis denganwarna abu-abu dengan dasar hampir serba sama, dapatmenimbulkan hujan es.

8.     Awan Strato Cumulus adalah awan yang berlapis-lapis tebal agak gelap, berwarna abu-abu atau putih atau campuran dari kedua-duanya, mempunyai lebar
lebih dari 50.

9.     Awan Cumulus adalah awan yang terpisah-pisah umumnya padat dengan batas yang jelas, berbentuk seperti bukit-bukit , menari-menari dan bagian atasnya
berbentuk seperti bungakool.

10.   Awan Cumulus Nimbus adalah awan yang besar, padat danmeluas puncaknya menyerupai gunung atau menara yangbesar atau seperti cengger ayam dengan
warna gelap.

Anda mungkin juga menyukai