Myelitis Transverse
Implikasi dari diagnosis yang salah bisa parah, karena pengobatan mungkin tidak efektif, dan
dapat memperburuk proses penyakit yang mendasarinya. Penyebab dari Myelitis Transverse
tetap tidak diketahui meskipun dilakukan pemeriksaan ekstensif pada sekitar 15% hingga
30%4 pasien dan karena itu disebut sebagai “idiopatik” menurut kriteria yang ditetapkan.
Insiden tahunan TM berkisar antara 1,34 hingga 4,60 kasus per juta,8-10 tetapi meningkat
menjadi 24,6 kasus per juta jika didapat penyakit demielinasi seperti MS. Penyakit ini dapat
terjadi pada usia berapa pun, meskipun insiden puncak bimodal terjadi pada dekade kedua
dan keempat kehidupan.
Sebelum membahas klasifikasi, sebaiknya kita mengetahui definisi dari istilah myelopathy,
myelitis, myelitis transverse. Myelopathy merupakan istilah umum yang luas mengacu pada
lesi yang mempengaruhi sumsum tulang belakang. Myelitis mengacu pada penyakit radang
sumsum tulang belakang. Transverse myelitis (TM): secara klasik menggambarkan sindrom
heterogen secara patobiologis ditandai dengan disfungsi sumsum tulang belakang akut atau
subakut yang mengakibatkan paresis, tingkat sensorik, dan gangguan otonom di bawah
tingkat lesi.
Gambaran Klinis
Penting untuk mempertimbangkan usia dan jenis kelamin pasien saat mengevaluasi pasien
myelopathic. Pasien yang lebih tua (lebih tua dari 50 tahun) lebih mungkin menderita spinal
cord infarction. Pasien wanita berisiko lebih tinggi mengalami penyakit ini. MT biasanya
memiliki onset akut hingga subakut, dengan defisit neurologis mencapai titik nadir dalam
beberapa menit hingga minggu. Onset apoplektik dengan defisit mencapai titik nadir dalam
waktu kurang dari 4 jam menunjukkan kejadian vaskular. Onset yang berbahaya dan
progresif di mana defisit terus berlanjut memburuk setelah 4 minggu tidak seperti
karakteristik MT. Secara klinis, MT dapat hadir sebagai satu dari beberapa sindrom sumsum
tulang belakang.
3. Cairan serebrospinal (CSF): sel, diferensial, protein, glukosa, Penyakit Kelamin Penelitian
4. Serum: B12, asam metilmalonat, antibodi HIV, serologi sifilis, perangsang tiroid
1. Serum NMO-IgG
2. Laju sedimentasi eritrosit serum, protein C-reaktif, antibodi antinuklear, antibodi terhadap
antigen nuklir yang dapat diekstraksi, faktor reumatoid, antibodi antifosfolipid,
1. Evaluasi neuro-oftalmologis
2. Panel paraneoplastik
3. Pemeriksaan serologi infeksius dan CSF (kultur dan reaksi berantai polimerase virus)
Referensi:
1. Beh SC, Greenberg BM, Frohman T, Frohman EM. Transverse myelitis. Neurol Clin.
2013;31(1):79-138. doi:10.1016/j.ncl.2012.09.008