AGUSTINAR1
NANDARINI2
Dosen IAIN
1
Langsaagus.tinar2508@gm
ail.com
2
AlumniProdiHukumEkonomiSyariah
Abstrak
PenelitianinibertujuanuntukmenganalisisTinjauanHukumIslamterhadapPembayaranHuta
ngPiutangdenganPenambahandariHasilPanenPadi.Jenispenelitianiniadalahpenelitianlapa
ngan, metode pengumpulandatanya dengancara wawancara. Sumber data dalam
penelitian ini ada dua yaitu
primerdansekunder.Metodeanalisisnyaadalahdeskriptifanalisisdengan menggunakan
pendekatankualitatif. Hasil dari penelitian ini bahwa dalampelaksanaanhutangpiutangini
tidakmemenuhirukun dan syaratal-qard, maka praktek hutang piutanginitidak
sahmenuruthukumIslam.Sedangkanfaktor-faktoryangmelatarbelakangi adanyapraktek
tersebut dikarenakan adanya kebutuhan yang mendesak serta kemudahan
dalammenutupikebutuhanhidupmasyarakatsetempat.Ditambahdenganminimnyapengeta
huantentanghukumtransaksitersebutdalamIslam.Setiap tambahan atasjumlah pinjaman
dari pihak yang berutang itu dikatakan riba, tambahan hasil panen padidalam transaksi
utang piutang tersebut merupakan tambahan yang tidak boleh diambilmeskipunrata-
ratapinjamantersebutuntukmodalusahasertadengantambahantersebutakanmenimbulkank
eterpurukandalamkehidupanekonominya.Halinisangatlah tidak dianjurkan, karena salah
satu pihak sudah pasti merasa dirugikandandapat menyebabkan keterpurukan dan
kesusahan dalamkehidupan ekonominya, makajelas
tambahantersebutdilaranguntukdiambil.
Keryword: HukumIslam,PembayaranHutangPiutang,PenambahanHasilPanenPadi
Abstract
ThisstudyaimstoanalyzetheOverviewofIslamicLawonPaymentsforDebtReceivables with
Additions from Rice Harvesting Results. This type of research is fieldresearch, the
method of data collection is by interview. The data sources in this
studyaretwo,namelyprimaryandsecondary.Theanalysismethodisdescriptiveanalysis
~143~
144~TinjauanHukumIslamTerhadapJualBeliTanpaSighatAkad
using a qualitative approach. The results ofthis study that in the implementation ofthese
accounts payable do not fulfill the pillars and al-qard conditions, the practice
ofaccounts payable is not valid according to Islamic law. While the factors underlying
thepractice are due to the urgent need and ease of covering the living needs of the
localcommunity. Coupled with the lack of knowledge about the law of the transaction
inIslam. Every additional amount of the loan from the debtor is said to be riba,
additionalrice yields in the debt debt transaction are additional things that should not
be
takeneventhoughtheaverageloanforbusinesscapitalandtheadditionwillcausedeterioration
in its economic life. This is not recommended, because one of the partiescertainly feels
hurt and can cause deterioration and distress in his economic life, soobviously
theseadditions are prohibitedfrombeingtaken.
Pendahuluan
Untuk menjembatani hal ini maka syari’at Islam memberikan aturan yang
amatsimpatik bagi keduanya dalam soal hutang-piutang, hal ini dapat dilihat dalam
surat Al-Baqarahayat282Allahberfirman:
...
Artinya:Haiorang-
orangyangberiman,apabilakamubermuamalahtidak
secaratunaiuntukwaktuyangditentukan,hendaklahkamu menuliskannya
danhendaklahseorangpenulisdiantarakamumenuliskannyadenganbenar-
benar.(QS. Al-Baqarah: 282) (DepartemenAgamaRI,2002).
Hutangpiutangjugadikenaldenganistilahkreditbiasanyadigunakanolehmasyarakat
untuk memberikan pinjaman kepada pihak lain sebagai metode transaksiekonomi di
dalam masyarakat. Hutang piutang biasanya digunakan oleh masyarakatdalam konteks
pemberian pinjaman pada orang lain, misalnya seseorang
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
144~TinjauanHukumIslamTerhadapJualBeliTanpaSighatAkad
meminjamkanuangkepadapihaklainmakaitudisebutiatelah memberikan
hutang.Sedangkanistilah
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
Agustinar&Nanda rini~145
kredit lebih banyak digunakan oleh masyarakat pada transaksi perbankan dan
pembelianyangtidaksecaratunai.
MasyarakatGampongPeulaluKecamatanSimpangUlimKabupatenAcehTimurtela
hmelakukan praktikpinjammeminjam
uangatauhutangpiutangsudahBerlangsungsejaklama,merekamelakukaniniuntuksalingtol
ongmenolongdanmembantusesamamanusiadalammencukupikebutuhanhidup.Hutangdisi
nimerupakansalahsatubentukkegiatanekonomi,karenadarihutangpiutanginilahmereka
mendapatkan uang untuk mencukupi kebutuhan hidup dan sebagai modal
untukmenjalankanusahamereka.
Sepertibiasa,wargayangmaumelakukanpinjamanmendatangikreditur(pemberipinj
aman)untukmeminjamuangdenganjumlahtertentu.Krediturmemberikan pinjaman uang
kepada debitur (penerima pinjaman) sesuai dengan yangdiinginkan peminjam. Namun
dalam praktik hutang-piutang di Gampong Peulalu KecSp.UlimKabAceh
Timur,kreditur(pemberipinjaman)memberikan
persyaratankepadadebitur(Penerimapinjaman)dalampembayaranhutangpiutangdebitur(p
enerima pinjaman) harus mengembalikan pokok hutang (uang) dengan tambahan
hasilpanen padi sesuai yang telah disepakati. Dalam artian bahwa debitur dibebankan
adanyatambahan dalam pengembalian hutang dengan besaran presentase tambahannya,
yaitu10%-50%dari uangyangdipinjamnyaselama satukali panen padi,dan
tambahantersebut dibayar oleh debitur dalam bentuk Padi. Di sini krediturberkuasa atas
transaksihutang-piutang ini, debitur hanya mematuhi peraturan dan persyaratan yang
telah dibuatolehkreditur(Wawancara denganBapakIbnuSa’dan,2016).
LandasanTeori
1. Pengertian HutangPiutang
Hutang-piutang dalam bahasa Arab disebut dengan Al-Qard, menurut
MuhammadHasbi Ash-Shiddieqy, Qard adalah suatu akad yang objeknya adalah salah
seorang daridua orang yang berakad mengambil pada seorang lagi, benda yang ada
padanya, yangdihabiskan seperti minyakdengan gandunguntukdikembalikan
dikemudianharinya(M.Hasbiash-Shiddieqy,2013:103).
MenurutKamusBesarBahasaIndonesia,hutangpiutangadalahuangyangdipinjamdari
oranglaindanyangdipinjamkankepadaoranglain
(DepartemenPendidikandanKebudayaan,1998:689).DalamIslam,hutangpiutangdikenal
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
146~TinjauanHukumIslamTerhadapJualBeliTanpaSighatAkad
denganistilahAl-Qardh.Secaraetimologis,kataAl-QardhberartiAl-
Qath’uyangbermaknapotongan(KamaluddinA.Marzuki,1998:129).
Dengan demikian,Al-Qardhdapat
dipahamisebagaihartayangdiserahkankepadaorangyangberhutang,sebabharta
yangdiserahkanmerupakansatupotongandarihartaorangyangmemberikan hutang
(AhmadHusein,et.al.,1995:726).
Sedangkan dalam Kamus Istilah Fiqh, Al-Qardh diartikan sebagai pinjaman
atauhutang (M. Abdul Mudjieb, 1994:
72).Adapunkatahasandapatdiartikandenganbaik,bagusdanindah. DengandemikianAl-
QardhulHasanadalahpinjamanyangdiberikankepada seseorang untuk kebutuhan yang
mendesak dan jangka pendek tanpamengharapkanimbalan.
Daribeberapauraiandiatas,dapatdipahamibahwahutang-piutang (Al-Qardh)
adalah pinjamanatauhutangyangdiberikanolehseseorangkepadaoranglainuntuk
dikembalikanlagikepadaorangyangtelahmeminjamkanharta,karenapinjaman
tersebutmerupakanpotongandarihartayangmemberikanpinjamanatauhutang.
Al-QardhulHasanadalahsuatuperjanjianantarabanksebagaipemberipinjaman
dengan nasabah sebagai penerima baik berupa uang maupun barang
tanpapersyaratanadanyatambahanbiayaapapun.Peminjamataunasabahberkewajibanmeng
embalikanuangataubarangyangdipinjampadawaktu yang telahdisepakati
bersamadenganpokokpinjaman (WarkumSumitro,1997:
97).KarnaenPurwaatmadjamengatakanbahwaAl- QardhulHasanadalah
suatupinjamanlunakyangdiberikanatasdasarkewajiban
sematadimanasipeminjamtidakdituntutuntukmengembalikanapapunkecuali modal
pinjaman (Karnaen Purwaatmadja,1996:33).
MenurutUmar,Al-
QardhulHasanadalahperjanjianpinjamanbarukepadapihakkeduadanpinjamantersebutdik
embalikandenganjumlahyangsamayakni
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
Agustinar&Nanda rini~147
SedangkanmenurutTotoAbdulFatah,Al-
QardhulHasanadalahsuatupinjamanyangdiberikanseseorangkepadaoranglaintanpaditunt
utuntukmengembalikan apa-apa bagi peminjam, kecuali pengembalian modal pinjaman
tersebut(TotoAbdulFatah,tth:42).
2. LandasanHukumHutangPiutang
a. Alquran
DalamIslamhutangpiutangyangtidakmengharapkanimbalan
bagipemilikmodaldikenaldenganistilahAl-QardhulHasan. Al-Qardhul Hasanadalah
pemberianhartakepadaoranglainyangdapatditagihatau dimintakembali.Al-
QardhulHasandisyaratkansebagaibentukataucarapendekatanmanusiakepada
AllahSWT,karenaAl-Qardhberartilemahlembutkepadamanusia, mengasihi mereka
danmemberikankemudahandalamurusanmereka.HalinisesuaidenganfirmanAllahSWTse
bagaiberikut:
...
Arti
nya:“…
Dantolongmenolonglahkamudalammengerjakankebajikandantaqwa,danjangantolongme
nolongdalamberbuatdosadanpelanggaran.
danbertaqwalahkamukepadaAllah,sesungguhnyaAllahamatberatsiksa-
Nya”(QS. Al-Maidah:2) (DepartemenAgama RI,2002).
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
148~TinjauanHukumIslamTerhadapJualBeliTanpaSighatAkad
Artinya : “Barang siapa yang meminjamkan kepada Allah suatu pinjaman yang
baik,maka Allah akan melipatgandakan balasan pinjaman itu untuknya, dan
iaakanmemperolehpahalayangbanyak”(QS.Al-Hadid:11)(DepartemenAgama
RI,2002).
Adapunyangmenjadilandasandalildalamayatiniadalahbahwaseoranghambadiseru
kanuntukmeminjamkepadaAllahSWT,yaitudengancaramembelanjakanhartadijalanAllah
SWT.Selarasdenganmeminjam kepadaAllah
SWT,seoranghambadiseruuntukmeminjamkepadamanusia sebagaibagiandari
kehidupan masyarakat. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT sebagaiberikut:
Artinya:“BarangsiapakahyangmemberipinjamankepadaAllah,sesuatupinjaman
yangbaik,makaAllahakanmelipatgandakanpembayarankepadanyadengan
kelipatanyangbanyak.danAllahakanmenyempitkandan
melapangkanrizki,dankepada-Nya-lahkamudikembalikan”(QS.Al-
Baqarah:245)(DepartemenAgamaRI,2002).
b. Hadis
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
Agustinar&Nanda rini~149
Al-QardhulHasantidakhanyadiabadikandalamAl-
Qur’an,tetapijugaterdapatdalamhadits RasulullahSAWsebagaiberikut:
َْض
عن َْ
َر َق
ستَْلا َقا َةَ بير
بيع َ َأ
ِ ِبن
ِ ْ
دهلال
ِب ْعَ
يالنc ن ِم
ِ
ِّ
بي
َل
ّص
َو
سل َه
ِيَْلَُ
ع ّىهلال
َ
عينِربََ
ْ َّ
مأ
َليإ
ِ َهدفع+
ُ َ
ٌفَمال ُهَءَا َ ًل
فافج
َ
ْ
َلأ َا
َق ّو
َإ َ
ِ َ
ك ل ِ
ا م َ
و َ
ك ِ
ل ه ْ َِ
فيأ َلك َهلال
ُ َبارك
َ
َاّنم
ُءالس َزاَ
ج
اء*(تحقيق َُد دواأل َمُح
ْ َْل فاَِل
ّ
)صحيح:األلباني
Dari Abdillah bin Abi Rabi’ah, ia berkata: Nabi saw telah meminjam dariku
40.000dirham, kemudian Nabi mendapatkan harta , maka beliau menyerahkan harta
itupadaku(mengembalikanpinjaman).Beliaubersabda:”SemogaAllahmemberibaroka
h untukmu, di dalam keluargamu dan hartamu. Sesungguhnya balasannyapinjaman
adalahpujiandanpengembalian.”(HRNasai,Kitabal-Buyu’)
c. Ijma’Ulama
PadaulamasepakatbahwaAl-QardhulHasanboleh
dilakukan.Kesepakatanulamainididasariatasnalurimanusiayangtidakdapathiduptanpapert
olongan dan bantuan saudaranya, tidak ada seorang pun yang tidak
membutuhkanpertolongan. Oleh sebab itu, pinjam meminjam sudah menjadi satu bagian
kehidupan didunia,Islamadalahagamayangsangatmemperhatikankebutuhanumatnya
(M.Syafi’iAntonio,2001:132–133)
Contohdalamperdagangan,seseorangmemilikimodaltetapitidakpandaiberdagang
atau tidakmemiliki kesempatan untuk berdagang, sedangkan oranglainpandai dan
cakapsertamemilikiwaktuyangcukupuntukberdagang,tetapitidakmemilikimodal(Sulaima
nRasyid,2005:299).
Dari ketiga landasan tersebut yaitu Al-Qur’an, hadits Rasulullah SAW dan
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
Agustinar&Nanda rini~149
ijma’ulamasecarajelasmembolehkanpelaksanaanAl-QardhulHasan,tetapi
kebolehantersebutbelumbersentuhandenganhartayangdapatdipinjamkan.
Paraulamasepakatbahwabolehmeminjamkanhartayangbisaditakar,ditimbang
ataupun makanan.ImamSyafi’iberpendapatbahwabolehmeminjamkansegalasesuatu
kecualimanusia.Sementaraitu,ImamHanafiberpendapatbahwatidakbolehmeminjamkanse
suatuyangtidakbisaditakardanditimbang(HasanAyyub,1998:174).
Menurut
ImamHanafisepertidikutipolehWahbahZuhaeli,sahmemberipinjamanbarang-
barangmistly,yaitubarang-barangyangmemilikiunityangserupadi
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
150~TinjauanHukumIslamTerhadapJualBeliTanpaSighatAkad
pasarataubarang-barangyangtidakmemilikiperbedaanyangmencolokbiladitinjau
dariaspekharga.Adapunyang termasuk barang
mistlyadalahbarangyangdapatditakardanditimbang karenabentuknyasama
sepertibuahkelapa,telordan dapat diukur dengan sesuatu ukuran panjang seperti kain
(WahbahZuhaili,2011:729).
SedangkanImamMalik,Syafi’idanHambalisepertidikemukakanolehWahbah
Zuhaeli,mengatakanbahwabolehmemberikan pinjaman padasetiaphartayang sah untuk
dijual baik itu barang yang dapat ditakar atau ditimbang seperti
emas,perakdanmakananataubarang-barangtersebutadalahbarangqimiy,yaitubarang-
barangyangtidakmempunyaiunityangserupadipasarsepertibarangperniagaandanhewan(
WahbahZuhaeli,2011:730).
3. RukundanSyarat Hutang-piutang
AjaranIslamtelahmenerapkanbeberaparukundansyaratyangharusdipenuhidalamtr
ansaksiAl-QardhulHasan.Jikasalahsatusyaratdanrukunnyatidakterpenuhi,makaaqadAl-
QardhulHasanini menjaditidaksah.Adapun rukunAl-
Qardhadalah
a. Peminjam(muqtaridh),
b. Pemberipinjaman (muqridh),
c. Dana(Al-Qardh),
d. IjabdanQabul (PetunjukPelaksanaanPembukuanBankSyari’ah, 1999:8).
Adapunsyarat-syaratpinjamanterdiriatas:
a. Besarnyapinjamanharusdiketahuidengantakaran,timbanganataujumlahnya.
b. Sifatpinjamandanusianyaharusdiketahuijikadalambentukhewandanpinjaman
berasaldariorangyanglayakdimintaipinjaman.
Sedangkansyarat-
syarathutangpiutangterdiridarimuqridh(kreditur)danmuqtaridh(debitur).Syarat-
syaratbagikrediturdandebituradalahberakal,ataskehendak sendiri dan tidak mubazir,
sehingga pinjaman tersebut dapat
dimanfaatkansesuaidengankebutuhan,dansyaratyangterakhirbagi
keduabelahpihakadalahbaligh(dewasa,sudahcukupumur) (Sulaiman Rasyid, 2002: 279).
MenurutImamHanafi,memberikanhutangkepadaanakkecilatauorangyangberadadalamper
waliantidakdibolehkan.
SyaratAl-QardhulHasanyangkeduaadalahijabqabul.Ijabdanqabulmerupakan
syarat yang harus dilakukan oleh pihak-pihak yang melakukan aqad
qard.Kontrakinitidaksahdilakukankecualidenganijabdanqabul,sebabAl-
Qardhmerupakankontrakpemberianmilikkepadaseseorang.Lafadz yang sahdigunakan
ialah lafadzAl-Qardh danAl-Salaf,sebabsyara’ menyebutkankeduanya.
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
Agustinar& Nandarini~ 151
SyaratAl-
QardhulHasanyangketigaadalahadanyabarangyangdipinjamkan.ImamSyafi’i,Malikidan
Hambalisama-samaberpendapatbahwabarang yang dipinjamkan adalah sesuatu yang
dihutangkan merupakan sesuatu yang sahdalam aqad Qardh seperti barang yang ditakar,
ditimbang, diukur, dihitung, dan lainsebagainya(ChatibulUmam,et.al.,2001:291–295).
DemikianbeberaparukundansyaratAl-Qardhulyangdikemukakanolehpara ulama
sebagai pedoman dalam melakukan praktek hutang piutang yang berlaku
dimasyarakatsepanjangzaman.Pedomaninimenjadilandasanbagimasyarakatuntukmelaku
kanaplikasihutangpiutangagarsesuaidenganprinsipsyari’ah
4. ManfaatHutangPiutang
MenurutSyafi’iAntonio,padadasarnyamanfaatAl-
Qardhitubanyaksekali,salahsatudiantaranyaadalahmemungkinkannasabahyangsedangda
lamkesulitan mendesak untuk mendapatkan dana pinjaman jangka pendek/panjang
yangsesuaidenganaqad.Al-
QardhulHasanjugamerupakansalahsatuciripembedaantarabanksyari’ahdenganbank
konvensionalyang didalamnyaterkandungmisi
sosial,disampingmisikomersial.Adanyamisisosialkemasyarakataniniakan
meningkatkanloyalitasmasyarakatterhadapbanksyari’ahdansyari’ahitusendiri.Manfaatlai
nnya adalahberupa santunan kebajikanyang diberikan untukmembantu
meringankanbebanekonomiparamustahiq(M.Syafi’iAntonio,2001:134).
ResikodalamAl-QardhulHasan tergolongtinggi,karenaitudianggappembiayaan
yang tidak ditutup dengan jaminan(M. Syafi’i Antonio, 2001: 35). Dapatdisimpulkan
bahwa, semua manfaat Al-
QardhulHasanjugadapatdijadikansebagaiprodukuntukpembiayaansosialkemasyarakatans
epertipengusahakecilyangkekurangandana,tetapimemilikiprospekbisnisyangsangatbaik.
5. Riba danMacam-macamRiba
a. Pengertian Riba
Ribasecarabahasaberartipenambahan,pertumbuhan,kenaikan,danketinggian.
Allahberfirman:
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
152~TinjauanHukumIslamTerhadapJualBeliTanpaSighatAkad
b. Macam-macamRiba
Menurut para ulama, seperti yang dikemukakan oleh Septiana dan M.
Karman,ribaituadaempatmacam,yaitusebagaiberikut:
1) Riba fadhli, yaitu tukar menukar barang sejenisyang barangnya sama,
tetapijumlahnya berbeda, misalnya menukar 10 Kg dengan 11 Kg beras. Barang
yangsejenis,misalnyaberasdenganberas,uangdenganuang,danemasdenganemas.
2) Riba Qardi, yaitu utang piutang dengan menarik keuntungan bagi
piutangnya,misalnya, seorang berutangRp. 25.000,- dengan perjanjian akan
dibayar
Rp.26.000,-;atausepertirenteuniryangmeminjamkanuangnyadenganpengembalian
30%perbulan.
3) Riba yadh, yaitu jual beli yang dilakukan seseorangsebelum menerima
barangyang dibelinya dari sipenjual dan tidak boleh menjulanya lagi kepada
siapapun,sebab barang yang dibeli belum diterima dan masih dalam ikatan jula
beli yangpertama.
4) Riba nasa’i, yaitu melebihkan pembayaranbarang yang diperjualbelikan
ataudiutangkan karena dilambatkan waktu pembayarannya. Misalnya, menjual
emasseharga Rp. 200.000,- jika tunai, dan menjualnya seharga Rp. 300.000,-
jikadiangsur(kredit) (SeptianadanM.Karman,2004:123).
Berdasarkanbeberapapendapatdiatas,makadapatdiambilsuatukesimpulan
bahwa, secara garis besar riba dibagi menjadi empat macam, yaitu
RibaFadhl,riba,Qardi,riba Nasiah,danribaYadh.
6. Tambahan AtasUtang-piutang
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
Agustinar&Nanda rini~153
Dalamhalini,terdapatperbedaanpendapatdikalanganfuqahaMazhabmengenai
boleh atau tidaknya menerima manfaat dari akad utang piutang tersebut,
yaitusebagaiberikut:
a. Menurut Mazhab Hanafiyah: jika keuntungan tersebut tidak dipersyaratkan
dalamakad atau jika hal itu tidak menjadi urf (kebiasaan di masyarakat) maka
hukumnyaadalahboleh.
b. MenurutMazhabMalikiyah:utangpiutangyangbersumberdarijualbeli,penambahanpe
mbayaranyangtidakdipersyaratkanadalahboleh.Sedangkandalamhalutangpiutang(al
-qardh),penambahanpembayaranyangtidakdipersyaratkan dan tidak dijanjikan
karena telah menjadi kebiasaan di
masyarakat,hukumnyaadalahharam.Penambahanyangtidakdipersyaratkandantidak
menjadikebiasaandimasyarakatbarubolehditerima.
c. Menurut Mazhab Syafii: penambahan pelunasan utang yang diperjanjikan
olehmuqtaridl(pihakyangberutang),makapihakyangmengutangimakruhmeneriman
ya.
d. MenurutMazhabHambali:pihakyangmengutangidibolehkanmenerimapenambahan
pelunasan yang diperjanjikan oleh muqtaridl (pihak yang berutangdibolehkan
menerimanya(GhufronA.Mas’adi,2002:173-174).
Berdasarkanbeberapapendapatdarikalanganulamadiatas,dapatpenulissimpulkan
bahwa, setiap tambahan atas utang-piutang tidak dibenarkan dalam Islamtanpa suatu
akad khusus dan disamakan dengan riba. Kecuali tambahan tersebut tidakdisyaratkan
diawal akad dan pemberian tambahan atas keikhalasan dari orang
yangberhutangsetelahsemuahutangdilunaskan.
MetodologiPenelitian
1. JenisdanPendekatanPenelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu
kegiatanpenelitian yang dilakukan di lingkungan masyarakat tertentu baik di lembaga-
lembaga,organisasimasyarakat(sosial)maupunlembagapemerintahan(SumadiSuryabrata,
1998:22).JenispenelitianinidigunakanuntukmengumpulkandatatentangPembayaranHuta
ng-piutangdenganpengembalianpenambahanhasilpanenpadisebagaiobyekpenelitian.
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
154~TinjauanHukumIslamTerhadapJualBeliTanpaSighatAkad
2. LokasiPenelitian
PenelitiandilakukanpadaGampoengPeulaluKecamatanSimpangUlimKabupatenA
cehTimur.
3. SumberData
MenurutSumardi suryabratadalambukunyaMetodologiPenelitian,di
dalammelakukanpenelitianterdapatduajenissumberdata,yaitudataprimerdandatasekunder
(Sumardi Suryabrata, 2008: 54). Data yang dipakai dalam penelitian ini adadua
sumberdata,yaitu:
a. DataPrimer
Yangdimaksuddengansumberdataprimeradalahdatayangdiperolehsecaralangs
ungdarisumberdatalapanganyaitudatayangdiperolehdarimasyarakat,
(SoerjonoSoekamto,2002:51),dalamhaliniadalahmasyarakatGampongPeulaluKec.Sp
. UlimKab.AcehTimur.
b. DataSekunder
Yang dimaksud dengan data sekunder adalah data yang diperoleh dari
datakepustakaan, buku, dokumen-dokumen, dan lainnya dan tentunya yang
berhubungandengan Hutang-piutang (Soerjono Soekamto, 2002: 51). Data ini
sebagai data awalsebelumpenelititerjunkelapangan.
Data sekunder diperoleh dari pendapat para ahli berupa teori-teori
sebagailandasanteoritis,yangtercantumdalambuku-
bukubacaanyangadapadaPerpustakaanIAINZawiyahCotKala.
4. MetodePengumpulanData
a. MetodeObservasi
Observasi(pengamatan)yaituteknikpengumpulandatayangdilakukanmelalui
suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap
keadaanatauprilakuobjeksasaran(AbdurrahmatFathoni,2006:104).
Jadi yang dimaksud dengan metode observasi adalah metode
pengumpulandata yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui
pengamatan danpenginderaan(BurhanBungin,2009:115).
b. MetodeWawancara(Interview)
Wawancaramerupakanmetodepengumpulandatadengancarabertanyalangsung
(berkomunikasi) dengan responden, sehingga akan tercipta proses
interaksiantararesponden dengan pewawancara(peneliti).Adapun
respondenyangakanpenulis ajukan beberapa pertanyaan tersebut antara lain(P. Joko
Subagyo, 1991:63).
Dalam penelitian ini penulis mengguanakan wawancara tidak
berstruktur,dimanawawancarainidigunakansebagaiteknikpengumpulandata,apabilap
enelitianinginmengetahuidenganpastitentangtentanginformasiyangakan
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
Agustinar&Nanda rini~155
c. MetodeDokumentasi
Metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau
variabelyangberupacatatantranskipbuku,padadasarnyasebagianbesardataadalahberbe
ntuksurat-surat,catatanharianmajalah,notulen,laporandansebagainya,dalam
penggunaan dokumen yang penting adalah mendukung dan menambah
buktidarisumbersumberlain(BurhanBungin,2006:122).Namundibutuhkanpenelusura
nyangsistematisterhadapdokumenyangdiperolehuntukmemeriksadan memahami
data-data yang ada sehingga penulis akan terhindar dari salah
satuaraholehbuktidokumenteryangdiperolehdanakanlebihkritisdalammenginterpresta
sikankandunganyangterdapatdalamdokumen.
5. MetodeAnalisisData
Analisis dalam penelitian adalah merupakan proses penelitian yang
sangatpenting,karena dengan analisainilah datayangpenulis dapatkan akan
nampakmanfaatnya dalam memecahkan masalah penelitian dan mencapai tujuan
akhir (P.JokoSubagyo,1990:104).
Setelah data terkumpul maka penulis akan melakukan richeck data dari
hasillapangan, sesuai dengan permasalahan, lalu dianalisis dengan menggunakan
metodedeskriptif kualitatif, dengan kasuistis di lapangan kemudian di generalisasi
dalambentukkesimpulanyangbersifatumum.
Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan
data,mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang
dapatdikelola,mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa
yang pentingdan yang ingin dipelajari dan memutuskan apa yang dapat disajikan
kepada oranglain(LexyJ Moleong,2004:248).
Sesuaidenganpendekatanyangdigunakan,makaanalisisdatayangdilakukan
adalah sebagai berikut:Reduksi data (data reduction), Penyajian data
(datadisplay),danPenarikankesimpulan (conclusidata).
Pembahasan
1. PraktikUtangPiutangdiGampongPeulalu
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
156~TinjauanHukumIslamTerhadapJualBeliTanpaSighatAkad
Praktek utang piutang yang ada di Gampong Peulalu Kec. Sp. Ulim Kab.
AcehTimur ini merupakan utang piutang dengan pembayaran Hasil panen padi. Apabila
sidebiturbelumbisamelunasiutangpokoknya,makadibolehkanhanyamembayartambahann
ya(hasil panen padi) terlebih dahulu, sedangkan batas waktu untuk
pelunasanbiasanyaditentukansendiriolehorangyangberhutangyaitusetiap kalipanen.
Namun lambat laun, ada pula yang dilakukan oleh individu, yaitu oleh
orangyangdianggapkayadi daerahtersebut.Dengantambahanataubungaantara10%sampai
dengan 50% dengan waktu pengembaliannya bebas, tidak ada batasan waktuyaitu
semampu orang yang meminjam untuk melunasi utangnya tersebut. Dan bungaatau
anaknya tidaksampai beranak pinak,maksudnya bunganya tetap tidak sampaiberbunga
lagi, jika si debitur belum dapat mengembalikan pada waktu
pengembalianyaitusetiapsebulansekali.
a. PihakyangBertransaksi
Dalampelaksanaanpraktekutangpiutanginiada2pihakyangterlibat,yaitu:
1) Kreditur
Kreditur adalah yang berpiutang, yang memberikan kredit, penagih
(TimPenyusun Kamus Pusat Pembina dan Pengembang Bahasa, 1994: 530).
Dalam haliniyangmenjadikredituradalahorang-
orangyangdianggapkayadidaerahtersebutatauorangyangmempunyaikelebihandana
diGampongPeulalu.Adapun yang menjadi kreditur di Gampong Peulalu Kec. Sp.
Ulim Kab. AcehTimurdalampenelitianiniadalahsebagaiberikiut:
Tabel.1DataKreditur(PemberiHutang)GampongPeulalu
No NamaKreditur Umur Pekerjaan
Sumber:DataHasilOlahan
2) Debitur
Debitur adalah orang atau lembaga yang berutang kepada
orang/lembagalain (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembina dan Pengembang
Bahasa, 1994: 530).Dalam hal ini adalah masyarakat Gampong Peulalu yang
membutuhkan
pinjaman.Umumnyamerekaadalahpetanidanpedagang.AdapunyangmenjadiDebitu
r
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
Agustinar&Nanda rini~157
(orangyangberhutang)diGampongPeulaluKec.Sp.UlimKab.AcehTimurdalampenel
itianiniadalahsebagaiberikiut:
Sumber:DataHasilOlahan
b. Akad
UtangpiutanginiseakansudahmenjadipilihanmasyarakatGampongPeulalu
dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari ketika mereka berada
dalamkesulitan.Bahkanada pulayangmelakukanpinjamanuntuksekedarmemenuhi
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
158~TinjauanHukumIslamTerhadapJualBeliTanpaSighatAkad
kebutuhanyangtidakbegituurgen,yaituuntukmembelimotor.Akantetapihalsepertiinijara
ngterjadi.
MisalnyaditempatnyaBapakFuaddi,tambahanyangdiberikankepadaseseorangy
angmeminjamditempatnyaadalah20%,denganbataswaktupengembaliannya antara 6
bulan (1 kali panen). Dan bila si peminjam tidak dapatmelunasi utangnnya tersebut
sesuai batas waktunya, maka pihak debitur akan diberikelonggaran hanya
mengembalikan utang pokoknya saja, sedangkan tambahannyaakan dianggap sudah
diberikan. Dengan jumlah pinjaman rata-rata bekisar antara
Rp.1.000.000,00.,sampaidenganRp.2.000.000,00(Fuaadi,Wawancara,2017).
2. Faktor-faktorYangMelatarbelakangiPraktekUtangPiutang
MenurutBapakZulkifli,salahseorangwargayangtidakterlibatlangsungdengan
transaksi utang piutang tersebut, menyebutkan bahwa alasan orang
Gampongpeulaluinicenderungmelakukanpraktekutangpiutanginiketimbangmelakukanpi
njamandibank-bank,yangsama-
samamenariktambahan,dikarenakanmenurutmereka,melakukanpinjamandiGampongitul
ebihmudahdantanpaharusmeninggalkan barang jaminan. Di samping itu,
pengembaliaannya juga cukup mudah,yaitu semampu si debitur biasa mengembalikan
pinjamannya tersebut (Zulkifli, Hasilwawancara,2017).
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
Agustinar&Nanda rini~159
besar. Dan ketika disinggung mengenai hukum transaksi semacam ini menurut
hukumIslam, beliau menuturkan beliau mengetahuinya, tetapi yang di jadikan dasar
transaksiini berlaku adalah karena hal ini sudah menjadi kebiasaan serta para pihak
sama-samamenyetujuitransaksitersebut tanpaadanya
paksaan(Zulkifli,Hasilwawancara,2017).
Mengenaitambahanyangdiberikanolehkrediturcukupmemberatkanataumeringank
an?. Menurut penuturan beliau tambahan yang diberikan oleh kreditur
cukupmeringankan, karena sudah di niatkan. Dan ketika ditanyai tujuan peminjaman
sertasudahberapakalikahmelakukanpeminjaman?
Beliaumenuturkanbahwatujuanpeminjamanadalahuntukmembelipupuk.Denganjumlahpi
njamansebesarRp.500.000,00. dan ini merupakan pinjaman yang pertama kali beliau
lakukan.
Begitulahpenjelasanbeliau.Sedangkanketikadisinggungmengenaihukumtransaksiutangpi
utangtersebutmenuruthukum Islam,beliaumenuturkan bahwahukum
transaksitersebutmenuruthukumIslamadalahtidakboleh.Tetapikarenakebutuhandantransa
ksi ini sudah biasa dilakukan masyarakat di Desa ini. Jadi saya tinggal
mengikutiaturanyang sudahadasaja,ditambah lagitidak ada paksaandalamtransaksiini.
Menurut beliau, penghasilan yang beliau peroleh setiap kali musim panen
adalahsekitar Rp. 900.000,00 sampai dengan Rp. 1.700.000,00., sedangkan penghasilan
yangdiperolehperbulannyadenganproduksirokokdaunadalahsekitarRp.300.000,00sampai
dengan Rp. 500.000.00.. Dengan tambahan bayaran atas hutang beliau ketikamengambil
pinjamansebesarRp.500.000,00.hanya20KgPadi (20Kgx5000=100.000), jadi setelah
dijumlahkan dengan pokok hutang beliau hanya mengembalikanutangnya kepada
kreditur 500.000,00+100.000.,00 = Rp. 600.000,00, menurut beliau
itutermasukjumlahyang sangatsedikit(Ramlah,Hasilwawancara,2017).
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
160~TinjauanHukumIslamTerhadapJualBeliTanpaSighatAkad
ini yaitu utang piutang yang ada tambahannya, selain itu juga di dasarkan atas
kerelaankedua belah pihak serta tanpa adanya paksaan (Aisyah dan Yusuf Hasil
wawancara,2017).
BerbedadenganIbuJuariyah,ketikadisinggungmengenaialasanbeliaumelakukanpe
minjamandansudahberapakalimelakukanpeminjaman,beliaumenuturkan bahwa alasan
beliau melakukan peminjaman adalah untuk membeli pupukdan keperluan lainnya. Dan
beliau sudah beberapa kali melakukan pinjaman semacamini. Dengan rata-rata pinjaman
yang beliau pinjam berkisar antara Rp. 1.000.000,00sampai dengan Rp. 3.000.000,00.
Dan ketika disinggung mengenai penghasilan beliauperbulan, beliau menuturkan bahwa
penghasilan yang beliau peroleh perbulan adalahberkisar antara Rp. 200.000,00 sampai
dengan Rp. 300.000,00, sedangkan penghasilanyang diperoleh dari hasil panen setiap
kali musim panen adalah berkisar antara Rp.7.500.000,00sampai
denganRp.10.000.000,00.Dantanggunganutangyangbeliaumilikisudahlunas semua
(Juariyah,Hasilwawancara,2017).
Mengenai utang ruginya dalam transaksi ini, secara umum tidak pernah
merekaperhitungkan sebelumnya. Mereka melakukan pinjaman karena memang
membutuhkanpinjaman tersebut, tanpa berfikir untung dan ruginya dikemudian hari.
Hal tersebutsebagaimana diungkapkan oleh para debitur yang lain. Karena selama ini,
mereka tidakmerasa dirugikandengantransaksiini.
Berbedadengan IbuAminah,selakusalah
seorangdebituryangmelakukanpinjamanpadakrediturdengantambahan100Kgpadisetiapp
eminjamanRp.1.000.000,00mengatakanbahwatambahanyangdiberikanolehkrediturcuku
pmemberatkan,tetapikarenaadakebutuhanyangmendesakuntuktambahanmodalusahanya
sebagai Pembuat Daun Rokok, maka hal itu di kesampingkan (Aminah,
Hasilwawancara,2017).
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
Agustinar& Nandarini~ 161
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
162~TinjauanHukumIslamTerhadapJualBeliTanpaSighatAkad
sejak kapan transaksi ini berjalan, yang mereka ketahui, transaksi ini sudah ada
sejakdahuludandijalankansebagianbesarmasyarakatdesatersebut(Ibrahim,Hasilwawancar
a 2017).
Faktor-faktoryangmeletarbelakangimasyarakatGampongPeulaluinimelakukan
transaksi ini adalah dikarenakan adanya kebutuhan yang mendesak, tidakadanya
paksaan dalam transaksi ini serta prosesnya yang mudah dan cepat.
Disampingituparadebiturtidakharusmeninggalkanbarangjaminanpadakreditursertapenge
mbaliannya yang tidak ditentukan (bebas, semampu debitur untuk
mengembalikanutangnya tersebut). Atau dengan kata lain mereka merasa dimudahkan
dalam menutupikebutuhan hidup dengan adanya transaksi tersebut. Ditambah lagi
dengan minimnyapemahaman masyarakat di daerah tersebut mengenai hukum transaksi
tersebut
dalamhukumIslam.Hanyasebagianmasyarakatsajayangmengetahuitentanghukumtransak
sitersebutdalamhukumIslam,itupunhanyasekedartahubahwahukumtransaksi tersebut
dilarang dalam hukum Islam, tanpa mengetahui mengapa
transaksitersebutdilarang.Sehinggamembuattransaksisemacaminimenjamurdidaerahterse
but. Meskipun semua penduduknya adalah muslim, akan tetapi tingkat
pemahamanmerekatentangfiqihmuamalahsangatminim,khususnyatentangpenamaansuat
utransaksi. Masyarakat lebih berpedoman terhadap pemahaman ulama dayah,
walaupundalam transaksi ini ulama dayah telah sepakat mengakatan bahwa transaksi ini
adalahharam, namun masyarakat tidak punya solusi lain ketika mereka membutuhkan
dana.Menurut peneliti hal ini bisa di tinjau juga dari perspektif Istihsan karena
berdasarkanbeberapa hasil wawancara dengan pihak debitur dan kreditur dalam praktik
ini tanpadisadari mereka lebih kepada pemahaman terhadap sesuatu yang dapat
mendatangkankemudahan.
Dengandemikiandapatdiambilkesimpulanbahwaseseorangdibolehkanberutang
karena dalam keadaan yang darurat, yaitu untuk menutupi suatu hajat yangmendesak.
Bukan karena sesuatu yang dibiasakan, karena hal tersebut sangatlah burukakibatnya.
Sebagaimana petunjuk Allah dalam al-Qur’an kepada umatnya agar berlakuhemat dan
jangan memboroskan harta bendanya, yaitu firman Allah, Q.S. al- Isra’ ayat26-27:
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
Agustinar&Nanda rini~163
Dengandemikiandapatdiambilkesimpulanbahwafaktor-
faktoryangmelatarbelakangiterjadinyatransaksiutangpiutangdidesatersebutadalahkarenaa
danya kebutuhan yang mendesak serta prosesnya yang mudah dan cepat ditambah
lagipara kreditur tidak meminta barang jaminan pada pihak debitur serta
pengembaliannyayang bebas (semampu debitur untuk melunasi utangnya
tersebut).Masyarakat
daerahtersebutmerasacukupdimudahkandandiringankandalammemenuhikebutuhanhidup
nya, baik kebutuhan hidup urgen atau pun kebutuhan yang tidak begitu urgen.Sehingga
transaksi semacam ini seakan tidak ada legitimasinya. Karena masyarakatnyasendiri pun
menganggap transaksi semacam ini merupakan suatu hal yang biasa
merekajalankanselamaini.
3. AnalisisTinjauanHukumIslamterhadapPembayaranHutangPiutangdenganPen
ambahandariHasilPanenPadi
Haltersebutsemakinmarakdilakukansebagianmasyarakatdisekitarkitatermasuk
desa-desa lain selain dari Gampong Peulalu, bahkan umat Islam pun
masihbanyakyangmelakukan praktek-praktek transaksi yangbatil
tersebut.Baikdenganalasan untuk memenuhi kebutuhan yang urgen atau sekedar untuk
memenuhi
kebutuhanyangbersifatpelengkapsaja.Sebagaimanayangdilakukanolehsebagianbesarmas
yarakat Gampong Peulalu dalam menjalankan transaksi utang piutangnya.
Yaitutransaksiutangpiutangyangmendatangkanmanfaat,karenaadatambahanyangdisyarat
kan pada awal akad yang kemudian disepakati oleh kedua belah pihak.
Denganbegitusikrediturakanmenerimamanfaatdaridebiturberupatambahandaripinjamnny
a tersebut.
BiladikaitkandengankonsephukumIslam,transaksitersebutmerupakantransaksiya
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
Agustinar&Nanda rini~163
ngterlaranguntukdilakukan.Karenautangpiutangyangmendatangkan
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
164~TinjauanHukumIslamTerhadapJualBeliTanpaSighatAkad
manfaat, merupakan salah satu bentuk transaksi yang mengandung unsur riba, yaitu
ribaalqard.Ribaqaradladalahmeminjamuangkepadaseseorangdengansyaratadakelebihan
ataukeuntunganyangharusdiberikanolehpeminjamkepadapemberipinjaman. Dengan kata
lain merupakan pinjaman ber bunga (Mervin K. Lewis, danLatifa M. Algoud, 2001: 57)
atau biasa disebut sebagai riba nasiah/riba jahiliyahyaituriba (tambahan) yang terjadi
akibat pembayaran yang tertunda pada akad tukar menukardua barang yang tergolong
ke dalam komoditi riba, baik satu jenis atau berlainan
jenisdenganmenundapenyerahansalahsatubarangyangdipertukarkanataukedua-duanya.
Menurut Ibnu Taimiyah, riba itu merupakan satu bentuk penganiayaan atas
yangmembutuhkanpinjaman.Olehsebabitu,iamerupakanlawandaribersedekah.Sesungguh
nya Allah tidak akan membiarkan orang-orang kaya dengan kekayaannyasaja, tapi
mewajibkan atas mereka agar memberi fakir, karena keselamatan antara orangkaya dan
fakir tidak lengkap tanpa sedekah. bila orang kaya meriba dengannya, maka
iabagaikanmemperlakukanantaraseoranglaki-
lakiyangberutang,makaiamenganiayanyadengantidakmaumemberikanpinjamankecualib
ersediabilaadatambahan.Padahalorangyangberutangdalamkeadaanmembutuhkanutangny
atersebut.Jadi,ribamerupakansatubentuk penaniyaanyangpaling besar.
DalamIslamtelahmembolehkanpersewaan(ijarah)dankerjasama(mudharabah).Di
sinipemilikhartamemperolehkeuntungandarihartanyatanpamelakukanusahatertentu,bahk
ankadang-kadanghartatersebutdiperolehnyadariwarisan.Jadiinitidakbisa
dikatakansebagaialasanriba dalamIslam.
Dengandemikian,dapatdisimpulkanbahwasemuatambahanatauribaituadalah
haram. Selain itu, riba akan menyebabkan pemilik harta tidak melakukan
usahadanmenghilangkansumberdayamanusia,sebagaiakibatnyaakanterjadiresesiekonomi
. Seseorang diperbolehkan untuk mendapat keuntungan dengan persewaan
danmudharabah, asalkan diperoleh dengan cara yang sah dan tidak bertentangan
denganprinsip-prinsipekonomiIslam.
Ribamenjadisebabterpilahnyamasyarakatmenjadiduakelas,yaitukelasprodukifdan
non-produktif.Ribacenderungmengorbankankelasproduktifdanmenjadikannyakelasnon-
produktif.Yangpadaakhirnyaakanmelemahkankelasproduktif,bahkanmenghapuskannya,
sehinggamenyebabkanresensiekonomidanhilangnya kesejahteraanmasyarakat.
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
Agustinar&Nanda rini~165
Selain itu perjanjian riba hanya akan menimbulkan hubungan yang tegang
antarsesama yang pada akhirnya akan menimbulkan perpecahan dan perselisihan.
Sehinggalambat laun akan melucuti masyarakatnya dari kemakmuran. Karena yang ada
hanyaperpecahan dan perselisihan,sehingga kemakmuran itupun akan terkikisyang
padaakhirnya akan hilang dengan sendirinya. Yang secara otomatis telah memutus
perbuatanbaikdengansesama,karenapadadasarnyatujuanutangpiutangituadalahuntukmen
olongsesamayangtengahmengalamikesusahan,akantetapidenganadanyatambahan atau
riba, maka hal tersebut akan semakin menambah beban bagi
pengutangtersebut(MervinK.LewisdanLatifa M.Algoud,2001:58).
Jadidengankatalain,semuatambahandalamtransaksiutangpiutangitudilarang.
Pelarangannya bersifat fleksibel, tergantung dengan situasi dan kondisi sertalatar
belakang dan sebab yang di timbulkannya. Apabila semakin memperburuk
tingkatekonominyamakahaltersebuttidakdiperbolehkan.Baikberasaldariinisiatifdebitur
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
166~TinjauanHukumIslamTerhadapJualBeliTanpaSighatAkad
Kesimpulan
Dari beberapa hasil analisis yang telah penulis paparkan pada bab
sebelumnya,maka penulis dapatmenarikkesimpulansebagaiberikut:
1. Praktek utang piutang yang terjadi di Gampong Peulalu Kec. Sp. Ulim Kab.
AcehTimur adalah dengan menggunakan tambahan pembayaran hasil panen padi
ataspokokhutangdasaryangdibayarkansetiapkali panen.Praktikyangterjadi
diGampong Peulalu apabila ditinjau dari segi syarat dan rukunnyatidak
memenuhirukun dan syarat sahnya akad dalam Islam yaitu dengan adanya para
pihak yangtidak cakapmelakukan tindakan hukum,objeknyayangjelas dan
dapatdimilikiserta shighatnyayangmenunjukkan maksud untukmelakukan
pinjamandenganadanya tambahan serta kesepakatan yang terjalin diantara mereka
didasarkan ataskerelaan kedua belah pihak. Sedangkan faktor-faktor yang
melatarbelakangi adanyapraktek tersebut dikarenakan adanyakebutuhan dari salah
satu pihak meskipunpiahk tersebut mendapatkan kemudahan dalam menutupi
kebutuhan hidupnya
sertaprosesnyayangmudah,cepatdantidakharusmeninggalkanbarangjaminan.Ditamba
hlagi,minimnyapengetahuantentanghukumtransaksitersebutdalamhukumIslam.
2. Dari hasil analisis penulis bahwa setiap tambahan atas jumlah pinjaman dari
pihakyangberutangitu dikatakan riba.Sebagaimanadengan tambahan yang
terdapatdalam transaksi utang piutang yang terjadi di Gampong Peulalu Kec. Sp.
Ulim Kab.Aceh Timur, tambahan hasil panen padi dalam transaksi
utangpiutangtersebutmerupakan tambahan yang tidak boleh diambil meskipun rata-
rata pinjaman tersebutuntuk modal usaha serta dengan tambahan tersebut akan
menimbulkan keterpurukandalam kehidupan ekonominya. Hal ini sangatlah tidak
dianjurkan, karena salah
satupihaksudahpastimerasadirugikandandapatmenyebabkanketerpurukandankesusah
an dalamkehidupan ekonominya, maka jelas tambahan tersebut
dilaranguntukdiambil.
Reference
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
Agustinar&Nanda rini~167
AbdurrahmatFathoni,MetodologiPenelitiandanTeknikPenyusunanSkripsi,Jakarta:Rineka
Cipta,2006.
Ahmad Husein, et.al., Fiqih dan Perundang-undangan Islam, Kuala
Lumpur:DewanBahasadanPustaka,1995.
AmirSyarifuddin,Garis-GarisBesarFiqh,Jakarta:PrenaMedia, 2003.
BurhanBungin,“MetodologiPenelitiankuantitatif,Komunikasi,Ekonomi,danKebijakan
Publikserta Ilmu-Ilmu Sosoial Lainnya”, Jakarta : Fajar InterpratamaOffis,2006.
Burhan Bungin,Penelitian Kualitatif: Komunikasi,Ekonomi,Kebijakan Publik, danImu
SosialLainnyaCet.3,Jakarta:Kencana,2009.
ChatibulUmam,et.al.,Fiqih EmpatMazhab,Jakarta:Daar Al-UlimPress,2001.
Deddy Mulyana, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Cet.IV, Bandung:
RemajaRosadakarya,2007.
DepartemenPendidikandanKebudayaan,KamusBesarBahasaIndonesia.,Jakarta:BalaiPus
taka,1998.
DepartemenAgamaRI,Al-QuranTerjemahIndonesia,Bandung:SyaamilAl-Qur’an,2002.
GhufronA.Mas’adi,FiqhMuamalahKontekstual,Jakarta:RajaGrafindoPersada,2002.
Ismail, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Hilah Hukum Hutang-putang
diKec,TanjungKab.Brebes,Semarang: FakultasSyari’ahIAINW.S,1985.
Kahar Masyhur, Beberapa Pendapat Mengenai Riba, Jakarta: Kalim Mulia,
1992.KamaluddinA.Marzuki,FiqihSunnah,Bandung:PT.Al-Ma’arif,1998.
KarnaenPurwaatmadja,MembumikanEkonomiIslamdiIndonesia,Depok:UsahaKami,199
6.
KurniatiAfni,TinjauanHukumIslamTerhadapPinjamandanaP2KP”(ProyekPenanggulan
gan Kemiskinan Perkotaan) Ds. Kutoharjo Kec. Kaliwungu
Kab.Kendal”,Semarang:FakultasSyari’ahIAIN W.S.2008.
LexyJMoleong,MetodelogiPenelitianKulitatif,Bandung:RemajaRosdaKarya,2004.
M. AbdulMudjieb,KamusIstilahFiqh.Jakarta:PustakaFirdaus, 1994
M.HasbiAsh-Shiddieqy,PengantarFiqhMuamalah,Semarang:PustakaRizkiPutra,2013.
M. Muslichuddin,SistemPerbankanDalamIslam,Jakarta:RinekaCipta, 1990.
M.Syafi’iAntonio,BankSyari’ahDariTeorikePraktek,Jakarta:GemaInsaniPress.,2001.
M.UmarCapra,Al-
Qur’anMenurutSistemMoneterYangAdil,Yogyakarta:DanaBhaktiPrimayasa,1997.
M.Zuhri,RibaDalamal-
QurandanMasalahPerbankan:SebuahTilikanAntisipatif,Jakarta:RajaGrafindoPersa
da,1996.
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
168~TinjauanHukumIslamTerhadapJualBeliTanpaSighatAkad
MervinK.LewisdanLatifaM.Algoud,PerbankanSyariah:Prinsip,PraktikdanProspek,Jaka
rta:SerambiIlmuSemesta,2001.
MurtadhaMuthahari,PandanganIslamTentangAsuransidanRiba,Bandung:PustakaHiday
ah,1995.
P.JokoSubagyo,“MetodePenelitianDalamTeoridanPraktek”Jakarta:PT.RinekaCipta,199
1.
PetunjukPelaksanaanPembukuanBankSyari’ah,Jakarta:BankIndonesia, 1999.
R.SubektidanR.Tjiptosudibyo,KitabUndang-UndangHukumPerdata,edisirevisi,
Jakarta:PradityaParamita, 1995.
SeptianadanM.Karman,MateriPendidikanAgamaIslam,Bandung:RosdaKarya,2004.
ShalahAsh-ShawidanAbdullahAl-Mushlih,FikihEkonomiKeuanganIslam,Cet.2,
Jakarta:HarulHaq,2014.
SoerjonoSoekamto,“PengantarPenelitianHukum”,Jakarta:UniversitasIndonesia,2009.
SohaniSahrani,FiqhMuamalah,Jakarta:
GhaliaIndonesia,2009.Sudarsono, Pokok-Pokok Hukum Islam, Jakarta:
Reineka Cipta, 1992.Suharmi Arikunto, Manajemen Penelitian,
Jakarta: Rineka Cipta, 2005.SulaimanRasyid,FiqhIslam,Bandung: Sinar
Baru Algesindo,2005.
Sumadi Suryabrata,“MetodologiPenelitian”,Cet.Ke-11,(Jakarta:RajaGrafindo,2008.
SyafruddinPrawiranegara,EkonomidanKeuanganMaknaEkonomIslam,Jakarta:Hajimasag
ung,2008.
TimPenyusunKamusPusatPembinadanPengembangBahasa,KamusBesarBahasaIndonesi
a,ed.2,Jakarta:BalaiPustaka,1994.
Toto AbdulFatah,Bank TidakIdentikDengan Riba,JawaBarat:MUI,tth.
WahbahZuhaeli,Al-FiqhAl-IslamwaAdillatuhu,terj.Abdulhayyieal-
Kattani,dkk,Jakarta:GemaInsani,2011.
WarkumSumitro,Azas-AzasPerbankanIslam,Jakarta:RajaGrafindoPersada,1997.
WawancaradenganBapakA.ManafPutehselakuGeusyikdiGampongPeulalupadatanggal0
7November2017.
WawancaradenganBapakFuaadiselakukrediturdiGampongPeulalupadatanggal06Novem
ber2017.
WawancaradenganBapakIbnuSa’danselakubendaharaDesaPeulaluKecSp.UlimKabAceh
Timurpadahariselasa,Jam.15.00tanggal6Januari2017.
WawancaradenganBapakIbrahimselakusalahsatuDebiturdi
GampongPeulalupadatanggal05November2017.
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
Agustinar&Nanda rini~169
WawancaradenganBapakZulkifliselakumasyarakatumum(yangtidakterlibatlangsung
dengan transaksi utang piutang tersebut) pada tanggal 07November2017.
WawancaradenganIbuaisyahdanBapakYuauf selakuparadebiturdi
GampongPeulalupadatanggal07November2017.
Wawancara dengan Ibu Aminah selaku salah satu Debitur di Gampong Peulalu
padatanggal07November2017.
Wawancara dengan Ibu Asma selakusalah satu debitur di Gampong Peulalu
padatanggal07November2017.
Wawancara dengan Ibu Juariyah selaku salah satu Debitur di Gampong Peulalu
padatanggal07November2017.
WawancaradenganIbuMariyanaselakusalahsatukrediturdiGampongPeulaluKec.
Sp.UlimKab.AcehTimur,padatanggal06November2017.
WawancaradenganIbuRamlahselakusalahsatudebiturdiGampongPeulalupadatanggal07N
ovember2017.
WawancaradenganIbuSupriyantiselakukrediturdiGampongPeulalupadatanggal06Novem
ber2017.
WawancaradenganIbuYantiselakusalahsatukrediturdiGampongPeulaluKec.Sp.
UlimKab.AcehTimur,padatanggal06November2017.
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018