Anda di halaman 1dari 30

Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP


PEMBAYARANHUTANGPIUTANGDENGANPENAMBA
HAN
DARIHASILPANENPADI

AGUSTINAR1
NANDARINI2

Dosen IAIN
1

Langsaagus.tinar2508@gm
ail.com
2
AlumniProdiHukumEkonomiSyariah

Abstrak

PenelitianinibertujuanuntukmenganalisisTinjauanHukumIslamterhadapPembayaranHuta
ngPiutangdenganPenambahandariHasilPanenPadi.Jenispenelitianiniadalahpenelitianlapa
ngan, metode pengumpulandatanya dengancara wawancara. Sumber data dalam
penelitian ini ada dua yaitu
primerdansekunder.Metodeanalisisnyaadalahdeskriptifanalisisdengan menggunakan
pendekatankualitatif. Hasil dari penelitian ini bahwa dalampelaksanaanhutangpiutangini
tidakmemenuhirukun dan syaratal-qard, maka praktek hutang piutanginitidak
sahmenuruthukumIslam.Sedangkanfaktor-faktoryangmelatarbelakangi adanyapraktek
tersebut dikarenakan adanya kebutuhan yang mendesak serta kemudahan
dalammenutupikebutuhanhidupmasyarakatsetempat.Ditambahdenganminimnyapengeta
huantentanghukumtransaksitersebutdalamIslam.Setiap tambahan atasjumlah pinjaman
dari pihak yang berutang itu dikatakan riba, tambahan hasil panen padidalam transaksi
utang piutang tersebut merupakan tambahan yang tidak boleh diambilmeskipunrata-
ratapinjamantersebutuntukmodalusahasertadengantambahantersebutakanmenimbulkank
eterpurukandalamkehidupanekonominya.Halinisangatlah tidak dianjurkan, karena salah
satu pihak sudah pasti merasa dirugikandandapat menyebabkan keterpurukan dan
kesusahan dalamkehidupan ekonominya, makajelas
tambahantersebutdilaranguntukdiambil.

Keryword: HukumIslam,PembayaranHutangPiutang,PenambahanHasilPanenPadi

Abstract
ThisstudyaimstoanalyzetheOverviewofIslamicLawonPaymentsforDebtReceivables with
Additions from Rice Harvesting Results. This type of research is fieldresearch, the
method of data collection is by interview. The data sources in this
studyaretwo,namelyprimaryandsecondary.Theanalysismethodisdescriptiveanalysis

~143~
144~TinjauanHukumIslamTerhadapJualBeliTanpaSighatAkad

using a qualitative approach. The results ofthis study that in the implementation ofthese
accounts payable do not fulfill the pillars and al-qard conditions, the practice
ofaccounts payable is not valid according to Islamic law. While the factors underlying
thepractice are due to the urgent need and ease of covering the living needs of the
localcommunity. Coupled with the lack of knowledge about the law of the transaction
inIslam. Every additional amount of the loan from the debtor is said to be riba,
additionalrice yields in the debt debt transaction are additional things that should not
be
takeneventhoughtheaverageloanforbusinesscapitalandtheadditionwillcausedeterioration
in its economic life. This is not recommended, because one of the partiescertainly feels
hurt and can cause deterioration and distress in his economic life, soobviously
theseadditions are prohibitedfrombeingtaken.

Keryword:IslamicLaw, PaymentofDebtPayables, AdditionofRiceHarvest

Pendahuluan

Ajaran syari’at Islam secara implisit telah menggariskan penyelesaian


terhadapsemua masalah kehidupan, dalam bidang hukum syari’ah juga mengatur dalam
berbagaihukum yang diantaranya adalah hukum muamalah. Untuk memenuhi
kebutuhan yangmendadak Islam dengan hukum muamalahnya memperbolehkan
hutang-piutang ataupinjam-meminjam dengan konsekwensi wajib mengembalikan.
Utang-piutang adalahmerupakan hal yang kadang-kadang diperlukan dalam hidup
sehari-hari, maka Islammemberikan peraturan-peraturan
tentangmasalahini,Islammenggembirakan
orangyangmampuagarmaumemberikanpertolongankepadasaudara-
saudaranyayangmemerlukan(AhmadAzharBasyir,1993:35).

Untuk menjembatani hal ini maka syari’at Islam memberikan aturan yang
amatsimpatik bagi keduanya dalam soal hutang-piutang, hal ini dapat dilihat dalam
surat Al-Baqarahayat282Allahberfirman:
   
   
   
...
Artinya:Haiorang-
orangyangberiman,apabilakamubermuamalahtidak

secaratunaiuntukwaktuyangditentukan,hendaklahkamu menuliskannya
danhendaklahseorangpenulisdiantarakamumenuliskannyadenganbenar-
benar.(QS. Al-Baqarah: 282) (DepartemenAgamaRI,2002).

Kalau pinjam uang, orang berfikirannya sehat pada umumnya akan


meminjamuntuk tujuan tertentu yang bernilai produktif, atau usaha yang untuk
membayar bungaagar tingkat bunga itu lebih rendah dari tingkat laba yang dicapai
dalam usaha yangdirencanakanlebihdahulu(SyafruddinPrawiranegara,1988:314).

Hutangpiutangjugadikenaldenganistilahkreditbiasanyadigunakanolehmasyarakat
untuk memberikan pinjaman kepada pihak lain sebagai metode transaksiekonomi di
dalam masyarakat. Hutang piutang biasanya digunakan oleh masyarakatdalam konteks
pemberian pinjaman pada orang lain, misalnya seseorang
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
144~TinjauanHukumIslamTerhadapJualBeliTanpaSighatAkad

meminjamkanuangkepadapihaklainmakaitudisebutiatelah memberikan
hutang.Sedangkanistilah

Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
Agustinar&Nanda rini~145

kredit lebih banyak digunakan oleh masyarakat pada transaksi perbankan dan
pembelianyangtidaksecaratunai.

Bukan menjadi persoalan apabila pinjam meminjam sesuai dengan yang


telahdisyari’atkan oleh Islam dan tidak bertentangan dengan Al-qur’an dan Sunnah,
misalnyameminjam uang Rp 100.000,- kembali Rp 100.000,-, meminjam sepeda motor
kembalisepedamotor,dll.Sesuaidenganjumlah,macamdanukuranataubendayangdipinjam
kannya sepertisemula ataupalingtidakmendekatisemula.

MasyarakatGampongPeulaluKecamatanSimpangUlimKabupatenAcehTimurtela
hmelakukan praktikpinjammeminjam
uangatauhutangpiutangsudahBerlangsungsejaklama,merekamelakukaniniuntuksalingtol
ongmenolongdanmembantusesamamanusiadalammencukupikebutuhanhidup.Hutangdisi
nimerupakansalahsatubentukkegiatanekonomi,karenadarihutangpiutanginilahmereka
mendapatkan uang untuk mencukupi kebutuhan hidup dan sebagai modal
untukmenjalankanusahamereka.

Sepertibiasa,wargayangmaumelakukanpinjamanmendatangikreditur(pemberipinj
aman)untukmeminjamuangdenganjumlahtertentu.Krediturmemberikan pinjaman uang
kepada debitur (penerima pinjaman) sesuai dengan yangdiinginkan peminjam. Namun
dalam praktik hutang-piutang di Gampong Peulalu KecSp.UlimKabAceh
Timur,kreditur(pemberipinjaman)memberikan
persyaratankepadadebitur(Penerimapinjaman)dalampembayaranhutangpiutangdebitur(p
enerima pinjaman) harus mengembalikan pokok hutang (uang) dengan tambahan
hasilpanen padi sesuai yang telah disepakati. Dalam artian bahwa debitur dibebankan
adanyatambahan dalam pengembalian hutang dengan besaran presentase tambahannya,
yaitu10%-50%dari uangyangdipinjamnyaselama satukali panen padi,dan
tambahantersebut dibayar oleh debitur dalam bentuk Padi. Di sini krediturberkuasa atas
transaksihutang-piutang ini, debitur hanya mematuhi peraturan dan persyaratan yang
telah dibuatolehkreditur(Wawancara denganBapakIbnuSa’dan,2016).

Adapun hasil pinjaman kebanyakan untuk memenuhi kebutuhan yang


bersifatkonsumtif, di mana dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti
biaya anaksekolah, berobat, dan membeli barang penunjang hidup baik pokok maupun
sekunder,adajugasebagianmasyarakatyangmenggunakannya untuk modalusaha.

LandasanTeori

1. Pengertian HutangPiutang
Hutang-piutang dalam bahasa Arab disebut dengan Al-Qard, menurut
MuhammadHasbi Ash-Shiddieqy, Qard adalah suatu akad yang objeknya adalah salah
seorang daridua orang yang berakad mengambil pada seorang lagi, benda yang ada
padanya, yangdihabiskan seperti minyakdengan gandunguntukdikembalikan
dikemudianharinya(M.Hasbiash-Shiddieqy,2013:103).
MenurutKamusBesarBahasaIndonesia,hutangpiutangadalahuangyangdipinjamdari
oranglaindanyangdipinjamkankepadaoranglain
(DepartemenPendidikandanKebudayaan,1998:689).DalamIslam,hutangpiutangdikenal

Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
146~TinjauanHukumIslamTerhadapJualBeliTanpaSighatAkad

denganistilahAl-Qardh.Secaraetimologis,kataAl-QardhberartiAl-
Qath’uyangbermaknapotongan(KamaluddinA.Marzuki,1998:129).
Dengan demikian,Al-Qardhdapat
dipahamisebagaihartayangdiserahkankepadaorangyangberhutang,sebabharta
yangdiserahkanmerupakansatupotongandarihartaorangyangmemberikan hutang
(AhmadHusein,et.al.,1995:726).
Sedangkan dalam Kamus Istilah Fiqh, Al-Qardh diartikan sebagai pinjaman
atauhutang (M. Abdul Mudjieb, 1994:
72).Adapunkatahasandapatdiartikandenganbaik,bagusdanindah. DengandemikianAl-
QardhulHasanadalahpinjamanyangdiberikankepada seseorang untuk kebutuhan yang
mendesak dan jangka pendek tanpamengharapkanimbalan.

Ditinjau dari aspek terminologis, ada beberapa pendapat tentang definisiAl-


QardhulHasan.MenurutImamHanafi,Al-Qardhadalahpemberianhartaolehseseorang
kepada orang lain supaya ia membayarnya.Kontrak yang khusus
mengenaipenyerahanharta kepada seseorang agar
orangitumengembalikanhartayangsamasepertinya(M.AbdulMudjieb,1994:72).
Sementaraitu,ImamMalikmenyatakanbahwaAl-Qardhmerupakanpinjaman atas
benda yang bermanfaat yang diberikan hanya karena belas kasihan danbukan
merupakan bantuan atau pemberian, tetapi harus dikembalikan seperti
bentukyangdipinjamkan (M.Muslichuddin,2000:8).
SedangkanmenurutImamHambali,Al-
Qardhadalahperpindahanhartamiliksecaramutlak,sehinggapenggantinyaharussamanilain
ya.Adapunpengertian Al-Qardh menurut Imam Syafi’i adalah pinjaman yang berarti
baik yangbersumberkankepadaAl-
Qur’anbahwabarangsiapayangmemberikanpinjamanyangbaikkepadaAllahSWT,makaAll
ahSWTakanmelipatgandakankebaikankepadanya(M.Muslichuddin,2000:9).

Daribeberapauraiandiatas,dapatdipahamibahwahutang-piutang (Al-Qardh)
adalah pinjamanatauhutangyangdiberikanolehseseorangkepadaoranglainuntuk
dikembalikanlagikepadaorangyangtelahmeminjamkanharta,karenapinjaman
tersebutmerupakanpotongandarihartayangmemberikanpinjamanatauhutang.

Al-QardhulHasanadalahsuatuperjanjianantarabanksebagaipemberipinjaman
dengan nasabah sebagai penerima baik berupa uang maupun barang
tanpapersyaratanadanyatambahanbiayaapapun.Peminjamataunasabahberkewajibanmeng
embalikanuangataubarangyangdipinjampadawaktu yang telahdisepakati
bersamadenganpokokpinjaman (WarkumSumitro,1997:
97).KarnaenPurwaatmadjamengatakanbahwaAl- QardhulHasanadalah
suatupinjamanlunakyangdiberikanatasdasarkewajiban
sematadimanasipeminjamtidakdituntutuntukmengembalikanapapunkecuali modal
pinjaman (Karnaen Purwaatmadja,1996:33).

MenurutUmar,Al-
QardhulHasanadalahperjanjianpinjamanbarukepadapihakkeduadanpinjamantersebutdik
embalikandenganjumlahyangsamayakni

Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
Agustinar&Nanda rini~147

sebesaryangdipinjam.Pengembalian ditentukan dalam jangkawaktu tertentu


yangsesuaidengankesepakatanbersamadalampembayarandilakukansecaraangsuranmaup
untunai (M. Umar Capra, 1997: 40).IamenambahkanbahwaAl-
QardhulHasanmerupakanpinjaman yangharusdikembalikanpadaakhir suatu
waktuyangtelah disepakati tanpa keharusanmembayarbungaataupun pembagian
untungrugidalam bisnis.

SedangkanmenurutTotoAbdulFatah,Al-
QardhulHasanadalahsuatupinjamanyangdiberikanseseorangkepadaoranglaintanpaditunt
utuntukmengembalikan apa-apa bagi peminjam, kecuali pengembalian modal pinjaman
tersebut(TotoAbdulFatah,tth:42).

Dari beberapa penjelasan di atas,dapatditariksuatukesimpulanbahwaAl-


QardhulHasanmerupakansuatujenispinjamanprodukpembiayaandaripemilikmodal baik
individu maupun kelompok yang pengembalian pinjaman uangnya tidakdisertai dengan
bunga, namun pihak peminjam berkewajiban untuk membayar biayaadministrasi.

2. LandasanHukumHutangPiutang

a. Alquran

DalamIslamhutangpiutangyangtidakmengharapkanimbalan
bagipemilikmodaldikenaldenganistilahAl-QardhulHasan. Al-Qardhul Hasanadalah
pemberianhartakepadaoranglainyangdapatditagihatau dimintakembali.Al-
QardhulHasandisyaratkansebagaibentukataucarapendekatanmanusiakepada
AllahSWT,karenaAl-Qardhberartilemahlembutkepadamanusia, mengasihi mereka
danmemberikankemudahandalamurusanmereka.HalinisesuaidenganfirmanAllahSWTse
bagaiberikut:
    ...
    
   
      
Arti
nya:“…
Dantolongmenolonglahkamudalammengerjakankebajikandantaqwa,danjangantolongme
nolongdalamberbuatdosadanpelanggaran.
danbertaqwalahkamukepadaAllah,sesungguhnyaAllahamatberatsiksa-
Nya”(QS. Al-Maidah:2) (DepartemenAgama RI,2002).

Transaksi Al-Qardh diperbolehkan oleh para ulama berdasarkan Al-


Qur’andanhaditsRasulullahSAWsertaIjma’Ulama.Sungguhpundemikian,AllahSWTmen
gajarkankepadahamba-NyaagarmeminjamkansesuatubagiagamaAllahSWT (M. Syafi’i
Antonio, 2001: 132). Landasanhukumdaripemberianpinjamantunaikebaijikan Al-
QardhulHasanadalahfirmanAllahSWTsebagaiberikut:
     



Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
148~TinjauanHukumIslamTerhadapJualBeliTanpaSighatAkad

Artinya : “Barang siapa yang meminjamkan kepada Allah suatu pinjaman yang
baik,maka Allah akan melipatgandakan balasan pinjaman itu untuknya, dan
iaakanmemperolehpahalayangbanyak”(QS.Al-Hadid:11)(DepartemenAgama
RI,2002).

Adapunyangmenjadilandasandalildalamayatiniadalahbahwaseoranghambadiseru
kanuntukmeminjamkepadaAllahSWT,yaitudengancaramembelanjakanhartadijalanAllah
SWT.Selarasdenganmeminjam kepadaAllah
SWT,seoranghambadiseruuntukmeminjamkepadamanusia sebagaibagiandari
kehidupan masyarakat. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT sebagaiberikut:
     
  
   
   

Artinya:“BarangsiapakahyangmemberipinjamankepadaAllah,sesuatupinjaman
yangbaik,makaAllahakanmelipatgandakanpembayarankepadanyadengan
kelipatanyangbanyak.danAllahakanmenyempitkandan
melapangkanrizki,dankepada-Nya-lahkamudikembalikan”(QS.Al-
Baqarah:245)(DepartemenAgamaRI,2002).

Ayat lainnya yang membicarakan tentang masalah Al-Qardhul Hasan


adalahfirmanAllahSWT sebagaiberikut:
   ...
 
  
   
..
Artinya:“…MakabacalahapayangmudahdariAl-
Qur’andandirikanlahsembahyang,tunaikanlahzakatdanberikanlahpinjamanke
padaAllahpinjaman yang baik …” (QS. Al-Muzamil : 20) (Departemen
Agama RI,2002).

Pada ayat selanjutnya yang membicarakan masalah Al-Qardhul Hasan


adalahfirmanAllahSWT sebagaiberikut:
  
   
   

Artinya:“Haiorang-orangyangberiman,apabilakamumelakukanpraktekhutangpiutang
tidaksecaratunaiuntukwaktuyangditentukan,makahendaklah
kamumencatatnya …”(QS.Al-Baqarah:282)(Departemen AgamaRI,2002).

b. Hadis

Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
Agustinar&Nanda rini~149

Al-QardhulHasantidakhanyadiabadikandalamAl-
Qur’an,tetapijugaterdapatdalamhadits RasulullahSAWsebagaiberikut:
َْ‫ض‬
‫عن‬ َْ
َ‫ر‬ ‫َق‬
‫ست‬ْ‫َلا‬ ‫َقا‬ ‫َة‬َ ‫بير‬
‫بيع‬ َ ‫َأ‬
ِ ‫ِبن‬
ِ ْ
‫دهلال‬
ِ‫ب‬ ْ‫ع‬َ
‫يالن‬c ‫ن‬ ِ‫م‬
ِ
ِّ
‫بي‬
‫َل‬
‫ّص‬
َ‫و‬
‫سل‬ َ‫ه‬
ِ‫ي‬ْ‫َل‬َُ
‫ع‬ ‫ّىهلال‬
َ
‫عين‬ِ‫رب‬ََ
ْ َّ
‫مأ‬
‫َلي‬‫إ‬
ِ ‫َه‬‫دفع‬+
ُ َ
‫ٌف‬‫َمال‬ ‫ُه‬‫َء‬‫َا‬ َ ‫ًل‬
‫فافج‬
َ
ْ
‫َلأ‬ ‫َا‬
‫َق‬ ‫ّو‬
َ‫إ‬ َ
ِ َ
‫ك‬ ‫ل‬ ِ
‫ا‬ ‫م‬ َ
‫و‬ َ
‫ك‬ ِ
‫ل‬ ‫ه‬ ْ َِ
‫فيأ‬ ‫َلك‬ ‫َهلال‬
ُ ‫َبارك‬
َ
‫َا‬‫ّنم‬
‫ُءالس‬ ‫َزا‬َ
‫ج‬
‫اء*(تحقيق‬ ُ‫َد‬ ‫دواأل‬ َ‫م‬ُ‫ح‬
ْ َ‫ْل‬ ‫فا‬ِ‫َل‬
ّ
)‫صحيح‬:‫األلباني‬
Dari Abdillah bin Abi Rabi’ah, ia berkata: Nabi saw telah meminjam dariku
40.000dirham, kemudian Nabi mendapatkan harta , maka beliau menyerahkan harta
itupadaku(mengembalikanpinjaman).Beliaubersabda:”SemogaAllahmemberibaroka
h untukmu, di dalam keluargamu dan hartamu. Sesungguhnya balasannyapinjaman
adalahpujiandanpengembalian.”(HRNasai,Kitabal-Buyu’)

c. Ijma’Ulama

PadaulamasepakatbahwaAl-QardhulHasanboleh
dilakukan.Kesepakatanulamainididasariatasnalurimanusiayangtidakdapathiduptanpapert
olongan dan bantuan saudaranya, tidak ada seorang pun yang tidak
membutuhkanpertolongan. Oleh sebab itu, pinjam meminjam sudah menjadi satu bagian
kehidupan didunia,Islamadalahagamayangsangatmemperhatikankebutuhanumatnya
(M.Syafi’iAntonio,2001:132–133)

Contohdalamperdagangan,seseorangmemilikimodaltetapitidakpandaiberdagang
atau tidakmemiliki kesempatan untuk berdagang, sedangkan oranglainpandai dan
cakapsertamemilikiwaktuyangcukupuntukberdagang,tetapitidakmemilikimodal(Sulaima
nRasyid,2005:299).

Dari ketiga landasan tersebut yaitu Al-Qur’an, hadits Rasulullah SAW dan
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
Agustinar&Nanda rini~149

ijma’ulamasecarajelasmembolehkanpelaksanaanAl-QardhulHasan,tetapi
kebolehantersebutbelumbersentuhandenganhartayangdapatdipinjamkan.

Paraulamasepakatbahwabolehmeminjamkanhartayangbisaditakar,ditimbang
ataupun makanan.ImamSyafi’iberpendapatbahwabolehmeminjamkansegalasesuatu
kecualimanusia.Sementaraitu,ImamHanafiberpendapatbahwatidakbolehmeminjamkanse
suatuyangtidakbisaditakardanditimbang(HasanAyyub,1998:174).

Menurut
ImamHanafisepertidikutipolehWahbahZuhaeli,sahmemberipinjamanbarang-
barangmistly,yaitubarang-barangyangmemilikiunityangserupadi

Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
150~TinjauanHukumIslamTerhadapJualBeliTanpaSighatAkad

pasarataubarang-barangyangtidakmemilikiperbedaanyangmencolokbiladitinjau
dariaspekharga.Adapunyang termasuk barang
mistlyadalahbarangyangdapatditakardanditimbang karenabentuknyasama
sepertibuahkelapa,telordan dapat diukur dengan sesuatu ukuran panjang seperti kain
(WahbahZuhaili,2011:729).

SedangkanImamMalik,Syafi’idanHambalisepertidikemukakanolehWahbah
Zuhaeli,mengatakanbahwabolehmemberikan pinjaman padasetiaphartayang sah untuk
dijual baik itu barang yang dapat ditakar atau ditimbang seperti
emas,perakdanmakananataubarang-barangtersebutadalahbarangqimiy,yaitubarang-
barangyangtidakmempunyaiunityangserupadipasarsepertibarangperniagaandanhewan(
WahbahZuhaeli,2011:730).

3. RukundanSyarat Hutang-piutang

AjaranIslamtelahmenerapkanbeberaparukundansyaratyangharusdipenuhidalamtr
ansaksiAl-QardhulHasan.Jikasalahsatusyaratdanrukunnyatidakterpenuhi,makaaqadAl-
QardhulHasanini menjaditidaksah.Adapun rukunAl-
Qardhadalah
a. Peminjam(muqtaridh),
b. Pemberipinjaman (muqridh),
c. Dana(Al-Qardh),
d. IjabdanQabul (PetunjukPelaksanaanPembukuanBankSyari’ah, 1999:8).

MenurutImam Syafi’i seperti yangdikutipoleh Chatibul Umam,rukunAl-


Qardhsamadenganrukunjualbeli (Chatibul Umam, et.al, 2001: 290). RukunAl-
Qardhterdiriatasmuqridh(pihak
yangmenghutangi),muqtaridh(pihakyangberhutang),ijabdanqabulsertabarangyangdapat
dipinjamkan.

Adapunsyarat-syaratpinjamanterdiriatas:
a. Besarnyapinjamanharusdiketahuidengantakaran,timbanganataujumlahnya.
b. Sifatpinjamandanusianyaharusdiketahuijikadalambentukhewandanpinjaman
berasaldariorangyanglayakdimintaipinjaman.
Sedangkansyarat-
syarathutangpiutangterdiridarimuqridh(kreditur)danmuqtaridh(debitur).Syarat-
syaratbagikrediturdandebituradalahberakal,ataskehendak sendiri dan tidak mubazir,
sehingga pinjaman tersebut dapat
dimanfaatkansesuaidengankebutuhan,dansyaratyangterakhirbagi
keduabelahpihakadalahbaligh(dewasa,sudahcukupumur) (Sulaiman Rasyid, 2002: 279).
MenurutImamHanafi,memberikanhutangkepadaanakkecilatauorangyangberadadalamper
waliantidakdibolehkan.
SyaratAl-QardhulHasanyangkeduaadalahijabqabul.Ijabdanqabulmerupakan
syarat yang harus dilakukan oleh pihak-pihak yang melakukan aqad
qard.Kontrakinitidaksahdilakukankecualidenganijabdanqabul,sebabAl-
Qardhmerupakankontrakpemberianmilikkepadaseseorang.Lafadz yang sahdigunakan
ialah lafadzAl-Qardh danAl-Salaf,sebabsyara’ menyebutkankeduanya.

Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
Agustinar& Nandarini~ 151

SyaratAl-
QardhulHasanyangketigaadalahadanyabarangyangdipinjamkan.ImamSyafi’i,Malikidan
Hambalisama-samaberpendapatbahwabarang yang dipinjamkan adalah sesuatu yang
dihutangkan merupakan sesuatu yang sahdalam aqad Qardh seperti barang yang ditakar,
ditimbang, diukur, dihitung, dan lainsebagainya(ChatibulUmam,et.al.,2001:291–295).

DemikianbeberaparukundansyaratAl-Qardhulyangdikemukakanolehpara ulama
sebagai pedoman dalam melakukan praktek hutang piutang yang berlaku
dimasyarakatsepanjangzaman.Pedomaninimenjadilandasanbagimasyarakatuntukmelaku
kanaplikasihutangpiutangagarsesuaidenganprinsipsyari’ah

4. ManfaatHutangPiutang

MenurutSyafi’iAntonio,padadasarnyamanfaatAl-
Qardhitubanyaksekali,salahsatudiantaranyaadalahmemungkinkannasabahyangsedangda
lamkesulitan mendesak untuk mendapatkan dana pinjaman jangka pendek/panjang
yangsesuaidenganaqad.Al-
QardhulHasanjugamerupakansalahsatuciripembedaantarabanksyari’ahdenganbank
konvensionalyang didalamnyaterkandungmisi
sosial,disampingmisikomersial.Adanyamisisosialkemasyarakataniniakan
meningkatkanloyalitasmasyarakatterhadapbanksyari’ahdansyari’ahitusendiri.Manfaatlai
nnya adalahberupa santunan kebajikanyang diberikan untukmembantu
meringankanbebanekonomiparamustahiq(M.Syafi’iAntonio,2001:134).

ResikodalamAl-QardhulHasan tergolongtinggi,karenaitudianggappembiayaan
yang tidak ditutup dengan jaminan(M. Syafi’i Antonio, 2001: 35). Dapatdisimpulkan
bahwa, semua manfaat Al-
QardhulHasanjugadapatdijadikansebagaiprodukuntukpembiayaansosialkemasyarakatans
epertipengusahakecilyangkekurangandana,tetapimemilikiprospekbisnisyangsangatbaik.

5. Riba danMacam-macamRiba

a. Pengertian Riba
Ribasecarabahasaberartipenambahan,pertumbuhan,kenaikan,danketinggian.
Allahberfirman:

  


   
    

“Makaapabilakamiturunkanairdiatasnya,niscayaiabergerakdansuburdan
menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.”. (QS.Al-
Hajj:5)
Riba adalah akad yang terjadi dengan penukaran yang tertentu, tidak
diketahuisamaatautidaknyamenurutaturansyara;,atauterlambatmenerimanya(SulaimanR
asyid,2011:290).Ribaadalahtambahankhususyangdimilikisalahsatudaridua

Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
152~TinjauanHukumIslamTerhadapJualBeliTanpaSighatAkad

pihakyangterlibattanpaadaimbalan (Shalah Ash-Shawi dan AbdullahAl-


Mushlih,2014:339).
MenurutSohaniSahrani,yangdimaksuddenganribaadalahpenambahan-
penambahanyangdisyaratkanolehorangyangmemilikihartakepadaorangyangmenjamin
hartanya (uangnya), karena pengunduran janji pembayaran oleh
peminjamandariwaktuyangtelahditentukan(SohaniSahrani,2009:56).

Menurut Abdurrahman al-Jaiziri, yang dimaksud dengan riba ialah akad


yanngterjadi dengan penukaran tertentu, tidak diketahui sama atau tidak menurut aturan
syara’atau terlambatsalah satunya.Syaikh
MuhammadAbduhberpendapat,bahwayangdimaksuddenganribaialahpenambahan-
penambahanyangdisyaratkanolehorangyangmemilikihartakepadaorangyangmeminjamha
rtanya(uangnya),karenapengunduran janji pembayaran oleh peminjam dari waktu yang
telah ditentukan (SohaniSahrani,2009:56).

Berdasarkan beberapa pengertian Riba di atas, maka dapat disimpulkan


bahwaRibaadalah setiaptambahan
dalamhutangyangharusdibayarkarenatertundanyapembayaran,sepertibungahutang.

b. Macam-macamRiba
Menurut para ulama, seperti yang dikemukakan oleh Septiana dan M.
Karman,ribaituadaempatmacam,yaitusebagaiberikut:
1) Riba fadhli, yaitu tukar menukar barang sejenisyang barangnya sama,
tetapijumlahnya berbeda, misalnya menukar 10 Kg dengan 11 Kg beras. Barang
yangsejenis,misalnyaberasdenganberas,uangdenganuang,danemasdenganemas.
2) Riba Qardi, yaitu utang piutang dengan menarik keuntungan bagi
piutangnya,misalnya, seorang berutangRp. 25.000,- dengan perjanjian akan
dibayar
Rp.26.000,-;atausepertirenteuniryangmeminjamkanuangnyadenganpengembalian
30%perbulan.
3) Riba yadh, yaitu jual beli yang dilakukan seseorangsebelum menerima
barangyang dibelinya dari sipenjual dan tidak boleh menjulanya lagi kepada
siapapun,sebab barang yang dibeli belum diterima dan masih dalam ikatan jula
beli yangpertama.
4) Riba nasa’i, yaitu melebihkan pembayaranbarang yang diperjualbelikan
ataudiutangkan karena dilambatkan waktu pembayarannya. Misalnya, menjual
emasseharga Rp. 200.000,- jika tunai, dan menjualnya seharga Rp. 300.000,-
jikadiangsur(kredit) (SeptianadanM.Karman,2004:123).

Berdasarkanbeberapapendapatdiatas,makadapatdiambilsuatukesimpulan
bahwa, secara garis besar riba dibagi menjadi empat macam, yaitu
RibaFadhl,riba,Qardi,riba Nasiah,danribaYadh.

6. Tambahan AtasUtang-piutang

Akad perutangan merupakan akad yang dimaksudkan untuk mengasihi


manusia,menolongmerekamenghadapiberbagaiurusan,danmemudahkansarana-
saranakehidupan.Akadperutanganbukanlah salah satusaranauntukmemperoleh
penghasilan

Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
Agustinar&Nanda rini~153

dan bukan salah satu metode untuk mengeksploitasi oranglain.Pengembalian yanglebih


baik itu tidak disyaratkan sejak awal, tetapi murni inisiatif debitor (al-mustaslif).Itu juga
bukan tambahan atas jumlah sesuatu yang diutang karena tidak ada tambahanatas
jumlah unta yang dibayarkan dan tidak ada pula tambahan apapun atas unta
yangdiutang. Itu tidak lain adalah pengembalian yang semisal dengan apa yang
diutang;seekor hewan dengan seekor hewan, namun lebih tua dan lebih besar tubuhnya.
Itulahyangdimaksuddenganpengembalianyanglebihbaik(husnal-qadhâ).Tapijikasebelum
utang dinyatakan terlebih dahulu syarat tambahannya dan kedua belah pihaksetuju maka
sama dengan riba. Sebagaimana sabda Nabi SAW. yang artinya “Tiap-
tiappiutangyangmengambilmanfaat,makaitusalahsatudaribeberapamacamriba(Sudarson
o,1992:419).

Dalamhalini,terdapatperbedaanpendapatdikalanganfuqahaMazhabmengenai
boleh atau tidaknya menerima manfaat dari akad utang piutang tersebut,
yaitusebagaiberikut:
a. Menurut Mazhab Hanafiyah: jika keuntungan tersebut tidak dipersyaratkan
dalamakad atau jika hal itu tidak menjadi urf (kebiasaan di masyarakat) maka
hukumnyaadalahboleh.
b. MenurutMazhabMalikiyah:utangpiutangyangbersumberdarijualbeli,penambahanpe
mbayaranyangtidakdipersyaratkanadalahboleh.Sedangkandalamhalutangpiutang(al
-qardh),penambahanpembayaranyangtidakdipersyaratkan dan tidak dijanjikan
karena telah menjadi kebiasaan di
masyarakat,hukumnyaadalahharam.Penambahanyangtidakdipersyaratkandantidak
menjadikebiasaandimasyarakatbarubolehditerima.
c. Menurut Mazhab Syafii: penambahan pelunasan utang yang diperjanjikan
olehmuqtaridl(pihakyangberutang),makapihakyangmengutangimakruhmeneriman
ya.
d. MenurutMazhabHambali:pihakyangmengutangidibolehkanmenerimapenambahan
pelunasan yang diperjanjikan oleh muqtaridl (pihak yang berutangdibolehkan
menerimanya(GhufronA.Mas’adi,2002:173-174).

Berdasarkanbeberapapendapatdarikalanganulamadiatas,dapatpenulissimpulkan
bahwa, setiap tambahan atas utang-piutang tidak dibenarkan dalam Islamtanpa suatu
akad khusus dan disamakan dengan riba. Kecuali tambahan tersebut tidakdisyaratkan
diawal akad dan pemberian tambahan atas keikhalasan dari orang
yangberhutangsetelahsemuahutangdilunaskan.

MetodologiPenelitian

1. JenisdanPendekatanPenelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu
kegiatanpenelitian yang dilakukan di lingkungan masyarakat tertentu baik di lembaga-
lembaga,organisasimasyarakat(sosial)maupunlembagapemerintahan(SumadiSuryabrata,
1998:22).JenispenelitianinidigunakanuntukmengumpulkandatatentangPembayaranHuta
ng-piutangdenganpengembalianpenambahanhasilpanenpadisebagaiobyekpenelitian.

Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
154~TinjauanHukumIslamTerhadapJualBeliTanpaSighatAkad

Pendekatan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif,yaitu penelitianyang


dimaksud untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang adayaitu
keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan yang
terjadipadamasasekarang(SuharmiArikunto,2005:234).

2. LokasiPenelitian
PenelitiandilakukanpadaGampoengPeulaluKecamatanSimpangUlimKabupatenA
cehTimur.

3. SumberData
MenurutSumardi suryabratadalambukunyaMetodologiPenelitian,di
dalammelakukanpenelitianterdapatduajenissumberdata,yaitudataprimerdandatasekunder
(Sumardi Suryabrata, 2008: 54). Data yang dipakai dalam penelitian ini adadua
sumberdata,yaitu:
a. DataPrimer
Yangdimaksuddengansumberdataprimeradalahdatayangdiperolehsecaralangs
ungdarisumberdatalapanganyaitudatayangdiperolehdarimasyarakat,
(SoerjonoSoekamto,2002:51),dalamhaliniadalahmasyarakatGampongPeulaluKec.Sp
. UlimKab.AcehTimur.
b. DataSekunder
Yang dimaksud dengan data sekunder adalah data yang diperoleh dari
datakepustakaan, buku, dokumen-dokumen, dan lainnya dan tentunya yang
berhubungandengan Hutang-piutang (Soerjono Soekamto, 2002: 51). Data ini
sebagai data awalsebelumpenelititerjunkelapangan.
Data sekunder diperoleh dari pendapat para ahli berupa teori-teori
sebagailandasanteoritis,yangtercantumdalambuku-
bukubacaanyangadapadaPerpustakaanIAINZawiyahCotKala.

4. MetodePengumpulanData

a. MetodeObservasi
Observasi(pengamatan)yaituteknikpengumpulandatayangdilakukanmelalui
suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap
keadaanatauprilakuobjeksasaran(AbdurrahmatFathoni,2006:104).
Jadi yang dimaksud dengan metode observasi adalah metode
pengumpulandata yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui
pengamatan danpenginderaan(BurhanBungin,2009:115).

b. MetodeWawancara(Interview)
Wawancaramerupakanmetodepengumpulandatadengancarabertanyalangsung
(berkomunikasi) dengan responden, sehingga akan tercipta proses
interaksiantararesponden dengan pewawancara(peneliti).Adapun
respondenyangakanpenulis ajukan beberapa pertanyaan tersebut antara lain(P. Joko
Subagyo, 1991:63).
Dalam penelitian ini penulis mengguanakan wawancara tidak
berstruktur,dimanawawancarainidigunakansebagaiteknikpengumpulandata,apabilap
enelitianinginmengetahuidenganpastitentangtentanginformasiyangakan

Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
Agustinar&Nanda rini~155

diperoleh. Dalam hal ini penulis hanya menggunakan pertanyaan-pertanyaan


secaragarisbesarataspermasalahanyangakan diteliti.Dalammelakukan
wawancarakepada tokoh masyarakat di Gampong Peulalu sampai permasalahan
yang ditelititerjawab.

Susunan pertanyaan dan susunan kata-katanya dalam setiap pertanyaan


dapatdiusbah, disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pada saat wawancara
dilakukan,termasuk karakteristik social-budaya (agama, suku, usia, pekerjaan dan
sebagainya)respondenyangdihadapi(DeddyMulyana,2007:150).

c. MetodeDokumentasi
Metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau
variabelyangberupacatatantranskipbuku,padadasarnyasebagianbesardataadalahberbe
ntuksurat-surat,catatanharianmajalah,notulen,laporandansebagainya,dalam
penggunaan dokumen yang penting adalah mendukung dan menambah
buktidarisumbersumberlain(BurhanBungin,2006:122).Namundibutuhkanpenelusura
nyangsistematisterhadapdokumenyangdiperolehuntukmemeriksadan memahami
data-data yang ada sehingga penulis akan terhindar dari salah
satuaraholehbuktidokumenteryangdiperolehdanakanlebihkritisdalammenginterpresta
sikankandunganyangterdapatdalamdokumen.

5. MetodeAnalisisData
Analisis dalam penelitian adalah merupakan proses penelitian yang
sangatpenting,karena dengan analisainilah datayangpenulis dapatkan akan
nampakmanfaatnya dalam memecahkan masalah penelitian dan mencapai tujuan
akhir (P.JokoSubagyo,1990:104).

Setelah data terkumpul maka penulis akan melakukan richeck data dari
hasillapangan, sesuai dengan permasalahan, lalu dianalisis dengan menggunakan
metodedeskriptif kualitatif, dengan kasuistis di lapangan kemudian di generalisasi
dalambentukkesimpulanyangbersifatumum.

Analisis data adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan
data,mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang
dapatdikelola,mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa
yang pentingdan yang ingin dipelajari dan memutuskan apa yang dapat disajikan
kepada oranglain(LexyJ Moleong,2004:248).

Sesuaidenganpendekatanyangdigunakan,makaanalisisdatayangdilakukan
adalah sebagai berikut:Reduksi data (data reduction), Penyajian data
(datadisplay),danPenarikankesimpulan (conclusidata).

Pembahasan

1. PraktikUtangPiutangdiGampongPeulalu

Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
156~TinjauanHukumIslamTerhadapJualBeliTanpaSighatAkad

Praktek utang piutang yang ada di Gampong Peulalu Kec. Sp. Ulim Kab.
AcehTimur ini merupakan utang piutang dengan pembayaran Hasil panen padi. Apabila
sidebiturbelumbisamelunasiutangpokoknya,makadibolehkanhanyamembayartambahann
ya(hasil panen padi) terlebih dahulu, sedangkan batas waktu untuk
pelunasanbiasanyaditentukansendiriolehorangyangberhutangyaitusetiap kalipanen.

Namun lambat laun, ada pula yang dilakukan oleh individu, yaitu oleh
orangyangdianggapkayadi daerahtersebut.Dengantambahanataubungaantara10%sampai
dengan 50% dengan waktu pengembaliannya bebas, tidak ada batasan waktuyaitu
semampu orang yang meminjam untuk melunasi utangnya tersebut. Dan bungaatau
anaknya tidaksampai beranak pinak,maksudnya bunganya tetap tidak sampaiberbunga
lagi, jika si debitur belum dapat mengembalikan pada waktu
pengembalianyaitusetiapsebulansekali.

a. PihakyangBertransaksi
Dalampelaksanaanpraktekutangpiutanginiada2pihakyangterlibat,yaitu:
1) Kreditur
Kreditur adalah yang berpiutang, yang memberikan kredit, penagih
(TimPenyusun Kamus Pusat Pembina dan Pengembang Bahasa, 1994: 530).
Dalam haliniyangmenjadikredituradalahorang-
orangyangdianggapkayadidaerahtersebutatauorangyangmempunyaikelebihandana
diGampongPeulalu.Adapun yang menjadi kreditur di Gampong Peulalu Kec. Sp.
Ulim Kab. AcehTimurdalampenelitianiniadalahsebagaiberikiut:

Tabel.1DataKreditur(PemberiHutang)GampongPeulalu
No NamaKreditur Umur Pekerjaan

1 Supriyanti 53Tahun Jualan

2 Muntasir 43Tahun Pedagang

3 Kartini 60Tahun IRT/Petani

4 Murni 37Tahun Jualan

5 Mariyana 40Tahun Pedagang

6 Fuaddi 50Tahun Pedagang

Sumber:DataHasilOlahan

2) Debitur
Debitur adalah orang atau lembaga yang berutang kepada
orang/lembagalain (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembina dan Pengembang
Bahasa, 1994: 530).Dalam hal ini adalah masyarakat Gampong Peulalu yang
membutuhkan
pinjaman.Umumnyamerekaadalahpetanidanpedagang.AdapunyangmenjadiDebitu
r

Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
Agustinar&Nanda rini~157

(orangyangberhutang)diGampongPeulaluKec.Sp.UlimKab.AcehTimurdalampenel
itianiniadalahsebagaiberikiut:

Tabel. 2Data Debitur(OrangyangBerhutang)GampongPeulalu


No NamaKreditur Umur Pekerjaan

1 M.Yusuf 60Tahun Petani

2 Ibrahim 37Tahun Pedagang

3 Aminah 44Tahun IRT/Petani

4 M.Zakir 34Tahun Jualan

5 Khadijah 54Tahun Petani

6 Jamaluddin 40Tahun Petani

7 Asmawati 44Tahun IRT/Petani

8 Juariyah 55Tahun IRT

9 Aisyah 54Tahun Petani

10 Ramlah 57Tahun Petani

11 IbnuSa’dan 48Tahun Petani

12 Iskandar 39Tahun Petani

13 Zainuddin 32Tahun Petani

14 Saifuddin 35Tahun Petani

Sumber:DataHasilOlahan

Kedua belah pihak tersebut (kreditur dan debitur) kemudian


mengadakanakad utang piutang beserta tambahan hasil panen padi yang telah
disepakati padaawal akad secara lisan dan berupa catatan-catatan mengenai
tanggal peminjaman,jumlah peminjaman serta tambahan atas pinjaman
tersebutdan
tanpaadanyasaksi.Catatantersebuthanyadimilikiolehpihakkreditursaja.Sedangkan
akadnya dengan pihak debitur dilakukan secara lisan dan tanpa adanya
catatan(tulisan)atausaksi.

b. Akad
UtangpiutanginiseakansudahmenjadipilihanmasyarakatGampongPeulalu
dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari ketika mereka berada
dalamkesulitan.Bahkanada pulayangmelakukanpinjamanuntuksekedarmemenuhi

Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
158~TinjauanHukumIslamTerhadapJualBeliTanpaSighatAkad

kebutuhanyangtidakbegituurgen,yaituuntukmembelimotor.Akantetapihalsepertiinijara
ngterjadi.

Sesungguhnya, secara mekanisme proses utang piutang yang


diberlakukanpara kreditur di Gampong Peulalu ini adalah sama. Yaitu ketika ada
seorang
debiturdatanguntukmelakukanpinjamankepadaparakreditur,kemudianparapihak(kredi
tur dan debitur) mengadakan kesepakatan mengenai jumlah pinjaman
besertatambahan. Namun berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu perangkat
desasekaligusberperansebagaikrediturmengatakanbahwatambahanpembayaranhutang
-piutangdenganhasil panen padi itudi ajukan sendiri oleh
debitur(orangyangberhutang)(Mariyana,Wawancara,2017).

MisalnyaditempatnyaBapakFuaddi,tambahanyangdiberikankepadaseseorangy
angmeminjamditempatnyaadalah20%,denganbataswaktupengembaliannya antara 6
bulan (1 kali panen). Dan bila si peminjam tidak dapatmelunasi utangnnya tersebut
sesuai batas waktunya, maka pihak debitur akan diberikelonggaran hanya
mengembalikan utang pokoknya saja, sedangkan tambahannyaakan dianggap sudah
diberikan. Dengan jumlah pinjaman rata-rata bekisar antara
Rp.1.000.000,00.,sampaidenganRp.2.000.000,00(Fuaadi,Wawancara,2017).

Di tempatnya Ibu Supriyanti, tambahan yang diberikan kepada para


debituryangmelakukanpinjamanditempatbeliauadalahsebesar40%.Denganbataspelun
asan pinjaman tersebut adalah bebas (semampu debitur untuk melunasi
utangtersebut). Dengan rata-rata pinjaman berkisar antara Rp. 2.000.000,00 sampai
denganRp.10.000.000,00(Supriyanti,Hasilwawancara,2017).

Menurut para kreditur transaksi utang piutang tersebut hanya berlaku


untukmasyarakat Gampong Peulalu saja, dan bukan untuk umum (masyarakat selain
dariGampong Peulalu). Hal itu dikarenakan, menurut para kreditur, transaksi ini
sifatnyahanya untuk menolong sesama serta untuk mempermudah masyarakat desa
tersebutdalam memenuhui kebutuhan hidup atau mempermudah mereka untuk
mendapatkanpinjaman.

2. Faktor-faktorYangMelatarbelakangiPraktekUtangPiutang

MenurutBapakZulkifli,salahseorangwargayangtidakterlibatlangsungdengan
transaksi utang piutang tersebut, menyebutkan bahwa alasan orang
Gampongpeulaluinicenderungmelakukanpraktekutangpiutanginiketimbangmelakukanpi
njamandibank-bank,yangsama-
samamenariktambahan,dikarenakanmenurutmereka,melakukanpinjamandiGampongitul
ebihmudahdantanpaharusmeninggalkan barang jaminan. Di samping itu,
pengembaliaannya juga cukup mudah,yaitu semampu si debitur biasa mengembalikan
pinjamannya tersebut (Zulkifli, Hasilwawancara,2017).

Beliaujugamenambahkan bahwamasyarakatGampongitu cenderung


takutuntukmelakukanpinjamandibank,dikarenakanprosesnyayangrumitdanharusmening
galkan barang jaminan. Walaupun sekarang ini sudah baanyak masyarakat
yangsudahmengambilalternatifpinjamandibankuntukmengambiljumlahpinjamanyang

Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
Agustinar&Nanda rini~159

besar. Dan ketika disinggung mengenai hukum transaksi semacam ini menurut
hukumIslam, beliau menuturkan beliau mengetahuinya, tetapi yang di jadikan dasar
transaksiini berlaku adalah karena hal ini sudah menjadi kebiasaan serta para pihak
sama-samamenyetujuitransaksitersebut tanpaadanya
paksaan(Zulkifli,Hasilwawancara,2017).

Menurut Ibu Ramlah, selaku salah satu debitur di Gampong Peulalu


menyebutkanalasannya kenapa beliau lebih memilih melakukan pinjaman semacam ini
dari padamelakukan pinjaman di bank adalah karena pinjaman yang ia butuhkan sedikit
sertaprosesnyalebihmudah danlebihcepat.Sedangkan kalaudi
bank,menurutbeliauprosesnya ribet serta akses menuju ke sana juga tidak dipahaminya
(Ramlah, Hasilwawancara,2017).

Mengenaitambahanyangdiberikanolehkrediturcukupmemberatkanataumeringank
an?. Menurut penuturan beliau tambahan yang diberikan oleh kreditur
cukupmeringankan, karena sudah di niatkan. Dan ketika ditanyai tujuan peminjaman
sertasudahberapakalikahmelakukanpeminjaman?
Beliaumenuturkanbahwatujuanpeminjamanadalahuntukmembelipupuk.Denganjumlahpi
njamansebesarRp.500.000,00. dan ini merupakan pinjaman yang pertama kali beliau
lakukan.
Begitulahpenjelasanbeliau.Sedangkanketikadisinggungmengenaihukumtransaksiutangpi
utangtersebutmenuruthukum Islam,beliaumenuturkan bahwahukum
transaksitersebutmenuruthukumIslamadalahtidakboleh.Tetapikarenakebutuhandantransa
ksi ini sudah biasa dilakukan masyarakat di Desa ini. Jadi saya tinggal
mengikutiaturanyang sudahadasaja,ditambah lagitidak ada paksaandalamtransaksiini.

Menurut beliau, penghasilan yang beliau peroleh setiap kali musim panen
adalahsekitar Rp. 900.000,00 sampai dengan Rp. 1.700.000,00., sedangkan penghasilan
yangdiperolehperbulannyadenganproduksirokokdaunadalahsekitarRp.300.000,00sampai
dengan Rp. 500.000.00.. Dengan tambahan bayaran atas hutang beliau ketikamengambil
pinjamansebesarRp.500.000,00.hanya20KgPadi (20Kgx5000=100.000), jadi setelah
dijumlahkan dengan pokok hutang beliau hanya mengembalikanutangnya kepada
kreditur 500.000,00+100.000.,00 = Rp. 600.000,00, menurut beliau
itutermasukjumlahyang sangatsedikit(Ramlah,Hasilwawancara,2017).

Alasan beliau melunasi tanggungan tersebut setelah panen dikarenakan


beliausudahjanjipadapihakkredituruntukmelunasiutangnyatersebutsetelahpanen,disampi
ng itu penghasilan dari hasil panen musim ini diperkirakan lebih banyak daribiasanya.
Semua itu dikarenakan musim tanam kali ini, beliau mendapat dua bagiantanah dari
pertanian . Sehingga beliau mempunyai rencana untuk melunasi utangnyasetelah panen,
agar beliau juga tenang karena sudah tidak punya tanggungan terhadaporanglain.

Mengenai hukum transaksi tersebut menurut hukum Islam, mereka


menuturkanbahwa mereka kurang mengetahuinya bahkan Ibu Aisyah tidak
mengetahuinya samasekali.Akan tetapi menurutBapak Yusuf,transaksi
tersebutmenuruthukum Islam,tidak boleh dilakukan, namun karena adanya kebutuhan
yangmendesak serta tidakadanya paksaan dalam transaksi ini, jadi beliau tetap saja
melakukan pinjaman semacamini. Selain itu, menurut mereka, yang dijadikan pijakan
dalam menjalankan transaksi
iniadalahberdasarkankebiasaanmasyarakatdidesatersebutdalammenjalankantransaksi

Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
160~TinjauanHukumIslamTerhadapJualBeliTanpaSighatAkad

ini yaitu utang piutang yang ada tambahannya, selain itu juga di dasarkan atas
kerelaankedua belah pihak serta tanpa adanya paksaan (Aisyah dan Yusuf Hasil
wawancara,2017).

Frekuensi peminjaman dan tujuan pemijaman antar para debitur berbeda-


beda.Misalnya Ibu Asma, beliau sudah sering melakukan peminjaman semacam ini.
Yaituuntuk membeli pupuk, kendaraan bermotor, bahkan untuk membeli peralatan
rumahjuga. Beliau menuturkan bahwa pinjaman tersebut dilakukan karena uang yang
adamasih kurang, sehingga untuk menambahi kekurangannya, beliau meminjam pada
IbuKartini selaku salah satu kreditur di desa tersebut. Dengan jumlah pinjaman sebesar
Rp.700.000,00hingga Rp.4.000.000,00 (Asma,Hasilwawancara,2017).

Mengenai penghasilan beliau perbulan, beliau menuturkanbahwa


penghasilanyang beliau peroleh perbulan adalah lebih kurang sebesar Rp.
350.000.000,00 sampaidengan Rp. 900.000,00, sedangkan penghasilan yang diperoleh
dari hasil setiap kalimusimpanenadalahrata-
ratasekitarRp.3.000.000,00sampaidenganRp.4.000.000,00. Sedangkan tanggungan
utangyang beliaumiliki yang pertama sudahlunas pada musim panen yanglalu,akan
tetapi tanggungan utang yang kedua
barubeliaucicilsebesarRp.2.000.000,00besertabunganyasebesarRp.250.000,00sedangkan
sisanya rencananya akan di cicil lagi setelah panen selanjutnya (Asma,
Hasilwawancara,2017).

BerbedadenganIbuJuariyah,ketikadisinggungmengenaialasanbeliaumelakukanpe
minjamandansudahberapakalimelakukanpeminjaman,beliaumenuturkan bahwa alasan
beliau melakukan peminjaman adalah untuk membeli pupukdan keperluan lainnya. Dan
beliau sudah beberapa kali melakukan pinjaman semacamini. Dengan rata-rata pinjaman
yang beliau pinjam berkisar antara Rp. 1.000.000,00sampai dengan Rp. 3.000.000,00.
Dan ketika disinggung mengenai penghasilan beliauperbulan, beliau menuturkan bahwa
penghasilan yang beliau peroleh perbulan adalahberkisar antara Rp. 200.000,00 sampai
dengan Rp. 300.000,00, sedangkan penghasilanyang diperoleh dari hasil panen setiap
kali musim panen adalah berkisar antara Rp.7.500.000,00sampai
denganRp.10.000.000,00.Dantanggunganutangyangbeliaumilikisudahlunas semua
(Juariyah,Hasilwawancara,2017).

Mengenai utang ruginya dalam transaksi ini, secara umum tidak pernah
merekaperhitungkan sebelumnya. Mereka melakukan pinjaman karena memang
membutuhkanpinjaman tersebut, tanpa berfikir untung dan ruginya dikemudian hari.
Hal tersebutsebagaimana diungkapkan oleh para debitur yang lain. Karena selama ini,
mereka tidakmerasa dirugikandengantransaksiini.

Berbedadengan IbuAminah,selakusalah
seorangdebituryangmelakukanpinjamanpadakrediturdengantambahan100Kgpadisetiapp
eminjamanRp.1.000.000,00mengatakanbahwatambahanyangdiberikanolehkrediturcuku
pmemberatkan,tetapikarenaadakebutuhanyangmendesakuntuktambahanmodalusahanya
sebagai Pembuat Daun Rokok, maka hal itu di kesampingkan (Aminah,
Hasilwawancara,2017).

Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
Agustinar& Nandarini~ 161

Bapak A. Manaf Puteh, selaku Geusyik di desa tersebut, menuturkan


bahwa“tambahan yang diberikan oleh para kreditur, ada yang memberatkan dan ada
pula yangmeringankan, untuk tambahan 50%, cukup memberatkan, apalagi untuk
masyarakat dipedesaan, yang notabennya sebagian besar masyarakatnya adalah seorang
petani. Tetapikalau untuk tambahan 10%/25%, cukup meringankan.Namun itu semua
tergantungpada situasi dan kondisi para debitur. Praktikini juga telah dilakukan
olehbanyakbanyakanggotamasyarakatGampongPeulalu,walaupunkadangtambahannyate
rmasuk berat namun sudah dianggap hal yang biasa oleh masyarakat, dan juga
sangatmembantu masyarakat. Karena kebanyakan dari masyarakat yang berhutang
dengantransaksi ini menggunakan dana ini untuk keperluan modal usaha. Hal ini sah-
sah sajamenurut saya (Geusyik). Namun masyarakat kurang paham bagaimana akad
dasar yangharus dilakukan pada awal transaksi. Menurut saya, jika pada awal kontrak
(akad) yangdiperjanjikan langsung modal usaha dan keuntungan dibagi berdasarkan
kesepakatanawaltidakakanmenimbulkankontroversial.Namunadajugamasyarakatyangme
ngambil hutang ini untuk keperluan yang tidak urgen atau diluar modal kerja. Sekalilagi
saya tegaskan untuk kepentingan penelitian saudari bahwa praktik utang-piutangyang
saudari maksud sudah sangat banyak terjadi di desa ini (A. Manaf Puteh,
Hasilwawancara,2017).

Selain itu, ketika penulis menyinggung mengenai alasan mereka (para


kreditur)memberikan pinjaman?, mereka hanya menuturkan bahwa alasan mereka
memberikanpinjaman adalah karena untuk menolong tetangga yang sedang
membutuhkan pinjaman.Sedangkan ketika disinggung mengenai tambahan yang
diberikan, mereka menuturkanbahwa tambahan itu hanyalah sebuah bentuk tanda
terimakasih yang diberikan olehpihak debitur atas pinjamannya. Dan tambahan tersebut
telah mereka sepakati
bersama,tanpaadanyapaksaan.Semuaitudidasarkanataskerelaankeduabelahpihak.

Apabiladilihatsecaralebih dalam lagi,tambahanyangdiberikan oleh


parakrediturkepadaparadebiturtersebutcukupmemberatkan.Namunseakan-
akanmasyarakat Gampong Peulalu tersebut tidak menyadarinya atau bisa dikatakan
tidakmenghiraukannya. Semua itu dikarenakan, proses pengembaliannya yang bebas,
tanpaadanyabatasan yangjelas. Sehinggamembuat mereka tidak pernah berfikir
bahwatambahan yang diberikan oleh para kreditur cukup memberatkan. Karena yang
merekarasakan bahwa mereka (para debitur) merasa dibantu dengan adanya transaksi
ini. olehkarena itu mereka tidak begitu memperhatikan mengenai tambahan yang ada,
karenapinjaman yang berlaku di desa tersebut adalah pinjaman yang ada tambahannya
danseakanhaltersebutsudahmenjadikebiasaandidesatersebut.

Jika disinggung mengenai alasan mereka menganggap tambahan yang


diberikanolehparakrediturcukupmeringankan?,merekamenuturkanbahwasemuaitudikare
nakanmasyarakatdaerahtersebutsudahterbiasamelihatataumelakukantransaksi tersebut,
sehingga menjadikan masyarakat daerah tersebut tidak merasakankeberatan dengan
tambahan yang diberikan oleh para kreditur. Selain itu mereka
(paradebitur)jugamerasadibantudenganadanyatransaksiini.Sehinggamenjadikanmasyara
katdi daerahtersebutmenganggapbiasasajadengantambahanyangada,karena selain
transaksi tersebut sudah biasa mereka lihat dan jalankan, mereka
jugamerasadibantudengantransaksiini.Begitupula,ketikaditanyakanmulaikapantransaksii
niberlangsung?,merekamenuturkan,bahwamerekatidakmengetahuipersis

Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
162~TinjauanHukumIslamTerhadapJualBeliTanpaSighatAkad

sejak kapan transaksi ini berjalan, yang mereka ketahui, transaksi ini sudah ada
sejakdahuludandijalankansebagianbesarmasyarakatdesatersebut(Ibrahim,Hasilwawancar
a 2017).

Berdasarkan hasil wawancara dengan Geusyik , kreditur dan debitur


GampongPeulalu, maka penulis dapat simpulkan bahwa perlu adanya sosialisasi
terhadap akadhutang-
piutang(transaksiyangsah)yangsesuaidenganHukumIslam.Karenaberdasarkan hasil
observasi penulis, masyarakat Gampong Peulalu dibidang masalahlainnya dalam hukum
Islam, mereka sudah mengerti hukum Islam itu sendiri
karenamerekaseringmengadakanpengajianrutinbahkandalamseminggubisa2-
3kalipertemuandenganustazyangberbeda,hanyasajatentangkasusutang-
piutanginimenuruthematpenulisbelummereka pahami.

Faktor-faktoryangmeletarbelakangimasyarakatGampongPeulaluinimelakukan
transaksi ini adalah dikarenakan adanya kebutuhan yang mendesak, tidakadanya
paksaan dalam transaksi ini serta prosesnya yang mudah dan cepat.
Disampingituparadebiturtidakharusmeninggalkanbarangjaminanpadakreditursertapenge
mbaliannya yang tidak ditentukan (bebas, semampu debitur untuk
mengembalikanutangnya tersebut). Atau dengan kata lain mereka merasa dimudahkan
dalam menutupikebutuhan hidup dengan adanya transaksi tersebut. Ditambah lagi
dengan minimnyapemahaman masyarakat di daerah tersebut mengenai hukum transaksi
tersebut
dalamhukumIslam.Hanyasebagianmasyarakatsajayangmengetahuitentanghukumtransak
sitersebutdalamhukumIslam,itupunhanyasekedartahubahwahukumtransaksi tersebut
dilarang dalam hukum Islam, tanpa mengetahui mengapa
transaksitersebutdilarang.Sehinggamembuattransaksisemacaminimenjamurdidaerahterse
but. Meskipun semua penduduknya adalah muslim, akan tetapi tingkat
pemahamanmerekatentangfiqihmuamalahsangatminim,khususnyatentangpenamaansuat
utransaksi. Masyarakat lebih berpedoman terhadap pemahaman ulama dayah,
walaupundalam transaksi ini ulama dayah telah sepakat mengakatan bahwa transaksi ini
adalahharam, namun masyarakat tidak punya solusi lain ketika mereka membutuhkan
dana.Menurut peneliti hal ini bisa di tinjau juga dari perspektif Istihsan karena
berdasarkanbeberapa hasil wawancara dengan pihak debitur dan kreditur dalam praktik
ini tanpadisadari mereka lebih kepada pemahaman terhadap sesuatu yang dapat
mendatangkankemudahan.

Dengandemikiandapatdiambilkesimpulanbahwaseseorangdibolehkanberutang
karena dalam keadaan yang darurat, yaitu untuk menutupi suatu hajat yangmendesak.
Bukan karena sesuatu yang dibiasakan, karena hal tersebut sangatlah burukakibatnya.
Sebagaimana petunjuk Allah dalam al-Qur’an kepada umatnya agar berlakuhemat dan
jangan memboroskan harta bendanya, yaitu firman Allah, Q.S. al- Isra’ ayat26-27:
   
   
   
   
 
    

Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
Agustinar&Nanda rini~163

  



Artinya:“Danberikanlahkepadakeluarga-keluargayangdekatakanhaknya,kepada
orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan
janganlahkamumenghambur-
hamburkan(hartamu)secaraboros.Sesungguhnyapemboros-pemboros itu
adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan
ituadalahsangatingkarkepadaTuhannya.(Q.S. Al-Israayat26-27)
(DepartemenAgamaRI,2002:428).

Dengandemikiandapatdiambilkesimpulanbahwafaktor-
faktoryangmelatarbelakangiterjadinyatransaksiutangpiutangdidesatersebutadalahkarenaa
danya kebutuhan yang mendesak serta prosesnya yang mudah dan cepat ditambah
lagipara kreditur tidak meminta barang jaminan pada pihak debitur serta
pengembaliannyayang bebas (semampu debitur untuk melunasi utangnya
tersebut).Masyarakat
daerahtersebutmerasacukupdimudahkandandiringankandalammemenuhikebutuhanhidup
nya, baik kebutuhan hidup urgen atau pun kebutuhan yang tidak begitu urgen.Sehingga
transaksi semacam ini seakan tidak ada legitimasinya. Karena masyarakatnyasendiri pun
menganggap transaksi semacam ini merupakan suatu hal yang biasa
merekajalankanselamaini.

3. AnalisisTinjauanHukumIslamterhadapPembayaranHutangPiutangdenganPen
ambahandariHasilPanenPadi

Dalam konsep Islam, utang piutang merupakan akad (transaksi ekonomi)


yangmengandung nilai ta’awun (tolong menolong). Dengan demikian utang piutang
dapatdikatakan sebagai ibadah sosial yang dalam pandangan Islam juga mendapatkan
porsitersendiri. Utang piutang juga memiliki nilai luar biasa terutama guna bantu
membantuantarsesamayangkebetulantidakmampusecaraekonomiatausedangmembutuhk
an.

Dengan demikian, tidak dibenarkan bagi siapapun untuk mencari


keuntungandalam bentuk apapun dari akad macam ini. Karena pada dasarnya akad
utang-piutangtersebut termasuk salah satu akad yang bertujuan untuk menolong dan
memberikanulurantangankepada orangyangmembutuhkanbantuan.

Haltersebutsemakinmarakdilakukansebagianmasyarakatdisekitarkitatermasuk
desa-desa lain selain dari Gampong Peulalu, bahkan umat Islam pun
masihbanyakyangmelakukan praktek-praktek transaksi yangbatil
tersebut.Baikdenganalasan untuk memenuhi kebutuhan yang urgen atau sekedar untuk
memenuhi
kebutuhanyangbersifatpelengkapsaja.Sebagaimanayangdilakukanolehsebagianbesarmas
yarakat Gampong Peulalu dalam menjalankan transaksi utang piutangnya.
Yaitutransaksiutangpiutangyangmendatangkanmanfaat,karenaadatambahanyangdisyarat
kan pada awal akad yang kemudian disepakati oleh kedua belah pihak.
Denganbegitusikrediturakanmenerimamanfaatdaridebiturberupatambahandaripinjamnny
a tersebut.

BiladikaitkandengankonsephukumIslam,transaksitersebutmerupakantransaksiya
Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
Agustinar&Nanda rini~163

ngterlaranguntukdilakukan.Karenautangpiutangyangmendatangkan

Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
164~TinjauanHukumIslamTerhadapJualBeliTanpaSighatAkad

manfaat, merupakan salah satu bentuk transaksi yang mengandung unsur riba, yaitu
ribaalqard.Ribaqaradladalahmeminjamuangkepadaseseorangdengansyaratadakelebihan
ataukeuntunganyangharusdiberikanolehpeminjamkepadapemberipinjaman. Dengan kata
lain merupakan pinjaman ber bunga (Mervin K. Lewis, danLatifa M. Algoud, 2001: 57)
atau biasa disebut sebagai riba nasiah/riba jahiliyahyaituriba (tambahan) yang terjadi
akibat pembayaran yang tertunda pada akad tukar menukardua barang yang tergolong
ke dalam komoditi riba, baik satu jenis atau berlainan
jenisdenganmenundapenyerahansalahsatubarangyangdipertukarkanataukedua-duanya.

Menurut Ibnu Taimiyah, riba itu merupakan satu bentuk penganiayaan atas
yangmembutuhkanpinjaman.Olehsebabitu,iamerupakanlawandaribersedekah.Sesungguh
nya Allah tidak akan membiarkan orang-orang kaya dengan kekayaannyasaja, tapi
mewajibkan atas mereka agar memberi fakir, karena keselamatan antara orangkaya dan
fakir tidak lengkap tanpa sedekah. bila orang kaya meriba dengannya, maka
iabagaikanmemperlakukanantaraseoranglaki-
lakiyangberutang,makaiamenganiayanyadengantidakmaumemberikanpinjamankecualib
ersediabilaadatambahan.Padahalorangyangberutangdalamkeadaanmembutuhkanutangny
atersebut.Jadi,ribamerupakansatubentuk penaniyaanyangpaling besar.

DalamIslamtelahmembolehkanpersewaan(ijarah)dankerjasama(mudharabah).Di
sinipemilikhartamemperolehkeuntungandarihartanyatanpamelakukanusahatertentu,bahk
ankadang-kadanghartatersebutdiperolehnyadariwarisan.Jadiinitidakbisa
dikatakansebagaialasanriba dalamIslam.

Dengandemikian,dapatdisimpulkanbahwasemuatambahanatauribaituadalah
haram. Selain itu, riba akan menyebabkan pemilik harta tidak melakukan
usahadanmenghilangkansumberdayamanusia,sebagaiakibatnyaakanterjadiresesiekonomi
. Seseorang diperbolehkan untuk mendapat keuntungan dengan persewaan
danmudharabah, asalkan diperoleh dengan cara yang sah dan tidak bertentangan
denganprinsip-prinsipekonomiIslam.

Ribamenjadisebabterpilahnyamasyarakatmenjadiduakelas,yaitukelasprodukifdan
non-produktif.Ribacenderungmengorbankankelasproduktifdanmenjadikannyakelasnon-
produktif.Yangpadaakhirnyaakanmelemahkankelasproduktif,bahkanmenghapuskannya,
sehinggamenyebabkanresensiekonomidanhilangnya kesejahteraanmasyarakat.

Riba termasuk diantara bentuk-bentuk usaha para pemilik modal, yakni


diantarakeadaandimanasebagianorangtidakmelakukanusahatetapihanyamenanamkanusa
hanya saja. Jika pemilik modal juga melakukan suatu usaha selain
menanamkanmodalnya,makaakanmenyebabkanhilangnyapersamaankesejahteraandianta
raanggota-anggota masyarakat disebabkan adanya sebagian orang yang memiliki
usaha,sedangkan yang lain memiliki usaha dan modal sekaligus. Maka lambat laun
hilanglahpersamaansosial diantaraanggota
masyarakat.Tetapijikapemilikmodalitutidakmelakukanusahadanhanyamenanamkanmod
alnya,danjikakondisiiniterusberlangsung, maka akan ada sebagian orang yang berusaha
dan dapat makan, sedangkanyang lain tidak berusaha tetapi tetap dapat makan. Hal ini
sangatlah nyata bahwa salahsatunyamerasa
terdhalimidanitusangatdiharamkandalamIslam.

Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
Agustinar&Nanda rini~165

Penanamanmodal dan pengambilan keuntungannya,jikapemilikanmodalnyasah,


maka ini tidak menyimpang dari prinsip keadilan dan dengan sendirinya tidak
adamasalah dengan munculnya perbedaan strata sosial, yang bergantung pada
kepribadianindividumasing-
masing.Adapuntidakadanyausaha,tidakakanmenghilangkankekuatan ekonomi. Karena
itu, tidak mungkin hal ini menjadi alasan pengharaman riba,sebab Islam
jugamembolehkan sebagian pemilikan kekayaan(KaharMasyhur,1992:9). Dengan
demikian pengambilan keuntungan dari modal yang seseorang punya itutidak di larang,
asalkan tidak bertentangan dengan rasa keadilan serta merugikan oranglain.

Selain itu perjanjian riba hanya akan menimbulkan hubungan yang tegang
antarsesama yang pada akhirnya akan menimbulkan perpecahan dan perselisihan.
Sehinggalambat laun akan melucuti masyarakatnya dari kemakmuran. Karena yang ada
hanyaperpecahan dan perselisihan,sehingga kemakmuran itupun akan terkikisyang
padaakhirnya akan hilang dengan sendirinya. Yang secara otomatis telah memutus
perbuatanbaikdengansesama,karenapadadasarnyatujuanutangpiutangituadalahuntukmen
olongsesamayangtengahmengalamikesusahan,akantetapidenganadanyatambahan atau
riba, maka hal tersebut akan semakin menambah beban bagi
pengutangtersebut(MervinK.LewisdanLatifa M.Algoud,2001:58).

Menurutpenulis,pengharaman ribaini lebih didasarkan


padadampakyangditimbulkannya sangat buruk dan merugikan bagi siapa saja yang
terlibat di dalamnya.Karena akan menimbulkan kesenjangan sosial, karena akan terjadi
penumpukan hartapada satu pihak, bila hal tersebut tidak di legitimasi secarajelas dan
tegas.
SehinggarasakeadilandalamtransaksiekonomiIslamtidaktercapai.Selainitujugaakanmem
bentukpribadiyangmalas-malasandalamberusaha.Karenacenderungmengandalkan
tambahan dari pinjaman yang ia berikan. Serta budaya
mengeksploitasioranglainsemakinmerajalela danbebasberkembang.

Tetapi jika ditemukan sebuah kondisi dimana seorang peminjam tidak


harusdisantuni karenaia tidak termasukmiskin.Maka dalam hal ini,seorang
peminjamdituntut untuk mengembalikan utang secepatnya dan sebaik mungkin, seperti
memberitambahansebagaitanda terimakasihatasjasa pemberipinjaman.

Dengan begitu dapat diambil kesimpulan, bahwa setiap tambahan yang


terdapatdalam utang piutang itu adalah riba. Meskipun apabila pinjaman tersebut di
gunakanuntukmodalusahadanpeminjamnyaorangyangmampu(kaya),makaadanyatambah
an tersebut dibolehkan. Dan tentunya dengan tambahan yang rendah dan
tidakmengakibatkaniamelemahdanhancur.Akantetapibilapinjamantersebutdipergunakan
dalam rangka menutupi kebutuhan hidupnya yang urgen, misalnya
untukmembelisembako,makatidakdiperbolehkanmenariktambahan,karenatambahanterse
butmerupakanribadanmerupakanbentukpenganiayaan.

Jadidengankatalain,semuatambahandalamtransaksiutangpiutangitudilarang.
Pelarangannya bersifat fleksibel, tergantung dengan situasi dan kondisi sertalatar
belakang dan sebab yang di timbulkannya. Apabila semakin memperburuk
tingkatekonominyamakahaltersebuttidakdiperbolehkan.Baikberasaldariinisiatifdebitur

Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
166~TinjauanHukumIslamTerhadapJualBeliTanpaSighatAkad

sendirisebagai ucapan terimakasihataudisepakati padaawalakad.Hal


sepertiinimengakibatkan para pihak merasa dirugikan dan merasa tertipu meskipun
didasarkanpadakeikhlasandankerelaankedua belahpihak,danbukankarena keterpaksaan.

Sebagaimana dengan tambahan hasil panen padi yang terdapat dalam


transaksiutangpiutangyangterjadidiGampongpeulaluKec.Sp.UlimKab.Acehtimur,tamba
han dalam transaksi utangpiutangtersebutmerupakan tambahanyangharamdiambil
meskipun rata-rata pinjaman tersebut untuk modal usaha serta dengan
tambahanyangsudahdiperjanjikandiawaltermasukkedalamRibayangmenimbulkanketerp
urukandalamkehidupanekonominya.Keadaaninidapatmenyebabkankemerosotan dan
kesusahan dalam kehidupan ekonominya,maka tambahan tersebutdilaranguntukdiambil.

Kesimpulan

Dari beberapa hasil analisis yang telah penulis paparkan pada bab
sebelumnya,maka penulis dapatmenarikkesimpulansebagaiberikut:
1. Praktek utang piutang yang terjadi di Gampong Peulalu Kec. Sp. Ulim Kab.
AcehTimur adalah dengan menggunakan tambahan pembayaran hasil panen padi
ataspokokhutangdasaryangdibayarkansetiapkali panen.Praktikyangterjadi
diGampong Peulalu apabila ditinjau dari segi syarat dan rukunnyatidak
memenuhirukun dan syarat sahnya akad dalam Islam yaitu dengan adanya para
pihak yangtidak cakapmelakukan tindakan hukum,objeknyayangjelas dan
dapatdimilikiserta shighatnyayangmenunjukkan maksud untukmelakukan
pinjamandenganadanya tambahan serta kesepakatan yang terjalin diantara mereka
didasarkan ataskerelaan kedua belah pihak. Sedangkan faktor-faktor yang
melatarbelakangi adanyapraktek tersebut dikarenakan adanyakebutuhan dari salah
satu pihak meskipunpiahk tersebut mendapatkan kemudahan dalam menutupi
kebutuhan hidupnya
sertaprosesnyayangmudah,cepatdantidakharusmeninggalkanbarangjaminan.Ditamba
hlagi,minimnyapengetahuantentanghukumtransaksitersebutdalamhukumIslam.

2. Dari hasil analisis penulis bahwa setiap tambahan atas jumlah pinjaman dari
pihakyangberutangitu dikatakan riba.Sebagaimanadengan tambahan yang
terdapatdalam transaksi utang piutang yang terjadi di Gampong Peulalu Kec. Sp.
Ulim Kab.Aceh Timur, tambahan hasil panen padi dalam transaksi
utangpiutangtersebutmerupakan tambahan yang tidak boleh diambil meskipun rata-
rata pinjaman tersebutuntuk modal usaha serta dengan tambahan tersebut akan
menimbulkan keterpurukandalam kehidupan ekonominya. Hal ini sangatlah tidak
dianjurkan, karena salah
satupihaksudahpastimerasadirugikandandapatmenyebabkanketerpurukandankesusah
an dalamkehidupan ekonominya, maka jelas tambahan tersebut
dilaranguntukdiambil.

Reference

Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
Agustinar&Nanda rini~167

AbdurrahmatFathoni,MetodologiPenelitiandanTeknikPenyusunanSkripsi,Jakarta:Rineka
Cipta,2006.
Ahmad Husein, et.al., Fiqih dan Perundang-undangan Islam, Kuala
Lumpur:DewanBahasadanPustaka,1995.
AmirSyarifuddin,Garis-GarisBesarFiqh,Jakarta:PrenaMedia, 2003.
BurhanBungin,“MetodologiPenelitiankuantitatif,Komunikasi,Ekonomi,danKebijakan
Publikserta Ilmu-Ilmu Sosoial Lainnya”, Jakarta : Fajar InterpratamaOffis,2006.
Burhan Bungin,Penelitian Kualitatif: Komunikasi,Ekonomi,Kebijakan Publik, danImu
SosialLainnyaCet.3,Jakarta:Kencana,2009.
ChatibulUmam,et.al.,Fiqih EmpatMazhab,Jakarta:Daar Al-UlimPress,2001.
Deddy Mulyana, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Cet.IV, Bandung:
RemajaRosadakarya,2007.
DepartemenPendidikandanKebudayaan,KamusBesarBahasaIndonesia.,Jakarta:BalaiPus
taka,1998.
DepartemenAgamaRI,Al-QuranTerjemahIndonesia,Bandung:SyaamilAl-Qur’an,2002.
GhufronA.Mas’adi,FiqhMuamalahKontekstual,Jakarta:RajaGrafindoPersada,2002.
Ismail, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Hilah Hukum Hutang-putang
diKec,TanjungKab.Brebes,Semarang: FakultasSyari’ahIAINW.S,1985.
Kahar Masyhur, Beberapa Pendapat Mengenai Riba, Jakarta: Kalim Mulia,
1992.KamaluddinA.Marzuki,FiqihSunnah,Bandung:PT.Al-Ma’arif,1998.
KarnaenPurwaatmadja,MembumikanEkonomiIslamdiIndonesia,Depok:UsahaKami,199
6.
KurniatiAfni,TinjauanHukumIslamTerhadapPinjamandanaP2KP”(ProyekPenanggulan
gan Kemiskinan Perkotaan) Ds. Kutoharjo Kec. Kaliwungu
Kab.Kendal”,Semarang:FakultasSyari’ahIAIN W.S.2008.
LexyJMoleong,MetodelogiPenelitianKulitatif,Bandung:RemajaRosdaKarya,2004.
M. AbdulMudjieb,KamusIstilahFiqh.Jakarta:PustakaFirdaus, 1994
M.HasbiAsh-Shiddieqy,PengantarFiqhMuamalah,Semarang:PustakaRizkiPutra,2013.
M. Muslichuddin,SistemPerbankanDalamIslam,Jakarta:RinekaCipta, 1990.
M.Syafi’iAntonio,BankSyari’ahDariTeorikePraktek,Jakarta:GemaInsaniPress.,2001.
M.UmarCapra,Al-
Qur’anMenurutSistemMoneterYangAdil,Yogyakarta:DanaBhaktiPrimayasa,1997.
M.Zuhri,RibaDalamal-
QurandanMasalahPerbankan:SebuahTilikanAntisipatif,Jakarta:RajaGrafindoPersa
da,1996.

Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
168~TinjauanHukumIslamTerhadapJualBeliTanpaSighatAkad

MervinK.LewisdanLatifaM.Algoud,PerbankanSyariah:Prinsip,PraktikdanProspek,Jaka
rta:SerambiIlmuSemesta,2001.
MurtadhaMuthahari,PandanganIslamTentangAsuransidanRiba,Bandung:PustakaHiday
ah,1995.
P.JokoSubagyo,“MetodePenelitianDalamTeoridanPraktek”Jakarta:PT.RinekaCipta,199
1.
PetunjukPelaksanaanPembukuanBankSyari’ah,Jakarta:BankIndonesia, 1999.
R.SubektidanR.Tjiptosudibyo,KitabUndang-UndangHukumPerdata,edisirevisi,
Jakarta:PradityaParamita, 1995.
SeptianadanM.Karman,MateriPendidikanAgamaIslam,Bandung:RosdaKarya,2004.
ShalahAsh-ShawidanAbdullahAl-Mushlih,FikihEkonomiKeuanganIslam,Cet.2,
Jakarta:HarulHaq,2014.
SoerjonoSoekamto,“PengantarPenelitianHukum”,Jakarta:UniversitasIndonesia,2009.
SohaniSahrani,FiqhMuamalah,Jakarta:
GhaliaIndonesia,2009.Sudarsono, Pokok-Pokok Hukum Islam, Jakarta:
Reineka Cipta, 1992.Suharmi Arikunto, Manajemen Penelitian,
Jakarta: Rineka Cipta, 2005.SulaimanRasyid,FiqhIslam,Bandung: Sinar
Baru Algesindo,2005.
Sumadi Suryabrata,“MetodologiPenelitian”,Cet.Ke-11,(Jakarta:RajaGrafindo,2008.
SyafruddinPrawiranegara,EkonomidanKeuanganMaknaEkonomIslam,Jakarta:Hajimasag
ung,2008.
TimPenyusunKamusPusatPembinadanPengembangBahasa,KamusBesarBahasaIndonesi
a,ed.2,Jakarta:BalaiPustaka,1994.
Toto AbdulFatah,Bank TidakIdentikDengan Riba,JawaBarat:MUI,tth.
WahbahZuhaeli,Al-FiqhAl-IslamwaAdillatuhu,terj.Abdulhayyieal-
Kattani,dkk,Jakarta:GemaInsani,2011.
WarkumSumitro,Azas-AzasPerbankanIslam,Jakarta:RajaGrafindoPersada,1997.
WawancaradenganBapakA.ManafPutehselakuGeusyikdiGampongPeulalupadatanggal0
7November2017.
WawancaradenganBapakFuaadiselakukrediturdiGampongPeulalupadatanggal06Novem
ber2017.
WawancaradenganBapakIbnuSa’danselakubendaharaDesaPeulaluKecSp.UlimKabAceh
Timurpadahariselasa,Jam.15.00tanggal6Januari2017.
WawancaradenganBapakIbrahimselakusalahsatuDebiturdi
GampongPeulalupadatanggal05November2017.

Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018
Agustinar&Nanda rini~169

WawancaradenganBapakZulkifliselakumasyarakatumum(yangtidakterlibatlangsung
dengan transaksi utang piutang tersebut) pada tanggal 07November2017.
WawancaradenganIbuaisyahdanBapakYuauf selakuparadebiturdi
GampongPeulalupadatanggal07November2017.
Wawancara dengan Ibu Aminah selaku salah satu Debitur di Gampong Peulalu
padatanggal07November2017.
Wawancara dengan Ibu Asma selakusalah satu debitur di Gampong Peulalu
padatanggal07November2017.
Wawancara dengan Ibu Juariyah selaku salah satu Debitur di Gampong Peulalu
padatanggal07November2017.
WawancaradenganIbuMariyanaselakusalahsatukrediturdiGampongPeulaluKec.
Sp.UlimKab.AcehTimur,padatanggal06November2017.
WawancaradenganIbuRamlahselakusalahsatudebiturdiGampongPeulalupadatanggal07N
ovember2017.
WawancaradenganIbuSupriyantiselakukrediturdiGampongPeulalupadatanggal06Novem
ber2017.
WawancaradenganIbuYantiselakusalahsatukrediturdiGampongPeulaluKec.Sp.
UlimKab.AcehTimur,padatanggal06November2017.

Al-MuamalatJurnalHukumEkonomiSyariah.VolIII,No02.Tahun2018

Anda mungkin juga menyukai