Misalnya :
Tulis keyword : ”menu vegetarian”, lalu pilih salah
satu video dengan jumlah views banyak. Setelah itu
buka Deskripsi Video dan klik kanan pilih View Page
Source.
Melihat Tag Video Kompetitor
Terlihat halaman berisi
kode-kode bahasa
pemrograman HTML.
Melihat Tag Video Kompetitor
Tekan CTRL + F, lalu ketik keywords. Akan terlihat
keyword YouTube yang digunakan.
Aplikasi riset keyword YouTube
Aplikasi riset keyword YouTube yang populer adalah :
1. WordTracker
2. KeywordTool.io
3. VidIQ
4. Google Trends
Aplikasi riset keyword YouTube
Aplikasi Wordtracker :
Aplikasi riset keyword YouTube
Aplikasi KeywordTool.io :
Aplikasi riset keyword YouTube
Aplikasi Google Trend :
Tujuan membuat konten
Dengan membuat konten yang bermanfaat, relevan,
menarik dan menghibur secara konsisten pada
audiens yang tepat -juga pada waktu dan channel
yang tepat pula- brand kita berpeluang menarik
manfaat maksimal, serta membangun keunikan atau
expertise yang membedakan kita dengan
kompetitor.
Tujuan membuat konten
Secara detil, tujuan membuat konten ada 3, yaitu :
1. Membuat konten untuk membangun brand
awareness
2. Membuat konten untuk mengukuhkan brand
building
3. Membuat konten untuk mendorong product
consideration
Tujuan membuat konten
Jika tujuan kita membuat konten untuk brand
awareness, maka kita tidak boleh menampilkan
sedang menjual produk/layanan. Hanya
memperkenalkan area persoalan yang potensial
diselesaikan dengan menggunakan produk atau
layanan brand kita.
Tujuan membuat konten
Jika tujuan kita membuat konten untuk
mengukuhkan brand building, maka pada tahap ini,
audiens mulai disentuh secara emosional, bahwa
produk atau layanan kita adalah bagian dari solusi
yang mereka butuhkan; dan dilakukan secara
berkala dan konsisten.
Tujuan membuat konten
Jika tujuan kita membuat konten untuk mendorong
product consideration, maka konten yang biasanya
digunakan adalah white paper, hasil wawancara,
studi kasus, hingga tutorial cara penggunaan produk,
dan tentunya testimonial dari orang yang pernah
menggunakan produk/layanan ini.
Riset teknologi multimedia
Perkembangan teknologi multimedia saat ini sangat
membantu kehidupan sehari-hari. Untuk tujuan
publikasi konten, teknologi multimedia dan internet
sudah sangat maju. Disinilah diperlukan riset
tentang penggunaan teknologi multimedia untuk
produksi konten dan distribusinya ke platform media
sosial.
Riset teknologi multimedia
Jomblo Narsis
Jomblo Narsis
Asyiknya Bersama
Asyiknya Bersama
Tugas bagi
konsumen
Produk
Penyembuh
masalah
Membuat creative brief
Contoh Produk I : Deterjen Pakaian
Penyembuh
Produk
Masalah
SCENE 2
Narator : “Jangan takut noda bandel di pakaian, dengan SULAP, pakaian Andi dapat bersih
kembali dan harum…..”
Membuat creative brief
Contoh Produk I : Deterjen Pakaian
SCENE 3
(Backsound : nada musik penasaran)
(Pic : Medium Shot)
Sang ibu dengan wajah penasaran ingin membuktikan ucapan narator dengan langsung
mencuci pakaian menggunakan deterjen SULAP.
(SFX: suara pakaian di kucek sedikit)
SCENE 4
(Backsound : nada musik ceria)
Wajah sang ibu terlihat senang dan puas melihat hasil cuciannya saat dijemur. Sambil
mencium pakaian yg sedang dijemur, sang ibu mengatakan bahwa deterjen SULAP
memang nyata membersihkan noda bandel dan bau.
(Pic : Medium Shot)
(SFX : nada CLING)
Membuat creative brief
Contoh Produk I : Deterjen Pakaian
SCENE 5
(Backsound : nada musik ceria)
Tampilan produk SULAP muncul dengan animasi fade-in secara cepat
disusul headline “Hasilnya Benar-Benar Nyata”
(SFX: suara ramai tepuk tangan)
Membuat creative brief
Storyboard Produk I : Deterjen Pakaian
SCENE 1
Backsound :
Nada musik ceria
Andi :
“Hai ibu, aku pulang…”
Membuat creative brief
Storyboard Produk I : Deterjen Pakaian
SCENE 1
Backsound :
Nada musik penasaran
Ibu :
“Andi, baju kamu kenapa kotor
begitu?”
SFX : Nada kaget
Andi :
“Tadi Andi sempat main bola
di sekolah bu..”
Membuat creative brief
Storyboard Produk I : Deterjen Pakaian
SCENE 2
Backsound :
Nada musik ceria
Bintang :
“Jangan takut noda
bandel di pakaian…,
dengan SULAP,
pakaian Andi dapat
bersih kembali dan
harum…..”
Membuat creative brief
Storyboard Produk I : Deterjen Pakaian
SCENE 3
Backsound :
Nada musik ceria
SFX:
Suara pakaian di kucek
sedikit
Membuat creative brief
Storyboard Produk I : Deterjen Pakaian
SCENE 4
Backsound :
Nada musik ceria
SFX: Nada Cling
(Pic : Medium Shot)
Ibu :
“SULAP memang nyata
membersihkan noda
bandel dan bau tak
sedap di pakaian.”
Membuat creative brief
Storyboard Produk I : Deterjen Pakaian
SCENE 5
Backsound :
Nada musik ceria
SFX:
Suara ramai tepuk
tangan
FVO :
“SULAP…hasilnya benar
benar nyata.”
Membuat Creative Brief
Perangkat Keras Yang Digunakan
Perangkat keras untuk produksi konten
Perangkat keras untuk produksi konten meliputi :
1. Alat perekam suara
2. Jenis mikrofon
3. Jenis headphone
4. Kamera
Perangkat keras untuk produksi konten
Merekam video dengan mengandalkan built-in
microphone di kamera hanya akan menghasilkan
audio yang kurang baik dan tidak profesional.
Shotgun mic
Clip-on mic
Boom mic
Perangkat keras untuk produksi konten
Apa saja yang menjadikan tiap microphone
berbeda? Salah satunya adalah perbedaan
jangkauan microphone (Polar pattern), yaitu sudut
arah jangkauan yang dimiliki microphone untuk
menangkap bunyi.
Omni directional
Perangkat keras untuk produksi konten
2. Uni directional
Jenis ini hanya memiliki satu arah saja. Ada
beberapa jenis mic yang termasuk di dalamnya.
diantaranya adalah Hipercardioid dan Cardioid.
Perangkat keras untuk produksi konten
3. Bidirectional
Mic ini memiliki arah tangkapan sebagai mana
angka 8, yaitu bagian 2 sisi samping kanan dan
kiri kepala mic. Jenis mic ini cukup efektif jika
kita akan melakukan adegan berbicara
berhadapan dan mic diletakkan di tengah.
Perangkat keras untuk produksi konten
Bidirectional
Perangkat keras untuk produksi konten
Jenis headphone yang digunakan dalam proses
produksi konten digital terbagi menjadi :
1. Closed Back Headphones
Jenis ini sangat baik digunakan untuk recording.
2. Open Back Headphones
Jenis ini sangat baik digunakan untuk keperluan
mixing.
Perangkat keras untuk produksi konten
Closed Back Headphones digunakan saat
melakukan recording karena headphones tersebut
mempunyai sound isolation yang baik.
Kamera DSLR
Perangkat keras untuk produksi konten
Kamera mirrorless juga sering dipilih untuk merekam video
karena alasan berikut :
1. Ukuran dan beratnya lebih ringan daripada kamera DSLR.
2. Memiliki layar LCD sebagai ganti jendela bidik optik.
3. Harga relatif lebih terjangkau daripada kamera DSLR.
Kamera Mirrorless
Perangkat keras untuk produksi konten
Membuat video menggunakan smartphone juga hal
yang sudah umum dilakukan blogger, influencer,
selebgram atau konten kreator.
Berikut alasannya :
1. Harga smartphone relatif lebih terjangkau daripada
kamera handycam, DSLR atau kamera mirrorless.
2. Sudah tersedia fitur HDR untuk menjangkau
pencahayaan yang lebih luas dan dinamis.
3. Memiliki aplikasi edit video.
4. Ada yang sudah dilengkapi fitur menstabilkan gambar.
Perangkat keras untuk produksi konten
Kamera smartphone
Perangkat keras untuk produksi konten
Kamera video membutuhkan cahaya yang cukup
sehingga penonton bisa melihat seperti apa bentuk
obyek, di mana obyek tersebut saling berhubungan
dengan obyek lain, dengan lingkungan dan kapan
peristiwa itu terjadi.
Perangkat keras untuk produksi konten
Prinsip dasar pencahayaan (tata cahaya) meliputi :
1. Key Light.
Pencahayaan utama yang diarahkan pada objek.
2. Fill Light.
Pencahayaan pengisi untuk menghilangkan bayangan
objek yang disebabkan oleh key light.
3. Back Light.
Pencahayaan dari belakang yang memberi dimensi agar
obyek tidak “menyatu” dengan latar belakang.
Perangkat keras untuk produksi konten
1. Penentuan lokasi
2. Pengambilan gambar
Proses produksi konten
Apa saja yang termasuk dalam tahap paska-produksi?
Jika masih ada yang belum sesuai, maka editing konten harus
dilakukan kembali. Bahkan dapat terjadi perlu tambahan beberapa
footage yang harus diambil lagi untuk melengkapi alur cerita.
Mempublikasikan konten
Mempersiapkan publikasi ke platform media sosial