Anda di halaman 1dari 17

Tugas Makalah

RESENSI

Dosen Pengampu :
Maisarah Gusvita, S.Pd.I., M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 11
1. Thiara Meylani 221610310
2. Wahyu Adi Saputra 221610313

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM (YPI)


INSTITUT AGAMA ISLAM NUSANTARA BATANG
HARI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT karena dengan ridhonya semata


kami dapat menyelesaikan tugas mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Sebagai wujud dari pengabdian kami kepada Allah SWT
sekaligus bentuk realisasi dari tanggung jawab dan kewajiban kami
selama mengikuti pelajaran ini.
Karya Tulis Ilmiah ini berisi materi tentang “RESENSI”.
Pembahasan yang memaparkan tentang jenis-jenis karangan itu
sendiri. Sehingga Karya Tulis Ilmiah dapat digunakan untuk
penyajian diskusi dan untuk keperluan lainnya.
Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para
siswa/i sebagai materi dalam belajar atau sebagai bahan bacaan
untuk menambah wawasan yang telah ada, serta sebagai bahan
untuk penentuan nilai tugas oleh guru bidang studi Bahasa
Indonesia. Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada Allah SWT, kepada kedua orang tua, teman-teman, dan
semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuannya
dalam penyusunan makalah ini.

Muara Bulian. Desember


2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Tujuan ............................................................................................ 1
C. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Resensi ........................................................................ 2
B. Tujuan Penulisan Resensi .............................................................. 3
C. Syarat Penyusunan Resensi .......................................................... 4
D. Unsur-Unsur dalam Resensi........................................................... 4
E. Komponen Resensi Novel .............................................................. 5
F. Contoh Resensi .............................................................................. 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................... 13
B. Kritik dan Saran .............................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah resensi berasal dari bahasa Belanda, Resentie yang
berarti kupasan atau pembahasan. Jadi, resensi adalah kupasan atau
pembahasan tentang buku, film, atau drama yang biasanya disiarkan
melalui media massa, seperti surat kabar atau majalah. Pada Kamus
Sinonim Bahasa Indonesia disebutkan bahwa resensi
adalah pertimbangan, pembicaraan, atau ulasan buku. Akhir-akhir ini,
resensi buku lebih dikenal dengan istilah timbangan buku.
Dengan demikian, penulis akan membahas pengertian resensi,
syarat penyusunan resensi, unsur-unsur dalam resensi dan komponen
resensi di dalam makalah ini.

B. Tujuan
Tujuan dari makalah yang berjudul resensi ini adalah :
1. Untuk menyelesaikan tugas pembuatan makalah bahasa indonesia
tentang resensi.
2. Untuk mengetahui pengertian resensi, syarat penyusunan resensi,
unsu-unsur dalam resensi dan komponen dalam resensi.

C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa maksud pengertian resensi?
2. Bagaimana tujuan penulisan resensi?
3. Bagaimana unsur-unsur dalam resensi?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Resensi
Istilah resensi berasal dari bahasa Belanda, Resentie yang
berarti kupasan atau pembahasan. Resensi adalah ulasan atau
penilaian sebuah hasil karya dengan menyajikan kualitas yang terkait
dengan keunggulan maupun kekurangannya. Menilai berarti mengulas,
mempertimbangkan, mengkritik dan menunjukkan kelebihan-kelebihan
serta kekurangan-kekurangan buku dengan penuh tanggung jawab.
Artinya, penilaian yang disampaikannya harus disertai landasan dan
alasan yang dapat dipertanggung jawabkan. Pada Kamus Sinonim
Bahasa Indonesia disebutkan bahwa resensi adalah pertimbangan,
pembicaraan, atau ulasan buku. Akhir-akhir ini, resensi buku lebih
dikenal dengan istilah timbangan buku.
Dalam menulis resensi harus bertolak dari tujuan resensi itu
sendiri yaitu untuk membantu para pembaca perlu tidaknya membaca
sebuah buku tertentu. Pertimbangan buku diberikan menyesuaikan
pertimbangan tersebut dengan selera pembaca. Resensi tidak hanya
diberikan terhadap buku atau karangan tetapi diberikan juga kepada
karya-karya lainnya seperti resensi film, drama dan sebagainya.
Pertimbangan yang di tulis oleh penulis resensi harus
disesuaikan selera pembaca maka sebuah resensi yang disiarkan
melalui sebuah majalah yang mungkin berbeda dengan resensi yang
ditulis pada majalah lain. Resensi yang disiarkan oleh majalah budaya
yang profesional akan berbeda sifatnya dengan resensi yang dimuat
pada majalah hiburan biasa karena latar belakang pendidikan serta
minat pembaca yang berbeda-beda.
Sebuah majalah budaya profesional biasanya dibaca oleh
orang-orang yang berpendidikan cukup serta mempunyai apresiasi seni
yang cukup tinggi. Sedangkan majalah hiburan biasanya di baca oleh

2
pembaca yang tidak mengerti seluk beluk seni serta apresiasi seninya
tidak mendalam.
Orang yang menulis resensi disebut resentator. Sebelum
menulis resensi, tentu saja resentator harus membaca buku yang mau
diresensi itu, kalau perlu berulang-ulang, agar memahami dan tahu
betul arah yang dituju buku tersebut. Lebih baik lagi bila resentator
mempunyai pengetahuan yang memadai berkaitan dengan buku yang
diresensi itu. Dengan demikian, resentator dapat menulis resensi
dengan secara objektif dan dapat menghindarkan diri dari penilaian
yang bersifat subjektif.

B. Tujuan Penulisan Resensi


Agar sebuah resensi atau pertimbangan diberikan secara obyektif
atas sebuah buku atau karangan, maka penulis resensi harus
memperhatikan dua hal yaitu penulis harus memahami sepenuhnya
tujuan penulis dari pengarang buku tersebut dan penulis resensi harus
menyadari sepenuhnya tujuan menulis resensi itu.
Tujuan penulisan resensi antara lain:
a. Memberikan informasi atau pemahaman yang menyeluruh tentang
apa yang tampak dan terungkap dalam sebuah buku.
b. Memberikan pertimbangan apakah sebuah buku pantas mendapat
sambutan dari masyarakat atau tidak.
c. Menjawab pertanyaan yang mungkin timbul jika seseorang melihat
buku yang baru terbit. Adapun pertanyaannya sebagai berikut :
1. Siapa pengarangnya?
2. Mengapa ia menulis buku?
3. Apa pertanyaannya?
4. Bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis yang
dihasilkan oleh pengarang-pengarang lain?
5. Bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis karya
pengarang yang sama?

3
d. Membantu pembaca dalam memilih buku yang dikehendaki.

C. Syarat Penyusunan Resensi


Ada beberapa syarat dal menyusun resensi antara lain :
a. Ada data buku, meliputi nama pengarang, penerbit, tahun terbit dan
tebal buku.
b. Pendahuluannya berisi perbandingan dengan karya sebelumnya,
biografi pengarang, atau hal yang berhubungan dengan tema atau
isi.
c. Ada ulasan singkat terhadap buku tersebut.
d. Harus bermanfaat dan kepada siapa manfaat itu ditujukan.

D. Unsur-Unsur dalam Resensi


Unsur-unsur dalam resensi meliputi :
1. Judul resensi
Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh
tulisan atau inti tulisan, tidak harus ditetapkan terlebih dahulu. Judul
dapat dibuat sesudah penulisan resensi selesai. Yang perlu di ingat,
judul resensi harus selaras dengan keseluruhan isi resensi.
2. Data buku
Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
a. Judul buku (jika buku itu termasuk buku hasil terjemahan, judul
aslinya juga harus ditulis)
b. Pengarang (jika ada, tulis juga penerjemah, editor, atau
penyunting seperti yang tertera dalam buku)
c. Penerbit
d. Tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa)
e. Tebal buku (berapa halaman)
f. Harga buku (jika diperlukan)
3. Pembukaan (lead)
Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini.

4
a. Memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa
saja, dan prestasi apa yang diperoleh.
b. Membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik
oleh pengarang sendiri maupun pengarang lain.
c. Memaparkan kekhasan atau sosok pengarang.
d. Memaparkan keunikan buku.
e. Merumuskan tema buku.
f. Mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku.
g. Mengungkapkan kesan terhadap buku.
h. Memperkenalkan penerbit.
4. Tubuh atau isi pertanyaan resensi buku
Tubuh atau isi pertanyaan resensi buku biasanya memuat hal-
hal dibawah ini :
a. Sinopsis atau isi buku secara benar dan kronologis.
b. Ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya.
c. Keunggulan buku.
d. Kelemahan buku.
e. Rumusan kerangka buku.
f. Tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit).
g. Kesalahan cetak (jika ada)
5. Penutup resensi
Bagian penutup, biasanya berisi saran atau pertanyaan bahwa
buku itu penting untuk siapa dan mengapa.

E. Komponen Resensi Novel


Komponen yang dapat dibahas dalam menyusun resensi novel
adalah sebagai berikut.
a. Tema.
1. Apakah yang diungkap dalam novel?
2. Apakah tema yang diungkapkan itu menarik pembaca secara
umum?

5
3. Apakah tema sudah sering diungkapkan dalam seri cerita lain
yang dibuatnya?
4. Apakah tema dapat diterima sebagai kebenaran yang umum?
b. Alur Cerita
1. Bagaimana peristiwa-peristiwa diatur dalam cerita?
2. Apa keunikan susunan peristiwa yang digunakan pengarang?
3. Apakah ada pembaruan susunan peristiwa dalam cerita itu?
c. Penokohan
1. Bagaimana pengarang memberi (menciptakan) watak atau
karakter pada tokoh-tokohnya?
2. Bagaimana sifat tokoh tersebut?
3. Adakah keunikan dalam menciptakan watak tokoh?
d. Sudut Pandang
1. Sudut pandang apa yang dipakai pengarang untuk menyampaikan
cerita?
2. Adakah keunikan sudut pandang dalam cerita?
e. Latar Cerita
1. Bagaimana latar cerita digunakan?
2. Apakah latar ceritanya cocok dengan peristiwa?
f. Nilai-nilai
1. Nilai-nilai apakah yang dapat diambil pembaca dari cerita?
2. Adakah nilai-nilai baru yang dikembangkan?
g. Bahasa dan Gaya Cerita
1. Bagaimana bahasa yang digunakan pengarang?
2. Apakah cerita disampaikan dengan cara humor, serius, atau sinis?
h. Pengarang siapa pengarang cerita itu?
1. Bagaimana latar belakang kehidupannya?
2. Bagaimana kreativitasnya? Dalam sebuah resensi tidak semua
cerita tersebut diulas oleh penulis.

6
F. Contoh Resensi

Resensi Novel Ayat-Ayat Cinta


Identifikasi
Buku
Judul : Ayat-Ayat Cinta
Pengarang : Habiburrahman El-Shirazy
Tebal Buku : 411 halaman
Diresensi : Shelvi Novianita

Sinopsis
“Mencintai-Nya Menuntunku Pada Cintamu”
Fahri bin Abdillah adalah pelajar Indonesia yang berusaha
menggapai gelar masternya di Al Ahzar. Berteman dengan panas dan
debu Mesir. Berkutat dengan berbagai macam target dan
kesederhanaan hidup. Bertahan dengan menjadi penerjemah buku-
buku agama. Belajar di Mesir, membuat Fahri dapat mengenal Maria,
Nurul, Noura, dan Aisha.
Maria Grigis adalah tetangga satu flat Fahri, yang beragama
Kristen Koptik tapi mengagumi Al Quran. Dan menganggumi Fahri.
Kekaguman yang berubah menjadi cinta. Sayangnya, cinta Maria
hanya tercurah dalam diary saja.
Sementara Nurul adalah anak seorang kyai terkenal, yang juga
mengeruk ilmu di Al Azhar. Sebenarnya Fahri menaruh hati pada gadis
manis ini. Sayang rasa mindernya yang hanya anak keturunan petani
membuatnya tidak pernah menunjukkan rasa apa pun pada Nurul.
Sementara Nurul pun menjadi ragu dan selalu menebak-nebak.
Sedangkan Noura adalah tetangga Fahri, yang selalu disika
Ayahnya sendiri. Fahri berempati penuh dengan Noura dan ingin
menolongnya. Hanya empati saja. Tidak lebih! Namun Noura yang
mengharap lebih. Dan nantinya ini menjadi masalah besar ketika Noura
menuduh Fahri memperkosanya.

7
Dan yang terakhir adalah Aisha. Si mata indah yang menyihir
Fahri. Sejak sebuah kejadian di metro, saat Fahri membela Islam dari
tuduhan kolot dan kaku, Aisha jatuh cinta pada Fahri. Dan Fahri juga
tidak bisa membohongi hatinya.
Lantas, siapakah yang nantinya akan dipilih Fahri? Siapakan yang
akan dipersunting oleh Fahri? Siapakah yang dapat mencintai Fahri
dengan tulus? Mari kita cari jawabannya dari sinopsis “Ayat-Ayat Cinta”
berikut.
Fahri sedang dalam perjalanan menuju Masjid Abu Bakar Ash-
Shiddiq yang terletak di Shubra El-Kaima, ujung utara kota Cairo, untuk
talaqqi (belajar secara face to face pada seorang syaikh) pada Syaikh
Utsman, seorang syaikh yang cukup tersohor di Mesir.
Dengan menaiki metro, Fahri berharap ia akan sampai tepat
waktu di Masjid Abu Bakar As-Shiddiq. Di metro itulah ia bertemu
dengan Aisha. Aisha yang saat itu dicacimaki dan diumpat oleh orang-
orang Mesir karena memberikan tempat duduknya pada seorang nenek
berkewarganegaraan Amerika, ditolong oleh Fahri. Pertolongan tulus
Fahri memberikan kesan yang berarti pada Aisha. Mereka pun
berkenalan. Dan ternyata Aisha bukanlah gadis Mesir, melainkan gadis
Jerman yang juga tengah menuntut ilmu di mesir.
Di Mesir Fahri tinggal bersama dengan keempat orang temannya
yang juga berasal drai Indonesia. Mereka adalah Siful, Rudi, Hamdi,
dan Misbah. Mereka tinggal di sebuah apartemen sederhana yang
mempunyai dua lantai, dimana lantai dasar menjadi temapt tinggal
Fahri dan empat temannya, sedangkan yang lanai atas ditemapati oleh
keluarga Kristen Koptik yang sekaligus menjadi tetangga mereka.
Keluarga ini terdiri dari Tuan Boutros, Madame Nahed dan dua orang
anak mereka, taitu Maria dan Yousef.
Walau keyakinan dan aqiqah mereka berbeda, tapi antara
keluarga Fahri dan Tuan Boutros terjalin hubungan yang sangat baik.
Terlebih Fahri dan Maria berteman begitu akarab. Fahri menyebut

8
Maria sebagai gadis koptik yang aneh. Bagaimana tidak, Maria mampu
menghafal surat Al-Maidah dan surat Maryam.
Selain bertetangga dengan keluarga Tuan Boutros, Fahri juga
mempunyai tetangga lain berkulit hitam yang perrangainya berbanding
seratusdelapan puluh derajat dengan keluarga Boutros. Kepala
keluarga ini bernama Bahadur. Istrinya bernama madame Syaima dan
anak-anaknya bernama Mona, Suzanna, dan Noura.
Bahadur, madame Syaima, Mona, dan Suzanna sering menyiksa
noura karena rupa serta warna rambut Noura yang berbeda dengan
mereka. Noura berkulit putih dan berambut pirang. Ya, nasib Noura
memang malang.
Suatu malam Noura diusir Bahadur dari rumah. Noura diseret ke
jalan sembari dicambuk. Tangisannya memilukan. Fahri tidak tega
melihat Noura diperlakukan demikian oleh Bahadur. Ia meminta Maria
melalui sms untuk menolong Noura. Fahri tidak bisa menolong Noura
secara langsung karena Noura bukan muhrimnya. Maria pun bersedia
menolong Noura malam itu. Ia membawa Noura ke flatnya.
Fahri dan Maria berusaha mencari tahu siapa keluarga Noura
sebenarnya. Mereka yakin Noura bukanlah anak Bahadur dan madame
Syaima.
Dan benar. Noura bukan anak mereka. Noura yang malang itu
akhirnya bisa berkumpul bersama orang-orang yang menyayanginya. Ia
sangat berterima kasih pada Fahri dan Maria.
Sementara itu, Aisha tidak dapat melupakan pemuda yang baik
hati mau menolongnya di metro saat itu. Aisha rupanya jatuh hati pada
Fahri. Ia meminta pamannya Eqbal untuk menjodohkannya dengan
Fahri. Kebetulan, paman Eqbal mengenal Fahri dan Syaik Utsman.
Melalui bantuan Syaik Utsman, Fahri pun bersedia untuk menikah
dengan Aisha.
Mendengar kabar pernikahan Fahri, Nurul menjadi sangat
kecewa. Paman dan bibinya sempat datang ke rumah Fahri untuk

9
memberitahu bahwa keponakannya sangat mencitai Fahri. Namun
terlambat! Fahri akan segera menikah dengan Aisha. Oh, malang benar
nasib Nurul.
Dan pernikahan Fahri dengan Aisha pun berlangsung. Fahri dan
Aisha memutuskan untuk berbulanmadu di sebuah apartemen cantik
selama beberapa minggu.
Sepulang dari ‘bulanmadu’nya, Fahri mendapat kejutan dari Maria
dan Yousef. Maria dan adiknya itu datang ke rumah Fahri untuk
memberikan sebuah kado pernikahan. Namun Maria tampak lebih
kurus dan murung. Memang, saat Fahri dan Aisha menikah, keluarga
Boutros sedang pergi berlibur. Alhasil, begitu mendengar Fahri telah
menjadi milik wanita lain dan tidak lagi tinggal di flat, Maria sangat
terpukul.
Kebahagian Fahri dan Aisha tidak bertahan lama karena Fahri
harus menjalani hukuman di penjara atas tuduhan pemerkosaan
terhadap Noura. Noura teramat terluka saat Fahri memutuskan untuk
menikah dengan Aisha.
Di persidangan, Noura yang tengah hamil itu memberikan
kesaksian bahwa janin yang dikandungnya adalah anak Fahri.
Pengacara Fahri tidak dapat berbuat apa-apa karena ia belum memiliki
bukti yang kuat untuk membebaskan kliennya dari segala tuduhan.
Fahri pun harus mendekam di bui selama beberapa minggu.
Satu-satunya saksi kunci yang dapat meloloskan Fahri dari fitnah
kejam Noura adalah Maria. Marialah yang bersama Noura malam itu
(malam yang Noura sebut dalam persidangan sebagai malam dimana
Fahri memperkosanya).
Tapi Maria sedang terkulai lemah tak berdaya. Luka hati karena
cinta yang bertepuk sebelah tangan membuatnya jatuh sakit. Tidak ada
jalan lain. Atas desakan Aisha, Fahri pun menikahi Maria. Aisha
berharap, dengan mendengar suara dan merasakan sentuhan tangan
Fahri, Maria tersadar dari koma panjangnya. Dan harapan Aisha

10
menjadi kenyataan. Maria dapat membuka matanya dan kemudian
bersedia untuk memberikan kesaksian di persidangan. Alhasil, Fahri
pun terbebas dari tuduhan Noura. Dengan kata lain, Fahri dapat
meninggalkan penjara yang mengerikan itu.
Noura menyesal atas perbuatan yang dilakukannya. Dengan jiwa
besar, Fahri memaafkan Noura. Dan, terungkaplah bahwa ayah dari
bayi dalam kandungan Noura adalah Bahadur.
Fahri, Aisha, dan Maria mampu menjalani rumah tangga mereka
dengan baik. Aisha menganggap Maria sebagai adiknya, demikian pula
Maria yang menghormati Aisha selayaknya seorang kakak. Tidak ada
yang menduga jika maut akhirnya merenggut Maria. Namun Maria
beruntung karena sebelum ajal menjemputnya, ia telah menjadi
seorang mu’alaf.
Dari buku kita tahu bahwa Fahri selalu “menjaga diri” di tengah
wanita-wanita yang dekat dengannya. Hal itu Fahri lakukan karena rasa
cintanya pada Yang Maha Kuasa. Fahri berusaha konsisten dengan
prinsip, dan ajaran agama yang ia pegang teguh. Cinta Fahri pada
agama dan Sang Khalik menuntunnya pada cinta Aisha. Atas izin Allah
Fahri dan Aisha bersatu di bawah payung cinta yang tulus
mengharapkan ridhaNya.

Kelebihan
 Ceritanya begitu menyentuh dan mengalir seakan pembaca
mengalami berbagai problema yang melilit sang tokoh
 Penulis mengajak pembaca mendalami Islam dengan bahasanya
yang menyejukkan
 Kisah-kisah hubungan antar manusia (kisah cinta) digambarkan
secara menarik dan utuh tanpa harus terasa vulgar.
Kekurangan
 Seorang pria dicintai empat orang wanita. Mungkinkah? Jika
dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari, rasanya aneh jika ada

11
pria yang di”gilai” oleh empat orang wanita sekaligus. Baik Aisha,
Maria, Noura, dan Nurul menginginkan Fahri menjadi suaminya.
Beruntung sekali tokoh Fahri! Mungkinkah hal yang demikian ada
dalam kehidupan nyata?
 Noura frustasi karena tidak mendapatkan cinta Fahri. Ia lantas
memfitnah Fahri dengan tuduhan yang kejam. Benarkah ada
seorang wanita yang seperti Noura dalam kehidupan nyata? Cinta
tetaplah cinta. Tidak akan berubah menjadi pisau yang dapat
menusuk dari belakang.
Kebermanfaatan
 Merupakan media penyaluran dakwah kepada siapa saja yang ingin
mengetahui lebih banyak tentang islam
 Dengan membaca novel ini kita dapat mengetahui geografi kota
Mesir serta sosial budaya Timur Tengah tanpa harus pergi ke sana.
 Memberikan contoh pada kita tentang sebuah pernikahan yang baik
dan sesuai syariat Islam.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Resensi adalah ulasan atau penilaian sebuah hasil karya
dengan menyajikan kualitas yang terkait dengan keunggulan maupun
kekurangannya. Penulis resensi harus memperhatikan dua hal yaitu
penulis harus memahami sepenuhnya tujuan penulis dari pengarang
buku tersebut dan penulis resensi harus menyadari sepenuhnya tujuan
menulis resensi itu.
Syarat penyusunan resensi adalah ada data buku, ada ulasan
singkat buku, harus bermanfaat dan kepada siapa manfaat itu
ditujukan. Unsur-unsur dalam resensi antara lain judul resensi, data
buku, pembukaan, tubuh atau isi pertanyaan resensi buku dan penutup
resensi. Sedangkan komponen resensi meliputi tema, alur cerita,
penokohan, sudut pandang, latar cerita, nilai-nilai,bahasa dan gaya
cerita serta pengarang.

B. Kritik dan Saran


1. Bagi kita dan generasi akan datang sudah sepatutnya untuk
mengetahui bagaimana cara membuat resensi dari sebuah novel,
drama, novel dan sebagainya.
2. Kepada para pembaca jika ingin lebih mengetahui tentang bahasan
ini bisa membaca buku tentang resensi.

13
DAFTAR PUSTAKA

Pramono, Agung dan Binur Huda, M. 2011. Bahasa Indonesia untuk


Perguruan Tinggi. Madiun : IKIP PGRI Madiun.
http://www.wikipedia.com/
http://www.wikipedia/resensi/

14

Anda mungkin juga menyukai