Anda di halaman 1dari 2

Menjadi Manager Mengapa Tidak

Para manajemen tingkat tinggi dan tim sunber daya


manusia terkadang sering kali bertanya-tanya, mengapa setiap
melakukan promosi rekrutment di lowongan pekerjaan
dimasuki oleh puluhan bahkan ratusan pelamar padahal yang
dibutuhkan hanya tersedia untuk beberapa orang saja bahkan
satu orang.

Mereka mengeluhkan tidak hanya sampai situ. Meskipun


sudah ada banyak pelamar dan ada jutaan sarjana Indonesia
yang siap mengisi lowongan, namun untuk mendapatkan
manajer yang handal itu cukup sulit.

Mencari manjer dengan kualifikasi “baik” itu sulit adalah


suatu problematika yang sangat memprihatinkan. Tidak heran
jika terkadang ada saja perusahaan Lokal atau Nasional
memilih lebih suka ‘membajak” para manajer handal ini dari
perusahaan kompetitor atau lain. Mengapa demikian? Iya,
mereka tidak perlu repot-repot untuk mengahrkan dan melatih
dia hingga menjadi manajer hebat.

Jadi, yang ingin disampaikan adalah manajer yang “baik”


itu manajer yang memang paham peran dan fungsinya sebagai
manajer. Tidak hanya sampai disitu, manajer yang “baik”
adalah mereka yang memiliki keterampilan-keterampilan yang
digunakan untuk memimpin operasional perusahaan dan
kualitas pribadi yang baik (attitude).
Lalu, mengapa kemudian perusahaan-perusahaan banyak
yang mengalami kesulitan dalam mencari manajer yang
“baik” ?

Sebenarnya untuk dapat menjadi manajer yang baik itu


cukup mudah. Bahkan karena saking mudahnya, banyak orang-
orang yang cenderung merendahkannya. Sikap merendahkan
inilah yang menjadi penyebab awal, mengapa mereka menjadi
seperti itu.

Seharunya tidak perlu merendahkan sesuatu hal yang


kecil, karena sesungguhnya yang kecil inilah sesuatu yang
besar berawal. Mengapa demikian ? Karena jika seseorang
tidak bisa mengendalikan sesuatu yang kecil, maka ia juga
tidak akan mampu mengendalikan sesuatu yang besar.

Dalam kenyataannya, pada saat ini jarang sekali


menemukan orang yang mempersiapkan dirinya untuk menjadi
seorang manajer dari jauh-jauh dhari sebelum dia diangkat
menjadi posisi manajer. Mereka kebanyakan baru belajar ilmu
manajer ketika saat mereka diangkat secara resmi menjadi
manajer.

Bahkan diantaranya ada yang sudah tidak ingin belajar


kembali atau merasa dirinya sudah pintar dan pandai serta
kompeten atas jabatannya itu.

Anda mungkin juga menyukai