Anda di halaman 1dari 7

Perbedaan Penelitian Deskriptif dan Penelitian Analitik

Penelitian Epidemiologi Diskriptif :


 Hanya menjelaskan keadaan suatu masalah kesehatan (who, where, when)
 Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan interpretasi data hanya pada suatu
kelompok masyarakat saja
 Tidak bermaksud membuktikan suatu hipotesa
Penelitian Epidemiologi Analitik :
 Juga menjelaskan mengapa suatu masalah kesehatan timbul di masyarakat (why) λ
 Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan interpretasi data dilakukan terhadap dua
kelompok masyarakatλ
 ermaksud membuktikan suatu hipotesa λ

!pidemiologi
!pidemiologi !ksperimental
!ksperimental
!pidemiologi
!pidemiologi !ksperimental
!ksperimental atau penelitian inter"ensi adalah penelitian
eksperimental yang dilakukan terhadap masyarakat# Peneliti memberikan perlakuan
atau manipulasi pada masyarakat, kemudian efek perlakuan tersebut diobser"asi,
baik se$ara indi"idual maupun kelompok# Penelitian
Penelitian dapat melakukan manipulasi %
mengontrol faktor&faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian dan dinyatakan
sebagai tes yang paling baik untuk menentukan $ause and e'e$t relationship serta
tes yang berhubungan dengan etiologi, kontrol, terhadap penyakit maupun untuk
menjawab pertanyaan masalah ilmiah lainnya#
1) Randomized Control Trial
andomied $ontrol trial (atau randomied $lini$al trial) adalah sebuah eksperimen
eoidemiologi yang mempelajari sebuah pen$egahan atau $ara hidup yang dapat
mengobati# *ubjek dalam populasi adalah kelompok yan a$ak, biasanya disebut
perawatan dan kelompok kontrol, dan hasilnya diperoleh dengan membandingkan
hasil dari dua atau lebih kelompok# Hasil yang diinginkan dapat saja berbeda tetapi,
mungkin saja perkembangan penyakit baru atau sembuh dari penyakit yang telah
ada#
+ita dapat memulainya dari menentukan populasi
populasi dengan a$ak untuk mendapatkan
perawatan baru atau perawatan yang telah ada, dan kita mengikuti subjek dalam
setiap grup untuk mengetahui seberapa banyak subjek yang mendapatkan
perawatan baru berkembang dibandingkan subjek dengan perawatan yang telah
ada# Jika perawatan menghasilkan out$ome yang lebih baik, kita dapat berharap
untuk mendapatkan out$ome yang lebih baik pada subjek dengan perawatan baru
dibandingkan subjek dengan perawatan yang telah ada#
2) Field Trial / Eksperimen Lapangan
!kperimen lapangan adalah jenis eksperimen yang dilakukan di lapangan dengan
indi"idu&indi"idu yang belum sakit sebgai subyek# irip dengan studi kohort
prospektif, ran$angan ini diawali dengan memilih subyek&subyek yang belum sakit#
*ubyek&subyek penelitian dibagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol, lalu diikuti perkembangannya apakah subyek itu sakit atau tidak# erbeda
dengan studi kohort, peneliti menentukan dengan sengaja alokasi faktor penelitian
kepada kelompok&kelompok studi#
*ubyek yang terjangkit dan tidak terjangkit penyakit antara kedua kelompok studi
kemudian dibandingkan, untuk menilai pengaruh perlakuan# Jika laju kejadian
penyakit dalam populasi rendah, maka eksperimen lapangan membutuhkan jumlah
subjek yang sangat besar pula# Pada ekperimen lapangan kerap kali peneliti harus
mengunjungi subyek penelitian di -lapangan.# Peneliti dapat juga mendirikan pusat
penelitian di mana dilakukan pengamatan dan pengumpulan informasi yang
dibutuhkan dengan biaya yang ekstra#
) Comm!nit" Trial / #nter$ensi %om!nitas
/nter"ensi komunitas adalah studi di mana inter"ensi dialokasikan kepada
komunitas, bukan kepada indi"idu&indi"idu# /nter"ensi komunitas dipilih karena
alokasi inter"ensi tidak mungkin atau tidak praktis dilakukan kepada indi"idu#
0ontoh inter"ensi ini adalah riset tentang efekti"itas 1urodasi air minum untuk
men$egah karies pada masyarakat# iset 2ewburgh&+ingston (Ast et al#, 3456)
memberikan natrium 1orida pada tempat&tempat penyediaan air minum yang
dikonsumsi oleh komunitas (2ewburgh)# +omunitas lainnya (+ingston) menerima air
minum seperti sebelumnya (tanpa suplementasi fuor)# !ksperimen ini
memperlihatkan kemaknaan pengaruh 1oridasi, baik se$ara statistik maupun klinik,
dalam mengurangi kerusakan, kehilangan, dan pergerakan gigi masyarakat#
1. Probability Sampling

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama
kepada setiap anggota populasi untuk menjadi sampel. Teknik ini meliputi simpel random
sampling, sistematis sampling, proportioate stratified random sampling, disproportionate
stratified random sampling, dan cluster sampling

Simple random sampling

Teknik adalah teknik yang paling sederhana (simple). Sampel diambil secara acak, tanpa
memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi.

Misalnya :

Populasi adalah sisa S! "egeri ## $akarta yang berjumlah %&& orang. $umlah sampel
ditentukan dengan Tabel 'saac dan Michael dengan tingkat kesalahan adalah sebesar %
sehingga jumlah sampel ditentukan sebesar &%.

$umlah sampel &% ini selanjutnya diambil secara acak tanpa memperhatikan kelas, usia dan
 jenis kelamin.

Sampling Sistematis

*dalah teknik sampling yang menggunakan nomor urut dari populasi baik yang berdasarkan
nomor yang ditetapkan sendiri oleh peneliti maupun nomor identitas tertentu, ruang dengan
urutan yang seragam atau pertimbangan sistematis lainnya.

+ontohnya :

*kan diambil sampel dari populasi karyaan yang berjumlah %. -aryaan ini diurutkan dari 
  % berdasarkan absensi. Peneliti bisa menentukan sampel yang diambil berdasarkan nomor
genap (, /, 0, dst) atau nomor ganjil (, , 1, dst), atau bisa juga mengambil nomor kelipatan (,
/, 2, 0, dst)

Proportionate Stratified Random Sampling

Teknik ini hampir sama dengan simple random sampling namun penentuan sampelnya
memperhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam populasi.
Misalnya, populasi adalah karyaan PT. #34 berjumlah %. !engan rumus Slo5in (lihat
contoh di atas) dan tingkat kesalahan % diperoleh besar sampel adalah 6%. Populasi sendiri
terbagi ke dalam tiga bagian (marketing, produksi dan penjualan) yang masing7masing berjumlah
:

 Marketing : 15
 Produksi : 75
 Penjualan : 35

Maka jumlah sample yang diambil berdasarkan masing7masinng bagian tersebut ditentukan
kembali dengan rumus n 8 (populasi kelas 9 jml populasi keseluruhan)  jumlah sampel yang
ditentukan

 Marketing : 15 / 125 x 95 = 11,4 dibulatkan 11


 Produksi : 75 / 125 x 95 = 57 
 Penjualan : 35 / 125 x 95 = 266 dibulatkan 27 

Sehingga dari keseluruhan sample kelas tersebut adalah  ; %< ; < 8 6% sampel.

Teknik ini umumnya digunakan pada populasi yang diteliti adalah keterogen (tidak sejenis) yang
dalam hal ini berbeda dalam hal bidangkerja sehingga besaran sampel pada masing7masing strata
atau kelompok diambil secara proporsional untuk memperoleh

Disproportionate Stratified Random Sampling

!isproporsional stratified random sampling adalah teknik yang hampir mirip dengan
 proportionate stratified random sampling dalam hal heterogenitas populasi. "amun,
ketidakproporsionalan penentuan sample didasarkan pada pertimbangan jika anggota populasi
 berstrata namun kurang proporsional pembagiannya.

Misalnya, populasi karyaan PT. #34 berjumlah &&& orang yang berstrata berdasarkan tingkat
 pendidikan SMP, SM*, !''', S dan S. "amun jumlahnya sangat tidak seimbang yaitu :

!MP : 1"" orang 


!M# : 7"" orang 
 $%%% : 1&" orang 
!1 : 1" orang 
!2 : 1" orang 

$umlah karyaan yang berpendidikan S dan S ini sangat tidak seimbang (terlalu kecil
dibandingkan dengan strata yang lain) sehingga dua kelompok ini seluruhnya ditetapkan sebagai
sampel

Cluster Sampling
+luster sampling atau sampling area digunakan jika sumber d ata atau populasi sangat luas
misalnya penduduk suatu propinsi, kabupaten, atau karyaan perusahaan yang tersebar di
seluruh pro5insi. =ntuk menentukan mana yang dijadikan sampelnya, maka ilayah populasi
terlebih dahulu ditetapkan secara random, dan menentukan jumlah sample yang digunakan pada
masing7masing daerah tersebut dengan menggunakan teknik proporsional stratified random
sampling mengingat jumlahnya yang bisa saja berbeda.

+ontoh :

Peneliti ingin mengetahui tingkat efekti5itas proses belajar mengajar di tingkat SM=. Populasi
 penelitian adalah sisa SM* seluruh 'ndonesia. -arena jumlahnya sangat banyak dan terbagi
dalam berbagai pro5insi, maka penentuan sampelnya dilakukan dalam tahapan sebagai berikut :

Tahap Pertama adalah menentukan sample daerah. Misalnya ditentukan secara acak & Pro5insi
yang akan dijadikan daerah sampel.

Tahap kedua. Mengambil sampel SM= di tingkat Pro5insi secara acak yang selanjutnya disebut
sampel pro5insi. -arena pro5insi terdiri dari -abupaten9-ota, maka diambil secara acak SM=
tingkat -abupaten yang akan ditetapkan sebagai sampel (disebut -abupaten Sampel), dan
seterusnya, sampai tingkat kelurahan 9 !esa yang akan dijadikan sampel. Setelah digabungkan,
maka keseluruhan SM= yang dijadikan sampel ini diharapkan akan menggambarkan
keseluruhan populasi secara keseluruhan.

2. Non Probabilty Sampel

 "on Probability artinya setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang
sama sebagai sampel. Teknik7teknik yang termasuk ke dalam "on Probability ini antara lain :
Sampling Sistematis, Sampling -uota, Sampling 'nsidential, Sampling Purposi5e, Sampling
$enuh, dan Snoball Sampling.

Sampling -uota,

*dalah teknik sampling yang menentukan jumlah sampel dari populasi yang memiliki ciri
tertentu sampai jumlah kuota (jatah) yang diinginkan.

Misalnya akan dilakukan penelitian tentang persepsi sisa terhadap kemampuan mengajar guru.
$umlah Sekolah adalah &, maka sampel kuota dapat ditetapkan masing7masing & sisa per
sekolah.

Sampling Insidential,

'nsidential merupakan teknik penentuan sampel secara kebetulan, atau siapa saja yang kebetulan
(insidential) bertemu dengan peneliti yang dianggap cocok dengan karakteristik sampel yang
ditentukan akan dijadikan sampel.
Misalnya penelitian tentang kepuasan pelanggan pada pelayanan Mall *. Sampel ditentukan
 berdasarkan ciri7ciri usia di atas % tahun dan baru pernah ke Mall * tersebut, maka siapa saja
yang kebetulan bertemu di depan Mall * dengan peneliti (yang berusia di atas % tahun) akan
dijadikan sampel.

Sampling Purposive,

Purposi5e sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan khusus sehingga
layak dijadikan sampel. Misalnya, peneliti ingin meneliti permasalahan seputar da ya tahan mesin
tertentu. Maka sampel ditentukan adalah para teknisi atau ahli mesin yang mengetahui dengan
 jelas permasalahan ini. *tau penelitian tentang pola pembinaan olahraga renang. Maka sampel
yang diambil adalah pelatih7pelatih renang yang dianggap memiliki kompetensi di bidang ini.
Teknik ini biasanya dilakukan pada penelitian kualitatif.

Sampling Jenu,

Sampling jenuh adalah sampel yang meakili jumlah populasi. >iasanya dilakukan jika populasi
dianggap kecil atau kurang dari &&. Saya sendiri lebih senang menyebutnya total sampling.

Misalnya akan dilakukan penelitian tentang kinerja guru di SM* ### $akarta. -arena jumlah
guru hanya 1%, maka seluruh guru dijadikan sampel penelitian.

Sno!ball Sampling

Snoball sampling adalah teknik penentuan jumlah sampel yang semula kecil kemudian terus
membesar ibarat bola salju (seperti Multi ?e5el Marketing@.). Misalnya akan dilakukan
 penelitian tentang pola peredaran narkoba di ilayah *. Sampel mula7mula adalah % orang "api,
kemudian terus berkembang pada pihak7pihak lain sehingga sampel atau responden teruuus
 berkembang sampai ditemukannya informasi yang menyeluruh atas permasalahan yang diteliti.

Teknik ini juga lebih cocok untuk penelitian kualitatif.

C. "ang perlu diperati#an dalam Penentuan $#uran Sampel

*da dua hal yang menjadi pertimbannga dalam menentukan ukuran sample. Pertama ketelitian
(presisi) dan kedua adalah keyakinan (confidence).

-etelitian mengacu pada seberapa dekat taksiran sampel dengan karakteristik populasi.
-eyakinan adaah fungsi dari kisaran 5ariabilitas dalam distribusi pengambilan sampel dari rata7
rata sampel. Aariabilitas ini disebut dengan standar error, disimbolkan dengan S7

Semakin dekat kita menginginkan hasil sampel yang dapat meakili karakteristik populasi, maka
semakin tinggi ketelitian yang kita perlukan. Semakin tinggi ketelitian, maka semakin besar
ukuran sampel yang diperlukan, terutama jika 5ariabilitas dalam populasi tersebut besar.
Sedangkan keyakinan menunjukkan seberapa yakin baha taksiran kita benar7benar berlaku bagi
 populasi. Tingkat keyakinan dapat membentang dari &  &&. -eyakinan 6%  adalah tingkat
laBim yang digunakan pada penelitian sosial 9 bisnis. Makna dari keyakinan 6% (alpha &.&%) ini
adalah Csetidaknya ada 6% dari &&, taksiran sampel akan mencerminkan populasi yang
sebenarnyaD.

Anda mungkin juga menyukai