Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA

PERANAN GEN YANG DIPENGARUHI SEKS

OLEH:

NAMA : MARIA MARCELLA


NIM : 08041282025061
KELOMPOK : 5 (LIMA)
ASISTEN : MELI PUSPITA SARI

LABORATORIUM GENETIKA JURUSAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

I. Judul : Peranan Gen yang Dipengaruhi Seks

II. Tujuan : Mencoba menetapkan genotip dirinya sendiri berdasarkan ukuran


jari telunjuknya
III. Dasar Teori
Kromosom merupakan struktur kompleks yang terdiri dari protein dan DNA.
Hubungan antara kromosom dan gen dapat diumpamakan seperti tas dan buku,
dimana tas adalah kromosom dan buku adalah gen. Buku yang disusun rapih
didalam tas dapat dibawa berpindah kemana-mana tanpa tercecer. Gen memiliki
fungsi sebagai materi hereditas, ini artinya gen diturunkan dari generasi parental
secara turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Dari orangtua
diturunkan kepada anak, dan seterusnya ke anaknya lagi. Selain itu, gen juga
memiliki fungsi sebagai penentu sifat, Karena sifat suatu individu diatur oleh gen.
Semua informasi tentang sifat tersebut tersimpan di dalam gen (Arsal, 2018).
Gen adalah bagian dalam segmen-segmen DNA, dimana DNA adalah suatu
polimer yang terdiri atas empat jenis monomer yang berbeda yang dinamakan
nukleotida. Pewarisan sifat herediter memiliki dasar molekuler, yaitu replikasi
DNA yang tepat dan menghasilkan salinan gen yang dapat diturunkan dari orang
tua ke anak. Pada hewan dan tumbuhan, gen ditransfer dari satu generasi ke
generasi berikutnya melalui sperma dan telur yang tidak dibuahi. Pengiriman gen
dari generasi ke generasi selanjutnya ini dilakukan oleh sperma dan ovum yang
belum dibuahi. Setelah sperma bersatu (sel telur tunggal) maka gen dari kedua
orang tuanya akan hadir dalam nukleus dari telur yang telah dibuahi tersebut.
DNA dari suatu sel eukarotik dibagi lagi menjadi kromosom (Campbell et.al,
2010).
Sifat pada individu ditentukan oleh gen autosom dan gonosom. Pada manusia,
ada 23 pasang kromosom, terbagi menjadi 22 pasang atau 44 buah autosom dan 1
pasang (X dan Y) gonosom atau penentu jenis kelamin. Penentu fenotip dari
ekspresi gen dapat dibedakan menjadi dominan dan resesif. Ekspesi yang
menggambarkan sifat (alel) yang terkalahkan gen yang berada pada satu
kromosom homolognya disebut dominan autosomal. Pola dominan autosomal
dapat dilihat melalui suatu karakter yang muncul pada setiap generasi. Homozigot
ataupun heterozigot dapat diekspresikan. Sifat ini diwariskan bisa dari satu
ataupun kedua orang tuanya. Pada suatu generasi, sifat gen dominan tidak akan
pernah tampak kalau tidak ada yang mengekspresikan gen tersebut (Mafruroh,
2020).
Seks pada mahluk hidup ditentukan oleh kromosom seks yaitu X dan Y. Pada
mahluk hidup banuyak cara yang dapat digunakan unruk menentukan suatu jenis
kelamin berdasarkan kromosom seksnya. Pada belalang menggunakan sistem X-0
(22+ X jantan ; 22+XX Betina), Ayam menggunakan sistem Z-W (76+ZZ Jantan;
76 + ZW Betina) dan pada lebah sistem haplo-diploid (haploid Jantan, diploid
Betina). Sedangkan pada manusia, sistem yang digunakan adalah X-Y, pada
betina (XX) dan jantan XY (Suryo, 2018).
Jenis kelamin (seks) merupakan salah satu karakteristik fenotipe yang lebih
nyata. Walaupun perbedaan anatomis dan fisiologis antara pria dan wanita
banyak, dasar komponen seksnya sedikit lebih sederhana pada manusia dan
manusia lain seperti pada lalat buah. Ada dua jenis kromosom seks yang
dilambangkan dengan simbol X dan Y (Arumingtyas, 2016).
Perbandingan panjang jari telunjuk dengan jari manis pada seseorang
merupakan karakter atau sifat yang diwariskan melalui gen dari orang tua yang
ekspresinya dipengaruhi oleh jenis kelamin (sex influence gene) orang tersebut.
Beberapa ahli menaruh perhatian pada panjang jari telunjuk dan jari manis dengan
mengkaitkannya dengan perbedaan jenis kelamin, dan sampai sekarang masih
diteliti. Hormon seks prenatal, testosteron dan estrogen merupakan faktor yang
paling mempengaruhi ukuran jari. Jika kadar testosteron atau androgen rendah dan
kadar estrogen prenatal tinggi, biasanya jari telunjuk akan lebih panjang daripada
jari manis atau jika sebaliknya, jari telunjuk lebih pendek dari pada jari manis
(Purwaningsih, 2016).
Selain dari panjang pendeknya jaring manis dan jari telunjuk, contoh lain dari
seks mempengaruhi gen adalah gen autosomal B yang mengatur kebotakan pada
manusia. Gen B dominan pada pria, namun resesif pada wanita. Sebaliknya gen b
dominan pada wanita, namun resesif pada pria. Selain mempengaruhi perbedaan
ekspresi gen, kromoson seks juga dapat membatasi ekspresi gen pada suatu
gender. Gen yang hanya dapat diekspresikan dalam satu gender disebut gen yang
dibatasi jenis kelamin. (Guyansyah dan Parwanto, 2019).
IV. Cara Kerja
Langkah pertama yang dilakukan adalah dibuat sebuah horizontal yang jepas
pada halaman buku, kemudian diletakan tangan kanan atau kiri diatas helaian
kertas tadi sedekemian rupa, sehingga ujung jari telunjuk dapat menyinggung
garis horizontal tersebut, terakhir dibubuhkan tanda letak ujung jari telunjuk
dengan menggunakan pensil atau bolpoint.
V. Hasil Pengamatan
5.1. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai
berikut:

No. Nama Genotip Fenotip

Jari telunjuk lebih pendek dari


1. Aulia Putri Syafaat tt jari manis
Jari telunjuk lebih pendek dari
2. Maria Marcella tt jari manis
Jari telunjuk lebih pendek dari
3. Anita tt jari manis

Jari telunjuk sama panjang dengan


4. Rama Tri Tt
jari manis
Jari telunjuk lebih pendek dari
5. Nur salamah tt jari manis
tt Jari telunjuk lebih pendek dari
6. Mella Yuliana jari manis

Jari telunjuk lebih pendek dari


7. Nurul Amira Rahma tt jari manis

Jari telunjuk lebih pendek dari


8. Tiara tt jari manis
Jari telunjuk lebih pendek dari
9. Nyimas Luthpiah tt jari manis

Jari telunjuk lebih pendek dari


10. Theressa Siagian tt jari manis

11. Nyayu Nurul tt Jari telunjuk lebih pendek dari


Fitrianti jari manis
5.2. Pembahasan
Berdasarkan pratikum yang telah dilaksanakan didapat hasil genotif diri saya
sendiri yakni tt yang berarti fenotifnya telunjuk pendek yang dipengaruhi oleh gen
ayah. Menurut (Suryo, 2018), sifat yang gen-gennya dipengaruhi oleh seks atau
jenis kelamin seks, yaitu panjang jari telunjuk. Sifat panjang jari ini dikontrol
oleh pasangan gen T dan t, dimana pada laki-laki bersifat dominan dan pada
perempuan bersifat resesif. Genotif tt berarti jari telunjuk pada wanita pendek, Tt
jari telunjuk pada wanita panjang dan TT jari telunjuk pada wanita panjang.
Jari telunjuk yang pendek merupakan suatu hal yang disebabkan oleh gen
yang resesif pada wanita namun dominan pada laki-laki. Panjang pendeknya jari
telunjuk ditentukan oleh kromosom Seks, sedangkan seks ditentukan oleh hormon
yang merupakan penentu dari kromosom seks tersebut. Dengan kata lain hormon
merupakan penentu dari panjang atau pendeknya jari telunjuk. Menurut
Purwaningsih (2016), Ukuran jari telunjuk dan jari manis dipengaruhi oleh faktor
hormon seks prenatal yaitu testosteron dan estrogen. Hormon ini mempengaruhi
kerja dua gen yaitu HOXA dan HOXD yang berperan dalam mengontrol panjang
jari tangan seseorang.
Gen terpaut seks adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya gen yang
menempati kromosom yang sama, sehingga tidak dapat dipisahkan secara bebas
dan cenderung diwariskan bersama. Menurut Guyansyah dan Parwanto (2019),
Jika pautan terjadi pada kromosom seks atau gonosom, maka dikenal dengan sex
linkage. Gen terpaut pada kromosom seks berbeda dengan gen gen autosomal.
Alel gen T merupakan alel gen dominan yang akan muncul pada fenotipe
ditubuh sedangkan gen alel t merupakan gen yang resesif. Gen t akan muncul jika
pasangan alelnya adalah t juga namun jika pasangan adalah alel T maka gen
resesifnya tidak akan muncul, karena alel t akan tertutupi oleh alel yang dominan.
Menurut Mirayanti et.al (2017), Sifat-sifat yang terkait dengan autosom manusia
dapat disebabkan oleh gen dominan atau resesif. Penurunan yang disebabkan oleh
gen resesif ditandai dengan lompatan generasi dalam penampilan suatu sifat pada
individu, sedangkan gen dominan ditandai dengan penurunan terus menerus atau
tidak ada lompatan generasi dalam kemunculannya.
DAFTAR PUSTAKA

Arsal, A. F. 2019. Genetika I: Arif Memahami Kehidupan. Makassar: Badan


Penerbit UNM.

Arumingtyas E L. 2016. Genetika Mendel: Prinsip Dasar Pemahaman Ilmu


Genetika. Malang: Universitas Brawijaya Press

Campbell. A. N., Reece. B. J., Urry. A. L., Cain. L. M., Wasserman.A.S.,


Minorsky.V.P., dan Jackson. B. R. 2010 . Biologi edisi kedelapan Jilid III.
Jakarta: Erlangga.

Guyansyah, A., dan Parwanto, M. L. 2019. Protein Pengikat Hormon Seks: Sex
Hormone Binding Globulin (SHBG) dan Aksi Steroid Seks. Jurnal
Biomedika dan Kesehatan. (2)1: 45-50.

Mafruroh, T., Sulistyarsi, A., dan Dewi, N. K. 2020. Penyusunan Modul


Pembelajaran Genetika Siswa SMA Kelas XII Berbasis Fenomena Lokal Di
Desa Karangpatihan Kabupaten Ponorogo. Jurnal Prosiding Seminar
Nasional SIMBIOSIS V. 5(8): 156-163.

Mirayanti Y, Junitha I K, dan Suaskara I B M. 2017. Frekuensi Gen Cuping


Melekat, Alis Menyambung, Lesung Pipi Dan Lidah Menggulung Pada
Masyarakat Desa Subaya, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Jurnal
Simbiosis. 5(1) 32-37.

Purwaningsih, E. 2016. Insidensi Panjang Jari Telunjuk Terhadap Jari Manis


(Rasio 2D:4D) Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitar YARSI
Angkatan 2013-2014. Jurnal Kedokteran Yarsi. 24(1) : 1 – 8.

Suryo. 2018. Genetika untuk Strata 1. Yogyakarta: UGM Press.


LAMPIRAN

Screenshoot check plagiarisme dasar teori


Sumber : duplichecker.com

Screenshoot check plagiarisme pembahasan


Sumber : duplichecker.com

Anda mungkin juga menyukai