Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari
Universitas Papua
SKRIPSI
ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Nama : Analisis Kesalahan Siswa Kelas XI IPA SMA YPK Imanuel Manokwari
Dalam Menyelesaikan Soal Matriks
Nama : Hato Septiyanto Istia
Nim : 201657049
Jurusan: : Pendidikan Matematika
Disetujui
Diketahui
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena atas kasih karuniaNya, maka saya dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul: “Analisis Kesalahan Siswa Kelas XI IPA SMA YPK Imanuel Dalam
Menyelesaikan Soal Matriks” dengan baik.
Pada proses penyusunan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, saya
menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada Ibu Dr. Andi Fajeriani
Wyrasti, S.Pd., M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan juga kepada Bapak
Firmansyah, S.Pd.,M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak
meluangkan waktu serta memberikan bimbingan dan pengarahan sampai
terselesaikan skripsi ini.
Selain itu saya juga ingin berterimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam menyelesaikan skripsi secara langsung maupun tidak
langsung, antara lain:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Benidiktus Tanujaya, M.Si selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Papua yang telah memberikan ijin
dan kemudahan dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Haryanto, S.Pd., M.Sc selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memotivasi, memberikan bantuan, serta doa kepada peneliti.
3. Ibu Purwati, S.Pd., M.Pd dan Bapak Irfan Irnandi, S.Si., M.Sc yang telah
bersedia memvalidasi instrument penelitian ini.
4. Bapak Antonius Allo, S.Pd selaku Kepala SMA YPK IMANUEL Manokwari
yang telah memberikan bantuan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Matematika Universitas
Papua, yang telah mengajar dan membimbing peneliti selama berkuliah di
Universitas Papua.
6. Guru Pamong Yuliani Samen, S.Si yang telah membantu peneliti selama
pelaksanaan penelitian.
v
7. Orang tua tersayang Ibunda Darsia Saleh Rivai dan Ayahanda Jonias Istia,
S.Sos yang selalu memberikan dukungan dan doa yang tulus kepada peneliti
dalam menyelesaikan tanggung jawab sebagai mahasiswa.
8. Kedua saudara tersayang Raynova Delviana Istia dan Brian Junior Istia yang
selalu memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
9. Kepada kakak Maryo Sopater Istia yang setia menemani dan memberikan
nasihat dalam penyusunan skripsi ini.
10. Teristimewa kepada sahabat-sahabat Angkatan 2016 yang turut memberikan
dukungan, semangat dan kontribusi dalam penyusunan skripsi ini.
11. Semua pihak yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu.
Saya menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, baik isi
maupun susunannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi
penulis tapi juga bagi para pembaca. Terima kasih sekali lagi semoga Tuhan
memberkati kita semua, Amin.
vi
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................i
ABSTRAK..............................................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Fokus dan Sub Fokus Penelitian......................................................................5
C. Rumusan Masalah...........................................................................................5
D. Manfaat Penelitian..........................................................................................5
vii
BAB V PEMBAHASAN......................................................................................43
A. Kesalahan Menyelesaikan Soal Matriks Siswa Kelas XI IPA SMA YPK
Imanuel.........................................................................................................43
B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan
Soal Matriks..................................................................................................46
BAB VI PENUTUP..............................................................................................51
A. Kesimpulan....................................................................................................50
B. Saran..............................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................52
LAMPIRAN..........................................................................................................57
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
Lampiran 29. Riwayat Hidup...........................................................................88
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya untuk membantu jiwa anak-anak didik baik
lahir maupun batin, dari sifat kodratinya menuju kearah peradaban manusiawi
dan lebih baik. Sebagai contoh dapat dikemukakan; anjuran atau arahan untuk
anak didik lebih baik, tidak berteriak-teriak agar tidak mengganggu orang lain,
bersih badan, rapi pakaian, hormat pada orang yang lebih tua dan menyayangi
yang muda, saling peduli dan lain sebagainya merupakan salah satu contoh
proses pendidikan. Sehubungan dengan itu, Dewantara (1967) pernah
mengungkapkan beberapa hal yang harius digunakan dalam pendidikan, yakni
ngerti-ngroso-ngelakoni (menyadari, menginsyafi, dan melakukan). Hal tersebut
serupa dengan ungkapan orang sunda di jawa barat, bahwa pendidikan harus
merujuk pada adanya keselarasan antara tekad-ucap-lampah (niat, ucapan, dan
perbuatan). Pendidikan juga merupakan proses yang berkelanjutan dan tak
pernah berakhir (never ending procces), sehingga dapat menghasilkan kualitas
yang berkesinambungan, yang ditujukan pada perwujudan sosok manusia masa
depan, dan berakar pada nilai-nilai budaya bangsa serta Pancasila (Sujana,
2019).
Tujuan pendidikan nasional Indonesia sesuai dengan undang-undang No. 20
tahun 2003 yaitu, Pendidikan diupayakan dengan berawal dari manusia apa
adanya (aktualisasi) dengan mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang
apa adanya (potensialitas), dan diarahkan menuju terwujudnya manusia yang
seharusnya atau manusia yang dicita-citakan (idealitas). Dalam undang-undang
No. 2 tahun 1989 juga menjelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YME dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan
jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Implikasinya, pendidikan
2
bahasan matriks, tetapi juga pokok bahasan yang lain. Oleh karena itu, peneliti
ingin menganalisis penyebab kesalahan siswa dalam mengerjakan soal matriks
dalam penelitian yang berjudul “Analisis Kesalahan Siswa Kelas XI IPA SMA
YPK Immanuel Dalam Menyelesaikan Soal Matriks”.
B. Fokus dan Sub Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah menganalisis kesalahan siswa SMA YPK
Imanuel dalam menyelesaikan soal. Sub Fokus penelitian ini adalah
menganalisis kesalahan yang dilakukan oleh siswa Kelas XI IPA SMA YPK
Imanuel saat menyelesaikan soal matriks.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana kesalahan siswa Kelas XI IPA SMA YPK Imanuel dalam
menyelesaikan soal matriks?
2. Kesalahan apa yang paling banyak dilakukan siswa Kelas XI IPA SMA YPK
Imanuel dalam menyelesaikan soal matriks?
3. Faktor apa saja yang menyebabkan siswa Kelas XI IPA SMA YPK Imanuel
melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal matriks?
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Praktis
Manfaat penelitian ini untuk guru adalah agar guru tahu dimana letak
kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matriks dan memberikan solusi
kepada guru untuk mengatasi kesalahan tersebut. Manfaat penelitian ini untuk
siswa adalah agar siswa dapat mengatasi kesalahan dalam menyelesaikan soal
matriks.
2. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi para guru
untuk mencari solusi guna mengatasi kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal
matriks. Bagi sekolah, sebagai upaya peningkatan kualitas pengelolaan
pengajaran. Bagi peneliti, agar kelak ketika menjadi seorang guru, peneliti dapat
6
BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Kesalahan
Kesalahan adalah suatu bentuk penyimpangan terhadap jawaban yang
sebenarnya yang bersifat sistematis (Halid, 2015). Zakaria (2018)
mengemukakan berbagai kesalahan umum yang dilakukan oleh siswa dalam
mengerjakan tugas-tugas matematika, yaitu kurangnya pengetahuan tentang
simbol, kurangnya pemahaman tentang nilai tempat, penggunaan proses yang
keliru, dan kesalahan perhitungan. Menurut Malau (1996), penyebab kesalahan
yang sering dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika dapat
dilihat dari beberapa hal antara lain disebabkan kurangnya pemahaman atas
materi prasyarat maupun materi pokok yang dipelajari, kurangnya penguasaan
bahasa matematika, keliru menafsirkan atau menerapkan rumus, salah
perhitungan, kurang teliti, lupa konsep. Berdasarkan fakta di atas, peneliti
berupaya untuk mengatasi permasalahan pada siswa dalam menyelesaikan soal
matematika pada materi matriks. Menurut Sunyono (2015) analisis terhadap
kesalahan-kesalahan siswa perlu dilakukan, melalui analisis ini akan diketahui
kesalahan dan faktor penyebab kesalahan, sehingga guru dapat memberikan
jenis bantuan kepada siswa yang relevan berdasarkan hasil analisis yang
ditemukan. Rosmaiyadi (2018) menggolongkan kesalahan menjadi tiga jenis
kesalahan, yaitu:
1. Kesalahan konsep, yaitu kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menggunakan konsep-konsep yang tidak terkait dengan materi.
2. Kesalahan prosedur, yaitu ketidakteraturan langkah-langkah dalam
menyelesaikan soal.
3. Kesalahan operasi, yaitu kesalahan dalam melakukan operasi atau
perhitungan, baik penjumlahan, pengurangan, perkalian, maupun pembagian.
9
disebabkan oleh karena kebiasaan dan sikap-sikap yang salah, antara lain: malas
belajar atau sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran. Tidak memiliki
keterampilan pengetahuan dasar yang diperlukan, seperti ketidakmampuan
membaca, berhitung, kurang menguasai pengetahuan dasar untuk suatu bidang
studi yang diikutinya secara sekuensial (meningkat dan beruntun).
E. Konsep Matriks
Matriks merupakan salah satu lingkup materi yang diajarkan pada jenjang
SMA dan MA. Menurut Anton (1997) matriks adalah susunan segi empat siku-
siku dari bilangan-bilangan. Bilangan-bilangan dalam susunan tersebut
dinamakan entri dari matriks. Matriks dilambangkan dengan huruf besar,
sedangkan entri (elemen matriks) dilambangkan dengan huruf kecil.
1. Bentuk-bentuk matriks
Matriks memiliki beberapa bentuk, diantaranya:
a. Matriks persegi
Matriks persegi adalah matriks yang memiliki jumlah baris dan kolom
yang sama. Matriks persegi memiliki ordo n × n. Contoh matriks persegi:
( a11 a12
a21 a22 ) Memiliki 2 baris
Memiliki 2 kolom
b. Matriks diagonal
Matriks diagonal berasal dari matriks persegi. Matriks persegi dikatakan
diagonal jika semua elemen-elemen selain elemen diagonalnya adalah nol.
Contoh matriks diagonal:
( )
1 0 0
0 2 0
0 0 3
Diagonal utama
14
c. Matriks Segitiga
Matriks segitiga adalah matriks persegi yang bernilai nol di bawah atau
di atas diagonal utamanya. Matriks segitiga bawah adalah matriks persegi
yang bernilai nol di atas diagonal utama. Matriks segitiga atas adalah matriks
persegi yang bernilai nol di bawah diagonal utama. Contoh matriks segitiga
bawah dan matriks segitiga atas:
( )
1 0 0
5 2 0 Matriks segitiga bawah
1 4 7
( )
1 1 2
0 3 5 Matriks segitiga atas
0 0 7
d. Matriks Identitas
Matriks identitas adalah matriks diagonal yang elemen-elemen pada
diagonal utama bernilai satu. Matriks identitas adalah satu-satunya matriks
yang jika dikalikan dengan dirinya sendiri, akan menghasilkan dirinya
sendiri. Contoh matriks identitas:
( )
1 0 0
0 1 0
0 0 1
Diagonal utama
e. Matriks Transpose
Matriks transpose adalah matriks yang mengalami pertukaran elemen
dari baris menjadi kolom, dan sebaliknya. Contoh matriks transpose:
(
A= 2 3 5
1 4 −6 )
Maka matriks transposenya (Aᵗ) adalah
( )
2 1
t
A= 3 4
5 −6
15
2. Operasi Matriks
Pada dasarnya matriks juga dapat dioperasikan seperti halnya operasi aljabar
biasa. Tetapi terdapat beberapa aturan dalam operasi matriks yang harus
diperhatikan.
a. Penjumlahan dan pengurangan
Dua buah matriks dapat dijumlah dan dikurang jika keduanya memiliki
ordo yang sama. Jika ordo dari kedua matriks berbeda, maka akan mustahil
untuk dijumlahkan atau dikurang. Hasil operasi penjumlahan dan
pengurangan adalah matriks baru yang memiliki ordo sama dengan matriks
semula. Cara penjumlahan dan pengurangan adalah dengan menjumlah atau
mengurangkan elemen-elemen kedua matriks yang bersesuaian. Contoh
penjumlahan dan pengurangan matriks:
c d ( )( )(
A−B= a b − p q = a− p b−q
r s c−r d−s )
b. Perkalian matriks dengan skalar
Perkalian matriks dengan skalar adalah perkalian matriks dengan
bilangan skalar. Bilangan skalar adalah matriks yang hanya mempunyai satu
baris dan satu kolom. Bilangan skalar akan dikali dengan setiap elemen yang
ada di dalam matriks. Contoh perkalian matriks dengan skalar:
( )
3 7 3
A= 5 5 6 dan k=2 , maka
1 2 8
16
( )( )
2 ×3 2×7 2 ×3 6 14 6
2 A= 2 ×5 2× 5 2 ×6 = 10 10 12
2 ×1 2× 2 2 ×8 2 4 16
( )
1 2
( 1 2 3 ×
4 0 1 )3 1 =¿
−1 2
( 1.1+2.3+ 3.(−1)
4.1+ 0.3+1.(−1)
1.2+2.1+3.2
4.2+ 0.1+ 1.2
=
)(
4 10
3 10 )
d. Kesamaan matriks
Dua buah matriks dikatakan sama apabila mempunyai ordo (jumlah baris
dan kolom) yang sama serta nilai yang sama di setiap elemen-elemennya.
Dengan demikian, matriks tersebut adalah matriks yang sama namun dengan
nama yang berbeda. Contoh kesamaan matriks:
tulis dengan A−1. Matriks yang mempunyai invers disebut juga invertible atau
matriks non singular. Sedangkan matriks yang tidak mempunyai invers disebut
matriks singular. Contoh invers matriks:
A=( ac bd )
Jika matriks A seperti diatas dengan ad-bc ≠ 0, maka invers dari matriks A
yaitu sebagai berikut
−1
A =
1
(
d −b
ad−bc −c a )
Tapi apabila ad-bc = 0, maka matriks tersebut tidak mempunyai invers atau
disebut juga matriks singular.
4. Determinan Matriks
Determinan suatu matriks didefinisikan sebagai selisih antara perkalian
elemen-elemen pada diagonal utama dengan perkalian elemen-elemen pada
diagonal sekunder. Determinan matriks hanya dapat ditentukan pada matriks
persegi.
a. Sifat-sifat determinan
Sifat-sifat determinan sangat bermanfaat ketika menghitung matriks-
matriks dengan karakteristik khusus.
1) Jika elemen suatu baris atau kolom pada matriks bujur sangkar A bernilai
0, maka det (A) = 0
Contoh:
( )
2 3 5
A= 0 0 0 , maka det (A) = 0
4 −1 −7
( )
2 3 0
B= 6 7 0 , maka det (B) = 0
4 −1 0
2) Jika A adalah suatu matriks bujur sangkar, maka det (A) = det ( AT )
Contoh:
18
( )
2 3 4
A= 0 1 4 , maka det (A) = 26
4 −1 −7
( )
2 3 5
T
A =0 0 0 , maka det ( AT ) = 26
4 −1 −7
3) Jika setiap elemen dari suatu baris atau kolom pada determinan matriks A
dikalikan dengan skalar k, maka k bisa dikeluarkan dari tanda
determinan, atau det (kA) = k. det (A)
Contoh:
( )
2 3 4
A= 0 1 4 , maka det (A) = 26
4 −1 −7
( )( )
2 3 4 2 3 4
X = 3.0 3.1 3.4 = 0 3 12 =78
4 −1 −7 4 −1 −7
Det (X) = 3. Det (A) = 3.26 = 78
4) Det (B) = -det (A) jika matriks B diperoleh dari matriks A dengan cara
mempertukarkan dua baris atau dua kolom.
Contoh:
( )
2 3 6
A= 0 1 6 , det (A) = 72
4 −1 6
Matriks B didapat dengan mempertukarkan baris ke-1 dan baris ke-3,
sehingga
( )
4 −1 6
B= 0 1 6 , det B = -72
2 3 6
5) Jika dua baris atau kolom matriks A identik, maka det (A) = 0. Jika suatu
baris merupakan hasil kali dengan skalar k (dimana k anggota bilangan
real) dari baris yang lain, atau suatu kolom merupakan hasil kali dengan
skalar k dari kolom yang lain, maka dua matriks itu dikatakan identik.
19
Contoh:
( )
5 3 10
A= 9 2 18 , det (A) = 0, karena kolom ke-3 merupakan hasil
4 −1 8
dari kolom ke-1 dikalikan dengan skalar 2.
6) Jika A dan B dua matriks bujur sangkar yang mempunyai ukuran sama,
maka det (AB) = det (A) det (B)
Contoh:
( )
1 7 0
A= 2 8 9 , maka det (A) = -137
4 −3 6
( )
2 4 9
B= 10 3 6 , maka det (B) = -119
1 2 8
( )
82 45 131
A . B= 93 50 138
−16 19 66
det (A.B) = 16.303 = -137 .-119 = det (A). det (B)
b. Bentuk 2 × 2
Misalkan matriks A merupakan matriks persegi dengan ordo 2 × 2.
( ac db)(ac bd )
Diagonal utama Diagonal sekunder
( )
A= a b
c d
Determinan :| A|=ad −bc
c. Bentuk 3 × 3 dan 4 × 4 dengan metode
1) Metode Sarrus (3×3)
Untuk menentukan determinan matriks yang berordo 3 × 3, dapat
menggunakan metode atau aturan sarrus.
20
( )
a b c
A= d e f
g h i
| |
a b ca b
| A|= d e f d e
g h i g h
- - - + + +
( )(
2 1 3
M 11= −1 3 0 = 3 0
2 −3 4
−3 4 )
|M 11|=3 ∙ 4−0 ∙ (−3 )=12
( )(
2 1 3
M 12= −1 3 0 =
2 −3 4
1 0
2 4
|M 12|=1 ∙ 4−0 ∙2=4 )
( )(
2 1 3
M 13= −1 3 0 =
2 −3 4
−1 3
2 −3 )
|M 13|=(−1 ∙−3 )−3 ∙2=−3
Kofaktor
( )
2 4 6
Misalnya, A= 1 3 5 , maka:
7 8 9
[ ap bq ][ xy ]=(cr )
Berdasarkan sifat matriks invertibel, maka variabel x dan y dapat diketahui
melalui cara berikut.
[ ] [ ] [ cr ]
−1
x a b
=
y p q
[ xy ]= aq−bp
1
[−qp −ba ][ cr]
F. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Wardhani & Chotimah (2021) dengan judul
“Analisis Kesalahan Siswa SMK Dalam Menyelesaikan Soal Materi Matriks”.
Hasil dari penelitiannya adalah siswa tidak menggunakan simbol matriks, siswa
tidak mengerjakan secara sistematis, siswa masih keliru dalam menghitung hasil
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kesalahan siswa Kelas XI IPA dalam menyelesaikan soal
matriks.
2. Untuk mengetahui kesalahan apa yang paling banyak dilakukan oleh siswa
Kelas XI IPA dalam menyelesaikan soal matriks.
3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang membuat siswa Kelas XI IPA
melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal matriks.
2. Prosedur Penelitian
Penelitian adalah suatu proses, yaitu suatu rangkaian langkah-langkah yang
dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan
masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu.
Sehingga langkah-langkah yang dilakukan itu harus serasi dan saling
mendukung satu sama lain, agar penelitian yang dilakukan itu mempunyai bobot
yang cukup memadai dan memberikan kesimpulan-kesimpulan yang tidak
meragukan.
Tahap persiapan dilaksanakan peneliti sebelum pengumpulan data. Tahap
persiapan merupakan kegiatan yang dilakukan peneliti sebelum pengumpulan
data. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh penulis dalam tahapan ini, yaitu:
a) Tahap Persiapan
Dalam tahapan persiapan, peneliti menyusun instrument, validasi
instrument, dan melakukan perbaikan instrument. Ketiga tahapan ini
merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum peneliti turun ke lapangan
untuk mengambil data.
1) Menyusun Instrumen
Instrument ini berupa tes tertulis yang terdiri dari 5 butir soal diagnostik,
untuk menganalisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matriks.
Berikut adalah instrument awal yang dibuat oleh peneliti:
26
4) Wawancara
Wawancara dilakukan kepada S1, S2, dan S3 yang telah dipilih oleh
peneliti sebelumnya. Wawancara ini dilakukan untuk menemukan informasi
tentang kesalahan siswa dan faktor-faktor penyebab kesalahan siswa. Hasil
dari wawancara antara peneliti dan subjek penelitian terdapat pada Lampiran
6.
5) Analisis
Pada tahap ini, peneliti menganalisis hasil dari tes yang telah dikerjakan
dan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada subjek 1, subjek 2, dan
subjek 3. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat membuat kesimpulan untuk
menjawab tujuan dari penelitian ini. Kemudian hasil analisis data tersebut
akan disajikan dalam bentuk teks naratif.
6) Kesimpulan
Peneliti membuat kesimpulan berdasarkan data tentang kesalahan-
kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matriks serta faktor-faktor
penyebabnya.
D. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
Penelitian menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan
soal tes tertulis yaitu soal matriks, wawancara dan dokumentasi. Menurut
Sugiyono (2018) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian. Karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
teknik tes tertulis, wawancara, dan dokumentasi.
Adapun penjelasan mengenai instrumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Tes tertulis
Peneliti menggunakan alat ukur yang berupa soal tes tertulis. Tes tertulis ini
berupa lima soal essay diagnostik yang diujikan kepada siswa Kelas XI IPA
SMA YPK Immanuel dan dikerjakan selama 2 × 45 menit. Tes tertulis yang
digunakan telah divalidasi terlebih dahulu oleh pakar. Hasil validasi ini dapat
dilihat pada Lampiran 4.1.
30
Hasil tes ini digunakan untuk memperoleh data kesalahan yang dilakukan
oleh siswa dan menentukan subjek penelitian untuk diwawancarai.
2. Wawancara
Wawancara pada penelitian ini digunakan untuk menemukan informasi
tentang kesalahan siswa yang tidak dapat diketahui dari hasil tes tertulis,
kemudian untuk memperkuat dan memperjelas informasi yang diperoleh dari
hasil tes tertulis serta menemukan faktor-faktor penyebab kesalahan siswa.
Menurut Esterberg (Sugiyono, 2018), wawancara adalah pertemuan dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat
dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur sehingga siswa lebih
bebas mengunkapkan pendapatnya. Tahap wawancara ini peneliti menggunakan
pedoman wawancara sebagai arahan namun tentang cara bertanya bisa
berkembang dan bisa menyesuaikan dari hasil tes tertulis dari masing-masing
subjek penelitian.
Wawancara ini dilakukan kepada siswa untuk memperoleh data terkait
penyebab siswa melakukan kesalahan saat menyelesaikan soal matriks. Sampel
wawancara dalam penelitian ini adalah tiga siswa yang memiliki kesalahan
paling banyak dalam menyelesaikan soal matriks. Teknik pemilihan sampel pada
tahap ini adalah teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah
salah satu teknik sampling non random sampling dimana peneliti menentukan
pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai
dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan
penelitian.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu metode pengumpulan data kualitatif
dengan melihat atau menganalisis dokumen yang dibuat oleh subyek atau orang
lain tentang subyek penelitian. Menurut Sugiyono (2018, 124), dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Metode
ini dilakukan untuk melengkapi hasil data yang telah diperoleh selama
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Keadaan Umum Penelitian
Kampung Pasir Putih merupakan salah satu kampung yang terletak di
Distrik Manokwari Timur, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat.
Kampung Pasir Putih berada ditengah-tengah antara Kampung Inggandi dan
Kampung Pasirido. Mata pencaharian masyarakat Kampung Pasir Putih sebagian
besar adalah sebagai Nelayan. Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat
Kampung Pasir Putih yaitu Kristen Protestan. Fasilitas pendidikan yang ada di
Kampung Pasir Putih yaitu mulai dari Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah
Menengah Atas (SMA).
SMA YPK Imanuel terletak di Kampung Pasir Putih, Distrik Manokwari
Timur, Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat dengan Kode Pos 98312.
SMA YPK Imanuel Pasir Putih disahkan dan ditandatangani oleh Bupati dengan
NPSN: 60402064. Jumlah pengajar di SMA YPK Imanuel Pasir Putih sebanyak
11 guru PNS, 4 guru kontrak, dan 2 guru honorer. Sedangkan jumlah siswa yang
bersekolah di SMA YPK Imanuel Pasir Putih sebanyak 244, dengan jumlah laki-
laki 124 dan perempuan 120 siswa. Berikut sebaran siswa yang bersekolah di
SMA YPK Imanuel berdasarkan jenis kelamin:
Tabel 4.1 Sebaran Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin
Kelas Jenis Kelamin Jumlah
L P
I (Satu) 30 49 79
II (Dua) 43 48 91
III (Tiga) 34 40 74
Penelitian ini berfokus pada siswa Kelas XI IPA SMA YPK Imanuel dengan
jumlah siswa sebanyak 43 orang. Jumlah dari masing-masing jenis kelamin
adalah siswa laki-laki sebanyak 15 siswa dan perempuan 28 siswa. Siswa Kelas
XI IPA memiliki pribadi yang cukup baik terhadap guru, teman sebaya maupun
33
masyarakat sekitar. Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar di dalam kelas cukup
beragam mulai dari yang aktif belajar, duduk diam, bermain ketika proses
pembelajaran berlangsung bahkan ada yang jarang masuk sekolah. Ketika data
ini diambil, siswa SMA YPK Imanuel sedang melakukan sistem pembelajaran
Daring (Dalam jaringan) dan Luring (Luar Jaringan), sehingga jumlah siswa
yang mengikuti pengambilan data secara Luring hanya setengah dari jumlah
siswa dikelas. Hal ini yang membuat peneliti mengantisipasi dan hanya
mengambil 3 sampel untuk wawancara lebih lanjut. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan tes tertulis yang berjumlah 5 butir soal sebagai alat ukur. Pada
penelitiaan ini, subjek penelitian yang diambil sebanyak 3 siswa yang memiliki
nilai terendah, kemudian peneliti melakukan wawancara kepada setiap subjek
penelitian. Hal tersebut bertujuan untuk memperoleh data sebanyak-banyaknya
tentang subjek penelitian yang berkaitan dengan kesalahan menyelesaikan soal
matriks.
B. Temuan Penelitian
1. Paparan Data Hasil Penelitian
Data penelitian ini adalah data tentang kesalahan menyelesaikan soal
matriks siswa Kelas XI IPA SMA YPK Imanuel Pasir Putih. Pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik
purposive sampling adalah pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2018), misalnya orang tersebut yang dianggap
paling tau tentang apa yang kita harapkan, sehingga akan lebih memudahkan
peneliti menjelajahi objek yang diteliti.
Pada penelitian ini, siswa-siswa yang menjadi subjek penelitian adalah
siswa dengan kesalahan paling banyak dalam menyelesaikan 5 soal matriks yang
diberikan.
2. Kesalahan Siswa Menyelesaikan Soal Matriks
a) Kesalahan Konsep
Kesalahan konsep, yaitu kesalahan yang terjadi dalam penyelesaian soal,
diantaranya kesalahan dalam memberikan definisi dan kesalahan
menggunakan teorema/rumus (Hidayat, 2019). Ketiga siswa yang menjadi
34
dengan k. Dan konsep pengurangan pada matriks adalah kedua matriks dapat
dikurangi apabila memiliki ordo yang sama.
Selanjutnya pada Tabel 4.2, diketahui bahwa subjek 1 dan 2 juga
melakukan kesalahan konsep pada soal nomor 3. Berikut adalah hasil
pengerjaan subjek 1 pada soal nomor 3.
kesalahan operasi adalah subjek 3 pada soal nomor 5. Berikut adalah hasil
pengerjaan subjek 3 pada soal nomor 5.
Dari Tabel 4.3 diatas, dapat diketahui bahwa kesalahan yang paling
banyak dilakukan oleh siswa kelas XI IPA SMA YPK Imanuel adalah
kesalahan konsep.
43
BAB V
PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk
mengidentifikasi kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matriks. Penelitian
ini difokuskan terhadap siswa kelas XI IPA SMA YPK Imanuel Pasir Putih
dengan jumlah sampel sebanyak 3 siswa. Berdasarkan hasil tes terhadap siswa,
didapatkan faktor-faktor penyebab kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal matematika tentang matriks di kelas XI IPA SMA YPK
Imanuel Manokwari. Dalam menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan
matriks, banyak siswa yang melakukan kesalahan. Soal tes yang diberikan
kepada siswa, terdapat 5 indikator soal, yaitu:
1. Menyelesaikan soal tentang perkalian matriks dengan skalar dan pengurangan
matriks.
2. Menyelesaikan soal tentang transpose matriks dan pengurangan matriks.
3. Menyelesaikan soal tentang perkalian matriks.
4. Menyelesaikan soal tentang menentukan invers matriks.
5. Menyelesaikan soal tentang determinan matriks menggunakan metode sarrus.
Pengukuran kesalahan dalam penelitian ini menggunakan 3 indikator, yaitu
kesalahan konsep, kesalahan prosedur, dan kesalahan operasi. Hasil penelitian
ini telah dipaparkan pada BAB IV dengan pembahasan sebagai berikut:
A. Kesalahan Menyelesaikan Soal Matriks Siswa Kelas XI IPA SMA
YPK Imanuel
Kesalahan adalah suatu bentuk penyimpangan terhadap jawaban yang
sebenarnya yang bersifat sistematis (Ardiawan, 2015). Zakaria (2018)
mengemukakan berbagai kesalahan umum yang dilakukan oleh siswa dalam
mengerjakan tugas-tugas matematika, yaitu kurangnya pengetahuan tentang
simbol, kurangnya pemahaman tentang nilai tempat, penggunaan proses yang
keliru, dan kesalahan perhitungan. Dengan demikian, siswa yang melakukan
kesalahan dalam menyelesaikan soal matriks diharapkan dapat memperbaiki
kesalahan dan lebih teliti lagi dalam menyelesaikan soal matriks. Berikut
47
2. Kesalahan Prosedur
Dalam menyelesaikan permasalahan matematika, sering terjadi kesalahan
prosedur. Kesalahan prosedur, penyebab kesalahan prosedur adalah siswa tidak
mengetahui cara yang benar dalam menyelesaikan soal (Widyantari, 2016).
Dalam penelitian ini, siswa yang melakukan kesalahan prosedur merupakan
siswa yang aktif dan banyak bertanya didalam kelas. Siswa tersebut belum
begitu memahami tentang matriks pada semester sebelumnya, siswa tersebut
mempelajari matriks sebelum soal diberikan, namun ketika mengerjakan soal,
siswa tersebut lupa tentang prosedur dalam menyelesaikan soal.
Pada Tabel 4.3, diperlihatkan bahwa ada 5 siswa yang melakukan kesalahan
prosedur dalam menyelesaikan soal matrriks. Salah satu kesalahan prosedur
yang dilakukan siswa adalah pada soal nomor 2. Dimana pada soal nomor 2
peneliti memberikan soal tentang transpose matriks dan pengurangan matriks
dengan dua matriks yang memiliki ordo sama. Siswa tersebut tidak mengerjakan
sesuai prosedur dan langsung melakukan pengurangan pada kedua matriks tanpa
mentranspose matriks terlebih dahulu. Sedangkan dalam menyelesaikan soal
nomor 2 seharusnya siswa tersebut mentranspose matriks A terlebih dahulu
kemudian hasil dari mentranspose matriks A dikurang dengan matriks B.
Penyebab kesalahan siswa tersebut adalah karena siswa menganggap
matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang sulit, sehingga siswa tidak
bisa memahami prosedur penyelesaian soal matriks meskipun sudah
mempelajarinya.
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa, kemampuan
mengingat dan inteligensi siswa juga masih kurang untuk mempelajari materi
matriks. Sehingga diharapkan untuk siswa agar dapat menelaah atau
mempelajari kembali tentang materi matriks yang belum dipahami.
3. Kesalahan Operasi
Kesalahan operasi terjadi karena salah dalam proses perhitungan, sehingga
apabila menemui soal yang berkaitan terjadi salah yang berkelanjutan (Jana,
49
mengerjakan soal sehingga mendapatkan hasil akhir yang kurang tepat karena
kesalahan operasi yang dilakukan.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan data, temuan penelitian, dan pembahasan yang telah
dijelaskan maka dapat disimpulkan bahwa, siswa Kelas XI IPA SMA YPK
Imanuel Pasir Putih masih belum memahami materi matriks dengan baik. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya kesalahan-kesalahan siswa dalam menyelesaikan
soal matriks. Kesalahan konsep, dimana siswa mengerjakan soal dengan
menggunakan konsep yang salah, dan mengakibatkan siswa tersebut
mendapatkan hasil akhir yang kurang tepat. Kesalahan Prosedur, dikarenakan
siswa tersebut belum begitu memahami tentang matriks pada semester
sebelumnya, sehingga membuat siswa tidak mengetahui prosedur dalam
menyelesaikan soal matriks. Kesalahan operasi, dimana siswa sudah mengetahui
konsep dan prosedur matriks, namun dalam pengerjaannya, siswa kurang teliti
dalam melihat simbol-simbol operasi. Diantara kesalahan-kesalahan diatas,
kesalahan yang paling banyak dilakukan oleh siswa Kelas XI IPA SMA YPK
Imanuel Pasir Putih adalah kesalahan konsep. Hal ini terjadi karena siswa belum
memahami konsep matriks dengan baik.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal matriks yaitu faktor kecerdasan/inteligensi siswa, faktor
siswa menganggap matematika adalah salah satu mata pelajaran yang sulit dan
faktor ketelitian.
B. Saran
53
DAFTAR PUSTAKA
Ainin, N. 2020. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matriks dan
Kaitannya dengan Motivasi Belajar Matematika pada Kelas XI. 1(3), 15-
21.
Andriani, T., Suastika, I.K., & Sesanti, N.R. 2017. Analisis Kesalahan Konsep
Matematika Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Trigonometri Kelas X TKJ
SMKN 1 Gempol Tahun Pelajaran 2016/2017. Pi: Mathematics Education
Journal, 1(1), 34-39.
Kemendikbud. 2019. Hasil PISA Indonesia 2018: Akses Makin Meluas, Saatnya
Tingkatkan Kualitas.
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2019/12/hasil-pisa-indonesia-
2018-akses-makin-meluas-saatnya-tingkatkan-kualitas.
Khairani, B. P & Kartini. 2021. Analisis Kesalahan Siswa Kelas XI SMA Pada
Materi Matriks. 1(2), 45-57.
Nurul, A., Wahyu, H., Jaenal, A. 2020. Analisis Kesalahan Siswa Dalam
56
Siagian, Roida. 2012. Pengaruh Minat dan Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Matematika. Jurnal Formatif. 2(2), 12-18.
Singh. 2010. Fuzzy Optimal Solution of Fully Fuzzy. Linear Problems With
Inequality Constraints.
Sudjana Nana. 2005. Penilaian Hasil proses Belajar Mengajar, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Sujana, I.W.C. (2019). Fungsi dan Tujuan Pendidikan Indonesia, Adi Widya:
57
Sunyono, Y., L. (2015). The Online Journal of New Horizons in Education, 5(2),
30-45.
Susanto Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana, 2013
Tim Redaksi KBBI PB. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Kelima).
Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.
LAMPIRAN
59
ALTERNATIF JAWABAN
No. Soal Jawaban
( )
1. Jika diketahui, 3 8 1
matriks A = Matriks 2A = 2. −2 5 5 62
( )
3 8 1 1 4 6
( )
−2 5 5 , dan ( 2.3 ) ( 2.8 ) ( 2.1 )
1 4 6 ¿ ( 2.−2 ) ( 2.5 ) ( 2.5 )
()
8 ( 2.1 ) ( 2.4 ) ( 2.6 )
matriks B = 2 .
( )
6 16 2
4
¿ −4 10 10
Berapakah hasil 2 8 12
dari 2A – B ?
Operasi tidak bisa dilanjutkan, karena
matriks A dan B memiliki ordo yang
berbeda.
( )
2. Diketahui matriks 2 4 8
( )
2 11 3 Aᵗ = 11 1 7
A = 4 1 6 , 3 6 5
( )( )
8 7 5 2 4 8 2 4 8
dan matriks B = A ᵗ −B= 11 1 7 − 11 1 7
( )
2 4 8 3 6 5 3 6 5
( )
11 1 7 . Hasil ( 2−2 ) ( 4−4 ) ( 8−8 )
3 6 5 ¿ ( 11−11 ) ( 1−1 ) ( 7−7 )
dari AT - B adalah ( 3−3 ) ( 6−6 ) ( 5−5 )
…
( )
0 0 0
¿ 0 0 0
0 0 0
( )( )( )
3. Diketahui matriks 4 5 ( 4 × 1 )+ (5 × 3 ) ( 4 ×2 ) + ( 5 × 4 )
× 1 2 =
A = ( )
4 5
2 6
, dan
2 6 3 4 ( 2 ×1 ) + ( 6 ×3 ) ( 2× 2 )+ ( 6× 4 )
( ) (
matriks B =
1 2
3 4 )
. ¿ 4+ 15 8+20
2+18 4+24
Hitunhglah matriks
A×B!
¿ (
19 28
20 28 )
4. Diketahui matriks −1
B =
1 d −b
( )
B =
7(
−8 −6
5
. ) a . d−b .c −c a
Tentukanlah invers
dari matriks B!
−1
B =
1
−8.5−(−6.7) −7
5 −(−6)
−8 ( )
B−1=
1 5 6
−40+42 −7 −8 ( )
B−1=
1 5
( 6
2 −7 −8 )
( )
5. Selesaikanlah −2 4 −5
matriks berikut A= 1 3 −7
menggunakan −1 4 8
| |
metode sarrus ! −2 4 −5 −2 4
−2 4 5 | A|= 1 3 −7 1 3
- - - + + +
63
KISI-KISI SOAL
( )
1. Jika diketahui, 3 8 1 -Kesalaha
matriks A = Matriks 2A = 2. −2 5 5 n konsep
1 4 6
( ) (
3 8 1 - Kesalaha
)
( 2.3 ) ( 2.8 ) ( 2.1 )
−2 5 5 , n
¿ ( 2.−2 ) ( 2.5 ) ( 2.5 )
1 4 6
( 2.1 ) ( 2.4 ) ( 2.6 ) prosedur
dan matriks B
( )
6 16 2 dan
()
8 ¿ −4 10 10
2 8 12 operasi
= 2 .
4 Operasi tidak bisa dilanjutkan, karena - Kesalaha
Berapakah matriks A dan B memiliki ordo yang n operasi
hasil dari 2A – berbeda.
B?
( )
2. Diketahui 2 4 8 - Kesalaha
T
matriks A = A = 11 1 7 n konsep
3 6 5
( )
2 11 3
( )( )
2 4 8 2 4 8
4 1 6 , T
A −B= 11 1 7 − 11 1 7 - Kesalaha
8 7 5 3 6 5 3 6 5 n
( )
dan matriks B ( 2−2 ) ( 4−4 ) ( 8−8 )
prosedur
¿ ( 11−11 ) ( 1−1 ) ( 7−7 )
( )
2 4 8
= 11 1 7 . ( 3−3 ) ( 6−6 ) ( 5−5 )
( )
3 6 5 0 0 0
¿ 0 0 0 - Kesalaha
Hasil dari AT -
0 0 0
B adalah … n operasi
( ) (3 4 ) ( ( 2 ×1) +( 6 ×3 ) )
3. Diketahui 4 5 × 1 2 = ( 4 × 1 )+ (5 × 3 ) ( 4 ×2 ) + ( 5 × 4 ) - Kesalahan
matriks A 2= 6 ( 2× 2 )+ ( 6× 4 ) konsep,
( 42 56), ¿
dan
(
4+ 15 8+20
2+18 4+24 )
prosedur,
dan
matriks B =
¿
19 28
20 28( ) operasi
(13 24 ). - Kesalahan
65
Hitunhglah operasi
matriks A ×
B!
4. Diketahui
matriks B =
−1
B =
1
(d −b
a . d−b .c −c a ) - Kesalaha
n konsep
(−87 −65 ). −1
B =
1
(
5 −(−6)
−8.5−(−6.7) −7 −8 )
- Kesalaha
n
Tentukanlah prosedur
invers −1
dari B = 1 5 6
−40+42 −7 −8( ) dan
matriks B! operasi
−1
B = (
1 5 6
2 −7 −8 ) - Kesalaha
n
prosedur
dan
operasi
( )
5. Selesaikanlah −2 4 −5
matriks berikut A= 1 3 −7
menggunakan −1 4 8
) | |
metode sarrus ! - Kesalahan
−2 4 −5 −2 4
(
−2 4 5 | A|= 1 3 −7 1 3 konsep
1 3 −7 −1 4 8 −1 4 dan
−1 4 8 - - - + + +
prosedur
| A|=( 2.3 .8 ) + ( 4.−7.−1 ) + (−5.1 .4 ) −(−5.3 .−1- )−Kesalahan
(−2.−7.4 ) + ( 4.−1.8 )
prosedur
| A|=( 48+28+ (−20 ) ) −( 15−56−(−32 ) ) =¿
dan
| A|=56−(−9 ) =65 operasi
- Kesalahan
operasi
66
67
NIP. 198710292014042001
71
RIWAYAT HIDUP
Tahun 2013. Penulis melanjutkan ke SMA Negeri 1 Biak Kota dan lulus pada
tahun 2016. Pada tahun 2016, penulis melanjutkan ke Perguruan Tinggi
Universitas Papua (UNIPA) Manokwari melalui jalur lokal dan diterima pada
Program Studi Pendidikan Matematika.
Dengan motivasi serta dukungan untuk terus belajar, berusaha, dan
berdoa, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Semoga dengan
penulisan skripsi ini dapat berhasil menmberikan kontribusi positif bagi
92