Anda di halaman 1dari 40

Bab1

Sebagai Kerangka Ekonomi

Ilmu Matematika adalah salah satu cabang dari ilmu-ilmu logika. Ilmu matematika menyediakan
kepada kita kerangka kerja sistematis untuk mempelajari segala hubungan kejadian yang
bersifat kuantitatif. Dalam perkembangannya lebih lanjut ilmu matematika banyak dipergunakan
pada berbagai bidang disiplin ilmu pengetahuan. Ilmu matematika dipelajari di Fakultas Teknik,
Fakultas Pertanian, Fakultas
Kedokteran, Fakultas Ekonomi dan lain-lainnya yang masing-masing memiliki warna
penyampaian tersendiri dengan tidak pernah meninggalkan konsep-konsep dasar yang melekat
pada ilmu matematika itu sendiri. Dengan begitu di dalam pemakaian sehari-hari ilmu
matematika tidak lagi sekedar diajarkan hanya menggunakan konsep- konsep yang bersifat
abstrak saja, melainkan pula telah merambah kepada konsep-konsep konkrit disesuaikan
dengan bidang-bidang kajian terapannya sendiri.
Ilmu matematika dibedakan antara ilmu matematika murni dan ilmu matematika terapan . Pada
ilmu matematika murni segala definisi, atau aksioma dan asumsi dinyatakan secara tepat
dengan menggunakan simbol-simbol, dan untuk memperoleh konklusi dideduksi melalui proses
analisis berdasarkan kepada definisi dan asumsi- asumsi yang sudah dibuat sebelumnya.
Simbol-simbol pada ilmu matematika murni adalah menggambarkan konsep-konsep abstrak
sifat-sifatnya ditentukan melalui definisi-definisi yang telah ditentukan sebelumnya. Sebaliknya,
pada ilmu matematika terapan segala simbol yang digunakan menggambarkan keadaan
variabel-variabel yang diamati pada kejadian sehari-hari. Sifat- sifat yang melekat pada
variabel-variabel yang didefinisikan adalah ditentukan melalui observasi yang dilakukan. Pada
ilmu matematika terapan segala konklusi yang diperoleh adalah melalui deduksi yang dilakukan
didasarkan kepada definisi-definisi dan asumsi asumsi hasil pengamatan empiris. Dengan
demikian, ketepatan konklusi yang diperoleh tergantung kepada ketepatan empiris dari proses
deduksi yang dikerjakan itu sendiri.
Selanjutnya, pada ilmu ekonomi segala konsep dinyatakan dengan menggunakan simbol-
simbol. Sebagai contoh, harga barang dinyatakan dengan simbol P, kuantitas barang
dinyatakan dengan simbol Q, biaya produksi dinyatakan dengan simbol TC, pendapatan
dinyatakan dengan simbol Y, upah dinyatakan dengan simbol W, suku bunga dinyatakan
dengan simbol i, dan seterusnya. Bila variabel-variabel ekonomi dinyatakan dengan simbol-
simbol dan angka-angka, maka ilmu matematika menyediakan teknik teknik bagi kita untuk
melakukan analisis antar simbol- simbol dan angka tersebut dari variabel-variabel ekonomi
yang sedang diamati.
Simbol-simbol yang digunakan di dalam ilmu matematika pada dasarnya tidaklah bersifat
mengikat. Ada simbol-simbol yang bersifat umum , dan ada pula simbol-simbol yang bersifat
tidak umum . Simbol-simbol yang bersifat umum adalah segala jenis simbol yang pada
umumnya terdapat dan digunakan pada teori-teori yang berlaku. Sebaliknya, simbol-simbol tak
umum adalah segala jenis simbol yang digunakan disesuaikan dengan kepentingan penulisan
simbol-simbol itu sendiri. Perbedaan penulisan simbol-simbol tersebut hanyalah untuk
memudahkan komunikasi dan pemahaman saja. Bila simbol-simbol yang digunakan bersifat
umum, tentunya proses komunikasi menjadi lebih dipermudah karena maknanya sudah
diketahui, sebaliknya bila simbol simbol yang digunakan bersifat tidak umum, maka diperlukan
pendefinisan terlebih dahulu agar setiap orang yang mempelajari pengetahuan pengetahuan
yang disampaikan dapat mengerti maksud dari simbol-simbol yang digunakan.
Pada ilmu ekonomi segala konklusi dideduksi melalui proses analisis matematika, ditafsirkan,
dan dievaluasi melalui pengamatan empiris.

Model Ekonomi

Untuk mengerjakan analisis ekonomi dan bisnis yang berhubungan dengan kejadian- kejadian
ekonomi dan bisnis di dalam kehidupan sehari-hari, setiap pelajar hendaknya telebih dahulu
perlu memahami seluk-beluk mengenai model ekonomi dan bisnis yang berlaku. Banyak istilah-
istilah dan pengertian-pengertian yang berhubungan dengan konstruksi model yang perlu
dipahami oleh setiap pelajar, dengan demikian adanya pemahaman yang baik tentang seluk-
beluk model hal ini pada gilirannya dapat mempermudah mereka guna menyusun model-model
ekonomi yang diinginkan secara baik. Disamping itu, dengan pemahaman yang lebih baik
terhdapa berbagai hal yang berhubungan dengan model tersebut, maka model-model ekonomi
yang dikembangkan akan menjadi logis menurut ukuran ilmiah yang berlaku. Model-model
ekonomi yang dikembangkan pada dasarnya dapat disusun dengan dua cara, yaitu
menggunakan pendekatan kualitatif, dan menggunakan pendekatan kuantitatif. Kedua
pendekatan tersebut memiliki cara-cara yang berbeda- beda di dalam menyatakan model yang
akan disusun, yaitu mengikuti aturan-aturan sesuai dengan metode-metode pendekatan ilmiah
yang dianut oleh masing-masing pendekatan. Namun demikian, karena kita sekarang yang
sedang mempelajari ilmu matematika, maka berbagai uraian- uraian yag disampaikan pada
bagian berikut ini hanya akan dikonsentrasikan pada pembahasan-pembahasan yang
berhubungan dengan model matematika untuk ekonomi dan bisnis bersifat kuantitatif saja.
Secara sederhana istilah model dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang memperlihatkan
ide-ide bila kita meringkas realitas yang ada disekitar kita. Lipsey menyatakan, model terdiri dari
definisi-definisi, asumsi-asumsi, dan hipotesis mengenai perilaku. Para ahli ekonomi
menggunakan model-model ekonomi biasanya bila mereka ingin menguji teori dan
mengembangkan teori ekonomi. Namun demikian, pada kejadian sehari-hari model ekonomi
yang dibuat tentunya tidak sekedar untuk hal-hal itu saja, melainkan pula model ekonomi yang
disusun tersebut dapat pula digunakan bila kita tertarik mengamati kejadian kejadian ekonomi
yang terdapat disekitar kita. Model ekonomi memudahkan kita untuk mengumpulkan data,
mengolah data, mengembangkan analisis, dan memperoleh keputusan secara tepat sesuai
dengan logika-logika yang kita buat.

Karakteristik Model Ekonomi

Hubungan dan fungsi memiliki pertalian yang erat satu sama lainnya. Suatu fungsi
menunjukkan hubungan keterkaitan antara variabel yang dijelaskan dengan variabel yang
menjelaskan. Misalnya, permintaan barang tergantung kepada harga barang yang
bersangkutan dan pendapatan konsumen . Selanjutnya, hubungan keterkaitan tersebut dapat
ditulis secara fungsional sebagai, Qd=f. . Begitu juga besarnya pajak PPh yang dikeluarkan
oleh perusahaan tergantung kepada penjualan barang dan jasa yang dilakukan oleh
perusahaan , selanjutnya hubungan tersebut secaara fungsional dapat ditulis sebagai, Te=f.
Suatu fungsi menggambarkan pula proses transformasi, yaitu manakah variabel yang
mentransformasikan, dan manakah variabel hasil yang ditransformasikan, atau dipetakan.
Dalam ilmu matematika istilah hubungan tersebut dapat dituliskan dengan berbagai cara, yaitu
dinyatakan dalam bentu hubungan fungsional, dinyatakan dengan persamaan-persamaan, atau
dinyatakan dengan menggunakan grafik, atau diagram. Setiap pengguna peralatan matematika
tentunya dapat menggunakan teknik teknik tersebut secara bergantian, atau digunakan secara
bersamaan sesuai dengan kebutuhan analisis dan pengamatan yang dilakukan. Misalnya, kita
ingin menyatakan permintaan konsumen terhadap komoditi beras ditentukan oleh pendapatan
yang diterima oleh konsumen yang bersangkutan . Secara fungsional keadaan itu dapat ditulis
sebagai, Qd=f. Fungsi itu menunjukkan, bila pendapatan konsumen meningkat maka
permintaan beras bertambah, atau sebaliknya bila pendapatan turun maka permintaan beras
mengalami penurunan
Selanjutnya, didalam bentuk persamaan hubungan tersebut dapat dinyatakan sebagai, Qd=
a+bP. Dimana Qd dan P merupakan variabel-variabel yang diamati, a dan b merupakan
parameter, dengan simbol a sebagai konstanta, dan simbol b sebagai koefisien.suatu konstanta
merupakan parameter dasar, yang nilai-nilainya bersifat bebas, atau autonomous. Misalnya,
bila pada contoh diatas Qd menunjukkan upah, dan P menunjukkan tingkat pendidikan, dengan
demikian nilai a memperlihatkan upah rata-rata seorang pekerja yang tidak berpendidikan.

Bab 2

Himpunan dan Sistem Bilangan

Matematika murni dengan matematika ekonomi tidak terlalu banyak perbedaan, karena tanpa
memahami matematika murni kita tidak dapat mempelajari dan memahami matematika
ekonomi. Dalam mempelajari matematika terapan ekonomi kita hanya menggunakan topik topik
matematika murni tertentu dan biasanya yang sering digunakan fungsi, kalkulus, deret, dan
matriks. Topik inilah yang penting dalam penerapan ekonomi. Dengan demikian kita harus
mempelajari dan memahami topik matematika murni dulu, sehingga mudah dalam mempelajari
dan memahami matematika terapan untuk ekonomi. Dalam matematika murni penggunaan
simbol pada variabelnya biasanya menggunakan simbol simbol matematika yang umum
digunakan oleh para ahli matematika, seperti huruf akhir dari abjad alfabet yaitu: X, Y dan
Z. Penggunaan simbol-simbol variabel dalam matematika ekonomi biasanya digunakan sesuai
dengan nama variabel ekonominya, misalnya harga , biaya , jumlah yang diminta dan
lainnya. Nilai-nilai variabel dalam matematika ekonomi diasumsikan harus bernilai non
negatif. Sedangkan nilai nilai variabel dalam matematika murni dapat berupa negatif dan
positif. Matematika ekonomi tidak mengenal nilai variabel yang negatif, jadi secara geometri
hanya berlaku pada kuadran pertama.
Teori himpunan merupakan teori yang paling dasar bagi cabang ilmu matematika. Untuk
menyegarkan pengetahuan dan ingatan kita tentang himpunan yang telah di pelajari di SMU
maupun SMP dan bahkan di SD, maka materi ini perlu kita pelajari lagi. Sesungguhnya kita
telah mengetahui dan banyak menerapkan konsep himpunan. Di masyarakat kita, para Guru
menghimpun dirinya dalam sebuah wadah yang di nama kan PGRI. Para sarjana ekonomi
menghimpun dirinya dalam sebuah wadah yang dinamakan ISEI. Para siswa telah mengatur
dan meletakkan alat tulis menulis dalam wadah tertentu. Bahkan seorang pedagang sayur yang
buta huruf pun telah mengkelompokkan sayur dagangannya. Itulah beberapa contoh mengenai
himpunan dan bagaimana konsep himpunan telah kita laksanakan tanpa disadari. Dalam
analisa matematika, teori himpunan sering digunakan, seperti himpunan data survey
lapangan, himpunan penyelesaian dari suatu pekerjaan.

Definisi dan Penulisan Himpunan

Himpunan adalah sekumpulan obyek, yang di berikan batasan serta di rumuskan secara tegas
dan dapat di bedakan satu dengan yang lainnya. Tiap obyek, benda atau simbol yang secara
kolektif membentuk suatu himpunan di sebut elemen/unsur atau anggota dari himpunan
tersebut. Himpunan di tuliskan atau di nyatakan dengan notasi { } dan anggota-anggotanya di
tulis di dalam kurung kurawal tersebut. Nama suatu himpunan di tulis dengan huruf kapital. Ada
dua cara untuk menuliskan suatu himpunan.
a.Cara pencirian adalah suatu cara dengan menyebutkan karakteristik tertentu dari obyek yang
menjadi anggota himpunan tersebut.
b.Cara tabulasi adalah suatu cara dengan mencantumkan seluruh obyek yang menjadi anggota
suatu himpunan.

Suatu elemen yang merupakan anggota/elemen dari suatu himpunan di nyatakan dengan
notasi  . Sedangkan untuk menyatakan bukan anggota dari suatu himpunan di nyatakan dengan
notasi ∉.
Jenis Himpunan dan Diagram Venn a.

2b ∈ A4 f ∉ A

Himpunan berhingga ialah suatu himpunan yang jumlah anggotanya dapat di


hitung. Sedanngkan himpunan yang jumlah nya tidak dapat dihitung disebut himpunan tak
berhingga. 

c.Himpunan semesta adalah himpunan yang memuat semua obyek atau elemen yang menjadi
perhatian kita.
Himpunan bagian adalah bagian dari sebuah himpunan semesta.

Disini himpunan S merupakan himpunan semesta sedangkan himpunan P dan himpunan


Q, merupakan himpunan bagian dari himpunan S. Dan himpunan P merupakan himpunan
semesta bagi himpunan Q. Hubungan ketiga himpunan tersebut dapat di nyatakan sebagai
berikut:
P ⸦ SQ ⸦ SQ ⸦ PQ ⸦ P ⸦ S d.
Jika S himpunan semesta dan A suatu himpunan yang terkandung dalam S, maka yang
dimaksud dengan komplemen dari A adalah anggota Notasi komplemen A adalah 𝐴𝑐 atau A’.
e.
Dua himpunan A dan B disebut sama, jika setiap anggota A adalah juga anggota B dan
sebaliknya setiap anggota B juga merupakan anggota dari A.
T = {a,b,c,d,e} dan U = {a,b,c,f} Maka T ≠ U f.
Himpunan A dikatakan ekivalen dengan himpunan B, jika jumlah anggota himpunan A sama
dengan jumlah anggota himpunan B.
n= 3 g.

Jika himpunan A memiliki anggota sebanyak n atau n = n, maka banyaknya himpunan bagian
dari A adalah 2𝑛.
{r} ∈ A {y} ∈ A {r,t} ∈ 𝐴{r,s,t} ∈ A h.

Diagram venn adalah diagram yang menunjukkan gambaran suatu himpunan atau gambaran
himpunan dalam hubungannya dengan himpunan yang lain.
S. 3.7.6.9
Operasi Himpunan a.
Gabungan dari himpunan A dan himpunan B adalah himpunan yang anggota-anggotanya
merupakan anggota A atau B.
b.
Irisan dari himpunan A dan himpunan B adalah himpunan yang anggotanya merupakan
anggota A dan sekaligus juga anggota B.

A B = { x | x ∈ A dan x ∈ B }. Jika A B = ∅, dikatakan A dan B saling lepas.


c.
Selisih antara himpunan A dan himpunan B, adalah suatu himpunan yang anggotanya semua
anggota A akan tetapi bukan anggota B.
d.
Jumlah antara himpunan M dan himpunan N adalah himpunan yang anggota-anggotanya
himpunan M atau anggota himpunan N, tetapi bukan anggota irisan himpunan M dan himpunan
M.
M = {a.

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 300 pengguna media sosial, menyatakan 75 orang
pengguna instagram dan 150 orang pengguna facebook. Sementara itu ada pula 100 orang
yang bukan pengguna instagram dan facebook. Tentukanlah banyak orang sebagai pengguna
instagram dan facebook.
Maka, n = 300, n = 75, n = 150 dan nc = 100 n = ….
Bilangan komplek adalah sebuah bilangan yang berbentuk a=bi dengan a dan b bilangan
bilangan real dan «i» adalah lambang dari suatu bilangan yang bersifat bahwa , kuadratnya
sama dengan -1 jadi i2 = -1.
= {a = b.

Bab3

Relasi
Relasi atau hubungan dua himpunan A dan B adalah pengaitan anggota-anggota himpunan A
dengan B. Jika R suatu relasi dari himpunan A ke B, maka dengan memakai notasi himpunan,
relasi dapat di nyatakan sebagai berikut: R=[;x € A dan y € B.

Dengan Grafik Cartesius

Grafik tersebut merupakam grafik relasi dengan menggunakan koordinat cartesius.


Contoh relasi dapat kita lihat dibawah ini: Nama beberapa orang dan makanan kesukaannya
seperti , Heru suka makan nasi goreng, Roni suka makan nasi padang, Teguh suka makan nasi
soto dan Gatot suka makan nasi goreng dan nasi soto.

Koordinat titik-titik pada grafik cartesius menyatakan pasangan berurutan dari relasi A dan B.

Jika R € A x B, maka R disebut relasi dari himpunan A ke himpunan B.


Fungsi a.

ϵ B adalah bayangan dari 2 ϵ A. 6 ϵ B adalah bayangan dari 3 ϵ A. 8 ϵ B adalah bayangan dari 4


ϵ A.

Dari kelima cara penulisan fungsi, yang lazim dipakai karena lebih singkat adalah cara dan cara
. Untuk fungsi f dinyatakan sebagai [], x dan y disebut perubahan/variable. Himpunan nilai x
tersebut berperan sebagai domain. Nilai perubah y yang merupakan bayangan dari nilai x,
berperan sebagai range, sementara x disebut variable bebas , dan y disebut variable terikat . Ini
berarti nilai fungsi [] atau y = f ditentukan oleh nilai x.

Menentukan dan menghubungkan titik-titik yang dilalui kurva, titik-titik yang dilalui oleh kurva
merupakan himpunan pasangan berurutan antara variable bebas dan variable terikat/nilai
fungsinya.
Menentukan dan menghubungkan titik-titik penting kurva. Titik-titik penting kurva yang
dimaksud adalah titik potong kurva dengan sumbu tegak, titik potong kurva dengan sumbu
datar, sumbu simetri , titik ekstrem kurva , titik belok , dan garis asimtot .

Diketahui: A = bilangan riil dan B = bilangan riil

Tentukanlah: grafik f : A B dengan x ϵ A dan 2x – 2 = y ϵ B.

Cara kedua, yaitu menentukan dan menghubungkan titik-titik penting.


Variabel/perubah adalah suatu besaran yang nilainya dapat berubah-ubah atau suatu besaran
yang nilainya bervariasi. Berdasarkan sifatnya di dalam suatu fungsi terdapat dua macam
variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat . Variabel bebas adalah variabel yang nilainya
tidak bergantung dari nilai variabel lainnya atau variabel yang nilainya boleh ditentukan
sembarang. Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang nilainya tergantung pada nilai
variabel bebasnya.
Koefisien adalah bilangan yang terkait langsung pada suatu variabel dalam sebuah fungsi dan
umumnya terletak di depan suatu variabel.
Parameter adalah suatu konstanta tertentu yang nilainya belum ditetapkan, yang terkait
langsung pada suatu variabel dalam sebuah fungsi. Parameter ini umumnya dilambangkan
dengan huruf awal abjad yunani atau arab misalnya: , β, dan atau a, b dan c.

C = f = a – bP + cY

C merupakan variabel terikat, p , merupakan variabel bebas, Y merupakan variabel bebas.

Fungsi Umum dan Fungsi Khusus

Fungsi umum adalah suatu fungsi yang hanya dinyatakan dalam variabel bebas dan variabel
terikat saja, tanpa memberikan penjelasan bagaimana hubungan atau pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikatnya. Contoh dari fungsi umum adalah teori ekonomi, menyatakan
bahwa konsumsi seseorang tergantung dari tingkat penghasilannya . Hubungan ekonomi antara
dua variabel tersebut dapat dinyatakan dengan fungsi umum, C = f. Persamaan C = f ini
mencatat hubungan antara konsumsi dan tingkat penghasilan , akan tetapi tidak memberikan
penjelasan bagaimana penghasilan seseorang tersebut mempengarui konsumsinya.
Berpengaruh positif atau negative? Berapa besar pengaruhnya?

Dengan pembagian selengkapnya sebagai berikut

dari hubungan antara variabel-variabel yang terdapat dalam suatu fungsi, maka fungsi dapat
dibedakan atas 2, yaitu: fungsi eksplisit, dan fungsi implisit.

dari jumlah variabel bebas yang terdapat dalam suatu fungsi, maka fungsi dibedakan atas dua,
yaitu: fungsi univariabel dan fungsi multivariable .

Fungsi multivariable/multivariate, yaitu suatu fungsi yang memiliki lebih dari satu variabel bebas.

Transposisi Rumus

Dalam aplikasi matematika dibidang ekonomi, untuk tujuan atau memenuhi suatu isyarat
tertentu, kadang kala diperlukan perubahan bentuk rumus, misalnya dari bentuk y = f kedalam
bentuk x = f.

Dalam bagian ini perlu dijelaskan perbedaan istilah fungsi dan istilah persamaan . Yang
dimaksudkan dengan fungsi adalah relasi khusus, suatu relasi yang untuk setiap nilai variabel
bebas hanya dapat memberikan satu nilai variabel terikat. Persamaan menyatakan kesamaan
dua ekspresi aljabar .

Pernyataan palsu

Suatu persamaan yang tidak pernah benar tidak akan pernah sama. Contohnya adalah x = x +
3.

Persamaan Defenisi

Persamaan ini membentuk identitas antara dua pernyataan yang mempunyai arti sama persis.

Persamaan perilaku

Persamaan ini menunjukkan perilaku suatu variabel dalam merespon perubahan variabel
lainnya. Contohnya adalah C = 40 + 6𝑄2 dan C = 120 + 𝑄2.

Bab 4

Definisi Fungsi Linier

Fungsi linier adalah fungsi f pada domain R yang ditentukan oleh f = mx + n dengan m, n
bilangan riil dan m  0.

Grafik Fungsi Linier

Untuk menggambarkan grafik fungsi linier cukup dengan menentukan dua titik yang terletak
pada persamaan garis lurus tersebut. Contoh Grafik Fungsi Linier adalah sebagai berikut:
Gambarlah grafik dari y = px + q dengan p, q ϵ R dan p  0.

Bila fungsi linier y = f = mx + n digambar dalam bidang cartesius, maka grafiknya berupa garis
lurus. Kemiringan garis pada setiap titik yang terletak pada garis lurus tersebut adalah tetap,
yaitu sebesar.
Slope atau gradien garis lurus y = f adalah hasil bagi antara perubahan dalam variabel terikat
dengan perubahan dalam variabel bebasnya.

Tentukanlah persamaan garis lurus I yang melalui titik , yang memiliki angka arah 4 dan gambar
grafiknya.

Jadi, persamaan garis lurus k tersebut adalah y = -7x + 6

Persamaan garis lurus dengan gradient m, yang melalui titik A .

y1 = m

Tentukanlah persamaan garis lurus yang bergradien 2, dan melalui titik A dan gambar
grafiknya.

Persamaan garis lurus yang melalui dua titik yaitu A dan titik B .

Tentukanlah persamaan garis lurus yang memotong sumbu X pada x = 4 dan sumbu Y pada y
= 6.

Persamaan Garis Lurus Ax + By + C = 0

Di awal bab ini telah diuraikan bahwa bentuk y = mx + n merupakan persamaan garis lurus.
Bentuk Ax + By + C = 0 dengan A  0 dan B  0, juga merupakan persamaan garis lurus, hanya
letak variabel x dan y yang berbeda, kalau yang pertama letak y dan x berbeda ruas, y terletak
diruas kiri dan x terletak di ruas kanan tanda kesamaan .

Bab 5

Fungsi Permintaan

Fungsi permintaan suatu barang adalah fungsi yang menyatakan hubungan antara tingkat
harga dengan kuantitas barang yang diminta oleh pembeli pada kurun waktu tertentu, dengan
asumsi ceteris paribus .

Notasi Fungsi Permintaan

Fungsi permintaan terhadap harga secara umum dapat dinyatakan sebagai.


P = harga per unit barang , Qd= kuantitas barang yang diminta.
Sementara fungsi permintaan yang linier secara umum dinyatakan sebagai.
Kurva/ Grafik Fungsi Permintaan

Umumnya kurva permintaan memiliki angka arah yang negatif , yang menunjukkan juga,bahwa
antara harga dengan kuantitas terdapat hubungan negatif , yang artinya bila harga suatu
barang naik, kuantitas barang yang diminta oleh pembeli berkurang, dan sebaliknya, bila harga
suatu barang turun maka kuantitas barang yang diminta oleh pembeli bertambah.

Berapakah harga tertinggi yang masih mau dibayar oleh pembeli untuk barang tersebut?

Buatlah grafiknya.

0 = 15 – p

Bila P = 0, maka nilai Qd = ...? Qd = 15 – p

0 Qd 15 dan 0 P 45

Jadi, bila harga per unit barang tersebut masing-masing 21 dan 15 maka kuantitas barang yang
diminta masing-masing sebanyak 8 unit dan 10 unit.

Jadi, bila barang tersebut merupakan barang bebas, maka kuantitas barang yang diminta oleh
pembeli/konsumen maksimal sebanyak 15 unit.

Kurva/grafik fungsi penawaran

Umumnya kurva penawaran memiliki angka arah/slope positif , yang menunjukkan bahwa
hubungan antara harga dengan kuantitas barang yang ditawarkan oleh penjual/produsen
adalah positif , yang artinya bila harga suatu barang naik, maka kuantitas barang yang
ditawarkan oleh penjual/produsen bertambah dan apabila harga pasar barang tersebut turun,
maka kuantitas barang yang ditawarkan oleh penjual/produsen berkurang.

Tentukanlah batas-batas nilai Qs dan P yang memenuhi fungsi penawaran barang tersebut.
Berapakah kuantitas barang yang ditawarkan oleh penjual , bila harga per unit barang tersebut:
14, dan 8.

Jadi, bila harga per unit barang masing-masing 14 dan 8, maka kuantitas barang yang
ditawarkan oleh penjual masing- masing sebanyak 55 unit dan 28 unit.
0=2P−8

Jadi, harga terendah sehingga tidak ada seorang penjual pun yang menawarkan barangnya
adalah 1,8 per unit.

Per rumus 3.6 didapat fungsi penawarannya.


Bila P = 8, Qs = ….

Kuantitas barang atau yang ditawarkan oleh produsen sama dengan kuantitas barang di minta
oleh konsumen.

kuantitas barang yang di minta, Qs = kuantitas barang yang ditawarkan dan P = harga tiap unit
barang .

Pajak penjualan yang dikenakan pemerintah terhadap suatu barang, mengakibatkan harga
barang tersebut akan naik dan sebaliknya kuantitas barang yang diminta oleh konsumen akan
turun.

Hubungan pajak per unit dan pajak prosentase adalah : t = r.

Jadi, harga dan kuantitas keseimbangan pasar sebelum pajak adalah PE = 17 dan QE = 55;
harga dan kuantitas keseimbangan pasar setelah pajak adalah sebesar Pt = 5 dan Qt = 13.

Persentase penurunan kuantitas barang yang terjual

= . 100%= . 100% = .

Qst = 2P – 12

Total pajak yang diterima oleh pemerintah = luas jajaran genjang PQEt R = luas segi empat
RSTEt yaitu 6 satuan.

Pengaruh Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar

Bila pemerintah memberikan subsidi terhadap barang/jasa yang di jual, maka harga per unit
barang tersebut akan turun dan sebaliknya kuantitas barang yang diminta oleh konsumen akan
naik.

Total subsidi yang dinikmati konsumen SK = P.


Total yang di produksi oleh produsen

Sp = .

Untuk lebih jelasnya, pada keadaan keseimbangan pasar sebelum dan sesudah subsidi
disajikan pada Gambar dibawah ini

•Total subsidi yang diberikan pemerintah ditunjukkan oleh luas jajaran genjang P2 Es R P1 =
luas segi empat PS Es R N yaitu, .

QE = 16 – 3

Titik kesinambungan sebelum subsidi adalah E = E .

Keseimbangan setelah adanaya subsidi, jika Qds = Qss.

Titik keseimbangan setelah subsidi adalah Es = Es .

=.

Total subsidi yang dinikmati oleh

=.
=.
Total subsidi yan dikeluarkan pemerintah S = Sk + Sp = s.

Harga dan kualitas keseimbangan pasar untuk masing-masing barang yaitu P1,Q1dan P2,Q2
dapat dicari dengan menyelesaikan secara simultan , , dan .

Jadi, harga dan kuantitas keseimbanan barang pertama adalah P1 = 87 dan Q1 = 67 atau E1 =
E1 .

Pengaruh Pajak dan Subsidi Terhadap Keseimbangan Dua Jenis Barang

Pengenaan pajak dan pemberian subsidi oleh pemerintah terhadap salah satu barang
yangmemiliki hubungan substitusi, dapat mempengaruhi harga dan kuantitas barang itu sendiri,
dan dapat juga mempengaruhi harga dan kuantitas barang lainnya yang diminta/ditawarkan.

E = E dan untuk barang kedua adalah E = E.


Penerimaan total bagi sebuah perusahaa adalah fungsi dari kuantitas barang yang dijual .

Penerimaan Rata-rata

Average Revenue adalah penerimaan total dibagi kuantitas barang yang diproduksi .

QQ

Jadi, penerimaan rata-rata sama dengan harga perunit barang yang diproduksi .
b.
Biaya total yang dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang akan semakin besar bila
kuantitas produksinya semakin banyak. Ini berarti biaya total adalah fungsi dari kuantitas
barang yang diproduksi. Besarnya biaya total ini merupakan hasil kali antara banyaknya barang
yang diproduksi dengan biaya rata-rata per unit, yang dapat dinyatakan sebagai :

AC = C = C̅

Q c.Keuntungan, Kerugian, dan Peluang Pokok.


Bila total revenue lebih besar dari total biaya, maka perusahaan tersebut mendapat
untung/laba.bila total revenue lebih kecil dari pada total biaya, maka perusahaan tersebut
menderita kerugian .

Jadi, agar perusahaan tersebut berada pada posisi pulang pokok , seharusnya berproduksi
sebanyak 500 unit.

= 15.000 + 30 = 30.000

R = 100Q

Oleh karena R = 100.000 > C = 30.000, maka perusahaan tersebut memperoleh keuntungan .
ContohSejenis barang diproduksi dengan biaya tetap Rp 3.000,00 biaya variabel per unit Rp
30,00 dan harga jualnya sebesar Rp.

Jadi, kuantitas impas sebanyak 200 unit.

00 = 15Q
Jadi, agar diperleh laba Rp.

Fungsi Konsumsi

Dalam jangka pendek fungsi konsumsi dapat dianggap linear.

marginal propencity to import.

Pendapatan nasional pada dasarnya merupakan total dari pendapatan semua sector didalam
suatu Negara yaitu sector rumah tangga, sector badan usaha dan sector pemerintah.
Sementara pendapatan Disposable adalah pendapatan nasional yang secara nyata dapat
dibelanjakan oleh masyarakat.

Perekonomian empat sektor juga disebut perekonomian terbuka.

C = ….? Bila Yd = 10 C = 12 + 0.8 Yd


= 12 + 0.
C = 30 + 0.

Jadi, pendapatan nasional keseimbangan sebesar Rp.

Bab 6

Fungsi Kuadrat

Langkah utama yang harus dilakukan untuk memudahkan dalam memahami fungsi kuadrat
adalah memahami terlebih dahulu pemfaktoran beserta dengan aturannya. Langkah awal
dalam memfaktorkan adalah mencari nilai-nilai bersama pada suatu fungsi kemudian
menuliskannya sebagai bentuk hasil pengalian dari fungsi tersebut.

Untuk memudahkan dalam memahami proses pemfaktoran dapat diuraikan melalui beberapa
aturan pemfaktoran sebagai berikut

Fungsi kuadrat adalah suatu fungsi f pada domain R yang ditentukan oleh f = ax2 + bx + c atau
fBila a > 0, maka parabola terbuka keatas dan titik puncaknya disebut titik minimum.
Bila a < 0, maka parabola terbuka kebawah dan titik puncaknya Titik puncak/titik ekstrem kurva
adalah PTitik potong kurva dengan sumbu y, diperoleh bila x = 0, sehingga y = c titik potongnya
Bila D > 0  ada dua akar yaitu x1 dan x2. Kurva parabola Bila D = 0  ada dua akar yaitu x1
dan x2 dengan x1 = x2. Kurva parabola Bila D < 0  x1.2 imaginair.Kurva parabola Bila c > 0
kurva parabola memotong sumbu y positif di titik Bila c < 0 kurva parabola memotong sumbu y
negatif di titik Bila c = 0 kurva parabola melalui titik

Jadi, titik potong kurva dengan sumbu x adalah titik dan .

Fungsi kubik atau fungsi berderajat tiga ialah fungsi yang pangkat tertinggi dari variabelnya
adalah pangkat tiga. Setiap fungsi kubik setidak - tidaknya mempunyai sebuah titik belok , yaitu
titik peralihan bentuk kurva dari cekung menjadi cembung atau cembung menjadi cekung.

Fungsi pecah yang juga disebut fungsi rasional adalah suatu fungsi yang variabel bebasnya
terdapat dalam penyebut.

Untuk menggambar grafik fungsi ini, perlu diketahui beberapa sifat yang dimilikinya.

Jadi, titik potong fungsi dengan sumbu x adalah

Titik potong fungsi dengan sumbu y, diperoleh bila x = 0.

Asimtut

Asimtut sebuah garis lengkung adalah sebuah garis yang makin lama makin dekat pada garis
lengkung itu sehingga berjarak sekecil-kecilnya, tetapi jaraknya tidak menjadi nol.

Suatu pecahan menjadi ∞ apabila penyebutnya nol.

Asimtut-asimtutnya berimpit dengan sumbu x dan y. asimtut tegak berimpit dengan sumbu
tegak y, dan asimtut berimpit dengan sumbu datar x.
Bila m atau n merupakan bilangan ganjil dan c > 0, maka hiperbola tersebut terletak pada
kuadran I dan kuadran III.
Bila m dan n bilangan ganjil dan c < 0, maka hiperbola tersebut terletak pada kuadran II dan
kuadran IV.

Grafik Hiperbola Fermat

Dengan memperhatikan sifat-sifat yang dimiliki oleh hiperbola fermat, maka grafiknya dengan
mudah dapat digambarkan. Agar lebih jelas, perhatikan contoh berikut ini.

Fungsi Eksponen
Fungsi eksponen adalah suatu fungsi f pada domain R yang ditentukan oleh f = ax dengan a >
0 dan a ≠ 1.

Grafik Fungsi Eksponen

= a, dan bila x ∞ maka y 0.


Secara umum bentuk grafik f = ax untuk a>1 dan 0 1 dan a  1. y disebut numerous yaitu
bilangan yang dicari logaritmanya . x disebut logaritma sebagai bilangan basis/pokok a, dapat
dipakai 10 dan e atau bilangan lainnya.

Fungsi logaritma adalah fungsi invers dari fungsi eksponen.

Bab 7

BAB VII Aplikasi Fungsi Nonlinier Dalam Ekonomi

7.1

Aplikasi Fungsi Kuadrat Dan Fungsi Pecah Dalam Ekonomi

A. Fungsi Penerimaan, Biaya dan Profit

Fungsi penerimaan total sebuah perusahaan dinyatakan sebagai berikut:

R = f(Q) = 100Q – 2Q2

Keterangan:

R = Penerimaan total

Q = Quantitas barang

Berapa unit seharusnya perusahaan tersebut berproduksi agar diperoleh penerimaan total yang

maksimum? Berapa total penerimaan maksimumnya?

Penyelesaian

Q= …? Agar R maksimum

R (maks) = ….?

R = 100Q – 2Q2
= - 2Q2 + 100Q

y = ax2 + bx + c

a = -2 b = 100 dan c = 0

Titik puncak kurva R adalah (Q = −

2𝑎

,R=−

4𝑎

Q =−

2𝑎

2−(

100

−2)

−−

100

= 25

R = -(𝑏2−

4𝑎𝑐)

4𝑎

=
1002 −4 (−

2)(0)

4(−2

(100

)2

−8

= 1.250

Titik puncak kurva R adalah P (25, 1.250)

Oleh karena a= -2 <0, maka kurva R tersebut terbuka kebawah dan titik puncaknya disebut titik

maksimum. Jadi, agar perusahaan tersebut memperoleh penerimaan total yang maksimum

seharusnya berproduksi sebanyak 25 unit dan penerimaan total maksimumnya 1.250.

B. Kurva Transformasi Produk

Kurva transformasi produk menyatakan hubungan antara kuantitas dari dua jenis barang (joint

products) yang dihasilkan oleh perusahaan dengan menggunakan tenaga kerja dan bahan mentah
(material) yang sama.

C. Hukum Pareto Mengenai Distribusi Penghasilan

Hubungan antara banyaknya individu ( N ), jumlah penduduk tertentu (a) dengan batas

penghasilan terendah (x), dinyatakan dalam persamaan hiperbola permat.

7.2

Aplikasi Fungsi Eksponen dan Logaritma dalam Ekonomi

Fungsi pertumbuhan adalah salah sato contoh aplikasi fungsi eksponen dan logaritme dalam

ekonomi dan bisnis. Sifat utama fungsi ini adalah meningkat secara monoton.Fungsi pertumbuhan

mempunyai beberapa bentuk, dengan atau tanpa asimtut yang merupakan batas atas.Pembahasan

fungsi pertumbuhan pada bagian ini dibatasi hanya pada fungsi majemuk, pertumbuhan penduduk,
kurva gompertz dan kurva fungsi (pengajaran).

a.

Fungsi Bunga Majemuk

Besarnya modal yang di bungakan tergantung dari waktu lamanya modal dibungakan, asal

tingkat bunga konstan. Jika modal (pokok) sebesar K0 dibungakan k kali per tahun dengan bunga

sebesar 100 r % (atau r) per tahun maka setelah n tahun, modal tersebut akan menjadi:

Kn = K0(1 +

) n.k

K0 = modal awal atau besar modal pada tahun yang ke nol

Kn = modal akhir atau besar modal pada tahun yang ke n

e = bilangan basis dalam logaritma Natural (e = 2,718…)

k = kelipatan bungan yang dibayar per tahun

n = waktu lamanya model (pokok) dibungakan

r
= besarnya bunga per tahun

b.

Pertumbuhan Penduduk/Biologis

Bila penduduk suatu negara (daerah) pada suatu saat P0 mengalami pertumbuhan sebesar 100

r% per tahun (atau r per tahun), maka setelah t tahun, jumlah penduduk menjadi:

Pt = Po(1 + r)t…………(1)

Bagai suatu negara (daerah) dengan jumlah penduduk yang besar, maka pertumbuhan penduduk

berlangsung hampir kontinu, maka jumlah penduduknya setelah t tahun menjadi

Pt = Poer .t
Ket.

Pt
= jumlah penduduk pada tahun yang ke- t

Po
= jumlah penduduk pada tahun awal yaitu tahun yang ke nol

r
= tingkat pertumbuhan

R
= (r + 1) = tingkat pertumbuhan plus 1

C. Fungsi Gompertz

Fungsi ini menggambarkan perkembangan yang lambat waktu mulai tumbuh, dan waktu

mendekati asimtut batas pertumbuhan. Fungsi ini dinyatakan (Draper dan Klingman, 1967; Weber,

1982) sebagai berikut:

N = c. aR .t

Ket.

N
= adalah jumlah penduduk pada tahun ke-t

R
= tingkat pertumbuhan (dengan 0 < R < 1)

a
= proporsi pertumbuhan awal

c
= tingkat pertumbuhan dewasa (yaitu asimtot tertinggi)

bab 8

BAB VIII Fungsi Limit


8.1

Pengertian Limit

Bilangan L disebut limit dari fungsi f(x) untuk x mendekati a (atau dititik x → a)

dan biasa ditulis:

limit

x→a

f(x) = L

8.2

Sifat-Sifat Limit

8.3

Bentuk Umum Persoalan Limit

Dari dua buah definisi persoaalan limit dapat di golongkan kedalam dua bentuk limit yaitu

bentuk

limit

→ a f(x) dan

limit

→ ∞ f(x).

Bab 9

Perhatikan grafik fungsi y =f berikut


Jika variabel x nilainya berubah sebesar x ,yaitu dari x ke , mengakibatkan variabel ynilainya
juga berubah sebesar y,yaitu dari y ke atau dari f ke f.

Untuk x sekecil-kecilnya , apabila y mempunyai harga, maka harga dari y untuk x mendekati nol
itu disebut sebagai derivative pertama atau turunan pertama dari fungsi y = f terhadap x.

= lim 2X2+ 4.∆X.X + 2∆X2+1− 2X2−1


= lim 4.∆X.X−2∆X2

Turunan Suatu Fungsi yang Dipangkatkan

Turunan Fungsi yang Dipangkatkan: y = 3dy = 33-1.


= 3 y = 24dy= 2.44-1.
y = 4x2 + 3x3dy = 4.2x + 3.3x2 y = 5x3 + 2x2 + 2000dy= 5.3x2 + 2.2x

Dalam perhitungan logaritma ada 2 basis yang biasanya dipakai yaitu bilangan 10 dan e.

Disini perlu juga diingat bahwa: elog x= In x, In e = elog x = 1 elog a = In a.

Turunan Fungsi Logaritma Biasa

Turunan Fungsi Logaritma Biasa y = log dy =1..

dX2X2

= 4X .
= 2.
Turunan Fungsi Logaritma Naturalis y = In dy =1.8 =8 dX c.Turunan Fungsi Eksponen

Carilah turunan tingkat ke 6 dari fungsi, y = 3x5 + 2x4 + 6x + 10 dX3 d4y dX4

= 15x5 + 8x3 + 6. . . tingkat pertama


= 75x4 + 24x2. . . tingkat kedua
= 300x3 + 48x. . . tingkat ketiga
= 900x + 48. . . tingkat keempat
= 900. . . tingkat kelima
= 0. . . tingkat keenam
Fungsi implisit adalah fungsi yang dinyatakan dalam bentuk f = 0 atau f = k.

Melalui titik singgung dapat dibuat sebuah garis lurus yang tegak lurus pada garis singgung
yang biasa disebut garis normal.

Perhatikan grafik fungsi y = f di bawah ini.

Di samping 3 arti penting yang dimiliki oleh turunan pertama, turunan pertama suatu fungsi
dapat juga digunakan untuk menentukan tempat naik-turunnya suatu fungsi, sebagai berikut:
Pandanglah fungsi y = f pada titik x = xa.

Harga Ekstrem

Nilai ekstrem suatu fungsi dibedakan atas dua yaitu nilai maksimum dan nilai minimum.

Maksimum absolut dan relatif

Maksimum absolut ialah suatu titik, pada titik itu nilai f paling tinggi dari seluruh nilai f yang ada;
atau fungsi f akan memiliki nilai absolut maksimum pada x = x3dalam batas-batas a x b, jika
nilai f pada x = xs mempunyai nilai tertinggi, untuk semua nilai x dalam batas-batas a x b.

Minimum absolut dan relatif

Minimum absolut ialah suatu titik, pada titik itu nilai fungsi f terendah dari seluruh nilai f yang
ada; atau fungsi f akan memiliki nilai minimum absolut pada x = x2 dalam batas-batas a x b, jika
nilai f pada x = x2 mempunyai nilai terendah, untuk semua nilai x dalam batas a x b.

Uji Turunan Pertama

Bila tanda f’ berubah tanda dari positif menjadi negatif dari sebelah kiri nilai x = xa ke sebelah
kanannya, maka titik krisis tersebut adalah titik maksimum relatif pada x = xa.

Uji Turunan Kedua i.Bila nilai f" > 0, maka titik kritis tersebut adalah titik minimum relatif pada, x
= xa.
ii.Bila nilai f" < 0, maka titik kritis tersebut adalah titik maksimum relatif pada, x = xa.

Nilai kritis fungsi

Nilai kritis dari fungsi y = f akan diperoleh dengan memasukkan nilai kritis ke dalam fungsi asal.

Menggambar Kurva Suatu Fungsi


Dalam Bab 4 dan di beberapa bab lainnya telah dipelajari menggambar kurva suatu fungsi.

Titik potong kurva fungsi dengan sumbu x

Diperoleh bila y = 0akan didapat harga-harga x yang merupakan akar dari persamaan y = f = 0.

Titik potong kurva fungsi dengan sumbu y

Diperoleh bila y = 0dengan substitusi x = 0 pada y = f di dapat nilai y.

Naik turunnya kurva fungsi

Jika f’ > 0 merupakan fungsi naik di titik x = xa.

Bab 10

BAB X Aplikasi Fungsi Turunan Dalam Ekonomi

Elastisitas y terhadap x dari fungsi y=f adalah perbandingan antara perubahan relatif dalam
variabel terikat y terhadap perubahan relatif dalam variabel bebas x. Ada dua cara pengukuran
elastisita suatu fungsi, yaitu elastisitas busur dan elastisitas titik . Elastisitas busur mengukur
elastisitas suatu fungsi diantara 2 titik sepanjang suatu busur. Sementara elastisitas titik
mengukur elastisitas suatu fungsi pada satu titik tertentu.

Nilai E yang positif menunjukkan bahwa hubungan antara variabel bebas x dengan variabel
terikat y adalah searah. Sedangkan nilai E yang negatif menunjukkan bahwa hubungan antara
variabel bebas x dengan variabel terikat y berlawanan arah . E = -k , memiliki arti bahwa
variabel bebas x naik 1%, maka variabel terikat y turun sebesar k%, atau bila variabel bebas x
turun 1%, maka variabel terikat y naik sebesar k%. Elastisitas permintaan dari suatu barang
adalah perbandingan antara perubahan relatif kuantitas barang yang diminta oleh pembeli
terhadap perubahan relatif harga barang tersebut.

μd = elastisitas permintaan, P = harga per unit barang, Qd = kuantitas barang yang


diminta. Elastisitas penawaran dari suatu barang adalah perbandingan antara perubahan relatif
kuantitas barang yang ditawarkan penjual terhadap perubahan relatif harga barang yang
tersebut.

Fungsi permintaan terhadap sejenis barang adalah Qd = 25 + p2 Pertanyaan

Bila harga turun 3%, tentukanlah elastisitas busurnya.

QddP41
Sebaliknya bila harga per unit barang tersebut turun 1%, maka kuantitas barang yang diminta
oleh pembeli turun 0,78%. Dengan kata lain, bila harga per unit barang tersebut naik
100%, maka kuantitas barang yang diminta oleh pembeli naik 78%, sebaliknya bila harga per
unit barang tersebut turun 100, maka kuantitas barang yang diminta turun 45%.

Bila harga pasar per unit barang tersebut 8, maka kuantitas barang yang ditawarkan sebanyak
2 unit. Bila harga per unit barang tersebut naik menjadi 13, maka kuantitas barang yang
ditawarkan 12 unit. Fungsi penawaran.

Marginal

Fungsi penerimaan total atau fungsi hasil penjualan total, penerimaan rata-rata, fungsi biaya
total dan biaya rata-rata telah dibahas sebelumnya. Selain itu, akan di bahas kembali mengenai
masalah optimisasi yaitu penerimaan yang maksimum, laba yang maksimum, dan biaya yang
minimum dengan pendekatan turunan.

Penerimaan Marginal

Penerimaan marginal atau hasil penjualan marginal atau marginal revenu adalah tambahan
penerimaan akibat tambahan satu unit barang yang dijual. Fungsi penerimaan marginal
merupakan turunan dari fungsi penerimaan total. Biaya marginal atau marginal cost adalah
tambahan biaya akibat tambahan satu unit produksi. Fungsi biaya marginal merupakan turunan
dari fungsi biaya total.

Fungsi komsumsi marginal merupakan turunan dari fungsi konsumsinya. Fungsi tabungan


marginal merupakan turunan dari fungsi tabungan.

Turunan pertama dari fungsi persediaan modal ini disebut laju pembentukan modal . Laju
pembentukan modal pada waktu t sama dengan laju aliran investasi bersih pada waktu t, yang
dinyatakan dengan lt = f.

Seorang produsen memiliki fungsi permintaan atas barangnya berbentuk Qd

Tentukanlah laba maksimum yang diperolehnya. Fungsi penerimaan total,R= P. Fungsi biaya


total,C= Q. .

C = biaya total dan Q = kuantitas mobil

Fungsi biaya rata-rata, AC= C = 2Q2 – 60Q + 1.

Substitusikan transposisi rumus ke di dapat fungsi t = f berikut.


[04.46, 31/8/2021] Winda Sari Hutabarat: 10.1

Elastisitas

Elastisitas y terhadap x dari fungsi y=f(x) adalah

perbandingan antara perubahan relatif dalam variabel terikat y

terhadap perubahan relatif dalam variabel bebas x. Yang dapat

dinyatakan sebagai berikut:

Elastisitas y terhadap x =

perubahan relatif dalam variabel terikat (y)

perubahan

Eyx= Elastisitas y terhadap x.

∆𝑦 = Perubahan variabel terikat (y).

∆𝑦

= Perubahan relatif dalam variabel terikat (y).

∆𝑥 =Perubahan variabel bebas (x).

∆𝑥

= Perubahan relatif dalam variabel bebas (x)

10.2

Elastisitas Permintaan dan Penawaran

a.

Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan (terhadap harga) dari suatu barang adalah perbandingan antara

perubahan relatif kuantitas barang yang diminta oleh pembeli (konsumen) terhadap perubahan relatif
harga barang tersebut.

b.

Elastisitas Penawaran

Elastisitas penawaran (tehadap harga) dari suatu barang adalah perbandingan antara

perubahan relatif kuantitas barang yang ditawarkan penjual (produsen) terhadap perubahan relatif

harga barang yang tersebut.

10.3
Fungsi Marginal

Pada bagian ini akan dibahas mengenai fungsi

marginal yaitu turunan pertama dari suatu fungsi, antara lain: fungsi penerimaan marginal, biaya

marginal, konsumsi marginal, tabungan marginal dan fungsi pembentukan modal/aliran investasi bersih.
Selain itu, akan di bahas kembali mengenai masalah optimisasi yaitu penerimaan yang

maksimum, laba yang maksimum, dan biaya yang minimum dengan pendekatan turunan.

• Penerimaan Marginal (MR)

Penerimaan marginal atau hasil penjualan marginal atau marginal revenu adalah tambahan

penerimaan akibat tambahan satu unit barang yang dijual. Fungsi penerimaan marginal merupakan

turunan (pertama) dari fungsi penerimaan total. Bila fungsi penerimaan totalnya dinyatakan sebagai

R = f(Q), maka fungsi penerimaan marginalnya adalah :

• Biaya Marginal (MC)

Biaya marginal atau marginal cost adalah tambahan biaya akibat tambahan satu unit produksi.

Fungsi biaya marginal merupakan turunan (pertama) dari fungsi biaya total. Bila fungsi biaya totalnya

dinyatakan sebagai C=f(Q), maka fungsi biaya marginalnya adalah,

• Biaya Marginal (MC)


Biaya marginal atau marginal cost adalah tambahan biaya akibat tambahan satu unit produksi.

Fungsi biaya marginal merupakan turunan (pertama) dari fungsi biaya total. Bila fungsi biaya totalnya

dinyatakan sebagai C=f(Q), maka fungsi biaya marginalnya adalah,

• Biaya Marginal (MC)

Biaya marginal atau marginal cost adalah tambahan biaya akibat tambahan satu unit produksi.

Fungsi biaya marginal merupakan turunan (pertama) dari fungsi biaya total. Bila fungsi biaya totalnya

dinyatakan sebagai C=f(Q), maka fungsi biaya marginalnya adalah,

•Laju Pembentukan Modal

Bila pembentukan modal di pandang kontinu sepanjang waktu, maka persediaan modal (stok

kapital) dapat dinyatakan sebagai fungsi dari waktu yaitu: Kt =f(t). Turunan pertama dari fungsi Laju
Pembentukan Modal

Bila pembentukan modal di pandang kontinu sepanjang waktu, maka persediaan modal (stok

kapital) dapat dinyatakan sebagai fungsi dari waktu yaitu: Kt =f(t). Turunan pertama dari fungsi
persediaan modal ini disebut laju pembentukan modal (rate of capital formation). Laju pembentukan

modal pada waktu t sama dengan laju aliran investasi bersih (rate of net invesment flow) pada waktu

t, yang dinyatakan dengan lt = f(t). Jadi,fungsi laju pembentukan modal/aliran investasi bersih dapat

juga dinyatakan sebagai:

[04.50, 31/8/2021] Winda Sari Hutabarat: 10.6

Keuntungan Monopoli

Monopoli termasuk salah satu bentuk persaingan pasar yang tidak sempurna. Pada pasar

monopoli, ada seorang penjual (produsen) yang dapat menguasai pasar terhadap sejenis barang (jasa)

tertentu, sehingga si monopoli dapat mengendalikan harga barang (jasa) yang dijualnya dengan cara

mengatur kuantitas barang yang ditawarkan.Jika kuantitas barang/jasa yang ditawarkan dikurangi

maka harga barang akan naik, sebaliknya jika kuantitas barang yang ditawarkan ditambah maka harga

barang tersebut akan turun. Dengan jalan mengatur kuantitas barang yang beredar di pasar si

monopoli akan mudah menentukan tingkat produksi agar mendapatkan laba yang maksimum.
[04.55, 31/8/2021] Winda Sari Hutabarat: √ Keuntungan Maksimum pada Monopoli

Biaya Total (C)

Bila biaya rata-rata untuk memproduksi per unit barang sebesar C dan kuantitas barang yang

diproduksi sebanyak Q, maka besarnya biaya total : C = Q C

• Penerimaan Total (R)

Bila harga per unit barang yang dijual sebesar P dan kuantias barang dijual sebanyak Q, maka

besarnya penerimaan totalnya:


R = PQ

• Keuntungan/profit (𝛑)

Besarnya keuntungan yang diperoleh si monopoli adalah:

π=R−C

10.7

Model Model Persediaan

Pengendalian persediaan dalam suatu perusahaan sangat penting oleh karena persediaan yang

terlalu banyak mengakibatkan biaya penyimpanan meningkat, dansebaliknya persediaan yang terlalu

sedikit dapat mengakibatkan kekurangan persediaan barang untuk diperoduksi atau di jual.

Pengendalian persediaan mencoba menyeimbangkan antara pemesanan besar yang ekonomis atau

menjalankan produksi besar dengan biaya pemeliharaan persediaan. Tujuan dari model persediaan
adalah meminimalkan total biaya persediaan. Biaya-biaya dalam model persediaan ini terjadi dari

tiga type:

1. Biaya pemesanan atau mulai menjalankan produksi (set up cost) biaya pemerosesan dan

pemesanan, biaya telpon, biaya pengepakan, biaya ekspedisi termasuk kelompaok biaya ini.

2. Biaya pemeliharaan persediaan, termasuk biaya modal (bunga), penyusutan biaya penyimpanan

(carrying cost).

3. Biaya yang berlaku sesaat, termasuk kerugian/kehilangan goodwill (short tage cost).
Bab 11

[04.59, 31/8/2021] Winda Sari Hutabarat: BAB XI Fungsi Integral

11.1

Integral Tak Tentu

a.

Pengertian Integral Tak Tentu

Telah dibahas pengertian derivatif suatu fungsi. Bila ada

suatu fungsi y = f(x), maka derivatifnya adalah:

dy

dx =

df(x)

dx = f′(x) = y′

11.2

Intergral Tertentu

a.

Pengertian Intergral Tertentu

[05.03, 31/8/2021] Winda Sari Hutabarat: 11.3

Menghitung Luas Bidang Datar

Salah satu kegunaan dari intergral tertentu yaitu menghitung luas bidang datar.

(1) Luas bidang datar yang dibatasi oleh satu grafik fungsi
(2) Luas bidang datar yang dibatasi oleh dua grafik fungsi

Bab 12

BAB XII Aplikasi Integral Dalam Ekonomi

12.1

Aplikasi Integral Tak Tentu Dalam Ekonomi

• Fungsi Penerimaan Total (R)

Fungsi penerimaan total merupakan Integral dari penerimaan

marginalnya, dan sebaliknya penerimaan marginal merupakan

turunan pertama dari fungsi penerimaan total.

R = ∫ MR dQ

• Fungsi Biaya Total (C)

Fungsi biaya total merupakan integral dari biaya marginalnya, dan sebaliknya biaya marginal

merupakan turunan pertama dari fungsi biaya total.

C = ∫ MC dQ

• Fungsi Konsumsi (C)

Fungsi Konsumsi merupakan Integral dari konsumsi marginalnya (MPC), dan sebaliknya

konsumsi marginal merupakan turunan pertama dari fungsi konsumsi.

C = ∫ MPC dY

•Fungsi Tabungan (S)

Fungsi tabungan merupakan Integral dari tabungan marginalnya (MPS), dan sebaliknya tabungan
marginal merupakan turunan pertama dari fungsi tabungan.

S = ∫ MPS dY

• Fungsi Pembentukan Modal (K)

Fungsi (pembentukan) modal atau fungsi (pembentukan) kapital merupakan integral dari (aliran)

investasi bersih (I) dan sebaliknya investasi bersih merupakan turunan pertama dari fungsi kapital.

Kt = ∫ I(t)dt

12.2

Aplikasi Integral Tertentu Dalam Ekonomi

a. Konsumen Surplus (𝐂𝟑)

Konsumen surplus adalah suatu keuntungan lebih atau

surplus yang dinikmati oleh konsumen tertentu dikarenakan

konsumen tersebut dapat membeli barang/jasa dengan harga

lebih murah dari pada yang sanggup mereka bayar. Harga yang

sanggup mereka bayar, ditunjukan oleh fungsi permintaannya

yaitu sebesar OP’(=P’), sedangkan harga per unit yang harus

mereka bayar diperlihatkan oleh harga pasar yaitu OpE(= PE).

Selisih antara harga yang mampu/sanggup dibayar (OP’)

dengan harga pasar (PE) disebut keuntungan surplus tiap unit barang.

b. Produsen Surplus (𝐏𝐒)

Produsen surplus adalah suatu keuntungan lebih atau surplus yang dinikmati

olehprodusen tertentu dikarenakan produsen tersebut dapat menjual barangnya dengan harga lebih

tinggi dari harga yang sanggup mereka jual.Harga yang sanggup mereka jual ditunjukkan oleh

fungsi penwarannya yaitu sebesar OP’(=P’), sedangkan tingkat harga yang terjadi di pasar (harga
mereka harus jual) ditunjukkan oleh 𝑂𝑃𝐸(= 𝑃𝐸). Selisih

antara harga pasar (𝑃𝐸) dengan harga yang sanggup

mereka jual (P’), merupakan keuntunga surplus tiap unit

barang.

Bab 13

Defenisi Barisan dan Deret

Barisan adalah suatu susunan bilangan yang dibentuk menurut suatu urutan tertentu.
Bbilangan-bilangan yang tersusun tersebut disebut suku.
Perubahan diantara suku-suku yang berurutan ditentukan oleh segi perubahan diantara suku-
suku yang berurutan mempunyai dua jenis, yaitu barisan aritmatika dan barisan geometri.
Apabila barisan yang suku berurutannya mempunyai ketambahan bilangan yang tetap maka
barisan disebut sebagai barisan aritmatika. Bila barisan yang suku berurutannya mempunyai
kelipatan bilangan yang tetap maka barisan itu disebut sebagai barisan geometri. Selanjutnya,
bila dilihat dari banyaknya suku, barisan dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu: barisan terhingga
dan barisan tak terhingga . Barisan terhingga suku-sukunya terbatas, sedangkan barisan tak
terhingga suku-sukunya tidak terbiasa jumlahnya.

13. 2 Barisan dan Deret Aritmatika

suatu barisan aritmatika adalah suatu barisan dimana selisih diantara dua suku

yang berurutan mempunyai nilai yang konstan. Nilai konstan ini sering disebut dengan beda yang

sama, biasanya dilambangkan dengan huruf b.

suku ke-n atau suku terakhir

dalam suatu barisan aritmatika adalah:

𝑺𝒏 = 𝒂 + (𝒏 − 𝟏)b

Dimana,

Sn= Suku ke-n

a = Suku Pertama

b = Beda yang sama


n = Banyaknya suku

13.3

Barisan dan Deret Geometri

Barisan geometri adalah susunan bilangan yang dibentuk menurut aturan tertentu, dimana

susunan bilangan diantara dua suku yang beraturan mempunyai rasio yang tetap. Rasio yang tetap

ini biasanya dilambangkan dengan huruf r.

bentuk umum dari barisan geometri untuk suku ke-n adalah sebagai berikut.

𝑺𝒏 = 𝒂 𝒓(𝒏−𝟏)

Dimana,

Sn = Suku ke-n

a = Suku pertama

r = ratio yang tetap

n = banyaknya suku

bab 14

Garis Waktu

Dasar untuk mempelajari nilai waktu dari uang, kita sebaiknya menggunakan alat bantu yang
disebut dengan garis waktu. Garis waktu ini adalah suatu grafik yang menunjukkan arus kas
masuk dan keluar, apakah dipermulaan, dipertengahan, atau diakhir tahun dari arus kas
tersebut. Gambar dari garis waktu ini dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini. dengan kata
lain, angka-angka diatas garis waktu menunjukkan akhir dari periode sekaligus awal dari
periode waktu berikutnya.

Selanjutnya, angka-angka untuk nilai aruskas diletakkan dibawah batas garis tegak yang
memisahkan periode. Gambar 2 menunjukkan bahwa nilai aruskas adalah arus kas keluar
karena bertanda negative , artinya Rp. Angka presentase tingkat bunga dimasing-masing
periode ditempatkan diatas garis waktu dan diantara periode-periode tersebut. Jika tingkat
bunga sama dari periode awal sampai akhir maka cukup ditempatkan pada periode awal
saja, tetapi bila angka presentase tingkat bunga berbeda-beda untuk setiap periode maka
angka presentase tingkat bunga ditempatkan sesuai dengan periode waktunya.
Tingkat Bunga Yang Berbeda-beda

Terutama bila terjadi arus kas dan nilai tingkat bunga yang berbeda-beda pada setiap periode.

I = jumlah pendapatan bunga

25.000.000 dengan tingkat bunga 15% per tahun telah menjadi sebesar Rp. 15.000.000 adalah
pendapatan bunga. jadi, jumlah Rp 40.000.000 setelah empat tahun dengan tingkat bunga 15%
per tahun, sekarang nilainya Rp. Bila nilai dari masa datang , tingkat bunga , dan jumlah tahun
telah diketahui maka rumus untuk memperoleh nilai sekarang adalah sebagai berikut.

Fn= Nilai Masa datang tahun ke-n i = Tingkat Bunga n = Jumlah tahun perhatikan rumus 3 ini
hanya digunakan untuk memperoleh nilai sekarang dari suatu nilai masa datang dengan bunga
yang bukan majemuk.

Nilai akhir tahun ke-4 sebesar Rp. Dari Contoh 4 diatas dapat terlihat jika tingkat bunga
sama, tetapi frekuensi pembayaran bunga dalam setahun semakin meningkat maka nilai akhir
di masa datang akan semakin besar pula.

Sekarang Dengan Bunga Majemuk


14.3

Bunga Majemuk

Fn = P (1 + i)n ……………………………….……………. (4)

Dimana,

Fn = Nilai Masa Datang

P = Nilai Sekarang

i = Bunga pertahun

n = Jumlah tahun

14.4
Nilai Sekarang Dengan Bunga Majemuk

Untuk mengetahui nilai sekarang dengan bunga majemuk dari suatu nilai masa datang dapat

diperoleh dengan cara berikut.

𝑷 = (𝟏𝑭+𝒏
𝒊)𝒏 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑷 = 𝑭𝒏 [(𝟏+𝟏𝒊)𝒏]…………………..…….. (6)

Dimana,

P = Nilai Sekarang

Fn = Nilai masa datang tahun ke-n

i = Tingkat bunga per tahun

n = jumlah tahun

14.5
Nilai Masa Datang Dari Anuitas

𝑺𝒏 = 𝑷 [(𝟏+𝒊)

𝒏− 𝟏

],……………………………………………….. (12)

Dimana,

Sn = Jumlah nilai masa datang dari anuitas setelah n periode

P = Jumlah dari anuitas

I = tingkat bunga

n = Jumlah periode pembayaran

Masa Datang Dari Anuitas

Pada bagian terdahulu telah dibicarakan mengenai cara memperoleh nilai masa datang atau
nilai sekarang dari sejumlah nilai uang tertentu. Disamping itu, anuitas ini diasumsikan bahwa
semua pembayaran dibuat pada akhir periode dengan bunga majemuk. Demikian pula dengan
pembayaran pendapatan bunga akan diperoleh dari nilai anuitas pada akhir periode. Hal ini
beralasan karena akhir dari setiap periode akan bersamaan dengan permulaan dari periode
berikutnya.

Pembayaran pertama dari satu rupiah dengan pendapatan bunga selama tahun akan
terakumulasi menjadi n-1 rupiah, dimana i adalah tingkat bunga pertahun. Nilai yang
terakumulasi dari pembayaran kedua dari Rp1 pada akhir tahun kedua adalah n-2 rupiah, dan
seterusnya. dengan demikian, total nilai terakumulasi dari anuitas ini adalah jumlah dari nilai-
nilai yang terakumulasi dari setiap pembayaran.

Selanjutnya, hasil nilai masa datang dari anuitas adalah 12 periode yang dibayarkan secara
bunga majemuk sebesar Rp. 86.348.936,61 yang menggunakan rumus langsung pada Contoh
8. Nilai Masa Datang dari Anuitas sebesar Rp.

Cadangan
Dana Cadangan

Jumlah pembayaran setiap periode

Pndapat kembali rumusnya sebagai berikut.

𝑷=𝐒

[(𝐢+𝟏)

𝐧− 𝟏

𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐏 = 𝐒𝐧 [

(𝟏+𝐢)

𝐧− 𝟏]…………………………………….. (13)

Dimana,

Sn = Jumlah nilai masa datang dari anuitas setelah n periode

P = Jumlah dari anuitas

I = tingkat bunga

n = Jumlah periode pembayaran


14.7
Perpetuitas

perpeuitas atau disebut juga anuitas abadi adalah

serangkaian pembayaran yang sama jumlahnya dan berlanjut terus untuk selamanya.

𝑷𝑽 = 𝑷

𝒊……………………………………………..........…..(21)

Dimana,

PV = Nilai sekarang dari perpetuitas

P = Jumlah pembayaran per periode

i = Tingkat bunga per tahun

Pinjaman

Persamaan dari kedua konsep ini adalah baik cicilan pinjaman maupun dana cadangan
bertujuan untuk pembayaran cicilan utang atau pinjaman secara periodic. Jumlah pembayaran
cicilan utang atau pinjaman secara periodic ini dapat diperoleh dengan menggunakan rumus
nilai sekarangdari anuitas, yaitu dengan cara memindahkan variable P ke sisi sebelah kiri tanda
sama dengan.

bab 15

BAB XV Matriks

15.1 Pengertian Matriks

Matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang

diatur dalam baris dan kolom berebentuk persegi panjang.

Susunan bilangan-bilangan itu dibatasi oleh kurva biasa


“( )” atau kurung siku “[ ]”
.

Amxn artinya matriks A mempunyai baris

sebanyak m dan mempunyai kolom sebanyak n.

Setiap bilangan yang terdapat pada baris dan kolom

dinamakan anggota atau elemen matriks dan diberi

nama sesuai dengan nama baris dan nama kolom

serta dinotasikan dengan huruf kecil sesuai dengan

nama matriknya.

15.2

Ordo, Macam, Kesamaan dan Transpos Matriks

Ordo Matriks

Ordo suatu matriks adalah banyakna elemen-elemen suatu matriks atau perkalian antara

baris dan kolom.

Macam - macam matriks :

✓ Matriks nol

✓ Matriks bujur sangkar ( persegi)

✓ Matriks baris

✓ Matriks kolom

✓ Matriks diagonal

✓ Matriks identitas

15.3

Penjumlahan, Pengurangan dan Perkalian Matriks

Penjumlahan Matriks

Dua matriks A dan matriks B dapat dijumlahkan jika ordo matriks A sama dengan ordo
matriks B. Menjumlahkan matriks A dengan matriks B dilakukan dengan cara menjumlahkan

elemen-elemen matriks A dengan elemen-elemen matriks B yang bersesuaian letaknya. Apabila

matriks A dan matriks B ordonya berlaianan maka penjumlahan matriks itu tidak didefinisikan.

15.5 Persamaan Linier Dengan Matriks

Penyelesaian Persamaan Matriks

Penyelesaian persamaan matriks berbentuk A.X = B atau X.A = B, dengan A, B, dan X

adalah matriks-matriks berordo 2x2, dan matriks A adalah matriks nonsingular, sehingga matriks A

mempunyai invers (A-1

Anda mungkin juga menyukai